EFEK TAYANGAN SINETRON MAHABHARATA DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN BUDAYA INDIA PADA IBU-IBU KELURAHAN SEMPAJA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

EFEK TAYANGAN REPORTASE INVESTIGASI DI TRANSTV EPISODE MAKANAN BERBAHAYA PADA MASYARAKAT RT. 22 KELURAHAN PELITA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media.

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain


BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, audio dan masih banyak lagi. Contoh kongkrit jenis media elektronik

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

Andi Nur Muhammad Firdaus 1. Kata Kunci: Program Tayangan Si Bolang Trans7, Pengetahuan Budaya Suku Bugis

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses pernyataan manusia yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS : APARTEMEN MEDITERANIA GARDEN 2 TOWER K)

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7)

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol

MOTIF PEMIRSA MENONTON REALITY SHOW Be A Man DI GLOBAL TV. Oleh Herlina dan Diana Amalia Ilmu Komunikasi FISIP-UPNV Jatim ABSTRAKSI

MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV

BAB 1 PENDAHULUAN. verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

TAYANGAN STAND UP COMEDY DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIBURAN

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di semua belahan dunia. Komunikasi adalah suatu proses

MEDIA KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SMAN 9 KENDARI. *Muh. Isnaeni**C1D **Sitti Harmin**Marsia Sumule G.

PERAN TAYANGAN EDITORIAL MEDIA INDONESIA DI METRO TV DALAM MENAMBAH PENGETAHUAN PADA MASYARAKAT KELURAHAN BULOTADAA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. yang utama adalah menyampaikan suatu pesan. Dengan semakin majunya zaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan

I. PENDAHULUAN. Televisi adalah gambar yang paling kompleks pada media ruparungu dwimantra

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia dan bisa dibilang yang utama,

SKRIPSI PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) DI TRANS 7 TERHADAP MINAT MAHASISWA MENONTON

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan.

MOTIF MAHASISWI MENONTON PROGRAM ACARA JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV

HUBUNGAN ANTARA TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 DENGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat

Pengaruh Terpaan Berita Kriminal Dan Faktor Demografi Terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat Untuk Berinteraksi Dengan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman menuju masyarakat informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih kuat dalam kapasitasnya tersebut, karena selain siaran dapat didengar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. memnuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian di kenal dengan sebutan uses

BAB 1 PENDAHULUAN. televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa yaitu saluran sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi.

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB I PENDAHULUAN. kita ketahui apabila kita perhatikan lebih jauh lingkungan sekitar kita.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

Transkripsi:

ejournal lmu Komunikasi, 2015 3 (3) : 359-370 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.co.id Copyright 2015 EFEK TAYANGAN SINETRON MAHABHARATA DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN BUDAYA INDIA PADA IBU-IBU KELURAHAN SEMPAJA UTARA Ega Danita Putri 1 Abstrak Jenis Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini adalah: 1. Mengetahui efek tayangan Sinetron Mahabharata dalam meningkatkan pengetahuan budaya india di kalangan ibu-ibu kel. Sempaja utara Samarinda. a. Efek Afektif dan b. Efek Kognitif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian diperoleh penulis bahwa diketahui bahwa Efek Tayangan Sinetron Mahabharata dalam Meningkatkan Pengetahuan Budaya India pada Ibuibu Kelurahan Sempaja Utara dinilai kuat, dimana masyarakat merasa sangat mendapatkan informasi serta pengetahuan melalui tayangan Sinetron Mahabharata diantaranya informasi tentang cerita dalam sinetron Mahabharata mengenai budaya, dan perang Bharatayudha (efek kognitif), masyarakat juga merasakan perasaan-perasaan seperti terhibur, terharu, sedih, kagum, setelah menonton tayangan sinetron Mahabharata (efek afektif). Kata Kunci: Efek, Efek Tayangan, Sinetron Mahabharata. Pendahuluan Fenomena sinetron India sedang banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Stasiun televisi swasta yang pertama menayangkan sinetron India kini mulai mempengaruhi masyarakat Indonesia. Dari lapakan penjual sayur keliling perumahan hingga perkantoran semua membicarakan cerita sinetron India yang mereka tonton semalam. Semua berawal dari sinetron Mahabharata yang di tayangkan di salah satu televisi swasta yaitu ANTV. Keberadaan sinetron yang baru beberapa bulan memukau penonton Tanah Air ini memang terbilang gampang merangkul penggemar dari berbagai kalangan. Dalam waktu sekejap, puluhan ribu penonton 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. Email : danita.ega@gmail.com

ejournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 3, 2015 : 359-370 dibuat terpana dengan kehadiran tokoh Arjuna, Rana Pandu, Drishtadumna, sadewa, Ambalika, krisna, Kunti, Nakula, Drupadi. Sinetron Mahabharata yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta nasional, menjadi fenomena tersendiri bagi penikmat seni peran. Selain alur ceritanya yang menarik dan sudah tidak asing di sebagian masyarakat Indonesia, Sinetron impor asal India ini semakin digandrungi karena pesona para pemerannya. Dalang sekaligus akademisi pedalangan, Ki Purbo Asmoro, menyebut kepopuleran serial Mahabharata saat ini berkontribusi besar dalam membudayakan kisah wayang di kalangan anak muda Indonesia khususnya kebudayaan. Secara perlahan-lahan sinetron ini mempengaruhi semua kalangan dari tua hingga muda, terpaku di depan televisi menyaksikan intrik dan harunya cerita yang di tawarkan Sebuah drama yang kompleks dengan beragam intrik di dalamnya. Mulai dari perebutan kekuasaan, pengkhianatan, hingga percintaan. Sinetron Mahabharata di India telah ditayangkan hingga ratusan episode, bahkan menonton sinetron Mahabharata secara tak langsung mempelajari sastra kuno India yang memiliki kesamaan dengan kesustraan masyarakat Indonesia, kesamaan ini yang membuat semua orang mudah memahami alur cerita dari Mahabharata. Selain itu dukungan produksi yang bagus dengan properti dan visual setara layar lebar membuat sinetron ini terasa lebih hidup. Terbukti sinetron Mahabharata masuk dalam 5 besar data kepemirsaan Nilsen harian,sinetron ini menempati posisi 4 dengan rating 3 dan share 12 (market ALL), di market ABC pun performanya cukup kuat, menempati peringakat 5 dengan rating 2,8 dan share 11,3 mengalahkan sinetron lokal yang di tayangkan oleh stasiun televisi swasta lainnya. Program sinetron Mahabharata ini ditayangkan Senin sampai dengan Jum'at jam 20.30 WIB (Waktu Indonesia Barat) merupakan waktu yang sangat tepat karena pada saat tersebut semua lapisan masyarakat sudah memasuki waktu beristirahat dan bersantai bersama keluarga menjadikan sinetron Mahabrata merupakan salah satu tontonan yang pas dan menghibur serta banyak menampilkan kebudayaan India yang dapat menambah pengetahuan kebudayaan. Dari observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada beberapa kalangan ibu-ibu di Kelurahan Sempaja Utara, ternyata ibu-ibu tersebut menyukai tontonan program sinetron Mahabharata yang hingga saat ini mencapai episode 200 lebih, sinetron Mahabharata juga merupakan tontonan favorit di jam-jam istirahat masyarakat khususnya para ibu-ibu kelurahan Sempaja Utara. Kerangka Dasar Teori Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan) Salah satu teori dalam komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah Uses and Gratification untuk pertama kalinya dijelaskan oleh Elihu Katz 360

