No. Pasal Kualifikasi Delik Unsur Tindak Pidana Sanksi Setiap orang. kehilangan hak Menyebabkan orang lain

dokumen-dokumen yang mirip
Tabulasi Ketentuan Pidana Pemilihan Umum Undang undang nomor 7 tahun 2017 ===

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN

UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924]

KETENTUAN PENYELESAIAN PELANGGARAN PIDANA PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

PEI{GADILAI{ TIIYGGI MEDAN JL. PENGADILANNO. l0 TELP: F-AX. :

BAB II BENTUK-BENTUK PERBUATAN YANG DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI TINDAK PIDANA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2003/93, TLN 4311]

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.61, 2008 KEPOLISIAN. PENYIDIKAN. Pemilu. Pelanggaran. Anggota DPD. DPRD. Tata Cara.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012

UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH [LN 2004/125, TLN 4437]

Daftar Isi Undang undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum

Kata Pengantar. Surabaya, 09 Mei Purnomo S. Pringgodigdo, SH., MH.

Muchamad Ali Safa at

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD. Komisi Pemilihan umum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

Menimbang : a. Mengingat : 1.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG TATA KERJA DAN PEMBENTUKAN PPLN dan KPPSLN

-2- BAB I KETENTUAN UMUM

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL WAKTU PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI GARUT TAHUN 2008

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

TAHAPAN PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2011 PUTARAN PERTAMA JADWAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NO PROGRAM/KEGIATAN JADUAL KETERANGAN. 9 Juni 2012 s/d 9 Juni Juni 2012 s/d 9 Juni Juni 2012 s/d 9 Juni 2013

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lampiran: Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi selatan Nomor : 01/Pilgub/Kpts-KPU-Prov-025/VI/2012 Tanggal : 19 Juni 2012

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA PENYELENGGARA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 10/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan.

PEMILIHAN UMUM TAHUN Agustus Februari PENYUSUNAN PERATURAN KPU 1 Agustus Januari 2019

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO NOMOR : 01/Kpts/Pilgub/KPU-Prov-027/2011

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

2012, No Mengingat membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum.

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik I. Umum II. Pasal Demi Pasal...

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN

-2- Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 02 Juli 2012; MEMUTUSKAN:

Kerja PPLN dan KPPSLN j. Seleksi dan penetapan Anggota KPU 1) KPU Provinsi 24 Des Des 2008 Kep. KPU

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 09 TAHUN 2008 TENTANG

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG

LAMPIRAN : 2. Pendaftaran Pemantau dan Pemantauan Agust 2012 s/d Mar 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- MEMUTUSKAN: satu...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI POLEWALI MANDAR

-2- MEMUTUSKAN: Pasal I...

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILIHAN UMUM

NO PROGRAM/KEGIATAN JADUAL KETERANGAN TAHAPAN PERSIAPAN 1. Penataan Organisasi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012

NO PROGRAM/KEGIATAN JADUAL KETERANGAN. 9 Juni 2012 s/d 9 Juni Juni Juni Juni 2013

NO PROGRAM/KEGIATAN JADUAL KETERANGAN TAHAPAN PERSIAPAN 1. Penataan Organisasi a. Penyusunan Tata Kerja KPU, KPU provinsi, dan KPU kabupaten/kota

2, No Pengelolaan data dan Informasi a. Penyusunan pedoman pengelolaan data dan informasi b. Penyusunan dan pengembangan aplikasi SI (Sistem In

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANGKA. NOMOR : 01/Kpts/KPU-KAB /2012 TENTANG

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADUAL PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA. NOMOR: 22/Kpts/KPU Prov-029/TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA

Transkripsi:

Lampiran 1 : Ketentuan Pidana Pemilu No. Pasal Kualifikasi Delik Unsur Tindak Pidana Sanksi 1 2 3 4 5 1. 261 Menyebabkan orang lain kehilangan hak Menyebabkan orang lain pilih kehilangan hak pilihnya 2. 262 Memberi keterangan tidak benar Memberikan keterangan tidak benar mengenai diri sendiri atau diri orang lain Tentang sesuatu hal yang diperlukan untuk pengisian daftar pemilih 3. 263 Menghalangi minimum 12 24 bulan, dan Rp. 12 juta, maksimum Rp. 24 juta minimum Rp. 3 Rp. 12 juta seseorang untuk Dengan kekerasan/ minimum 12 terdaftar sebagai ancaman kekerasan pemilih Menggunakan kekuasaan 36 bulan, dan yang ada padanya pada saat pendaftaran pemilih Rp. 12 Menghalang-halangi

