STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI DISTABILISASI PASIR DAN SEMEN ANWAR MUDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KUAT TEKAN BEBAS PADA PEBAMBAHAN MATOS TERHADAP STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN SEMEN. Anwar Muda

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

PEMANFAATAN LIMBAH PUPUK KIMIA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen)

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

terhadap tanah asli (lempung), tanah lempung distabilisasi kapur 4%, tanah lempung

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

2.2 Stabilisasi Menggunakan Bentonit Stabilisasi Menggunakan Kapur Padam 9

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V RESUME HASIL PENELITIAN

KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG BAYAT KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Daya Dukung Tanah Lempung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

PEMANFAATAN MILL SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA NAMBUHAN, PURWODADI, GROBOGAN

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN METODE KIMIAWI MENGGUNAKAN GARAM DAPUR (NaCl) (Studi Kasus Tanah Lempung Desa Majenang, Sukodono, Sragen)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI TERHADAP NILAI KUAT DUKUNG TANAH DI BAYAT KLATEN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

KONTRIBUSI PENAMBAHAN ZAT ADDITIVE (SEMEN) TERHADAP TANAH LOKAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR SEBAGAI LAPIS PONDASI ATAS BAMBANG RAHARMADI

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

BAB II LANDASAN TEORI

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium).

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik. Oleh:

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG SAWIT DAN KAPUR PADA INFRASTRUKTUR JALAN

PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRODUK TERAPAN PEMANFAATAN GARAM SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DI KALIMANTAN TENGAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM PADI DAN 4% KAPUR

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA STABILISASI TANAH LEMPUNG PALANGKA RAYA DENGAN MENGGUNAKAN GARAM DAPUR

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

STUDI DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG PLASTISITAS RENDAH YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN TX-300 SEBAGAI LAPISAN SUBGRADE

ANALISA PENGARUH KAPUR TERHADAP NILAI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) DI DONOMULYO KABUPATEN MALANG

Kata kunci: lempung ekspansif, perawatan, abu sekam padi, CBR, tingkat pengembangan (swelling).

PERBAIKAN PENGEMBANGAN TANAH MENGGUNAKAN ZAT ADDITIVE KAPUR DENGAN PEMODELAN ALAT KONSOLIDASI

STUDI KUAT TEKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN ABU GUNUNG MERAPI. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Aditya Nugraha 2)

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN TERHADAP KUAT GESER LEMPUNG SEBELUM dan SESUDAH PENJENUHAN

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH GARAM DAPUR (NaCl) TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh beratnya beban yang harus ditanggung oleh tanah berbutir halus.

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH PEMAKAIAN SEMEN DAN SERBUK BATA MERAH UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS PEMAKAIAN TANAH SUMENEP MADURA YANG MENGANDUNG GARAM SEBAGAI TIMBUNAN DAN TANAH DASAR

Transkripsi:

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Stabilisasi tanah adalah pencampuran tanah dengan bahan tertentu untuk memperbaiki sifatsifat teknis tanah agar memenuhi syarat teknis tertentu. Sifat-sifat teknis tanah seperti daya dukung (CBR) dan kuat tekan bebas (UCS) tanah lempung umumnya rendah. Seperti tanah lempung Bukit Rawi, permasalahan rendahnya CBR dan UCS disebabkan dominan butiran halus sehingga mudah dipengaruhi air. Pada kadar air sedang bersifat plastis dan kadar air lebih tinggi bersifat lunak. Untuk itu, akan dicoba tanah ini distabilisasi dengan pasir dan semen dan diharapkan mampu memperbaiki dan memenuhi syarat teknis. Prosedur penelitian dibagi 3 tahap yaitu penelitian awal untuk menentukan apakah tanah Bukit Rawi termasuk tanah berbutir halus (lempung). Pengujian awal meliputi analisa saringan. Setelah diketahui tanah berbutir halus, maka dilakukan penelitian tahap kedua yaitu menambah campuran 12 % pasir. Kemudian tahap akhir yaitu menambah campuran semen 2, 4, 6, 8 dan 10% terhadap berat isi kering tanah pasir kemudian diuji CBR dan UCS. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa stabilisasi tanah lempung dengan campuran 12% pasir dan 2% semen nilai CBR sebesar 4.80%. Kemudian, stabilisasi dengan campuran 4% semen nilai CBR sebesar 33%. dan 6% semen didapatkan nilai CBR sebesar 37%. Kemudian, campuran 8% semen didapatkan nilai CBR sebesar 52% dan 10% semen diperoleh nilai CBR sebesar 66%. Sehingga, stabilisasi tanah lempung bukit Rawi memenuhi syarat untuk Lapis Pondasi Jalan Raya karena nilai CBR 66%>CBR 20% (lapis pondasi bawah) dan nilai CBR 66%>CBR 60% (lapis pondasi atas). Kata Kunci : Stabilisasi, Tanah lempung, Pasir, Semen 20

PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam pengertian yang luas, yang dimaksud stabilisasi tanah adalah pencampuran tanah dengan bahan tertentu, guna memperbaiki sifat-sifat teknis tanah atau dapat pula, stabilisasi tanah adalah usaha untuk merubah atau memperbaiki sifat-sifat teknis tanah agar memenuhi syarat teknis tertentu. Sifat-sifat teknis tanah seperti daya dukung (CBR) maupun kuat tekan bebas (UCS) tanah lempung umumnya sangat rendah. Seperti halnya, tanah lempung Bukit Rawi memiliki daya dukung rendah dengan CBR hanya 3,20% (Nasrullah, 2010) Permasalahan rendahnya daya dukung (CBR) lempung Bukit Rawi disebabkan tanah ini didominasi butiran halus yaitu 79,80% lolos saringan No. 200 > 35% (AASHTO) dan 50% (USCS) sehingga mudah dipengaruhi oleh air kemudian mempunyai Indeks plastisitas (PI) 16,81% dengan penilaian umum sebagai tanah dasar sedang sampai buruk dan termasuk kelompok A-7-6 (AASHTO) dan lempung tak organik dalam kelompok CL-ML (USCS). Melihat berbagai permasalahan di atas, pada penelitian ini akan dilakukan peningkatan daya dukung distabilisasi semen dan pasir. Campuran pasir direncanakan 12, terhadap berat isi kering lempung. Kemudian, pembuatan campuran semen dengan lempung dan pasir yang sudah tercampur pada kondisi optimum. Campuran semen direncanakan 2, 4, 6, 8 dan 10% terhadap berat isi kering campuran lempung dan pasir. Penetapan nilai campuran semen didasarkan hasil penelitian Hatmoko (2000, 2007), bahwa semen optimum 2,5% - 15% menghasilkan nilai CBR yang cukup besar. Pada campuran tersebut dilakukan pengujian berat jenis, pemadatan standar, CBR rendaman dan dibandingkan dengan CBR lapis pondasi jalan raya Kajian Pustaka Yang Relevan Menurut Hardiyatmo (2010), bahwa kriteria kekuatan lapis perkerasan jalan pada stabilisasi tanah semen seperti pada Tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1 Kriteria kekuatan stabilisasi tanah semen Sumber : Hardiyatmo (2010) Hatmoko, (2000), melakukan penelitian stabilisasi tanah lempung ekspansif dengan menggunakan stabilisator pasir dan semen. Dalam penelitiannya mengangkat permasalahan kinerja bahan tambah pasir dan semen terhadap sifat fisik tanah lempung ekspansif. Penambahan pasir dimaksudkan untuk menurunkan indeks plastisitas tanah lempung. Pada penelitian ini, penambahan pasir 7,5% menunjukkan penurunan indeks plastisitas cukup besar. Kemudian pada komposisi campuran tersebut (kadar pasir 7,5%) dilakukan stabilisasi dengan semen berbagai prosentase. Pada penelitian ini, 21