Efek Tayangan Sinetron Mahabharata dalam Meningkatkan Budaya India (Ega Danita P.) (1950) dalam Rakhmat (2008:199), sebagai reaksi terhadap Bernad Berelson yang menyatakan bahwa penelitian komunikasi mengenai efek media massa sudah mati. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah Uses and Gratifications, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility): bahwa komunikasi media diarahkan oleh motif (intentionality): bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan freperensi (selectifity): dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn), karena penggunaan media hanyalah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. Menurut katz dkk (dalam Kriyanto 2007:204) pendekatan Uses and Gratifications menggambarkan bahwa khalayak cukup aktif terutama jika dibandingkan dengan model-model masyarakat massa. Aktifitas berdasarkan pemilihan yang selektif dan bebas terhadap isi-isi media. Komunikasi Massa Komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (dalam karlina dkk 2009:3 ) yakni: komunikasi massa adalah pesan yang diomunikasikan memalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communications is massage communicated through a mass medium to a large number of people ). Dari definisi tersebut dapat di ketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa (dalam Ardianto & Erdiayana, 2005:3) komunikasi meliputi berbagai dimensi, salah satu di antaranya adalah komunikasi massa. Oleh karena itu, maka asas-asas komunikasi itu sendiri dan perkembangan komunikasi massa adalah perkembangan dari komunikasi itu sendiri. Efek pesan media massa Penelitian tentang efek ini telah menjadi pusat perhatian berbagai pihak, baik para praktisi maupun para teorisi. Mereka berusaha untuk mencari dan menemukan media (saluran) yang paling efektif untuk mempengaruhi khalayak. Dalam bagian ini akan dibahas mengenai efek pesan media massa yang meliputi efek kognitif, efek afektif, dan efek behavioral. Dalam karlinah, dkk (2009:52) menjelaskan adapun tentang efek pesan media massa, diantaranya yaitu : a) Efek kognitif b) Efek afektif c. Efek behavioral Televisi 361

ejournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 3, 2015 : 359-370 Menurut Effendy (1993:174-175) televisi terdiri dari istilah tele yang berarti jauh dan visi (vision) yang berarti pengelihatan. Segi jauh -nya diusahakan oleh prinsip radio dan segi penglihatan -nya oleh gambar. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) televisi yaitu proses penyiaran gambar melalui gelombang frekuensi radio dan menerimanya pada pesawat yang memunculkan gambar tersebut pada sebidang layar. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip radio, sedangkan segi penglihatan diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baik dalam bentuk gambar hidup atau bergerak maupun gambar diam. Terpaan Media Terpaan media diartikan sebagai suatu kondisi dimana orang diterpa oleh isi media atau bagaimana isi media menerpa audience. Terpaan media adalah perilaku seseorang atas audience dalam menggunakan media massa. Perilaku ini menurut Blumler dalam Littlejohn (Rahayu, 2009:28) dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: 1. Surveillance, yaitu kebutuhan individu untuk mengetahui lingkungannya. 2. Curiosity, yaitu kebituhan individu untuk mengetahui peristiwa-peristiwa menonjol di lingkungannya. 3. Diversion, yaitu kebutuhan individu untuk lari dari perasaan tertekan, tidak aman, atau untuk melepaskan ketegangan jiwa. 4. Personal identity, yaitu kebutuhan individu untuk mengenal dirinya dan mengetahui posisi keberadaannya di masyarakat. Efek sinetron Terdapat beberapa efek yang dapat membentuk para penonton sinetron dari beberapa unsur di atas. Seperti jika dalam sinetron tersebut menggunakan katakata atau dialog yang kurang pantas untuk digunakan, dan perilaku-perilaku buruk yang terjadi di dalam cerita sinetron tersebut maka secara langsung, sinetron yang menayangkan adegan-adegan atau kata-kata yang tidak pantas akan terekam di memori penontonnya hingga bukan tidak mungkin mereka jadikan pelajaran ataupun mencontohkannya ke orang lain dalam kehidupan nyata. Pengetahuan Pengetahuan ialah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi memalui panca indera manusia yaitu : indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh memalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Kebudayaan India India mempunyai kebudayaan yang unik, khas dan menarik yang tak kalah dengan kebudayaan dari negara lain. Kebudayaan India penuh dengan 362

