HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI DENGAN PARTISIPASI SUAMI TERHADAP KEHAMILAN DI BALAI PENGOBATAN SUMBER SEHAT MARGA ASIH KABUPATEN BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

Oleh: Komara Nur Ikhsan, SKM., M.Pd. Abstrak

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI SELAMA KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI PERSALINAN HARIYADI, KARTIKA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI BPS MUKSININ

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 3, Oktober 2009

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KELENGKAPAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

Jurnal Kesehatan Kartika 1

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007).

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

: Dukungan Keluarga, Tingkat Kecemasan, Ibu Hamil

Frekuensi Kunjungan ANC (Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB I PENDAHULUAN. maupun janin yang di kandung. Berbagai macam kelainan yang timbul membuat

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

TINGKAT KECEMASAN SUAMI SAAT ISTRI MENJALANI PERSALINAN NORMAL DI PONEK RSUD Dr. MOEWARDI

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGANSIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN USIA DINI DI DESA CIWARENG KECAMATAN BABAKAN CIKAO KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis gravidarum

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO JURNAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada awal kehamilan (trimester pertama), seperti berakhirnya

PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN MOTIVASI KELUARGA DALAM PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UJUNG BATU RIAU

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. Berdasarkan data UNICEF, WHO, UNFPA dan Bank Dunia tren angka

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN KALA I DI RUMAH BERSALIN KOTA UNGARAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN ORANG TUA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DENGAN KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI DESA SUKOMULYO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. akan tetapi, kehamilan merupakan sesuatu yang berharga karena wanita tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI DENGAN PARTISIPASI SUAMI TERHADAP KEHAMILAN DI BALAI PENGOBATAN SUMBER SEHAT MARGA ASIH KABUPATEN BANDUNG Yayat Suryati, Oyoh, Mega Rahayu Dwijayanti STIKES A. Yani Cimahi ABSTRAK Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik maupun psikologi sosial seorang wanita karena pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi dan janinnya. Kabupaten Bandung mempunyai jumlah penduduk sebanyak + 5 Juta Jiwa yang terbagi dalam 30 lebih kecamatan. Angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2009 terdapat sekitar 10% dan angka kematian bayi (AKB) sebanyak 36,02 %. Angka tersebut terutama AKB masih cukup tinggi.data partisipasi suami berupa peran aktif suami mengantarkan ibu memeriksakan kehamilan mencapai 42% dari jumlah ibu hamil yang memeriksakannya di klinik, balai pengobatan dan puskesmas di wilayah kabupaten Bandung.Sisanya ibu hamil memeriksakan kehamilannya sendiri atau dengan saudara. Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami terhadap kehamilan.jenis penelitian ini adalah metode deskriptif korelasi.menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 30 responden di Balai Pengobatan Sumber Sehat.Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik Quota sampling.pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisa data dilakukan dengan cara univariat dan bivariat (Chi square). Hasil penelitian diperoleh data Dari 30 responden terdapat 9 (81,8%) yang berpengetahuan kurang dan tidak aktif, sedangkan suami yang berpengetahuan baik dan aktif sebanyak 10 (71,4%). Ada terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan suami terhadap partisipasi terhadap kehamilan dengan p value = 0,013. Dari 30 responden terdapat sebanyak 14 (46,7%) hampir sebagian responden berpengetahuan baik. Dari 30 responden terdapat sebanyak 16 (53,3%) sebagian besar responden yang aktif dalam partisipasi terhadap kehamilan. Diharapkan pada Balai Pengobatan Sumber sehat Marga Asih kabupaten Bandung dapat memberikan pelayanan secara promotif dan preventif seperti penyuluhan pada suami tentang partisipasi terhadap kehamilan. Diharapkan bagi peneliti lain untuk menggunakan rancangan penelitian case control agar hubungan yang di teliti lebih kuat. Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Partisipasi suami, Kehamilan Kepustakaan : 31,1999-2010 A. PENDAHULUAN Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar, sedangkan hamil yaitu mengandung janin dalam rahim (Bobak, 2005). Periode antenatal adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik dan psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua. Pada periode ini terutama perempuan yang sehat akan mencari petunjuk dan perawatan secara teratur. Kunjungan antenatal biasanya dimulai segera setelah tidak mendapat haid (menstruasi), sehingga bisa diidentifikasi diagnosis dan perawatan terhadap kelainan yang mungkim muncul pada ibu hamil.kehamilan membutuhkan waktu 9 bulan kalender atau 40 minggu. Kehamilan dibagi menjadi 3 periode yaitu trimester I dari minggu ke-1 sampai 13, trimester II dari minggu ke -14 sampai 26, trimester III dari minggu ke-27 sampai 38-40 (akhir kehamilan) (Salmah, 2006). Jurnal Kesehatan Kartika 1