4. 264 Tidak memperbaiki daftar pemilih sementara 5. 265 Tidak menindak lanjuti temuan Panwaslu seseorang untuk terdaftar sebagai pemilih dalam pemilu Petugas PPS/ PPN Tidak memperbaiki daftar pemilih sementara Setelah mendapat masukan dari masyarakat dan peserta Pemilu Setiap anggota KPU, KPU Propinsi, KPU Kabupaten/ Kota, PPK, PPS, PPLN Tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu. Panwaslu Propinsi, Panwaslu Kab/ Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Lapangan, Panwaslu Luar Negeri Dalam melakukan pemutakhiran data pemilih, penyusunan dan pengumuman DPS, Penetapan dan Pengumuman DPT dan Rekapitulasi DPT Rp. 36 juta maksimum 6 minimum Rp. 3 Rp. 6 juta maksimum 36 juta, Rp. 36 juta maksimum

6. 266 Melakukan perbuatan curang 7. 267 Membuat surat atau dokumen palsu, atau menggunakan surat/ dokumen palsu Merugikan WNI yang memiliki hak pilih Melakukan perbuatan curang untuk menyesatkan seseorang, atau dengan memaksa, atau dengan menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya Untuk memperoleh dukungan bagi pencalonan DPD dalam Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Membuat surat atau dokumen Dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang memakai, atau Sengaja menggunakan surat atau dokumen yang dipalsukan Untuk menjadikan bakal calon anggota DPR, Pidana penjara minimum 12 36 bulan, dan denda minimum Rp. 12 juta, maksimum Rp. 36 juta minimum 36 72 bulan, dan Rp. 36 juta, maksimum Rp. 72 juta

8. 268 Tidak menindaklanjuti temuan Panwaslu 9. 269 Tidak menindaklanjuti temuan Panwaslu DPD, DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten/ Kota, atau calon peserta Pemilu Pasal 63 dan Pasal 73 Setiap anggota KPU, KPU Propinsi, KPU Kab/ Kota Tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu, Panwaslu Propinsi dan Panwaslu Kab/ Kota, dalam melaksanakan verifikasi Parpol Calon Peserta Pemilu dalam Pasal 18 ayat (3) Setiap anggota KPU, KPU Propinsi, KPU Kab/ Kota Tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu, Panwaslu Propinsi dan Panwaslu Kab/ Kota, Dalam melaksanakan verifikasi Parpol, Calon Peserta Pemilu dan verifikasi kelengkapan Pidana penjara maksimum 36 juta, Rp. 36 juta Pidana maksimum penjara maksimum 36 juta, Rp. 36 juta maksimum

10. 270 Melakukan kampanye di luar jadwal waktu 11. 271 Melanggar larangan pelaksanaan kampanye 12. 272 Melanggar larangan kampanye administrasi bakal calon anggota DPR, DPD, DPRD Propinsi, DPRD Kab/ Kota sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 60 ayat (3) dan Pasal 70 ayat (3) Melakukan kampanye di luar jadwal waktu yang telah ditetapkan KPU, KPU Propinsi, KPU Kab/ Kota untuk masingmasing peserta Pemilu dalam Pasal 82 Melakukan larangan pelaksanaan kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 (1) huruf a, b, c, d, e, f, g, h atau huruf i. Setiap pelaksanaan kampanye Melanggar larangan minimum Rp. 3 Rp. 12 juta maksimum 24 Rp. 24 juta

mengikutsertakan pejabat tertentu 13. 273 Pejabat ikut serta sebagai pelaksana kampanye 14. 274 Pegawai Negeri Sipil sebagai pelaksanaan kampanye dalam Pasal 84 ayat (2). Setiap Ketua/ Wakil Ketua/ Ketua Muda/ Hakim Agung/ Hakim Konstitusi, Hakim-hakim pada semua badan peradilan. Ketua/ Wakil Ketua dan anggota BPK. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, Deputi Gubernur Bank Indonesia, serta Pejabat BUMN/ BUMD Melanggar larangan dalam Pasal 84 ayat (4) Setiap PNS, anggota TNI dan Polri, Kepala Desa dan Perangkat Desa dan anggota BPD Melanggar larangan dalam Pasal 84 ayat (3) dan ayat (5). minimum Rp. 30 Rp. 60 juta maksimum 24 minimum Rp. 25 Rp. 50 juta minimum Rp. 3 Rp. 12 juta