Efek Tayangan Sinetron Mahabharata dalam Meningkatkan Budaya India (Ega Danita P.) sinkretisme dan pluralisme budaya. India mampu mempertahankan tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu dan menyebarluaskannya ke tempat-tempat lain di Asia. Kebudayaan tradisional India memiliki hirarki sosial yang relatif ketat. Sejak usia dini, anak-anak diajari tentang peran dan kedudukan mereka dalam masyarakat. Tradisi ini diperkuat dengan kepercayaan kepada dewa-dewa dan roh yang dianggap berperan penting dan tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Orang India sangat menghargai nilai-nilai kekeluargaan tradisional. Masalahmasalah yang timbul dalam keluarga sering diselesaikan secara patriarkisme. Definisi Konsepsional Efek adalah perubahan, hasil, atau konsekuensi langsung yang disebabkan oleh suatu tindakan atau fenomena. Sedangkan pengetahuan adalah Pengetahuan ialah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi memalui panca indera manusia yaitu : indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Dalam hal ini, penulis ingin melihat efek tayangan Mahabharata dalam meningkatkan pengetahuan budaya pada ibu-ibu di Kota Samarinda (Studi pada ibu-ibu Kelurahan Sempaja Utara) dengan menggunakan usses and gratifications theory (teori kegunaan dan kepuasan) sebagai landasan teori dalam penelitian. Penulis akan meneliti dua efek pesan media massa pada Ibu-ibu yang menonton tayangan Sinetron Mahabharata yaitu efek kognitif dan efek afektif. Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Kemudian efek afektif. Efek afektif merupakan efek yang kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Metode Penelitian Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu penelitian yang mendeskripsikan apa yang terjadi pada saat melakukan penelitian. Fokus Penelitian Adapun fokus dari penelitian ini adalah : Efek Tayangan Sinetron Mahabharata Dalam Meningkatkan Pengetahuan Budaya India Pada Ibu-ibu kelurahan Sempaja Utara diantaranya : 1. Efek kognitif. 2. Efek afektif. Sumber dan Jenis Data Dalam penelitian ini untuk memperoleh informasi atau data-data yang dianggap perlu dan mendukung, maka akan dibutuhkan informasi yang ditentukan 363

ejournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 3, 2015 : 359-370 menggunakan teknik Snowball sampling. Adapun yang menjadi informan Informan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Wanita yang berada di kelurahan Sempaja Utara khususnya ibu-ibu yang sudah berkeluarga, maksimal berumur 50 tahun dan yang selalu menonton televisi khususnya sinetron Mahabharata sebagai salah satu hiburan, dan menambah pengetahuan informasi. Teknik Pengumpulan Data Menurut Pasolong (2012:130) Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data primer, untuk kebutuhan suatu penelitian Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu : 1. Penelitian Kepustakaan Library 2. Penelitian Lapangan Field Work Research yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung dilapangan dengan menggunakan beberapa teknik sebagai berikut: 1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan menggunakan analisis data model interaktif yang terdiri atas tiga komponen yaitu kondensasi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Pembahasan Teori tersebut sesuai apabila dikaitkan dengan apa yang terjadi pada kalangan Ibu-ibu Kelurahan Sempaja Utara. Dari uraian hasil wawancara yang telah diajabarkan diatas, tidak dapat dipungkiri bahwa televisi khususnya dalam hal ini program Sinetron Mahabharata telah memberikan efek yang sangat besar bagi kalangan Ibu-ibu Kelurahan Sempaja Utara. Dengan adanya program Sinetron Mahabharata yang menghibur sekaligus menambah pengetahuan bagi kalangan Ibu-ibu Kelurahan Sempaja Utara membuat khalayak merasa terhibur sekaligus memperoleh informasi berupa pengetahuan. Dari uraian ini dapat dilihat bahwa Sinetron Mahabharata telah memberikan kegunaan dan kepuasan kepada khalayaknya yaitu berupa kepuasan bagi kalangan Ibu-ibu Kelurahan Sempaja Utara dalam menonton sinetron Mahabharata untuk memperoleh hiburan dan juga pengetahuan budaya India. Namun dalam penelitian ini,efek yang di teliti oleh peneliti yaitu efek kognitif dan efek afektif, dalam penelitian ini peneliti menemukan bahwasannya program Sinetron Mahabharata disini berperan sebagai media massa dan ibu-ibu Keluaraha Sempaja Utara berperan sebagai khalayak/komunikan yang menerima efek pesan media massa tersebut, yaitu efek kognitif yang berupa pengetahuan 364