digunakan prosentase semen 0, 2,5, 7,5, 10, 12,5 dan 15%. Hasil pengujian menunjukkan, kepadatan maksimal dan kadar air optimum di capai pada kadar semen 7,5%. Peningkatan nilai CBR dan penurunan nilai pengembangan terlihat cukup besar pada masa perendaman 14 hari. Kuat tekan bebas akan naik dengan naiknya kadar semen pada tanah tersebut. Moerdika (2002) dalam tesisnya berjudul Stabilisasi Tanah Laterit dari Lampung Untuk Digunakan Sebagai Bahan Lapis Pondasi Perkerasan Jalan menyatakan, menurut AASHTO dan USCS, tanah laterit dari Lampung diklasifikasikan sebagai A-7-5 dan CH. Nilai CBR rendaman 4 hari adalah 1,4%, UCS adalah 0,889 kg/cm 2, batas cair 63%, batas plastis 30,02% dan Indeks Plastisitas 32,98%. Kajian dilakukan pada lima kombinasi campuran tanah semen dengan kadar stabilisator 2, 4, 6, 8, dan 10% berat serta lima variasi waktu pemeraman yaitu 0, 7, 14, 21 dan 28 hari. Sifat kekuatan tanah semen dari uji UCS dan CBR memperlihatkan kenaikan yang berarti seiring dinaikkannya kadar semen. Pada stabilisasi semen, pemberian semen dengan kadar semen 6% memberikan lapis pondasi bawah yang memenuhi spesifikasi, dimana di dapat nilai UCS 7 hari pemeraman 14,396 kg/cm 2 (> 6 kg/cm 2 ) dan nilai CBR 3 hari pemeraman 4 hari perendaman 43,77% (>20%). Pemberian semen dengan kadar 10% memberikan lapis pondasi yang memenuhi spesifikasi, dimana didapat nilai UCS 7 hari pemeraman 22,107 kg/cm 2 (> 22 kg/cm 2 ) tetapi tidak memenuhi spesifikasi nilai CBR 3 hari pemeraman 4 hari perendaman 55,98% (< 80%). Suardi (2005), melakukan penelitian Kajian Kuat Tekan Bebas Tanah Lempung yang Distabilisasi dengan Aditive Semen dan Kapur, menyatakan, bahwa hasil uji mineral dan kimia tanah banyak mengandung mineral halloysite (41,94%) dan senyawa kimia SiO2 (55,3%) dan nilai aktivitas (A)=0,64, maka tanah lempung mempunyai tingkat swelling yang sangat rendah. Dari hasil platisitas, sifat plastisitas tanah menurun dengan diberikan bahan aditive semen, di mana PI tanah asli 29,62%, bila di campur dengan 15% semen PI menjadi 17,46%. Pengujian kuat tekan bebas, penggunaan semen untuk menstabilisasi tanah akan meningkatkan nilai qu seiring meningkatnya kadar semen yaitu masa perawatan 0 hari nilai qu tanah asli 1,504 kg/ cm 2, setelah distabilisasi dengan semen 15% nilau qu menjadi 1,93%. Kenaikan kekuatan akan meningkat tajam pada masa perawatan 7 hari nilau qu menjadi 3,88 kg/ cm 2, sedangkan masa perawatan 14 hari dengan kadar semen yang sama nilai qu menjadi 4,29 kg/cm 2. Arif (2006), melakukan penelitian Stabilisasi Tanah Liat Lunak dengan Garam dan Portland Cement (PC), menyatakan, praktis untuk tanah liat lunak asli tak dapat dilakukan karena benda uji tak bisa dibuat. Namun dengan penambahan garam dan semen kondisi tanah menjadi lebih baik sehingga benda uji bisa di buat. 22

