OPTIMASI JARINGAN UMTS UNTUK LAYANAN VOICE DAN DATA PADA WILAYAH TOL CILEUNYI-PASTEUR, KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

Evaluasi Performansi Jaringan UMTS di Kota Semarang menggunakan Metode Drive Test

PENANGANAN BLOCK CALL DAN DROP CALL PADA JARINGAN UMTS BERDASARKAN PENGUKURAN PARAMETER ACCESSIBILITY, COVERAGE AND QUALITY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS KUALITAS VOICE CALL PADA JARINGAN WCDMA DENGAN DRIVE TEST MENGGUNAKAN TEMS INVESTIGATION

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G

TUGAS AKHIR ANALISA OPTIMASI COVERAGE AREA NODE B CIANGSANA BOJONG DI TELKOMSEL

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

ANALISIS LAYANAN VOICE CALL DAN DATA PACKET PADA OPERATOR TELEPON SELULER DI WILAYAH BALI INNER CITY

Analisa Unjuk Kerja Jaringan Operator 3G(WCDMA-UMTS) Menggunakan Metode Drivetest

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMASI JARINGAN 3G UNTUK LAYANAN VOICE DAN DATA DI AREA RADIO DALAM JAKARTA SELATAN

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS-

OPTIMASI KUALITAS DAN AREA CAKUPAN JARINGAN 3G STUDI KASUS KLUSTER AREA TASIKMALAYA

OPTIMASI KUALITAS PENERIMAAN SINYAL DARI ANTENA NODE B PADA SISTEM UMTS 3G DENGAN PHYSICAL TUNING ABSTRAK

BAB III PERENCANAAN DAN SIMULASI

OPTIMASI JARINGAN 3G BERDASARKAN ANALISIS BAD SPOT DI AREA JAKARTA PUSAT 3G NETWORK OPTIMIZATION BASED ON BAD SPOT ANALYSIS IN CENTRAL JAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMASI JARINGAN 3G DI AREA BANDUNG BARAT BERDASARKAN DATA CUSTOMER COMPLAIN 3G

Analisis Benchmarking Jaringan 3G Operator HCPT dan XL di Area Jakarta

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

PERFORMASI AKSESBILITAS JARINGAN 3G (STUDI KASUS SITE CIREBON) PERFORMANCE ACCESIBILITY ON 3G NETWORK (CASE STUDY SITE CIREBON)

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

ANALISIS KUALITAS RF PADA JARINGAN SELULER 2G & 3G DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

OPTIMASI JARINGAN DAN INVESTIGASI SITE WCDMA 3G MENGGUNAKAN PROGRAM MAP INFO PROFFESIONAL 8.5 DAN TEMS DATA COLLECTION 8.1

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Universal Mobile Telecommunication System

Analisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi

Optimasi Jaringan Wideband Code Division Multiple Access Untuk Meningkatkan Throughput Internet

ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BERDASARKAN PARAMETER KEY PERFORMANCE INDIKATOR 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G. Dian Widi Astuti 1, Dyan Tri Utomo 2

LAPORAN KERJA PRAKTIK OPTIMASI ANTENA DAERAH WONOSARIUTARA UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH USER PT. TELEKOMUNIKASI SELULER YOGYAKARTA

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK DRIVE TEST BERBASIS ANDROID UNTUK ANALISIS KUALITAS VOICE CALL

Analisa Unjuk Kerja Layanan 3G di Surabaya

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK. i ABSTRACT.. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR GAMBAR...

ANALISIS AVAILABILITY DAN RSSI TERHADAP TINGGINYA DROP RATE DI JARINGAN 3G UMTS (STUDI KASUS PT.XL Axiata Jakarta)

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini dan bertambah ketat persaingan diantara operator telepon bergerak membuat

Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT.

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

ANALISIS OPTIMASI JARINGAN 3G WCDMA PADA RUTE PINTU TOL PASTEUR PARIS VAN JAVA

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia teknologi telekomunikasi dan informasi sejalan dengan kebutuhan akan kecepatan dan

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

ANALISA PENERAPAN TEKNOLOGI UMTS UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN KAPASITAS PADA JARINGAN 2G (GSM) STUDI KASUS DI PT. INDOSAT.