15. 275 Memberi uang/ materi lain kepada peserta kampanye 16. 276 Mengakibatkan terganggunya tahapan/ pelaksanaan kampanye Pelaksana kampanye Menjanjikan/ memberikan uang/ materi lain sebagai imbalan kepada peserta kampanye Secara langsung atau tidak langsung agar tidak menggunakan haknya untuk memilih peserta Pemilu tertentu, atau menggunakan haknya untuk memilih dengan cara tertentu. Sehingga surat suaranya tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87. Anggota KPU, KPU Propinsi, KPU Kab/ Kota, Sekjen KPU, Pegawai Sekjen KPU, Sekretaris KPU Propinsi/ Pegawai Sekretariat KPU Propinsi, Kab/ Kota, dan Pegawai Sekretariat KPU Kabupaten/ Kota. Terbukti melakukan maksimum 24 Rp. 24 juta. maksimum 24 Rp. 24 juta

tindak Pidana Pemilu dalam pelaksanaan kampanye Pemilu dalam Pasal 123 ayat (1). 17. 277 Memberi/ menerima dana kampanye melebihi batas yang ditentukan 18. 278 Menerima sumbangan kampanye dari pihak asing 19. 279 Mengacaukan jalannya kampanye Memberi/ menerima dana kampanye melebihi batas yang ditentukan dalam Pasal 131 ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal 133 ayat (1) dan ayat (2). Peserta Pemilu Terbukti menerima sumbangan dan atau bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 139 Sengaja Mengacaukan, menghalangi atau mengganggu jalannya kampanye Pemilu. maksimum 24 minimum Rp. 1 Milyar, maksimum Rp. 5 Milyar minimum 12 36 bulan, dan Rp. 12 juta, maksimum Rp. 36 juta maksimum 24

Rp. 24 juta 20. 280 ayat (1) Karena kelalaiannya mengakibatkan terganggunya tahapan Pemilu 21. 280 Sengaja ayat mengakibatkan (2) terganggunya tahapan Pemilu 22. 281 Sengaja/ lalai mengakibatkan terganggunya tahapan pemilu 23. 282 Memberi keterangan tidak benar dalam Pelaksana kampanye Karena kelalaiannya Mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu di tingkat desa/ kelurahan dalam Pasal 107. Pelaksana kampanye Mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu di tingkat desa/ kelurahan dalam Pasal 107. Setiap pelaksana, peserta, atau petugas kampanye Terbukti dengan sengaja atau lalai Mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu memberikan keterangan minimum Rp. 3 Rp. 12 juta maksimum 18 Rp. 18 juta. maksimum 24 Rp. 24 juta maksimum 24

laporan dana kampanye 24. 283 Mengumumkan hasil survey dalam masa tenang 25. 284 Menetapkan jumlah surat suara yang melebihi yang ditentukan. 26. 285 Sengaja mencetak surat suara melebihi jumlah yang ditetapkan. tidak benar dalam laporan dana kampanye dalam Pasal 134 dan Pasal 135 ayat (1) dan ayat (2). Mengumumkan hasil survey atau hasil jajak pendapat dalam masa tenang. Ketua KPU Menetapkan jumlah surat suara yang dicetak melebihi jumlah yang ditentukan sebagaimana dalam Pasal 145 ayat (2), (3), (4) Setiap perusahaan pencetak surat suara Mencetak surat suara melebihi jumlah yang ditetapkan KPU Rp. 24 juta minimum Rp. 3 Rp. 12 juta. minimum 12 24 bulan, dan Rp. 120 juta, maksimum Rp. 240 juta. minimum 24 48 bulan, dan Rp. 500 juta, maksimum Rp. 10