Efek Tayangan Sinetron Mahabharata dalam Meningkatkan Budaya India (Ega Danita P.) budaya India yang dihubungkan dengan menggunakan tingkat pengetahuan Know (Tahu). Tahu (know) diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. (Notoatmodjo, 2003). Efek afektif berperan memberikan kebebasan penonton dalam memilih tayangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Salah satunya yaitu tayangan Sinetron Mahabharata yang merupakan tayangan yang dapat menghibur masyarakat serta efek yang membuat penontonya terbawa suasana atas apa yang mereka tonton, sehingga akan menimbulkan perasaan setelah mereka menonton tayangan sinetron Mahabharata. Sinetron Mahabharata Sebagai Media Hiburan dan Pengetahuan Peneliti menganalisis berdasarkan dari jawaban 10 informan tersebut bahwa alasan mereka mau menonton tayangan Sinetron Mahabharata yaitu untuk dapat menghibur serta menambah pengetahuan. Hal ini bisa dilihat dari latar belakang dan aktivitas yang sesuai dengan informan katakan pada saat kegiatan wawancara. Pada dasarnya masyarakat khususnya para Ibu-ibu menyukai tayangan yang dapat memberikan manfaat positif serta menghibur kepada penontonya, agar setelah mereka menonton televisi bukan hanya sekedar memberikan hiburan semata ataupun menceritakan tentang kisah kehidupan para tokoh dalam sinetron tersebut tetapi ketika mereka menonton televisi wawasan nya dapat bertambah secara tidak langsung. Karena pengetahuan atau wawasan dapat diperoleh dari mana saja, tidak harus dengan belajar dikelas dan membaca buku tetapi pada kehidupan sehari-hari, berinteraksi dengan seseoarang maupun menonton televisi pun kita bisa mendapat pengetahuan yang baru. Sinetron Mahabharata merupakan salah satu program acara televisi yang tayangan dengan jalan certita yang dapat menambah pengetahuan budaya india dalam cerita tersebut. Karena pada dasarnya tayangan ini berkategori hiburan. Dalam penayangannya, Sinetron Mahabharata memang selalu dapat memberikan hiburan maupun pengetahuan bagi penontonnya karena penyajian ceritanya yang selalu meberika pesan-pesan moral dalam kehidupan di setiap episodenya sehingga yang menonton pun dapat mengerti apa yang telah di tampilkan dalam sinetron tersebut. Jelas adanya bahwa berdasarkan jawaban informan dengan menonton tayangan Sinetron Mahabharata merasa terpenuhi akan hiburan dan pengetahuan baru yang di butuhkan bagi mereka, untuk di kemudian hari dapat dipelajari maupun diterapkan. Selain dapat memberikan pengetahuan, beberapa dari informan yang sudah peneliti wawancarai ternyata sebagian dari mereka setelah 365

ejournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 3, 2015 : 359-370 menonton tayangan Sinetron Mahabharata merubah pandangannya atas apa yang ia ketahui sebelumnya dari sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Secara tidak langsung tayangan ini dapat menghibur dan bermanfaat bagi para penontonya khususnya Ibu-ibu Kelurahan Sempaja Utara sebagai informan. Dihubunngkan dengan pisau analisis yang peneliti gunakan yaitu teori Uses and Gratifications (kegunaan dan kepuasan) yang mana teori tersebut ditekankan kepada audience yang atif untuk menentukan media mana yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhan penontonnya yang mana dalam penelitian ini audience atau penonton tersebut terletak pada kalangan Ibu-ibu Kelurahan Sempaja Utara Manfaat Yang Diperoleh Setelah Menonton Tayangan Sinetron Mahabharata. Hasil analisis peneliti mengenai jawaban 10 informan yang sudah diwawancarai sebelumnya, yang menjadi manfaat tayangan Sinetron Mahabharata dibandingkan dengan tayangan lainnya yang sejenis yaitu dari segi penyajian tayangan tersebut. Sinetron Mahabharata selalu menyajikan hal-hal yang menarik dalam setiap penayangannya sehingga penontonnya tidak merasa bosan. Acara ini pun selalu dapat menyajikan tampilan acara nya dengan baik, yang menjadi kelebihan dari tayangan ini ialah dapat menghibur masayarakat, menampilkan dan menceritakan kebudayaan India yang dapat menambah pengetahuan masayarakat dalam setiap tayangannya. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada informan, terdapat jawaban bahwa tayangan Sinetron Mahabharata merupakan tayangan yang sangat menghibur para Informan dan sinetron pertama yang di pilih informan sebagai Sinetron yang paling menghibur mereka dan mendapatkan wawasan mengenai pengetahuan budaya India. Artinya mereka hanya menonton tayangan yang mereka sukai dan yang paling menghibur. Karena tayangan yang lain mereka anggap hanya sebagai hal yang biasa saja. Kemudian dengan penempatan jam tayang yang pas menjadikan tayangan ini lebih banyak diketahui oleh penonton dibanding tayangan yang lain khususnya kalangan Ibu-ibu di mana pada saat jam tersebut merupakan jam istirahat dan berkumpul bersama keluarga. Karena kebanyakan tayangan yang sejenis, tayang pada waktu siang atau sore hari. Dimana jam tersebut merupakan jam sibuk oleh kebanyakan orang terlebih para Ibu-ibu yang harus mengurus anak serta mengurusi urusan pekerjaan rumah, hal inilah yang menyebabkan penonton khusunya para Ibu-ibu lebih tertarik pada tayangan Sinetron Mahabharata yaitu Karena tayangan tersebut lebih dulu muncul di layar kaca televisi Indonesia. Episode Yang Berkesan dari Tayangan Sinetron Mahabharata Oleh karena penonton menyukai tayangan yang penyajiannya dapat bermanfaat dalam setiap penayangannya agar tidak merasa bosan dan monoton. Berbagai episode yang masih di ingat oleh informan sebagai penonton yaitu 366

Efek Tayangan Sinetron Mahabharata dalam Meningkatkan Budaya India (Ega Danita P.) tentang seputar peperangan perebutan tahta dan kekuasaan. Ada banyak episode yang sangat berkesan sehingga penonton senang bahkan terbawa suasana sedih sehingga para Informan selalu mengukuti tayangan tersebut. Selalu dapat memberikan sesuatu yang menghibur dan mengulas sisi kebudayaan india dalam cerita Mahabharata agar dapat menarik perhatian penontonnya, kemudian hal tersebut dapat di ingat karena memang cerita Mahabharata sangat bagus dan unik dalam menampilkan kebudayaan India bagi mereka sebelumnya. Jadi penonton pasti memiliki daya ingat yang kuat atas apa yang baru saja mereka lihat. Sehingga memiliki beberapa episode yang masih mereka ingat meskipun tayangan tersebut sudah lama tamat. Karena sesuatu tayangan yang dapat menghibur dan memberikan pengetahuan baru mereka ketahui akan lebih mudah untuk di ingat oleh penonton. Maka dari itu dari hasil wawancara yang sudah peneliti lakukan bahwa semua informan memiliki episode yang berkesan dan masih mereka ingat sesuai dengat apa yang mereka ketahui dan yang mereka inginkan. Perasaan Saat Menonton Tayangan Sinetron Mahabharata Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap 10 Kalangan Ibu-ibu Kelurahan Sempaja yaitu sebagai informan, terdapat jawaban mengenai perasaan mereka setelah menonton tayangan Sinetron Mahabharata. Adapun berbagai perasaan yang mereka peroleh setelah menonton tayangan sinetron Mahabharata berdasarkan dari apa yang mereka lihat saat itu. Karena tayangan Sinetron Mahabharata merupakan tayangan sinetron yang menghibur masyarakat. Maka dari itu menimbulkan perasaan tersendiri pada penontonnya. Beberapa macam perasaan penonton tentu berdasarkan dari apa yang mereka lihat. Jika tayangan yang ditampilkan tentang hiburan maka akan menimbulkan perasaan menghibur pada diri penontonya. Jika tayangan yang ditampilkan tentang kesedihan makan akan menimbulkan kesedihan pada diri penontonnya. Karena jika tayangan tersebut menjadi tayangan favorit bagi penonton maka tentang apa saja yang di tampilkan akan menimbulkan berbagai perasaan terhadap penonton. Perasaan Saat Menonton Tayangan Sinetron Mahabharata Adapun berbagai perasaan yang mereka peroleh setelah menonton tayangan sinetron Mahabharata berdasarkan dari apa yang mereka lihat saat itu. Karena tayangan Sinetron Mahabharata merupakan tayangan sinetron yang menghibur masyarakat. Maka dari itu menimbulkan perasaan tersendiri pada penontonnya. Beberapa macam perasaan penonton tentu berdasarkan dari apa yang mereka lihat. Jika tayangan yang ditampilkan tentang hiburan maka akan 367

ejournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 3, 2015 : 359-370 menimbulkan perasaan menghibur pada diri penontonya. Jika tayangan yang ditampilkan tentang kesedihan makan akan menimbulkan kesedihan pada diri penontonnya. Karena jika tayangan tersebut menjadi tayangan favorit bagi penonton maka tentang apa saja yang di tampilkan akan menimbulkan berbagai perasaan terhadap penonton. Efek Kognitif Hal ini sesuai dengan pisau analisis yang digunakan yaitu Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan) yang mana isi dari teori tersebut adalah bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut, serta teori ini ditekankan kepada audience aktif untuk menentukan media mana yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhan bagi dirinya. Contohnya media televisi melalui tayangan, penonton menganggap media televisi adalah media yang dapat memuaskan kebutuhannya. Dalam hal ini informasi yang diperoleh yaitu melalui tayangan Sinetron Mahabharata, dimana tayangan ini menampilkan beberapa kebudayaan India dengan menyuguhkan properti-properti, jalan cerita yang disajikan secara unik dalam kisah Mahabharata. Dari hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa semua informan adalah penonton yang bersifat pasif sehingga mereka dengan mudah terkena efek pesan media massa yaitu pada efek koginitf. Yang mana pada semua jawaban yang diberikan menunjukkan bahwa mereka dapat menerima pesan yang disampaikan oleh tayangan sinetron Mahabharata sehingga pesan yang diterima merupakan hiburan, informasi yang penting dan bermanfaat bagi mereka. Bahwa dengan menonton tayangan sinetron Mahabaharata mereka akan mendapatkan hiburan, informasi dan menambah pengetahuan bagi mereka. Penonton yang menerima terpaan efek kognitif telah peneliti analisis berdasarkan dari jawaban yang diberikan dan jawaban tersebut disesuaikan dengan aktivitasnya sehari-hari. Efek Afektif Tayangan sinetron Mahabharata dapat memberikan sesuatu yang unik dalam segi penyajian dan keseluruhan tayangan dalam memberikan informasi maupun hiburan kepada penontonya. Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada 10 kalangan Ibu-ibu sebagai informan, jawaban yang didapatkan yaitu semua dari mereka memiliki perasaan senang, terhibur, kagum dan lain sebagainya. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa timbulnya emosional kalangan Ibuibu saat menonton tayangan tersebut, sehingga dapat terbawa suasana setelah mereka mendapatkan apa yang diberikan oleh tayangan sinetron Mahabharata. Jadi berdasarkan dari uraian diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa 368