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN 3G UMTS/WCDMA OPERATOR XL DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRIVE TEST (STUDI KASUS UNIVERSITAS SYIAH KUALA)

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

ANALISA PERFORMANSI INTERNET BROADBAND LONG TERM EVOLUTION INNER CITY DAN RURAL DI KOTA PALEMBANG (STUDY KASUS : PT. TELKOMSEL)

ANALISIS KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) JARINGAN TELEKOMUNIKASI GSM PADA PT. HUTCHISON 3 INDONESIA (H3I) PONTIANAK

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

Drive Test and RF Optimization Overview. Alfin Hikmaturokhman.,ST.,MT

HALAMAN PERNYATAAN. : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Makalah Seminar Tugas akhir ANALISIS KUALITAS VOICE CALL PADA JARINGAN WCDMA MENGGUNAKAN TEMS INVESTIGATION

PERFORMASI AKSESBILITAS JARINGAN 3G (STUDI KASUS SITE CIREBON) PERFORMANCE ACCESIBILITY ON 3G NETWORK (CASE STUDY SITE CIREBON)

APLIKASI TEMS INVESTIGATION SEBAGAI TOOL UNTUK DRIVE TEST PADA SISTEM SELLULER DI PT.INDOSAT, TBK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Analisis Hasil Pengukuran di Area Sekitar UMY

BAB I PENDAHULUAN. global untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

Keyword : GSM,UMTS, MLSLOT Allocation blocking,capacity

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

ANALISIS PERBANDINGAN POWER TRANSMIT PADA JARINGAN 3G TERHADAP KUALITAS EC/NO DAN RECEIVED SIGNAL CODE POWER DALAM HUBUNGAN INTENSITAS TRAFIK

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN 3G (UMTS) MENGGUNAKAN METODE DRIVE TEST VOICE MODE

BAB I PENDAHULUAN I-1

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Optimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)

ANALISIS SISTEM PENGUKURAN & PERAWATAN JARINGAN 3G DENGAN METODE DRIVE TEST IDLE MODE & DATA MOBILE

Handbook Edisi Bahasa Indonesia

Estimasi Luas Coverage Area dan Jumlah Sel 3G pada Teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access)

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bluetooth. Pertemuan III

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI PADA SKENARIO IMPLEMENTASI 1 ST CARRIER TERHADAP 2 ND CARRIER UNTUK JARINGAN 3G

Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana* Dosen-Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti

Analisa Pengaruh Perubahan Tilt Antena Sektoral BTS Secara Electrical Dan Mechanical Site XL 3G Pakubuwono

PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.6.3 X2 Handover Network Simulator Modul Jaringan LTE Pada Network Simulator BAB IV RANCANGAN PENELITIAN

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN PADA SISTEM CDMA (STUDI KASUS TELKOM FLEXI MEDAN)

PENGUKURAN LANGSUNG (DRIVE TEST) JARINGAN 3G DENGAN METODE BENCHMARK DI AREA TEBET

Modul 6 Drive Test 4G LTE

Transkripsi:

