STUDI TEKNIK DISMANTLING INSTALASI PEMIPAAN REAKTOR TRIGA MARK II BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

ANALISA KEKUATAN FLANGE PADA SISTEM PEMIPAAN PRIMER REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG

ANALISIS KINEMATIKA DAN DINAMIKA DISMANTLING KOMPONEN INTERNAL REAKTOR TRIGA MARK II. Suwardiyono. Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan

INTEGRASI UNTAI UJI BETA (UUB) DENGAN BAGIAN UJI HeaTING-01 PADA BAGIAN MEKANIK

MODEL REAKTOR PEMBIAK CEPAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

KOMPONEN PEKERJAAN PIPA GIP PIPA PPR PN-20 POMPA TRANSFER FILTER TANGKI AIR ATAS BOOSTER PUMP GATE VALVE QM FITTING ELBOW FITTING DRAT KRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN KONTAINER LIMBAH REFLEKTOR PADA PROGRAM DEKOMISIONING REAKTOR RISET TRIGA MARK II BANDUNG

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

PEMELIHARAAN SISTEM PENDINGIN PRIMER JE 01 DI REAKTOR GA. SIWABESSY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PER BAlKAN SISTEM PENANGKAP BOLA SPONGE PEMBERSIH MEKANIK PENUKAR PANAS RSG-GAS PAH 01 AT 01

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

MODIFIKASI PEMIPAAN SISTEM PEMBUANGAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH (KPK01)

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI

PEMANAS AIR SURYA Pembuatan, Instalasi dan Pengujian Lapangan

PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN BENGKEL IPLR. Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PEMANTAUAN KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI ALAT POTONG ACCUTOM DI LABORATORIUM KENDALI KUALITAS HR-22 IEBE PTBN

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

PEMASANGAN SISTEM MONITOR PADA SISTEM BANTU REAKTOR KARTINI

Badan Tenaga Nuklir Nasional 2012

STUDI DEKOMISIONING INSTALASI EVAPORATOR PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

PRINSIP DASAR KESELAMATAN NUKLIR (I)

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

BAB III DESAIN DAN FABRIKASI

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

SISTIM KONTROL TERPADU UNTUK SIMULASI DEKOMMISSIONING REAKTOR TRIGA MARK BANDUNG

DISAIN KONSEPSUAL PROGRAM MANAGEMEN DEKOMISIONING REAKTOR RISET

PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DEKONTAMINASI MESIN BUSUR LISTRIK CENTORR FURNACES DI HR-16 IEBE PTBN

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN

PENGUJIAN KEANDALAN PEMBANGKIT UAP

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU

PROBLEM PENGUKURAN TEMPERATUR DALAM FLUIDA MENGALIR (*)

PENGELOLAAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT PAPARAN TINGGI TIDAK DAPAT BAKAR DI INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM)

EVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN BENGKEL IPLR

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

PEMANTAUAN TINGKAT KEBISINGAN DAERAH KERJA UNTUK MENUNJANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PTLR-BATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR

RENCANA PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI FASILITAS HOTCELL IRM DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

M-System & Proses Instalasi PT. DUTA SARANA PERKASA

UNIVERSITAS GADJAH MADA PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN DAN REALISASI SENSOR SUHU DAN PENDINGIN LAPTOP MENGGUNAKAN SISTEM PENDINGIN AIR PADA PC

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MEMBUAT KUDA-KUDA DENGAN SAMBUNGAN BAUT NO REVISI TANGGAL HALAMAN JST/TSP/ dari 7

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS

TRANSFER MATERIAL RADIOAKTIF DI HOTCELL 101 IRM VIA KH-IPSB3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

DISTRIBUSI TEMPERATUR SAAT PEMANASAN DAN PENDINGINAN PER- MUKAAN SEMI-SPHERE HeaTING-03 BERDASARKAN TEMPERATUR AWAL

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK

PERANCANGAN KONDENSOR KOMPAK PADA UNTAI UJI BETA ABSTRAK

PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENERAPAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA SISTEM PENUKAR PANAS SEKUNDER REAKTOR TRIGA MARK Yudhi Zulkani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2. Tempat pembuatan spesimen : kampus Universitas Muhammadiyah. 3. Waktu pelaksanaan : 7 Februari 17 Mei 2017

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Agung Nugroho, dkk. KARTINII PROSIDING SEMINAR. ABSTRAK. penggantian ABSTRACTT. been done. to enhance. Revitalization.