Hasil pengujian menunjukkan pengaruh kadar garam terhadap nilai UCS masingmasing untuk curing 7, 14 dan 28 hari untuk kadar semen 16% pada curing 7 hari, UCS meningkat dengan naiknya kadar garam, tapi untuk curing 14 dan 28 hari justru menurun. Untuk kadar PC 13% nilai UCS berkurang dengan bertambahnya kadar garam pada curing 7, 14 dan 28 hari, disini jelas kuatnya pengaruh curing terhadap hubungan antara UCS dan kadar garam. Pengukuran CBR soaked dan unsoaked ditetapkan pada masing-masing penetrasi 0,1 dan 0,2. CBR soaked memberikan hasil lebih baik dibanding nilai CBR unsoaked. Ini disebabkan distribusi garam lebih merata akibat proses soaking. Peningkatan CBR terbasar terjadi pada komposisi 2% dan 16% PC, baik untuk CBR penetrasi 0,1 maupun penetrasi 0,2, nilai CBR penetrasi 0,1 lebih besar dari CBR penetrasi 0,2, mengindikasikan bahwa semakin jauh dari permukaan ketahanan terhadap penetrasi semakin kecil. Yuniarti dkk (2008), melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Nilai Daya Dukung Tanah Dasar Badan Jalan yang Distabilisasi Semen dan Abu Sekam Padi. Hasil pengujian kondisi tanah asli adalah kadar air awal sebesar 49,87% dan berat jenis 2,70%. Kemudian Indeks Plastisitas 84,10% lebih besar dari 17%, maka tanah memiliki plastisitas tinggi. Stabilisasi semen dan abu sekam padi telah menurunkan nilai Indeks Plastisitas (PI) tanah dari 84,10% menjadi 59,41% dan 50,18%. Penurunan nilai PI dapat mengurangi potensi pengembangan dan penyusutan tanah. Kemudian, dari pengujian pemadatan standar proctor diperoleh berat isi kering maksimum 1,165 gr/cm 3 menjadi 1,282 gr/cm 3 dan 1,232 gr/cm 3. Berdasarkan hasil pengujian nilai daya dukung tanah campuran tanah dengan semen diperoleh 20,83% (bawah) dan 21,83% (atas). Stabilisasi tanah dengan abu sekam padi menghasilkan nilai CBR rendaman 15,29% (atas) dan 17,83% (bawah). Dengan demikian, semakin tinggi daya dukung tanah dalam menahan beban. METODE PENELITIAN Penelitian dillakukan di laboratorium Mekanika Tanah Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Jl. RTA Milono Km 1,5 Palangka Raya. Metode penelitian ini mengacu pada diagram alir seperti pada Gambar 4.2 berikut: Gambar 4.2 Diagram Alir Penelitian 23

Nilai CBR (%) HASIL DAN PEMBAHASAN a. Karakteristik tanah asli Adapun karakteristik tanah asli Bukit Rawi dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Karakteristik tanah asli Bukit Rawi dan semen dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.1. Tabel 4.2 Karakteristik tanah lempung setelah distabilisasi dengan campuran pasir dan semen Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, menurut AASHTO (dalam Hardiyatmo, 2006) bahwa tanah ini termasuk klasifikasi lanau-lempung. Ini terlihat dari lolos saringan No. 200 lebih besar 35%, Dari uji berat jenis (Gs) didapat 2,645, ini menunjukkan bahwa tanah ini termasuk lempung organik karena Gs hasil uji 2,645 berada pada interval 2,58 2,65 (Hardiyatmo, 2006). Sedangkan dari kepadatan tanah diperoleh 1,415 gr/cm 3 pada kadar optimum 26,60%. Parameter kepadatan ini untuk membuat sampel untuk pengujian California Bearing Ratio (CBR). Kemudian pada uji CBR diperoleh 3,30%. Menurut Bina Marga (dalam Hardiyatmo, 2010), bahwa tanah ini termasuk CBR buruk untuk lapisan tanah dasar (subgrade). b. Karakteristik tanah asli setelah distabilisasi dengan campuran pasir dan semen Adapun karakteristik tanah Bukit Rawi setelah distabilisasi dengan campuran pasir Grafik CBR 70 60 50 40 30 20 Pasir 12% 10 0 0 2 4 6 8 10 Campuran Semen (%) Gambar 4.1 Grafik CBR campuran pasir dan semen Pada Tabel 4.2 atau Gambar 4.1 terlihat bahwa nilai CBR naik seiring bertambahnya campuran pasir dan semen. Kemudian pada saat stabilisasi tanah lempung dengan campuran 12% pasir dan 2% semen nilai CBR sebesar 4.80%. Kemudian, stabilisasi dengan campuran 4% semen nilai CBR sebesar 33%. dan 6% semen didapatkan nilai CBR sebesar 37%. Kemudian, campuran 8% semen didapatkan nilai CBR sebesar 52% dan 10% semen diperoleh nilai CBR sebesar 66%. Sehingga, stabilisasi tanah lempung bukit Rawi memenuhi syarat untuk Lapis Pondasi Jalan Raya karena nilai CBR 66% > CBR 20% 24