OPTIMASI JARINGAN UMTS UNTUK LAYANAN VOICE DAN DATA PADA WILAYAH TOL CILEUNYI-PASTEUR, KOTA BANDUNG UMTS Network Performance Optimization For Voice and Data Service In Tol Cileunyi-Pasteur, Bandung City I Putu Deny Hermawan 1, Hasanah Putri 2, Dwi Andi Nurmantris 3 1,2,3 Prodi D3 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom 1 putudenyhermawan@gmail.com, 2 hasanahputri@telkomunivesity.ac.id, 3 Dnn@telkomuniversity.ac.id ABSTRAK Performansi jaringan selular Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) di suatu daerah, layanan voice dan data menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Karena dengan layanan voice dan data ini performansi jaringan selular dapat terlihat dari area cakupan yang dapat terlayani dengan baik. Pada kasus UMTS sering terjadi kasus drop call maupun block call yang disebabkan oleh kualitas jaringan yang buruk. Maka dari itu dibutuhkan suatu proses teknik optimisasi tentunya dengan memperhatikan nilai-nilai layanan voice dan data yang harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dalam proyek akhir ini studi kasus di daerah Tol Cileunyi-Pasteur kota Bandung dengan menitik beratkan pada masalah layanan voice dan data untuk jaringan 3G XL. Kemudian dilakukan kegiatan optimization dan drive test pada jaringan 3G XL layanan voice dan data. Kegiatan optimization merupakan sebuah tindakan untuk menganalisa masalah dan juga membuat sebuah analisa keputusan untuk memperbaiki masalah layanan voice dan data yang terjadi dari nilai-nilai parameter dari hasil data drive test. Kemudian kegiatan Drive Test merupakan sebuah tindakan collect data dari hasil pengukuran kualitas jaringan dengan menggunakan bantuan software TEMS Investigation 11.0.1 Data Collection. Nilai-nilai parameter yang harus terpenuhi pada KPI layanan voice yaitu, Received Signal Code Power (RSCP), Chip Energy Over Noice (Ec/No), Call Setup Success Ratio (CSSR), Call Dropped Ratio (CDR), Successful Call Ratio (SCR). Kemudian nilai-nilai parameter yang harus terpenuhi pada KPI Download yaitu PS Throughput. Dari nilai-nilai parameter diatas maka dapat dilakukan optimasi jaringan UMTS di daerah Tol Cileunyi-Pasteur. Kata Kunci : Drive Test, Optimization, UMTS, TEMS, KPI Parameter. ABSTRACT Cellular network performance Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) in an area, voice and data services becomes important to note. Because of the voice and data services is the mobile network performance can be seen from the area of coverage can be served well. In the case of UMTS frequent cases of drop calls and block calls caused by poor network quality. Therefore we need a process of optimization techniques course with regard values of voice and data services must comply with the established standards. In this final project case studies in areas Cileunyi Toll-Pasteur Bandung by focusing on the issue of voice and data services for 3G networks XL. Then do the optimization activities and drive test on XL 3G network voice and data services. Optimization activity is an action to analyze the problem and also make an analysis of the decision to fix the problem of voice and data services that occur from the values of the parameters of the data drive test results. Then activities Test Drive is an action collect data from network quality measurement results with the help of software TEMS Investigation 11.0.1 Data Collection. The values of the parameters that must be met in KPI voice services namely, Received Signal Code Power (RSCP), Chip Energy Over Noice (Ec / No), Call Setup Success Ratio (CSSR), Call Dropped Ratio (CDR), Successful Call Ratio ( SCR). Then the values of the parameters that must be met in KPI Download namely PS Throughput. Of the values of the parameters above, it can be done in the area of UMTS network optimization Cileunyi Toll-Pasteur. Keywords: Drive Test, Optimization, UMTS, TEMS, KPI parameters. 1. Pendahuluan Teknologi seluler di Indonesia tentunya sudah menjadi hal yang penting bagi masyarakat Indonesia baik di daerah pedesaan maupun di daerah perkotaan. Semakin meningkatnya jumlah pengguna teknologi seluler tentunya pihak operator dituntut untuk meningkatkan kualitas layanannya. Sehingga pengguna dapat menikmati layanan yang baik dan berkualitas. Untuk menghasilkan kualitas layanan seluler yang baik maka banyak aspek yang harus dipenuhi seperti menghitung dan menganalisa parameter-parameter yang akan ditinjau.