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA NUKLIR

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

PENGENDALIAN DAERAH KERJA PAPARAN RADIASI GAMMA DI RSG GAS

TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS

Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S

RANCANG BANGUN MESIN PENGGORENG OTOMATIS KAPASITAS 20 LITER

OPERASI SISTEM LAUNDRY PADA PROSES MESIN CUCI (WASHING MACHINE) Atam Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

Transkripsi:

STUDI TEKNIK DISMANTLING INSTALASI PEMIPAAN REAKTOR TRIGA MARK II BANDUNG Maryudi, Ir.Budi Kaliwanto, Ade Suherman Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK STUDI TEKNIK DISMANTLING INSTALASI PEMIPAAN REAKTOR TRIGA MARK II BANDUNG. Telah dipelajari teknik pelaksanaan dismantling pada saat peningkatan daya di Reakto,: Triga Mark Bandung. Studi didasarkan pada penelitian pustaka dan survey lapangan yang pada akhirnya diketahui bahwa teknik dismantling yang digunakan adalah dengan teknikteknik konvensional. Hallni didasarkan beberapa pertimbangan, disamping efisiensi biaya dan waktu, teknik konvensional banyak dipilih juga karena kontaminasi pada instalasi pemipaan primer maupun sekunder sangat rendah. Kecuali pipa saluran diffuser yang masuk kedalam kolam reactor, dismantlingnya menggunakan cara yang lebih presisi mengingat paparan radiasinya cukup tinggi. ABSTRACT THE STUDY ON DISMANTLING TECHNIQUE OF THE TRIGA MARK If BANDUNG REACTOR PIPING INSTALLATION. It has been studied on the dismantling work technique when the power of TRIGA MARK II Bandung increased. This study is based on literature study and area survey which is finally known that the dismantling technique used is conventional techniques. Based on several reasons such as cost and time efficiency, conventional technique is choosed due to the low of contamination on primary and secondary piping installation. Exception for the diffuser channel that leads to reactor pond, dismantling uses more precision technique due the relatively high radiation exposure. PENDAHULUAN Studi Teknik Dismantling Instalasi Pemipaan Reaktor Triga Mark Bandung Sistem Mekanik, dilakukan untuk lebih mendalami Teknologi Dismantling fasilitas nuklir yang selama ini masih dipelajari melalui literatur dan dokumen-dokumen tentang pelaksanaan dismantling di negara maju seperti Jepang, Perancis dan Amerika Serikat. lain halnya dengan keberhasilan peningkatan daya pad a Reaktor Triga Mark Bandung dari 1 MW menjadi 2 MW, disini kita dapat langsung melihat dan mempelajari proses dismantling pada sistem pemipaan primer, sekunder maupun perangkat keras lainnya, walaupun ternyata masih banyak cara konvensional dalam pelaksanaannya. Tetapi ada pula beberapa yang perlu penanganan yang lebih presisi. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan paparan radiasi pada masing-masing perangkat instalasinya, sebenarnya selalu saja ada kesulitan dan permasalahan yang timbul dilapangan tetapi dengan kecermatan dan kesungguhan akhirnya dapat teratasi juga. Seluruh keberhasilan ini tidak lepas dari penguasaan IPTEK, tenaga-tenaga yang profesional serta prosedur kerja yang akurat dan selalu mengutamakan keselamatan kerja bagi petugas radiasinya. Pada makalah ini akan diuraikan secara khusus tentang prosedur dan teknik pelaksanaan dismantling instalasi pemipaan sistem mekanik yang dilakukan pada Reaktor Triga Mark Bandung pada saat peningkatan daya dari 1 MW menjadi 2 MW.