27. 286 Tidak menjaga kerahasiaan surat suara 28. 287 Sengaja memberi uang kepada pemilih 29. 288 Menghalangi seseorang menggunakan hak pilih. dalam Pasal 146 ayat (1). Setiap perusahaan pencetak surat suara Tidak menjaga kerahasiaan surat suara dalam Pasal 146 ayat (1) Saat pemungutan suara menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada pemilih Supaya tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih peserta Pemilu tertentu, atau menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehingga surat suaranya tidak sah. Menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan milyar. minimum 24 48 bulan, dan Rp. 500 juta, maksimum Rp. 10 milyar. minimum 12 36 bulan, dan Rp. 6 juta, maksimum Rp. 36 juta. maksimum 24

30. 289 Menyebabkan suara pemilik tidak bernilai 31. 290 Sengaja mengaku dirinya sebagai orang lain dan atau menghalangi seseorang yang akan melakukan haknya untuk memilih atau melaksanakan kegiatan yang menimbulkan ganguan atau ketertiban dan ketentraman pelaksanaan pemungutan suara. Melakukan perbuatan yang menyebabkan suara seorang pemilih menjadi tidak bernilai, atau menyebabkan peserta Pemilu tertentu mendapatkan tambahan suara, atau perolehan suara peserta Pemilu menjadi berkurang. Pada saat pemungutan suara mengaku dirinya sebagai orang lain. juta, Rp. 24 juta. Pidana maksimum penjara minimum 12 36 bulan, dan denda minimum Rp. 12 juta, maksimum Rp. 36 juta. Pidana penjara maksimum 18

32. 291 Memberi suara lebih dari satu kali 33. 292 Menggagalkan pemungutan suara. 34. 293 Tidak memberikan kesempatan kepada seorang pekerja untuk memberikan suaranya pada pemungutan suara. Pada waktu pemungutan suara memberikan suaranya lebih dari satu kali di satu TPS atau lebih. Menggagalkan pemungutan suara. Setiap majikan/ atasan Tidak memberikan kesempatan kepada seorang pekerja untuk memberikan suaranya pada pemungutan suara. Rp. 18 juta. maksimum 18 Rp. 18 juta. minimum 24 60 bulan, dan Rp. 24 juta, maksimum Rp. 60 juta. Rp. 12 juta. 35. 294 Merusak hasil Pidana penjara pemungutan suara. minimum 12 Merusak atau menghilangkan hasil 36 bulan, dan

36. 295 Tidak memberikan surat suara pengganti. 37. 296 Memberitahu pilihan pemilih kepada orang lain 38. 296 Tidak menetapkan ayat pemungutan suara pemungutan suara yang sudah disegel. Ketua dan anggota KPPS/ KPPSLN Tidak memberikan surat suara pengganti hanya satu kali kepada pemilih yang menerima surat suara rusak dan tidak mencatat surat suara yang rusak dalam berita acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 ayat (2) yang bertugas membantu pemilih Memberitahukan pilihan pemilih kepada orang lain, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156 ayat (2). Anggota KPU Kabupaten/ Kota Rp. 12 juta, maksimum Rp. 36 juta. minimum Rp. 3 Rp. 12 juta. minimum Rp. 3 Rp. 12 juta. maksimum 60

(1) ulang Tidak menetapkan pemungutan suara ulang di TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 220 ayat (2), sementara persyaratan dalam UU ini telah terpenuhi 39. 296 Tidak Ketua dan anggota KPPS ayat melaksanakan (2) pemungutan suara Tidak melakukan ulang. ketetapan KPU Kabupaten/ Kota untuk melaksanakan pemungutan suara ulang di TPS. 40. 297 Merusak atau Setia orang menghilangkan Karena kelalaiannya. berita acara Menyebabkan rusak atau pemungutan suara hilang Berita Acara Hasil Perhitungan suara dan/ atau sertifikat hasil penghitungan suara yang sudah disegel 41. 298 Mengubah berita acara hasil pemungutan suara Mengubah Berita Acara Hasil Perhitungan Suara dan/ atau sertifikat minimum Rp. 500 Rp. 1 milyar. minimum Rp. 3 Rp. 12 juta. minimum 12 bulan maksimum 60 bulan, dan Rp. 500 juta, maksimum Rp. 1 milyar, minimum 12 bulan, maksimum 60