Selama kehamilan, ibu memerlukan adaptasi dengan berbagai perubahannya terutama pada ibu yang mengalami kehamilan pertama. Secara fisik ibu hamil akan merasa letih, lesu dan sebagainya. Sedangkan secara psikologis ibu hamil akan dibayangi dan dihantui rasa cemas serta takut akan hal-hal yang mungkin akan terjadi baik pada dirinya sendiri maupun pada bayinya. Hal-hal seperti itulah yang harus diketahui oleh sang ibu dan sang ayah. Secara umum, sang ibu akan merasakan rasa cemas akan hal-hal yang tidak dipahami karena mereka merasa tidak dapat mengendalikan tubuhnya dan kehidupan yang mereka jalani sedang berada dalam suatu proses yang tidak dapat berubah kembali. Emosi wanita yang sedang hamil juga sangatlah labil.ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan suasana hatinya kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami perubahan.ibu menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan. Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap dirinya sendiri dan suka berbagi pengalaman kepada orang lain (Varney, 2006). Kehamilan istri, disatu sisi bisa menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi seorang calon ayah, apalagi yang baru pertama mengalaminya. Kadang di sisi lain, kecemasan senantiasa menghantui pikiran seorang suami berkaitan dengan keadaan istri. Bagaimana mengantisipasi perasaan cemas dan kekhawatiran selama istri hamil. Sebagai calon ayah, perasaan itu tentu tak jauh beda dengan yang dialami istri sebagai calon ibu. Bahagia, cemas, bangga, bingung, bercampur menjadi satu.istri yang baru pertama hamil, sangat membutuhkan perhatian lebih dari suami. Biasanya calon ibu seringkali mengalami perubahan emosi yang sering membuatnya tidak merasa nyaman, hingga sedikit besar perhatian suami akan sangat berarti bagi istri. Menurut Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN,2001) partisipasi suami dalam kehamilan dapat ditunjukkan dengan: memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri., mendorong dan mengantar istri untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan minimal4 kali selama kehamilan, memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemia, menentukan tempat persalinan (fasilitas kesehatan) bersama istri sesuai dengan kemampuan dan kondisi masingmasing daerah, melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan sedini mungkin bila terjadi hal-hal yang menyangkut kesehatan selama kehamilan (perdarahan, eklampsi dan lain-lain), menyiapkan biaya persalinan. Menurut Lestariningsih (2008) keberhasilan istri dalam mencukupi kebutuhan nutrisi untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilan (Lestariningsih, 2008, Info Lengkap Agar Suami Lebih Berperan Dalam Kehamilan, 1, http://www.bibilung.wordpress.com, diperoleh tanggal 1 Februari 2010). Jika kurangnya peran serta maupun pengetahuan suami terhadap kehamilan ibu dapat menyebabkan bermacam-macam keadaan mulai dari kekurangan nutrisi terhadap ibu dan janin, bahkan sampai pada kematian. Kematian Ibu dan janin bisa terjadi dalam kehamilan, hal itu dikarenakan tidak segera mendapat pertolongan tenaga kesehatan jika terjadi sesuatu, karena umumnya keluarga ibu dan janin terutama suami tidak mengenali tanda-tanda komplikasi yang mengancam jiwa, lamban mengambil keputusan mencari pertolongan, sangat jauh untuk mendapatkan perawatan yang memadai atau sering disebut 3 terlambat. Ketidak tahuan bahaya itu hingga kini masih dialami oleh sebagian besar para suami.berdasarkan informasi diatas maka sangatlah penting peran suami dalam mengetahui dan ikut aktif menjaga ibu hamil agar tidak terjadi hal-hal terburuk seperti kematian ibu dan bayi (Jalilah, 2008). Tingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan di beberapa daerah dinilai masih kurang. Sebagai gambaran bahwa telah dilakukan penelitian oleh Nurul Hidayatun Jalilah di Puskesmas Pare, Kabupaten Tumenggung, Jawa Tengah menunjukkan tingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan Jurnal Kesehatan Kartika 2