METODOLOGI Program dismantling instalasi pemipaan Reaktor Triga Mark II Bandung terdiri dari beberapa tahapan. Tahap pertama adalah mempelajari teknik pembongkarannya, tahap kedua adalah penyiapan peralatan kerja dan perangkat keselamatan kerja radiasi. Adapun tahapan yang ketiga adalah caracara yang aman untuk penyimpanan sementara limbah-limbah radioaktifnya. Dari hasil studi pustaka dan survey lapangan pelaksanaan dismantling sistem pemipaan yang berhubungan dengan reaktor dipisahkan menjai dua kelompok besar, yaitu : * Dismantling unit pemipaan sistem pendingin primer. * Dismantling unit pemipaan sistem pendingin sekunder. Adapun kelompok sistem pendingin primer maupun sekunder masih dibagi beberapa bagian pipa antara lain: a. Pendingin Primer * Pipa masuk Heat Exchanger dari sekunder. * Pipa keluar Heat Exchanger ke sekunder. * Pipa yang masuk teras reaktor. * Pipa yang berada di dinding reaktor. * Pipa yang berada di lantai reaktor b. Pendingin Sekunder * Pipa masuk Heat Exchanger. * Pipa keluaran Heat Exchanger. * Pipa keluaran pompa. * Pipa masuk pompa. Dalam makalah ini, teknik dismantling antara pemipaan pada sistem pendingin primer akan diperbandingkan dengan sistem pendingin sekunder. PEMBAHASAN Dismantling Pemipaan Sistem Pending in Primer. Oalam pembongkaran setiap sambungan pipa mengunakan peralatan yang konvensional seperti tool set mekanik dan lag potong asetelin. Untuk setiap sambungan pipa ternyata dilengkapi dengan flange-pipe, sehingga cara pembongkarannya hanya menggunakan tool set dengan membuka baut pengikatnya. Tetapi bila pipa hasil bongkaran masih berukuran panjang, harus dipotong menjadi beberapa bagian sesuai dengan ukuran yang dikehendaki dengan menggunakan lag aseteline atau gergaji 1angan. Pelaksanaan dismantling masih dilakukan dengan cara..cara konvensional karena disamping tingkat paparan radiasinya dari pipa tersebut sangat rendah, yaitu antara 0,2-0,25 J.t Gy / jam, angka tersebut jauh diba\filah batasan NBO (Nilai Batas Oasis) terendah 30 m Sv / tahun yang berlaku di PPTN Bandung, serta para pekerja radiasi selalu dijamin keselamatannya 158

dengan diharuskan memakai pakaian kerja dan perlengkapan keselamatan kerja seperti helm, sarung tangan, sepatu kerja dan peralatan proteksi radiasi. Gambar skema pipa yang masuk ke dalam reaktor dan cara pembongkarannya diperlihatkan pada Gambar 1. Sementara untuk pipa pada dinding luar reaktor diperlihatkan pada Gambar 2, skerna yang sarna untuk pemipaan dari dan ke Heat Exchanger. Gambar 1. Skema Pipa Yang Masuk Teras Reaktor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11 Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 1. Buka klem pada sambungan 1. Angkat pipa 1. Tempatkan pipa 1 pada tempat penampungan limbah Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 2. Buka klem pada sambungan 2. Angkat pipa 2 dan tempatkan pad a tempat penampungan limbah sementara Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 3. Buka klem pada sambungan 3. Angkat pipa 3 dan tempatkan pad a tempat penampungan limbah sementara Bila diperlukan, perkecil panjang pipa 1, 2 dan 3 dengan menggunakan alat las. rif ~ r'f!j r--- i p.11" 1 ~!-(D ~ g 6 Gambar 2. Skema Pipa Pada Dinding Luar Tangki Reaktor 159

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 1. Buka klem pada sambungan 6. Angkat pipa 1.. Tempatkan pipa 1 pada tempat penampungan limbah Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 2. Buka klem pada sambungan 7. Angkat pipa 2 dan tempatkan pada tempat penampungan limbah Pasangkan kawat pengangkat pad a pipa 3. Buka klem pada sambungan 8. Angkat pipa 3 dan tempatkan pada tempat penampungan limbah Bila diperlukan, perkecil panjang pipa 1, 2 dan 3 menggunakan alat lag. Gambar 3. Skema Pipa Masuk Heat Exchanger Oari Sekunder 1. 2. Buka semua baut yang ada pad a sambungan 1. Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 1. 3.4. Buka semua baut pada sambungan 2. Angkat pipa 1. 5. 6. 7. Tempatkan pipa 1 pada tempat penampungan limbah Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 2. Buka semua baut pada sambungan 3. 8. Angkat pipa 2 dan tempatkan pada tempat penampungan limbah 9 10 Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 3, Buka baut pada sambungan 4 dan 5. 11 Angkat pipa 3 dan tempatkan pada tempat penampungan limbah 12 13 Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 4. Buka baut pada sambungan 6. 14 Angkat pipa 4 dan tempatkan pada tempat penampungan limbah 15 Bila diperlukan, perkecil panjang pipa 1, 2, 3 dan 4 menggunakan alat lag. 160