Proses-proses dalam menghasilkan jaringan yang berkualitas disuatu daerah tentunya dilalui dengan berbagai macam tahap, mulai dari perancangan sebuah jaringan seluler, sampai dengan tahap optimasi untuk meningkatkan performansi sebuah jaringan seluler. Tahap optimasi inilah yang menjadi bagian penting untuk menghasilkan sebuah jaringan seluler yang berkualitas. Proses ini diawali dengan mengambil data dari complain pelanggan dan dilihat dari status statistic performansi suatu jaringan seluler di suatu daerah lalu dilakukan kegiatan dimana dalam Proyek Akhir ini akan membahas bagaimana melakukan analisis dari pengumpulan data menggunakan metode drive test menggunakan TEMS Investigation 11.0.1 Data Collection dan untuk menampilkan hasil pengujian kualitas jaringan UMTS dari hasil drive test dengan menggunakan MapInfo 10.5. Drive test dilakukan untuk mengambil nilai KPI (Key Performance Indicator) dimana KPI merupakan parameter yang dapat menunjukkan kinerja sistem jaringan yang tidak bekerja dengan baik. KPI (Key Performance Indicator) merupakan suatu parameter yang dapat menunjukkan kinerja sistem jaringan yang digunakan untuk mendeteksi kinerja sistem jaringan yang tidak baik, setiap masing-masing penyedia jaringan telah memiliki KPI nya masing-masing. Adapun beberapa parameter atau bagian dari KPI yang dijadikan referensi untuk dapat melihat performansi dari jaringan 3G/UMTS pada layanan voice dan datanya adalah seperti pada layanan voice yaitu, Received Signal Code Power (RSCP), Chip Energy Over Noice (Ec/No), Call Setup Success Ratio (CSSR), Call Dropped Ratio (CDR), Successful Call Ratio (SCR). Kemudian nilai-nilai parameter yang harus terpenuhi pada KPI Data Download yaitu PS Throughput. 2. Dasar Teori 2.1 Konsep Dasar Sistem WCDMA Pada sistem generasi ketiga ini didesain untuk komunikasi multimedia dengan data rate dan kemampuan sistem komunikasi pada generasi ketiga bersifat fleksibel, yaitu dapatmeningkatkan kualitas gambar dan video yang baik, dan akses terhadap informasi serta layanan-layanan pada publik dan private network. Sistem ini merupakan evolusidari sistem CDMA. Infrastrukturnya mampu mendukung user dengan data rate tinggi, mendukung operasi yang bersifat asinkron, bandwidthnya secara keseluruhan 5 MHz dan didesain untuk dapat berdampingan dengan sistem GSM.Sehingga sistem ini didesain dengan karakteristik tertentu dengan parameter- parameter sebagai berikut: 1.WCDMA merupakan suatu system wideband Direct Sequence Code Division Multiple Access (DS- CDMA), dalam penjelasannya bit-bit informasiditebar pada sebuah wide bandwidth dengan cara perkalian antara data user dengan bit-bit quadsi-random (disebut chip-chip) yang berasal dari kodekode spreading CDMA. 2.Chip rate dengan nilai 3.84 Mbps memandu sinyal user pada sebuah carrier bandwidth yaitu kira-kira 5 MHz. Sistem DS CDMA biasanya yang dipakai sebelumnya dengan bandwidth sekitar 1 MHz, seperti pada IS-95,secara umum digunakan sebagai dasar narrowband pada system CDMA. Sudah menjadi sifat dari wide carrier bandwidth dari WCDMA mendukung high user data rate. 3.Sistem WCDMA mendukung variable data rates user yang cukup besar. Data rateuser dijaga konstan selama tiap 10, 20, 40 dan 80 ms frame tergantung kebutuhan QoSnya. Namun, kapasitas data diantara user-user dapat berubah dari frame to frame. 4.WCDMA mendukung operasi dua mode dasar:frequency Division Duplex (FDD) dan Time Division Duplex (TDD). Pada mode FDD, frekuensi-frekuensi carrier dipisah 5 MHz untuk penggunaan uplink dan downlink dengan alokasi frekuensi untuk uplink yaitu 1920-1980 MHz dan untuk downlink yaitu 2110-2170 MHz. sedangkan pada mode TDD hanya satu frekuensi 5 MHz dengan waktu yang dipakai bergantian (time-shared) antara uplink dan downlink. Dengan uplink sebagai koneksi dari mobile user ke arah base station, dan downlink sebagai koneksi dari base station ke arah mobile. Hal ini berdasarkan International Telecommunication Union (ITU) dengan standar IMT-2000. Jaringan 3G memungkinkan operator jaringan untuk menawarkan jangkauan yang lebih luas dari fasilitas tingkat lanjut ketika mencapai kapasitas jaringan yang lebih besar melalui peningkatan efisiensi penggunaan spectrum. Fasilitas tambahan juga meliputi transmisi data HSPA yang mampu untuk mengirim data dengan kecepatan sampai 14,4 Mbps untuk downlink dan 5,8 Mbps untuk uplink. ITU mendefinisikan 3G sebagai teknologi yang : a. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144 Kbps pada penggunaan yang bergerak dengan kecepatan 100 km/jam. b. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 Kbps pada pengguna yang berjalan kaki. c. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada pengguna diam (stasioner).2.2 GAS CO2 Selain diproduksi oleh gunung yang akan erupsi atau dalam status bahaya, Gas CO2 juga diproduksi oleh manusia dan tumbuhan (malam hari), sehingga untuk objek pengukuran pada objek wisata gunung tangkuban perahu difokuskan pada nilai ppm proporsional. Jika dibutuhkan informasi gas yang lebih spesifik, dapat di peroleh dari nilai proporsional sensor yang digunakan pada alat yang dibuat. 2.2 Arsitektur Jaringan 3G UMTS Teknologi telekomunikasi wireless generasi ketiga (3G) yaitu UMTS (Universal Mobile Telecommunication System). UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) merupakan suatu evolusi dari GSM, dimana interface radionya adalah WCDMA, serta mampu melayani transmisi data

