BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era-globalisasi saat ini kita dituntut untuk siap dalam bersaing dalam segala hal khusunya dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM BELAJAR GEOMETRI BERDASARKAN TEORI BELAJAR VAN HIELE

I. PENDAHULUAN. bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Melalui pendidikan, kualitas sumber daya. nasional. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 3 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi tingkat pendidikan di suatu Negara maka Negara tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Pasal 3.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Yusi Rosidah, 2013 PENGARUH METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAPA PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter manusia. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang tentang. dan negara. Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumberdaya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut adanya persaingan dan kompetisi yang membutuhkan sumber daya manusia berkualitas. Peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia mutlak diperlukan sehingga bangsa kita mampu berperan dalam persaingan global. Untuk itu, diperlukan usaha yang terencana dan terarah guna meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dapat dilakukan melalui pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2004: 7). Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dinilai cukup mempunyai peranan penting dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini dikarenakan pembelajaran matematika membentuk kemampuan bernalar, berpikir kritis, logis, sistematis, dan memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu masalah baik dalam bidang matematika maupun bidang lain (Rachmadi Widdiharto, 2004: 1). Menurut National Research Council (dalam Fadjar Shadiq, 2007: 3) matematika 1

2 adalah kunci ke arah peluang-peluang, artinya seorang siswa yang mampu mempelajari matematika akan membuka pintu karir yang cemerlang, dapat bersaing serta berkompetisi di bidang ekonomi dan teknologi. Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah yaitu agar siswa memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah (Sri Wardhani, 2008: 8). Berdasarkan tujuan tersebut, pemahaman konsep merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Pemahaman konsep akan memudahkan siswa dalam mempelajari matematika. Salah satu materi pelajaran matematika yang dipelajari di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah persamaan dan garis singgung lingkaran. Materi ini menggabungkan konsep geometri dan aljabar, sehingga agar diperoleh ketuntasan belajar yang baik diperlukan penguasaan dan pemahaman konsep yang baik pula sebagai bekal untuk menguasai kemampuan dasar matematika lain seperti penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah. Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika diperlukan suatu pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi tersebut. Pemilihan model tersebut bertujuan agar proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep dan menarik perhatian siswa. Selain itu, model pembelajaran yang tepat akan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Guru dapat mengurangi

3 kecenderungan untuk mendominasi aktivitas belajar mengajar, sehingga pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tetapi pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa mengutamakan aktivitas belajar siswa. Guru hanya berperan untuk memfasilitasi, membimbing dan mengevaluasi. Jenis aktivitas belajar bermacam-macam seperti visual, lisan, mendengarkan dan lain-lain. Disisi lain, pembelajaran matematika di sekolah pada umumnya masih menggunakan metode ceramah yang menuntut siswa untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal. Kegiatan pembelajaran masih bersifat teacher oriented, yaitu adanya dominasi guru pada aktivitas belajar mengajar. Selain itu, kecenderungan siswa menghafal rumus dan prosedur-prosedur penyelesaian menyebabkan kemampuan siswa menyelesaikan soal pemecahan masalah yang membutuhkan pemahaman konsep menjadi rendah. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti hal senada juga masih terjadi di kelas XI IPA SMA Immersion. Guru mata pelajaran matematika juga mengemukakan bahwa metode yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah ceramah. Metode diskusi juga kadangkala digunakan, tetapi hanya terbatas pada diskusi untuk menyelesaikan soal. Adanya dominasi guru menyebabkan masih rendahnya aktivitas dan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung melakukan aktivitasaktivitas yang tidak relevan pada kegiatan pembelajaran seperti ramai dan asyik mengobrol dengan teman. Siswa juga banyak yang mengantuk dan

4 tidak konsentrasi. Hal ini karena siswa mengalami kejenuhan dengan rutinitas pembelajaran yang didominasi dengan aktivitas mendengarkan dan mencatat. Keberhasilan kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari pemahaman, penguasaan materi dan hasil belajar. Namun, berdasarkan keterangan guru mata pelajaran matematika hasil belajar yang dicapai siswa masih rendah dan yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masih sekitar 50%. Faktor yang menjadi penyebabnya adalah rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap materi yang dipelajari dan kecenderungan siswa menghafal rumus ataupun prosedur penyelesaian soal. Hal ini terlihat saat siswa sulit membedakan antara konsep suatu materi dengan materi lainnya. Siswa terbiasa mencatat dan menghafal suatu konsep tanpa mengetahui bagaimana konsep tersebut terbentuk. Konsep-konsep tersebut sudah dalam bentuk persamaan matematika yang diterapkan pada suatu kasus khusus sehingga saat siswa mengerjakan soal-soal yang membutuhkan pemahaman konsep mereka mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya. Pada materi persamaan dan garis singgung lingkaran terdapat berbagai rumus untuk menentukan persamaan lingkaran, persamaan garis singgung lingkaran, maupun rumus-rumus lain yang kesemuanya berkaitan dengan materi tersebut. Dengan adanya kecenderungan siswa untuk menghafal, dikhawatirkan siswa juga akan menghafalkan rumus-rumus pada materi persamaan dan garis singgung lingkaran tanpa pemahaman dan penguasaan konsep yang baik. Selain itu, jika siswa hanya hafal rumus tanpa pemahaman