plpa1 Gambar 4. Skema Pipa Keluar Heat Exchanger Ke Sekunder 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Buka semua baut yang ada pada sambungan 1. Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 1. Buka semua baut pada sambungan 2. Angkat pipa 1. Tempatkan pipa 1 pada tempat penampungan limbah Pasangkan kawat pengangkat pad a pipa 2. Buka semua baut pada sambungan 3. Angkat pipa 2 dan tempatkan pada tempat penampungan limbah Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 3. Buka klem pada sambungan 4 dan 5. Angkat pipa 3 dan tempatkan pad a tempat penampungan limbah Pasangkan kawat pengangkat pad a pipa 4. Buka baut pada sambungan 6. Angkat pipa 4 dan tempatkan pada tempat penampungan limbah Bila diperlukan, perkecil panjang pipa 1, 2, 3 dan 4 menggunakan alat las. Dismantling Pemipaan Sistem Pendingin Sekunder. Instalasi Pending in Sekunder merupakan instalasi pemipaan yang terbebas dari paparan radiasi, karena instalasi ini berdiri sendiri dan berfungsi hanya untuk mendinginkan Cooling Water Reactor, adapun pelaksanaan dismantlingnya sarna dengan Instalasi Pendingin Primer, bahkan jauh lebih mudah dan lebih cepat karena disamping tempat posisinya terbuka juga para pekerja radiasi tidak perlu mengkhawatirkan adanya paparan radiasi. Setiap sambungan pipa selalu dilengkapi dengan flange, sehingga mudah dilepas dengan menggunakan tool set (kunci ring / pas), bila mengalami kesulitan disebabkan mur / baut berkarat bisa disemprotkan bahan penghancur karat (WD 40) atau baut tersebut bisa langsung di potong dengan menggunakan gergaji tangan dan bisa juga menggunakan las potong aseteline, adapun ukuran pipa yang masih terlalu panjang bisa dipotong dengan gergaji potong atau las potong aseteline menjadi ukuran 0,5-1 m sehingga memudahkan untuk penyimpanannya. 161

Gambar skema pemipaan pada sistem pendingin sekunder dan teknik pembongkarannya diperlihatkan pada gambar 5-9, perbandingan teknik dan karakteristik dismantling pada pemipsan pendingin primer dan sekunder diperlihatkan pad a tabel1 dan tabel 2. Gambar 5. Skema Pipa Yang Ada Pada Lantai Reaktor 1. Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 1. 2. Angkat pipa 1. 3. Tempatkan pipa 1 pada tempat penampungan limbah 4. Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 2. 5. Angkat pipa 2 dan tempatkan pada tempat penampungan limbah 6. Bila diperlukan, perkecil panjang pipa 1, 2, dan 3 menggunakan alat las. Gambar 6. Skema Pipa Masuk Heat Exchanger 1. Buka semua baut yang ada pada sambungan 1. 2. Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 1. 3. Buka semua baut pada sambungan 2. 4. Angkat katup dan elbow (pipa 1). 5. Tempatkan pipa 1 pada tempat penampungan limbah 6. Pasangkat kawat pengangkat pada pipa 2. 7. Buka semua baut pada sambungan 3. 8. Angkat pipa 2 dan tempatkan pada tempat penampungan limbah 162

menggunakan gergaji tangan dan 9. Pasangkan kawat pengangkat pad a pipa 3. 10. Buka klem pad a sambungan 4. 11. Angkat pipa 3 dan tempatkan pada tempat penampungan limbah 12. Bila diperlukan, perkecil panjang pipa 1, 2 dan 3 menggunakan alat las. Gambar 7. Skema Pipa Keluaran Heat Exchanger 1. Buka semua baut yang ada pada sambungan 1. 2. Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 1. 3. Buka semua baut pad a sambungan 2. 4. Angkat pipa 1. 5. Tempatkan pipa 1 pad a tempat penampungan limbah 6. Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 2. 7. Buka semua baut pad a samburlgan 3. 8. Angkat pipa 2 dan tempatkan pad a tempat penampungan limbah 9. Buka semua baut pad a sambungan 4 10. Angkat flow meter dan simpan. 11. Pasangkan kawat pengangkat pad a pipa 3. 12. Buka klem pada sambungan 5. 13. Angkat pipa 3 dan tempatkan pada tempat penampungan limbah 14. Bila diperlukan, perkecil panjang pipa 1,2 dan 3 menggunakan alat las. 163