dengan kecepatan yang lebih tinggi, kecepatan data yang berbeda untuk aplikasi-aplikasi dengan QoS yang berbeda. Arsitektur jaringan UMTS yang menggunakan WCDMA sebagai air interface dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan WCDMA Jaringan arsitektur UMTS digambarkan seperti gambar 2.1 dimana menggunakan air interface WCDMA dan merupakan evolusi atau perkembangan dari jaringan inti GSM, terdiri atas 3 daerah yang saling berinteraksi, yaitu Core Network (CN), UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTRAN), dan User Equipment (UE) atau Mobile Station (MS). 2.3 Pengenalan TEMS Test Mobile System (TEMS) Investigation 11.0.1 Tems adalah TEMS adalah kependekan dari Test Mobile System yang merupakan perangkat untuk men-setting dan maintenance jaringan selular. Perangkat TEMS ini merupakan keluaran Ericsson untuk drive test. Pada dasarnya terdiri dari ponsel TEMS mobile phone yang dikendalikan oleh perangkat lunak pada komputer. Salah satu fitur utama dari TEMS adalah menggunakan ponsel dengan bagian radio standar dan daya standar, yaitu suatu ponsel biasa dengan perangkat lunak yang diubah. Maka dari itu TEMS akan berperilaku sama seperti ponsel standar. Namun memiliki fitur tambahan sebagai pengumpul informasi tentang level sinyal dan kualitas sinyal dan banyak lagi yang dipancarkan oleh BTS. Didalam logfile terdapat 2 file yaitu: a. Statistic File dari hasil Drive test, logfile akan di convert oleh File and Information Conveting System (FICS) ke statistics file, yang diantaranya terdapat parameter untuk Handover, Signal Strength dan Quality Distribution. b. Geographical Information Mobile Surveys (GIMS) GIMS merupakan file yang digunakan untuk memaparkan graphical dari drive test. 2.4 Map Info Ada tiga jenis TEMS yang sesuai dengan tujuan penggunaannya, antara lain: a. TEMS Investigation TEMS ini digunakan untuk drive test di luar ruangan (outdoor). Mulai versi 4 sudah dapat digunakan untuk drive test dalam ruangan (indoor). Menggunakan Global Positioning System (GPS) sebagai alat navigasi dan plotting parameter pada rute drive test yang dilalui. b. TEMS Light Jenis TEMS Light ini digunakan untuk drive test di dalam ruangan (indoor). TEMS Light merupakan versi penyederhanaan dari TEMS Investigation dengan menghilangkan beberapa fitur, yang bertujuan mengurangi beban kerja dan konsumsi baterai komputer.hal tersebut dilakukan karena saat itu komputer portable/laptop masih mempunyai keterbatasan perangkat dan baterai. Data logfile yang dihasilkan TEMS Light sama lengkapnya dengan yang dihasilkan oleh TEMS Investigation.Plotting parameter dilakukan secara manual karena GPS tidak dapat menerima sinyal dari satelit. c. TEMS Automatic TEMS Automatic ini digunakan untuk drive test di luar ruangan (outdoor). TEMS Investigation dan TEMS Light hanya bisa mengukur sisi downlink saja yaitu dari arah BTS ke MS. Sedangkan untuk uplink yaitu dari arah MS ke BTS, TEMS Investigation dan Light tidak dapat mengukur karena alat pengukurnya hanya handphone.tems Automatic menggunakan sistem client-server untuk pengamatan uplink dan downlink.clientnya menggunakan Mobile Test Unit (MTU) yang bekerja secara otomatis saat dinyalakan. Hasil pengamatan di MTU dikirim lewat GPRS ke server.server akan menerima data dari MTU dan mengolahnya. MapInfo adalah software pengolah data spasial yang banyak digunakan dalam analisis Sistem Informasi Geografis, operator dapat membuat, menampilkan, serta mengadakan perubahan terhadap data spasial atau peta.mapinfo juga dapat menampilkan hasil export logfile dari TEMS yaitu tab file. File yang berekstensi. tab tersebut dapat ditampilkan untuk melihat hasil pengambilan data pada parameter tertentu. Selain itu untuk berfungsi untuk mem-plot hasil data di lapangan agar terlihat kualitas sinyal dan coverage jaringan. Cara melihat coverage sinyal, dapat dilakukan dengan metode drive test pada kondisi idle mode, dedicated mode, Idle Lock karena pada proses tersebut dapat terlihat seberapa jauh dan seberapa baik