(lapis pondasi bawah) dan nilai CBR 66% > CBR 60% (lapis pondasi atas). Naiknya nilai CBR ini disebabkan bahwa penambahan semen menjadi media perekat bila bereaksi dengan air. Media perekat ini kemudian memadat dan membentuk massa yang keras sehingga lebih kuat menahan beban. Ini terbukti dari hasil penelitian Moerdika (2002) dan Yuniarti (2008) bahwa penambahan semen pada tanah lempung mampu meningkatkan nilai CBR. KESIMPULAN Berdasarakan hasil penelitian didapatkan sebagai berikut : 1. Stabilisasi tanah lempung Bukit Rawi dengan campuran pasir 12% dan semen 2%, nilai CBR sebesar 4.80%. Kemudian, stabilisasi dengan campuran semen 4%, nilai CBR sebesar 33%. dan semen 6% didapatkan nilai CBR sebesar 37%. Kemudian, campuran semen 8%, didapatkan nilai CBR sebesar 52% dan semen 10%, diperoleh nilai CBR sebesar 66%. 2. Sehingga, stabilisasi tanah lempung bukit Rawi dengan semen memenuhi syarat untuk Lapis Pondasi Bawah Jalan Raya karena nilai CBR 66% > CBR 20% (lapis pondasi bawah) dan tidak memenuhi syarat untuk Lapis Pondasi Atas Jalan Raya, karena nilai CBR 66% < CBR 80% (lapis pondasi atas). SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan sebagai berikut : 1. Stabilisasi tanah lempung Bukit Rawi dengan pasir 12% dan semen 10%, belum memenuhi syarat CBR Lapis Pondasi Atas Jalan Raya, sehingga perlu penelitian lanjutan dengan menambah prosentasi pasir, 16, 20 dan 24 %, diharapkan dapat memenuhi syarat CBR minimal 80% untuk Lapis Pondasi Atas Jalan Raya 2. Penelitian ini hanya sebatas nilai daya dukung dengan nilai CBR Lapis Perkerasan Jalan Raya, untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan melakukan uji terhadap kuat tekan bebas (UCS) tanah lempung dengan campuran yang sama yaitu pasir dan semen. DAFTAR PUSTAKA Bowles, J.E, 1993, Sifat-sifat fisik dan Geoteknis Tanah, Erlangga, Jakarta Craig, R.F, Mekanika Tanah, Erlangga, Jakarta Das, B.M, 1993, Mekanika Tanah (Prinsipprinsip Rekayasa Geoteknis), Erlangga, Jakarta Hardiyatmo, H.C (2006), Mekanika Tanah 1, Edisi Keempat, Gajah Mada University Press, Yogyakarta Hatmoko, (2000), Stabilisasi Tanah Lempung ekspansif dengan Menggunakan Stabilisator Pasir dan Semen (Jurnal Tenik Sipil, Volume 8, No.1, 2007) Universitas Atma Jaya, Jogjakarta Ingles, O.G, dan Metcalf, J.B, (1972), Soil stabilization Principle and Practice, 25

Butterworths Pty. Limited, Melbourne. Moerdika, O.V, (2002), Stabilisasi Tanah Laterit dari Lampung Untuk Digunakan Sebagai Bahan Lapis Pondasi Perkerasan, Institut Teknologi Bandung. Punmia, B.C (1973), Soil Mechanics and Foundation, Laxmi Publication (P), Ltd, New Delhi. Soedarmo, G.D dan Purnomo, J.D (1997), Mekanika Tanah 1, Kanisius, Jogjakarta Sujianto,A.T (2007), Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Dengan Garam Dapur (NaCl) (Jurnal Teknik Sipil Volume 8, No.1, 2007) Sukirman, S (1999), Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung Qunik W, 2006, Pengaruh Kadar Kapur, Waktu Perawatan dan Perendaman Terhadap Kuat Dukung Tanah Lempung, Dinamika Teknik Sipil, Volume 8, No.1, 2006, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Wesley, L.D, (1977), Mekanika Tanah, Cetakan ke VI, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta. 26