5 yang baik, maka siswa juga akan mengalami kesulitan mengaplikasikan rumus dalam menyelesaikan masalah. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu model yang dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar dan pemahamaan konsep matematika pada materi persamaan dan garis singgung lingkaran. Model pembelajaran penemuan terbimbing menempatkan guru sebagai fasilitator. Dalam model ini, siswa didorong untuk berfikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan konsep atau rumus matematika berdasarkan data atau bahan yang disediakan oleh guru. Turnamen belajar merupakan penyederhanaan dari Teams Game Tournament (TGT). Turnamen belajar ditujukan untuk mengatasi ketidaktertarikan atau kejenuhan siswa dalam pembelajaran matematika dan menekankan penuntasan penguasaan materi melalui belajar kelompok (kooperatif). Model penemuan terbimbing setting turnamen belajar adalah perpaduan antara model pembelajaran penemuan terbimbing dengan turnamen belajar. Model penemuan terbimbing dilaksanakan dengan ber-setting atau berlatar pada langkah-langkah pembelajaran turnamen belajar. Perpaduan antara penemuan terbimbing dan turnamen belajar menjadi suatu bentuk kegiatan pembelajaran yang fokus pada aktivitas belajar siswa yang terdiri dari proses belajar guna menemukan konsep suatu materi dengan bimbingan guru dan turnamen. Perpaduan ini memberikan alternatif untuk mengatasi

6 permasalahan dalam pembelajaran guna meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman konsep matematika siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Penemuan Terbimbing Setting Turnamen Belajar untuk Siswa Kelas XI IPA SMA Immersion Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Peran dan aktivitas belajar siswa masih rendah karena pembelajaran masih bersifat teacher oriented yang aktivitas belajar mengajarnya didominasi oleh guru. 2. Siswa mengalami kejenuhan dengan rutinitas pembelajaran yang didominasi dengan aktivitas mendengarkan dan mencatat. Hal ini ditandai dengan adanya siswa yang mengantuk, mengobrol dengan teman atau melakukan aktivitas-aktivitas lain yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran. 3. Hasil belajar siswa masih rendah yang disebabkan kurangnya pemahaman konsep dari materi yang dipelajari. 4. Adanya kecenderungan siswa yang hanya mencatat dan menghafal rumus matematika tanpa pemahaman konsep yang baik.

7 5. Persamaan dan garis singgung lingkaran merupakan materi yang menggabungkan konsep geometri dan aljabar sehingga diperlukan pemahaman konsep yang baik. C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, masalah dibatasi pada penerapan pembelajaran matematika melalui model penemuan terbimbing setting turnamen belajar sebagai upaya meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI IPA SMA Immersion pada materi persamaan dan garis singgung lingkaran. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI IPA SMA Immersion melalui model penemuan terbimbing setting turnamen belajar? 2. Bagaimana upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika melalui model penemuan terbimbing setting turnamen belajar di kelas XI IPA SMA Immersion?

8 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI IPA SMA Immersion melalui model penemuan terbimbing setting turnamen belajar. 2. Untuk mengetahui upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika melalui model penemuan terbimbing setting turnamen belajar di kelas XI IPA SMA Immersion. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa Dengan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing setting turnamen belajar diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman konsep matematika siswa. 2. Bagi guru Dengan penerapan model penemuan terbimbing setting turnamen belajar diharapkan dapat: a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran matematika di kelas, sehingga materi pelajaran matematika yang awalnya dianggap sulit dapat lebih mudah dipahami siswa.

9 b. Sebagai bahan pertimbangan dalam pembelajaran di kelas, agar dapat menciptakan suasana belajar matematika yang aktif, menyenangkan serta bermakna bagi siswa. 3. Bagi sekolah Model penemuan terbimbing setting turnamen belajar diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya matematika. G. Definisi Operasional 1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan visual, lisan, mendengarkan, menulis, menggambar, motorik, mental dan emosional untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, efektif dan optimal. 2. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep pada penelitian ini adalah kemampuan dalam memahami konsep matematika pada materi persamaan dan garis singgung lingkaran yang ditunjukkan siswa dengan kemampuan memahami pengertian, ciri khusus, hakikat dan inti dari materi serta mampu menyelesaikan masalah berdasarkan indikator pemahaman konsep. 3. Penemuan Terbimbing Penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang mendorong siswa untuk berfikir, mencari, meneliti, menganalisis dan menarik kesimpulan

10 secara sistematis, kritis dan logis dengan tujuan untuk menemukan sendiri pengetahuan, sikap, wawasan dan keterampilan dengan petunjuk dan bimbingan dari guru. Pada penelitian ini model penemuan terbimbing dilaksanakan dengan media Lembar kegiatan Siswa (LKS). 4. Turnamen Belajar Turnamen belajar merupakan penyederhanaan dari Teams Games Tournament (TGT) yaitu penggabungan kelompok belajar dan kompetisi tim yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran berupa fakta, konsep, dan keterampilan.