BTS dapat meng-cover Mobile Station.Pada alat photo dioda disusun dengan rangkaian pull-up, Sehingga perubahan nilai berubah menjadi 1 Ketika photodioda tidak terkena cahaya inframerah. 2.5 Drive test Menggunakan Test Mobile System (TEMS) Drive test ialah proses pengukuran system komunikasi bergerak pada sisi gelombang radio diudara yaitu dari arah Node B ke UE atau sebaliknya, dengan menggunakan ponsel yang didesain secara khusus untuk pengukuran. Drive test bertujuan untuk mengukur kualitas sinyal secara real time sehingga dapat dianalisa kualitas sinyal tersebut untuk dapat diperbaiki segala masalah yang berhubungan dengan sinyal khususnya untuk teknologi selular. Informasi yang ditampilkan pada mode ini didapat dari perangkat TEMS secara langsung saat dilakukan drive test. 1. Perlengkapan Drive test Proses drive test membutuhkan peralatan-peralatan yang mendukung dalam pengamatan. Dalam modul ini drive test dilakukan menggunakan software TEMS dan adapun perlengkapan lengkapnya sebagai berikut: a. Laptop Laptop digunakan sebagai alat monitoring parameter hasil drive test secara visual. Laptop yang dilengkapi dengan software TEMS Investigation untuk mengambil dan mengolah data.spesifikasi Laptop untuk drive test harus memiliki memori RAM lebih dari 1GB. b. Perangkat Lunak TEMS Perangkat Lunak TEMS yang digunakan untuk drive test di luar ruangan adalah software TEMS Investigation c. Dongle HASP4 Dongle HASP4 adalah gabungan proteksi antara hardware key (dongle) dan software yang biasanya sudah terintegrasi dengan aplikasi. Software yang terintegrasi dengan TEMS Investigation secara periodik akan memeriksa apakah hardware key tersebut valid atau tidak, jika tidak valid software tidak akan berjalan sempurna. Tujuan dari dongle adalah menggantikan serialnumber dan hanya komputer yang terpasang dongle yang bias menggunakan aplikasi tersebut. d. Ponsel TEMS Ada berbagai jenis ponsel yang support pada TEMS investigation diantaranya adalah Sony Ericsson K800i, T610, dan W995i. Ponsel sebagai terminal untuk panggilan, upload dan download data maupun video call. Dan untuk mengamati kekuatan sinyal yang diterima oleh pelanggan. Selain itu perlu juga disiapkan sim card dari operator yang akan diamati. e. Kabel Data Kabel data untuk menghubungkan antara computer dan ponsel. Kabel data yang digunakan antara lain USB, Serial. f. Global Positioning System (GPS) Sebuah sistem yang dapat menunjukkan posisi benda di permukaan bumi secara cepat, di semua tempat, pada semua kondisi dan pada setiap waktu. GPS ini digunakan untuk tracking rute pengamatan sehingga akan diketahui posisi pengambilan data sepanjang pengamatan drive test. g. Aksesoris Perangkat yang mendukung dalam pengamatan menggunakan TEMS, seperti USB Hub, Inverter, dan Charger Ponsel. 3. Pembahasan 3.1 Diagram Alir Proses Optimasi Jaringan Pada proses pengerjaan optimasi performansi jaringan UMTS dilakukan dengan melalui 11 tahap. Pada setiap tahapan mempunyai keterangan sendiri-sendiri. Pada Gambar 3.1 memperlihatkan diagram alir dari proses optimasi performansi jaringan UMTS diarea Tol Cileunyi-Pasteur.