42. 299 ayat (1) Karena kelalaiannya mengakibatkan berita acara hasil rekapitulasi hilang/ rusak. 43. 299 Dengan sengaja ayat mengakibatkan (2) berita acara hasil rekapitulasi hilang/ rusak 44. 300 Merusak sistem informasi penghitungan penghitungan suara minimum Rp. 500 Rp. 1 milyar. Anggota KPU, KPU Propinsi, KPU Kabupaten/ Kota dan PPK Karena kelalaiannya Mengakibatkan hilang atau berubahnya Berita Acara Hasil Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara dan atau sertifikat penghitungan suara. Anggota KPU, KPU Propinsi, KPU Kabupaten/ Kota dan PPK Mengakibatkan hilang atau berubahnya Berita Acara Hasil Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara dan atau sertifikat penghitungan suara. Merusak, menggangu, Rp. 12 juta. minimum 12 24 bulan, dan Rp. 12 juta, maksimum Rp. 24 juta. minimum 60 bulan,

suara. mendistorsi sistem informasi penghitungan suara hasil pemilu 45. 301 Sengaja tidak Ketua dan anggota membuat berita KPPS/ KPPSLN acara perolehan suara Tidak membuat dan menandatangani Berita Acara Perolehan Suara peserta Pemilu dan Calon anggota DPR, DPD, DPRD sebagaimana dalam Pasal 154 ayat (3). 46. 302 Tidak memberi Setiap KPPS/ KPPSLN salinan berita. acara pemungutan Tidak memberikan suara salinan satu eksemplar berita acara pemungutan dan penghitungan suara kepada saksi peserta pemilu, pengawas pemilu lapangan, PPS, dan PPK melalui PPS, dalam Pasal 180 ayat (2) dan ayat (3). 0 minimum Rp. 500 Rp. 1 milyar. minimum 12 24 bulan, dan Rp. 12 juta, maksimum Rp. 12 juta. minimum Rp. 3 Rp. 12 juta.

47. 303 Tidak mengamankan kotak suara 48. 304 Panwaslu tidak mengawasi penyerahan kotak suara Setiap KPPS/ KPPSLN Tidak menjaga, mengamankan keutuhan kotak suara,dan menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, berita acara pemungutan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara, kepada PPK melalui PPS atau kepada PPLN bagi KPPSLN pada hari yang sama sebagaimana dimakud dalam Pasal 180 ayat (4) dan ayat (5). Setiap Panwaslu lapangan dan Panwaslu Kecamatan Tidak mengawasi penyerahan kotak suara tersegel kepada PPK, dan Panwaslu Kecamatan tidak mengawasi penyerahan kotak suara bersegel kepada KPU Kabupaten/ Kota Pidana penjara maksimum 18 juta, Rp. 18 juta. Pidana maksimum penjara maksimum 24 juta, Rp. 24 juta. maksimum

49. 305 Tidak mengumumkan hasil penghitungan suara 50. 306 KPU tidak menetapkan hasil Pemilu 51. 307 Mengumumkan hasil penghitungan capat pada hari pemungutan suara 52. 308 Tidak memberitahukan hasil penghitungan bukan merupakan hasil resmi Pemilu dalam Pasal 180 ayat (6). Setiap PPS Tidak mengumumkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya dalam Pasal 181. Setiap anggota KPU Tidak menetapkan hasil Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/ Kota secara nasional dalam Pasal 199 ayat (2). atau lembaga yang melakukan penghitungan cepat Mengumumkan hasil penghitungan cepat pada hari/ tanggal pemungutan suara. atau lembaga Melakukan penghitungan cepat Tidak memberitahukan minimum Rp. 3 Rp. 12 juta minimum 24 60 bulan, dan Rp. 240 juta, maksimum Rp. 600 juta. maksimum 18 Rp. 18 juta. maksimum 18

53. 309 KPU tidak melaksanakan putusan pengadilan 54. 310 Panwaslu tidak menindaklanjuti temuan pelanggaran Pemilu oleh KPU hasil penghitungan cepat bukan merupakan hasil resmi Pemilu Ketua dan anggota KPU, KPU Propinsi, KPU Kabupaten/ Kota Tidak melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dalam Pasal 257 ayat (2). Ketua dan anggota: Bawaslu, Panwaslu Propinsi, Panwaslu Kabupaten/ Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Lapangan, Panwaslu LN. Tidak menindaklanjuti temuan dan/ atau laporan pelanggaran Pemilu yang dilakukan oleh anggota KPU, KPU Propinsi, KPU Kabupaten/ Kota, PPK, PPS/ PPLN, dan/ atau KPPS dalam setiap Rp. 18 juta. minimum 12 24 bulan, dan Rp. 12 juta, maksimum Rp. 24 juta. maksimum 36 minimum Rp. 3 Rp. 36 juta.