hanya 12 responden dari 33 responden yang diteliti atau hanya 35%. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor kepercayaan dan kurangnya pendidikan (Jalilah, 2008). Di Jawa Barat AKI mencapai 38 per 1000 kelahiran dan AKB sebesar 226 per 100.000 kelahiran.faktor tingginya angka kematian bayi di Jawa Barat disebabkan minimnya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya kesehatan, terutama pengetahuan dalam menjaga serta memeriksakan kesehatan kandungannya ketika hamil.peran seperti ini tidak saja dilakukan oleh ibu tetapi keikutsertaan suami sebagai calon ayah sangatlah diperlukan (Tribun Jabar, 23 Januari 2010). Dari hasil studi pendahuluan di balai pengobatan Sumber Sehat pada tanggal 18 sampai 20 Maret 2010 terdapat 10 dari 20 ibu hamil yang diantar oleh suaminya. Hasil wawancara terhadap suami yang mengantar istrinya periksa kehamilan menunjukkan bahwa 7 orang suami tidak mengetahui gizi ibu hamil dan 8 orang suami tidak mengetahui apa yang harus diperhatikan terhadap ibu yang sedang hamil. Padahal partisipasi suami saat kehamilan sangatlah penting dan dapat membuat ketenangan jiwa ibu hamil. Selama kehamilan, ibu memerlukan adaptasi dengan berbagai perubahannya terutama pada ibu yang mengalami kehamilan pertama. B. METODOLOGI PENELITIAN Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Metode deskriptif korelasi adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utuama mengetahui gambaran atau deskipsi tentang suatu situasi dengan menghubungkan antara variabel, sedangkan Cross sectional dimana peneliti melakukan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2005). Variabel Independen Variabel Dependen Tingkat Pengetahuan suami terhadap kehamilan Partisipasi suami terhadap kehamilan Pendapatan Budaya = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti Gambar 3.1 Kerangka Konsep (Sumber : BKKBN, 2000) Jurnal Kesehatan Kartika 3

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang mengantarkan istrinya periksa di Balai Pengobatan Sumber Sehat Marga Asih Kabupaten Bandung dari periode tahun 2009-2010 pada bulan September 2009 Februari 2010 adalah 180 orang. Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik asidental sampling pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia (Notoatmodjo, 2005).Pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan lembar kuesioner kepada responden kemudian diberi penjelasan tentang petunjuk pengisian dalam memberikan jawaban pada lembar kuesioner yaitu identitas responden dan data khusus pada lembar kuesioner untuk mendapatkan data tentang tingkat pengetahuan suami tentang kehamilan dan partisipasi suami tentang kehamilan. Dalam analisis data penulis menggunakan analisa univariat untukmengetahui distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005).Dan analisabivariat analisa ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antar variabel yaitu variabel independen dan dependen.proses pengolahan data menggunakan uji statistic chi square (. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Univariat a. Gambaran responden tentang tingkat pengetahuan suami. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan suami di Balai Pengobatan Sumber Sehat Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Pengetahuan suami Frekuensi % Kurang Cukup Baik 11 5 14 36,7 16,7 46,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan hasil analisis tabel 1 didapatkan bahwa dari 30 responden terdapat sebanyak 14 (46,7%) responden berpengetahuan baik. Pengetahuan merupakan informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Irmayanti, 2007). Suami dengan berpengetahuan baik hal ini merupakan hal yang positif karena dengan pengetahuan suami dapat mengetahui cara menjaga pola makan ibu hamil, yang diperoleh dari buku-buku pengetahuan atau pengalaman orang lain dan Suami dapat memahami bagaimana menjaga pola makan ibu hamil karena pola makan ibu hamil sangat penting guna kelancaran asupan gizi bagi ibu dan janin jika tidak dijaga maka janin atau ibu akan terganggu kesehatannya. Dalam hal ini peran perawat pun tidak kalah pentingnya, perawat dituntut untuk lebih meningkatkan peran dan fungsinya terutama di dalam pelaksanaan peran perawat sebagai educator. Disni perawat harus mampu memberikan pendidikan kesehatan untuk pasangan suami istri (PUS) khususnya untuk suami, agar para suami senantiasa mengetahui apa saja yg dibutuhkan ibu dalam masa kehamilan. Jurnal Kesehatan Kartika 4

Tingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan di beberapa daerah dinilai masih kurang. Sebagai gambaran bahwa telah dilakukan penelitian oleh Nurul Hidayatun Jalilah di Puskesmas Pare, Kabupaten Tumenggung, Jawa Tengah menunjukkan tingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan hanya 12 responden dari 33 responden yang diteliti atau hanya 35%. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor kepercayaan dan kurangnya pendidikan (Jalilah, 2008). Diperkuat oleh Notoatmodjo (2005) dan Sarwono (2005) beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan diantaranya pengalaman, pendidikan, kepercayaan, umur, pekerjaan, dan sumber informasi. b. Gambaran responden tentang partisipasi suami. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Partisipasi Suami di Balai Pengobatan Sumber Sehat Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Partisipasi suami Frekuensi % Tidak aktif Aktif 14 16 46,7 53,3 Jumlah 30 100 Berdasarkan hasil analisis tabel 2 didapatkan bahwa dari 30 responden terdapat sebanyak 16 (53,3%) yang aktif dalam partisipasi terhadap kehamilan. Partisipasi adalah keikutsertaan suami dalam proses pengambilan keputusan dan menetapkan berbagai langkah yang di perlukan untuk melaksanakan keputusan yang sudah di ambil (http://www.partisipasi-suami-dalam-asuhankehamilan.com diperoleh pada tanggal 05 MARET 2010). Suami yang berpartisipasi aktif hal ini sangat positif karena Partisipasi suami saat kehamilan sangat penting dan dapat membantu ketenangan jiwa istri. Suami dapat membantu beberapa tugas istri sehingga,istri lebih banyak istirahat terutama menjelang persalinan. Suami dapat membelikan dan membacakan bacaan yang bermanfaat sesuai pandangannya, sehingga pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan janin makin baik.dalam situasi mengidam, mungkin istri memerlukan bantuan suami untuk mendapatkan makanan yang diinginkan.dengan demikian telah memberikan perhatian khusus pada janin dan ikut serta memelihara kejiwaan secara tidak langsung (Manuaba, 1999). Menurut Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN,2001) partisipasi suami dalam kehamilan dapat ditunjukkan dengan: memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri., mendorong dan mengantar istri untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan minimall 4 kali selama kehamilan, memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemia, menentukan tempat persalinan (fasilitas kesehatan) bersama istri sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing daerah, melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan sedini mungkin bila terjadi hal-hal yang menyangkut kesehatan selama kehamilan (perdarahan, eklampsi dan lain-lain), menyiapkan biaya persalinan. Jurnal Kesehatan Kartika 5