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Optimasi Jaringan UMTS 3.2 Pengambilan Data Drive Test Teknik Pengambilan data dilakukan pada tanggal 31 Mei 2015 di Area Tol Cileunyi-Pasteur, dilakukan pengambilan data level sinyal, pengambilan data kualitas sinyal untuk layanan panggilan suara dan pengambilan nilai kecepatan data download. Radio Parameter yang diamati meliputi : Received Signal Code Power (RSCP), Chip Energy Over Noice (Ec/No), Call Setup Success Ratio (CSSR), Call Dropped Ratio (CDR), Successful Call Ratio (SCR), PS Throughput. Penulis melakukan 5 kali pengambilan data berbeda yaitu mengambil data dengan keceptan kendaraan 60 Km Idle Mode voice, 60 Km Dedicated Mode voice, 80 Km Idle Mode voice, 80 Km Dedicated Mode voice, dan 80 Km Dedicated Mode Data. Terdapat dua macam mode yang digunakan dalam pengambilan data dengan metode drive test, yaitu : 1. Idle Mode Idle Mode adalah proses yang digunakan untuk pengambilan level sinyal pada sisi penerima, dalam mode ini MS dalam keadaan idle atau diam tidak melakukan aktivitas apapun. 2. Dedicated Mode Dedicated Mode bertujuan untuk mengambil data kualitas sinyal pada sisi penerima. MS melakukan aktivitas layanan yang akan diuji dalam hal ini MS melakukan layanan panggilan suara. 3.3 Hasil Optimasi 1. 60 Km Dedicated Mode voice Tabel 4.3 menujukkan jumlah event yang terjadi selama melakukan pengambilan data pada study kasus kecepatan drive test 60 km pada Dedicated Mode. Tabel 3.1 Event Counter pada pengambilan data 60 Km Dedicated Mode voice Event counter Total Blocked Call 1 Call Attempt 11 Call Setup 11 Call Established 11 Call End 8 Dropped Call 2 Tabel 3.2 Konfigurasi antenna yang mengcover daerah Blocked Call sebelum optimasi 1 2510544_CIWAST_3G 38 90 0 6 2 A929_MRGASENANG_3G 135 110 4 2 3 MC251CC37_KUJAN_3G 103 210 1 5 Tabel 3.3 Konfigurasi antenna yang mengcover daerah Blocked Call setelah optimasi 1 2510544_CIWAST_3G 38 90 0 4 2 A929_MRGASENANG_3G 135 110 3 2 3 MC251CC37_KUJAN_3G 103 210 1 4

Tabel 3.4 Konfigurasi antenna yang mengcover daerah Dropped Call 1 sebelum optimasi 1 251MC0533_TRBDG_3G 216 200 0 4 2 1965_KOPO_3G 420 330 3 1 3 A940_SAUYUNAN_3G 84 210 0 4 Tabel 3.5 Konfigurasi antenna yang mengcover daerah Dropped Call 1 setelah optimasi 1 251MC0533_TRBDG_3G 216 200 0 3 2 1965_KOPO_3G 420 330 3 2 3 A940_SAUYUNAN_3G 84 210 0 4 Tabel 3.6 Konfigurasi antenna yang mengcover daerah Dropped Call 2 1 2510337_BBKNLO_3G 346 330 0 2 2 2510481_PASPAS_3G 242 210 0 6 Tabel 3.7 Konfigurasi antenna yang mengcover daerah Dropped Call 2 setelah optimasi 1 2510337_BBKNLO_3G 346 330 3 2 2 2510481_PASPAS_3G 242 210 0 4 2. 80 Km Dedicated Mode voice Tabel 3.8 menujukkan jumlah event yang terjadi selama melakukan pengambilan data pada study kasus kecepatan drive test 80 km pada Dedicated Mode. Tabel 3.8 Event Counter pada pengambilan data 80 Km Dedicated Mode voice Event counter Total Blocked Call 1 Call Attempt 8 Call Setup 6 Call Established 6 Call End 4 Dropped Call 2 Tabel 3.9 Konfigurasi antenna yang mengcover daerah Dropped Call 1 sebelum optimasi 1 1964_MARGACINTA_3G 34 190 0 4 2 2510558_MGRBHT_3G 124 210 0 6 Tabel 3.10 Konfigurasi antenna yang mengcover daerah Dropped Call 1 setelah optimasi 1 1964_MARGACINTA_3G 34 190 4 4 2 2510558_MGRBHT_3G 124 210 0 4 Tabel 3.11 Konfigurasi antenna yang mengcover daerah Dropped Call 2 sebelum optimasi 1 251MC0533_TRBDG_3G 216 200 0 4 2 1965_KOPO_3G 412 210 3 1 3 A940_SAUYUNAN_3G 84 210 0 4