1. Buka alat ukur temperatur 1. 2. Pasangkan kawat pengangkat pada pipa 1. 3. Buka semua baut pada sambungan 2, 3 dan 4. 4. Angkat pipa 1 dan tempatkan pada tempat penampungan 5. Bila diperlukan, perkecil panjang pipa 1 menggunakan alat lag. limbah Gambar 9. Skema Pipa Keluaran Heat Exchanger 1. Buka alat ukur temperatur 1. 2. Pasangkan kawat pengangkat pada pipa. 3. Buka semua baut pada sambungan 2 dan 3. 4. Angkat pipa dan tempatkan pada tempat penampungan limbah 5. Bila diperlukan, perkecil panjang pipa 1 menggunakan alat lag. Gambar 10. Skema Pipa Masuk Pompa 1. Buka semua baut yang ada pada sambungan 1. 2. Pasangkan kawat pengangkat pada pipa. 3. Buka semua baut pada sambungan 2. 4. Buka klem pada sambungan 3. 5. Angkat pipa dan tempatkan pada tempat penampungan limbah 6. Bila diperlukan, perkecil panjang pipa menggunakan alat las. 164

Tabel 2. Teknik Dismantlina No. Pipa Pendingin TeknikDismantiing Primer 1 Proteksi Radiasi Helm, sarung tangan, sepatu kerja, kaca mata I~ I Teknik Dismantlina Pelepasan flange * Penyemprotan bahan penghancur karat pengaman, pakaian kerja, proteksi radiasi. Secara manual men unakan tool set Secara manual menggunakan WD 40 * Pemotongan pipa Secara manual menggunakan gergaji tangan dan mesin gergaji potong. Secara pengelasan menggunakanlas potong aseteline atau lag arqon. I Pipa Pendingin Sekunder Helm, sarung tangan, sepatu kerja, kaca mata pengaman, pakaian keria. Secara manual menggunakan tool set. Secara manual menggunakan WD 40 Secara manual menggunakan gergaji tang an dan mesin gergaji potong. Secara pengelasan menggunakanlas potong aseteline atau las argon. Langkah Kerja : 1. Keluarkan air sisa yang ada dalam system pemipaan dan petugas PPR memeriksa kondisi air (masih aktif atau tidak), bila perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Kriteria penerimaan terhadap pemeriksaan ini merujuk pada Baku Mutu Lingkungan (SK DIRJEN BAT AN No.293/DJNII/1995). 2. Usahakan agar air sisa pad a setiap pembukaan sambungan ditampung dalam wadah penampung, kemudian pindahkan ke tempat penampungan limbah. 3. Persiapkan peralatan kontrol dan crane umtuk mengangkat pipa. 165

KESIMPULAN Keberhasilan up-grading Reaktor Triga Mark II Bandung tidak terlepas dari kemampuan SDM dalam menguasai dan mengaplikasikan teknologi dismantling dan dekomisioning instalasi nuklir walaupun masih menggunakan metode konvensional. Sebagian besar dari hasil dismantling sistem pemipaannya disimpan ditempat penyimpanan sementara limbah radioaktif pad at, kecuali untuk pipapipa saluran pendingin sekunder, masih bisa dipergunakan apabila diperlukan. Walaupun dalam pelaksanaan dismantling pemipaan system pendingin primer maupun sekunder pada Reaktor Triga Mark II Bandung tidak banyak mengalami kesulitan, tetapi pengetahuan teknologi tentang dismantling harus terus dipelajari dan dikembangkan mengingat dimasa mendatang masih banyak instalasi-instalasi nuklir lainnya yang menunggu untuk di dekomisioning. DAFTAR PUSTAKA 1 JAERI, "Reactor Decommissioning Technology Development and Actual Dismantling of JPDR", JAERI- TOKAI, JAPAN, March 1990. 2 EFRIZON UMAR, "Perancangan kembali System Pendingin Primer Reaktor Triga Mark II Bandung Untuk Daya 2 MW", PPTN -Bandung, Indonesia 1998. 166