Efek Tayangan Sinetron Mahabharata dalam Meningkatkan Budaya India (Ega Danita P.) setelah menonton tayangan tersebut ternyata tidak hanya memberikan hiburan dan pengetahuan bagi kalangan ibu-ibu, melainkan juga timbulnya perasaan tersendiri bagi mereka sehingga mereka terbawa suasana atas kategori yang diberikan oleh tayangan sinetron Mahabharata. Adanya berbagai macam perasaaan tersebut tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi perasaan penonton sehingga pesan yang disampaikan oleh televisi dapat diterima sesuai dengan apa yang sedang dirasakannya. Penutup Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai Efek Tayangan Sinetron Mahabharata dalam Meningkatkan Pengetahuan Budaya India pada Ibu-ibu Kelurahan Sempaja Utara. Berdasarkan pada penyajian data, analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Melalui uji teori komunikasi massa yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu Uses and Gratifications theory (Kegunaan dan Kepuasan) bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut, dan efek tersebut memberikan efek yang cukup kuat secara langsung kepada informan melalui tayangan-tayangan sinetron yang disuguhkan. Apalagi mengingat bahwa tayangan sinetron memiliki jumlah episode yang tidaklah pendek dengan jam tayang yang hampir setiap hari akan secara bebas memberikan efek secara langsung bagi informan yang menontonnya secara terus menerus baik efek negatif yaitu informan hanya mendapatkan pengetahuan dan informasi hanya pada satu siaran televisi dan tayangan itu saja kemudian dari aktivitas menonton tayangan tersebut maka akan timbulnya efek positif seperti mendapatkan informasi dan pengetahuan. 2. Dilihat dari hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, bahwa adanya efek yang diakibatkan dari menonton tayangan sinetron Mahabharata pada kalangan Ibu-ibu, yaitu memberikan efek kognitif bagi kalangan Ibu-ibu. Efek kognitif yang diperoleh yaitu berupa adanya tambahan pengetahuan tentang budaya India yang telah diperoleh oleh kalangan Ibu-ibu. Pengetahuan tentang budaya india di peroleh dari menonton program sinetron Mahabharata tersebut diantaranya seperti pengetahuan budaya tentang jalan cerita Mahabharata yang sebenarnya yang ditayangkan di televisi, mengetahui nama-nama 5 pandawa dalam kisah Mahabharata, mengetahui perang saudara mengenai perebutan tahta yaitu perang Bharatayudha, serta pesan moral yang mereka dapatkan setelah menonton tayangan tersebut. 3. Pada efek afektif juga semua informan masuk pada tahap efek tersebut dimana semua informan yang membuat penontonya terbawa suasana atas apa yang mereka tonton, sehingga akan menimbulkan perasaan setelah mereka menonton tayangan sinetron Mahabharata. 369

ejournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 3, 2015 : 359-370 Saran Berdasarkan hasil pembahasan yang berupa efek pesan media massa yang berupa efek kognitif, afektif diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pandangan terhadap penelitian selanjutnya, demi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang komunikasi massa yang lebih baik kedepannya. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, H & Soejono, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan. PT Rineka Cipta, Jakarta. Ardianto, Komala, Karlinah, 2009. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. SRM.PT, Bandung. Cangara, Hafied, 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Effendi, Onong Uchjana, 2003.ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Effendi, Onong Uchjana, 1993.Televisi Siaran Teori dan Praktek. PT Mandar Maju, Bandung. Kuswandi, Wawan, 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. PT Rhineka Cipta, Jakarta. Mulyana, Rakhmat, 2006. Komunikasi Antar Budaya. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Moleong, Lexy, 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Nurudin, 2007. Pengantar Komunikasi Massa. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Rakhmat Jalaluddin, 1989. Metode Penelitian Komunikasi. PT Remaja Rosda Karya, Bandung. Rakhmat Jalaluddin, 2005. Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rusdakarya, Bandung. Satori,. Djam an Dkk, 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Alfa Beta, Bandung. Senjaja, Sasa Djuarsa, 2004. Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta. Sugiono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV Alfabeta, Bandung. Sumber Internet : Sinetron Mahabharata India di akses tanggal 01 Februari 2015 http://www.tabloidbintang.com/articles/film-tv-musik/ulasan/5271-serialmahabharata-di-antv-tembus-5-besar-ungguli-sinetron-stripping 370