Tabel 3.12 Konfigurasi antenna yang mengcover daerah Dropped Call 2 setelah optimasi 1 251MC0533_TRBDG_3G 216 200 0 3 2 1965_KOPO_3G 412 330 3 2 3 A940_SAUYUNAN_3G 84 210 0 4 Tabel 3.13 Konfigurasi antenna yang mengcover daerah Blocked Call sebelum optimasi 1 2510596_KOMBEK_3G 366 210 0 4 Tabel 3.14 Konfigurasi antenna yang mengcover daerah Blocked Call setelah optimasi 1 2510596_KOMBEK_3G 366 210 3 2 Tabel 3.15 menunjukkan hasil perhitungan optimasi KPI untuk nilai RSCP study kasus download Tabel 3.15 Hasil Perhitungan KPI untuk nilai RSCP RSCP No.of Sample % -90 to 0 92202 86-100 to -90 13966 13-120 to -100 922 - Total sampel 107090 99 Tabel 3.16 menunjukkan hasil perhitungan optimasi KPI untuk nilai Ec/No study kasus download Tabel 3.16 Hasil Perhitungan KPI untuk nilai Ec/No Ec/No No.of Sample % -10 to 0 60754 57-15 to -10 37891 35-35 to -15 8445 - Total sampel 107090 92 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN 1. Melihat dari coverage dan quality, statistik tidak memenuhi standar KPI Operator XL, sehingga perlu dilakukan optimasi pada area tol Cileunyi Pasteur. 2. Pada Proyek Akhir ini membahas masalah yang telah dilakukan optimasi adalah Dropped call, Blocked call dan Low Througput. 3. Hasil rekomendasi yang disarankan pada optimasi adalah merubah power dan tilt. 4. Hasil rekomendasi yang disarankan telah dilakukan validasi berupa simulasi pada software atoll dan sudah terjadi perbaikan, terlihat masalah blocked call kondisi simulasi blocked call before pada coverage dan quality yang memiliki nilai sebelumnya yaitu coverage -81 dbm dan quality -12 dbm, setelah dilakukan optimasi yaitu pada coverage nilai berubah menjadi >= -80 dbm dan quality berubah menjadi >= -5 dbm. dropped call before pada coverage dan quality yang memiliki nilai sebelumnya yaitu coverage >= -110 dbm dan quality >= -25 dbm, setelah dilakukan optimasi yaitu pada coverage nilai berubah menjadi >= - 90 dbm dan quality berubah menjadi >= -5 dbm. download before pada coverage dan quality yang memiliki nilai sebelumnya yaitu coverage >= -100 dbm dan quality >= -15 dbm, setelah dilakukan optimasi yaitu pada coverage nilai berubah menjadi >= -90 dbm dan quality berubah menjadi >= -5 dbm. upload before pada coverage dan quality yang memiliki nilai sebelumnya yaitu coverage >= -100 dbm dan quality >= -15 dbm, setelah dilakukan optimasi yaitu pada coverage nilai berubah menjadi >= -90 dbm dan quality berubah menjadi >= -5 dbm. 4.2 SARAN Saran yang diberikan berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada proses optimasi proyek akhir ini adalah: 1. Perlu diadakannya proses optimasi langsung kelapangan untuk mengatasi masalah yang ada. 2. Pembahasan dapat dikembangkan dengan mengukur pada sisi sentral sampai dengan pengguna.

DAFTAR PUSTAKA [1] Wardhana, Lingga. 2011. 2G/3G RF Planning and Optimization for Consultant. Jakarta: Nulis Buku [2] Bannister, Jeffrey. Paul Mather. and Sebastian Coope. 2004. Convergence Technologies for 3G Networks IP, UMTS, EGPRS and ATM. England: John Wiley and Sons [3] Holma, Harri and Antti Toskala. 2004. WCDMA FOR UMTS Radio Access for Third GenerationMobile Communications. England: John Wiley and Sons [4] Smith, Clint and Daniel Collins. 2002. 3G Wireless Networks. England: The McGraw-Hill Companies [5] https://www.ieee.org/index.html (diakses pada tanggal 21 november 2014)