tahapan penyelenggaraan Pemilu 55. 311 Pemberatan Penyelenggara pemilu smelakukan pelanggaran pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 260, 261, 262, 265, 266, 269, 270, 278, 281, 286, 287, 288, 289, 290, 291, 293, 295, 297, 298, dan Pasal 300. Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan pidana yang ditetapkan dalam pasal-pasal tersebut.

Lampiran 2 : Tahapan penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD Tahun 2009 sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 09 Tahun 2008 tanggal 3 April 2008, pada pokoknya meliputi kegiatan sebagai berikut: No. Program/ Kegiatan Jadwal Ket 1 2 3 4 Tahapan Persiapan 1. Penataan organisasi 23-10-07 s.d. 29-03-08 2. Bimbingan teknis, sosialisasi dan 01-01-08 s.d. 31-12-08 koordinasi penyelenggaran Pemilu 3. Pengelolaan data dan Informasi Pemilu 01-01-08 s.d. 10-12-08 Tahapan Penyelenggaraan Pemilu 1. Pemutakhiran data pemilih dan 05-04-08 s.d. 20-10-08 menyusun daftar pemilih 2. Pendaftaran peserta Pemilu dan penetapan peserta Pemilu: a. Partai Politik b. Perseorangan/ DPD 05-04-08 s.d. 05-07-08 14-06-08 s.d. 27-10-08 3. Penetapan jumlah kursi dan daerah 01-05-08 s.d. 12-06-08 pemilihan 4. Pencalonan anggota DPR, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/ Kota: a. Pencalonan anggota DPR, DPRD 05-08-08 s.d. 03-10-08 Propinsi dan DPRD Kabupaten/ Kota b. Verifikasi kelengkapan bakal calon c. Penyusunan dan penetapan daftar 11-08-08 s.d. 03-09-08 09-10-08 s.d. 26-10-08 calon tetap

d. Pengumuman daftar calon tetap 27-10-2008 5. Masa Kampanye a. Persiapan kampanye 02-01-08 s.d. 28-02-09 b. Pelaksanaan kampanye - Melalui pertemuan terbatas, 08-07-08 s.d. 01-04-09 No. Program/ Kegiatan Jadual Ket tatap muka, media massa cetak dan elektronika, penyebaran bahan kampanye kepada umum - Melalui rapat umum 13-03-09 s.d. 01-04-09 6. Masa Tenang 02-04-09 s.d. 04-04-09 7. Pemungutan suara dan penghitungan suara: a. Pemungutan suara dan penghitungan 05-04-2009 suara oleh KPPS/ KPPSLN TPS/ TPSLN b. Penghitungan suara dari KPPS-PPK, 04-05-09 s.d. 05-05-09 KPU Kabupaten/ Kota, KPU Propinsi dan KPU 8. Penetapan hasil Pemilu: a. KPU Kabupaten/ Kota untuk anggota 15-04-2009 DPRD Kabupaten/ Kota b. KPU Propinsi untuk anggota DPRD 20-04-2009 Propinsi c. KPU untuk anggota DPR, DPD, 05-05-2009 DPRD Propinsi dan DPRD Kab/ Kota secara nasional 9. Penetapan perolehan kursi DPRD Kab/ 11-05-09 s.d. 16-05-09

Kota, DPRD Propinsi, DPR dan DPD 10. Penetapan dan pengumuman calon 13-05-09 s.d. 20-05-09 terpilih anggota DPRD Kab/ Kota, DPRD Propinsi, DPR dan DPD 11. Pemberitahuan kepada calon terpilih 15-05-09 s.d. 31-05-09 12. Pengucapan sumpah/ janji: a. DPRD Kabupaten/ Kota Juli 2009 b. DPRD Propinsi Agustus 2009 c. DPD dan DPR 1 Oktober 2009

Telah diuji pada Tanggal 23 Desember 2010