2. Analisa Bivariat Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan suami dengan partisipasi suami terhadap kehamilan. Tabel 3 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan suami dengan partisipasi suami terhadap kehamilan. Tingkat Pengetahuan suami Kurang Cukup Baik Partisipasi Total Tidak aktif aktif n % n % n % 9 1 4 81,8 20,0 28,6 2 4 10 18,2 80,0 71,4 11 5 14 100 100 100 Jumlah 14 46,7 16 53,3 30 100 Pvalue 0,013 Dari hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi terhadap kehamilan diperoleh sebanyak 9 (81,8%) bahwa hampir seluruh responden yang berpengetahuan kurang dan tidak aktif, sedangkan sebagian besar responden yang berpengetahuan baik dan aktif sebanyak 10 (71,4%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,013 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami terhadap kehamilan. Hasil penelitian diperoleh data Dari 30 responden terdapat 9 (81,8%) yang berpengetahuan kurang dan tidak aktif, sedangkan suami yang berpengetahuan baik dan aktif sebanyak 10 (71,4%). %). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,013 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami terhadap kehamilan. Hal tersebut diatas sesuai dengan yang dikemukakan oleh BKKBN (2009) bahwa semakin rendah tingkat pengetahuan suami maka akses informasi kesehatan ibu hamil akan berkurang sehingga partisipasi suami juga menjadi tidak aktif. Menurut BKKBN (2000) pengetahuan suami dipengaruhi banyak faktor antara lain pengalaman, pendidikan, kepercayaan, umur, pekerjaan dan sumber informasi sedangkan faktor yang mempengaruhi partisipasi suami dalam perlindungan kesehatan reproduksi ibu hamil adalah budaya, pedapatan, tingkat pendidikan. Adapun data yang mendukung hal tersebut antara lain 24% memperoleh sumber informasi berdasarkan pengalaman kehamilan istri sebelumnya, 36% memperoleh informasi dari petugas kesehatan. Suami yang berpengetahuan baik dan aktif, hal ini menunjukan hal yang positif karena suami sangat menyayangi istrinya sehingga dapat memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri.misalnya Mendorong dan mengantar istri untukmemeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan minimall 4 kali selama kehamilan, Memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemia, Suami juga dapat mengetahui cara menjaga pola makan ibu hamil, hal tersebut didapat dari buku-buku pengetahuan atau pengalaman orang lain.sertamenentukan tempat persalinan (fasilitas kesehatan) bersama istri sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing daerah.partisipasi suami sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan janin ibu (Manuaba, 1999). Jurnal Kesehatan Kartika 6

Hal serupa dikemukakan Lestariningsih (2008) keberhasilan istri dalam mencukupi kebutuhan nutrisi untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilan (Lestariningsih, 2008, Info Lengkap Agar Suami Lebih Berperan Dalam Kehamilan, 1, http://www.bibilung.wordpress.com, diperoleh tanggal 1 Februari 2010). Jika kurangnya peran serta maupun pengetahuan suami terhadap kehamilan ibu dapat menyebabkan bermacam-macam keadaan mulai dari kekurangan nutrisi terhadap ibu dan janin, bahkan sampai pada kematian. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan yang berhubungan partisipasi suami terhadap kehamilan di Balai pengobatan sumber sehat marga asih kabupaten bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Hampir sebagian responden berpengetahuan baik. b. Sebagian besar responden yang aktif dalam partisipasi terhadap kehamilan. c. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan suami dengan pertisipasi terhadap kehamilan. 2. Saran a. Diharapkan pada Balai Pengobatan Sumber sehat Marga Asih kabupaten Bandung dapat memberikan pelayanan secara promotif dan preventif seperti penyuluhan pada suami tentang partisipasi terhadap kehamilan. b. Diharapkan bagi peneliti lain untuk menggunakan rancangan penelitian case controlagar hubungan yang di teliti lebih kuat dan juga menambahkan variabel lain seperti pendidikan dan pendapatan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006).Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bobak, dkk.(2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Budiono, (2000).Kamus Bahasa Indonesia Baku.Surabaya: Penerbit Alumni Farrer, H. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Format referensi elektronik direkomendasikan oleh Suandi (2008) Angka Kematian Ibu Kabupaten Bandung Tertinggi di Asean. Tersedia di http://www.ssffmp.or.id/berita/ diperoleh pada tanggal 29 Januari 2010 Hidayat, A.A. (2007). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Litin, C.S. (2007). Mayo Clinic Family Health Book: Panduan Kesehatan Keluarga. Jakarta: PT Gramedia. Jurnal Kesehatan Kartika 7

(2005). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasinya.Jakarta: PT Rineka Cipta. Litin, C.S (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku.Jakarta: PT Rineka Cipta. Nurgiantoro, B. dkk.(2009). Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nursalam.(2003). Konsep Dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Rianto, A. (2009). Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Saifuddin, A.B. (2004). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jurnal Kesehatan Kartika 8