BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas

BAB II METODE PENELITIAN. kesejahteraan lansia yang dilakukan oleh gerakan Aisyiah di Perumnas

BAB III METODE PENELITIAN. April sampai dengan 19 Juni 2016, namun apabila dalam kurun waktu. yang diperlukan benar-benar terkumpul dan lengkap.

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif

BAB II METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Klinik Daqu Sehat yang berlokasi di Jalan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup berkelompok, dan saling berinteraksi satu dengan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller pengertian penelitian

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, RnD, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 15.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. BMT dilihat dari segi bagi hasil. Penelitian ini akan dilakukan pada beberapa BMT di

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian field research yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasca Modernisme melahirkan gerakan seni rupa Kontemporer yang mendorong

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MEMBANGUN JIWA PERSATUAN DAN KESATUAN (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan audit atas laporan keuangan pada KAP Drs. Joseph Munthe, M.S.,

BAB III METODE PENELITIAN. Umar (2003:303) penjelasan pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

Budaya Budaya = pikiran; akal budi (KBBI, 2002:169) Berasal dari kata Buddayah(Sansekerta), yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi, artinya budi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menemukan metode, materi nilai, pelaku, dan hasil dari internalisasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. teknik analisis data, indikator kinerja, dan prosedur penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2. Membuat pelajar aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga kompetensi dasar yang telah ditetapkan dapat tercapai. 1.6 Metodologi Dalam penyusunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta : Bandung, 2006, hal. 3.

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan esensi dari sebuah pendidikan. Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masa depan bangsa dan gereja sangat ditentukan oleh kualitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi tentang keadaan keadaan nyata sekarang (sementara. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang be rusaha untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Saifuddin, Op. Cit., hlm. 5.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB 3 METODOLOGI. Metodologi yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif. Metodologi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat memiliki kebudayaan. Kebudayaan merupakan salah satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh sebab itu kebudayaan dan masyarakat memiliki kaitan yang amat erat. Masyarakat merupakan orang-orang yang hidup bersama yang mengasilkan kebudayaan. Hal ini dapat diartikan bahwa masyarakat selalu berusaha untuk menghasilkan karya sendiri yang memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Koentjaraningrat (1945:5) menyatakan bahwa kebudayaan dapat diklasifikasikan dalam tiga wujud, yaitu : 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasangagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kmpleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud pertama adalah wujud idiil dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tidak dapat diraba. Kebudayaan idiil ini dapat kita sebut adat tata kelakuan atau adat istiadat. Wujud idiil ini berada dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Adapun fungsi dari wujud 1

2 idiil ini adalah sebagai pengatur, pengendali, dan pemberi arah kepada kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat. Secara lebih khusus mengenai fungsi wujud idil Koentjaraningrat (1994:6) menyatakan : dalam fungsi ini secara lebih khusus lagi terdiri tiga lapisan yaitu, lapisan pertama dan yang paling abstrak adalah sistem nilai budaya, lapisan kedua adalah sistem norma-norma dimana pada lapisan ini terlihat lebih konkret, lapisan ketiga adalah tingkat hukum, dan lapisan keempat adalah tingkat aturan khusus. Tingkat nilai budaya ini merupakan tingkatan yang paling abstrak, karena nilai budaya merupakan ide-ide yang mengkonsepsikan sesuatu yang mengkonsepsikan sesuatu yang dianggap bernilai dari kehidupan masyarakat. Oleh sebagian masyarakat, sistem nilai budaya ini dianggap sebagai peraturan yang bernilai tinggi. Menurut Koentjaraningrat (1994:25) menyatakan bahwa: sistem-sistem tata kelakuan manusia lain tingkatannya lebih konkret, seperti aturan-aturan khusus, hukum dan norma, semuanya juga berpedoman kepada sistem nilai budaya itu. Wujud kedua dari kebudayaan sering disebut sebagai sistem sosial, yaitu mengenai kelakuan dari manusia itu sendiri yang dimana wujudnya bersifat konkret. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul antara yang satu dengan yang lain. Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik. Disebut demikian karena merupakan seluruh total dari hasil fisik dalam beraktivitas, dalam melakukan perbuatan,dan karya semua manusia dalam masyarakat. Oleh karena itu wujudnya bersifat konkret karena dapat diraba dan dilihat.

3 Berdasarkan penjelasan di atas, maka nilai-nilai budaya pada pelaksanaan tradisi upacara Tolak Bala pada masyarakat Desa Nagrak ini sangat berhubungan dengan wujud budaya yang berupa ide dan dianggap bernilai dalam kehidupan masyarakat di desa tersebut. Upacara tolak bala ini, mendeskripsikan bahwa manusia hidup tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan alam. Pada umumnya masyarakat Desa Nagrak bermata pencaharian sebagai petani. Mereka selalu mengiginkan keselamatan hidup, ketenangan batin, dan hasil bumi yang melimpah. Maka dari itu, mereka mempercayai dengan melaksanakan upacara tolak bala tersebut mereka dapat terhindar dari malapetaka. Ini merupakan tradisi atau adat warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan dan secara turun temurun dilaksanakan oleh generasi penerusnya. Bertitik tolak dari pemahaman-pemahaman di atas, penulis mencoba mengangkat permasalahan tersebut kedalam suatu studi penelitian yang terangkum dalam judul KAJIAN TENTANG NILAI-NILAI BUDAYA PELAKSANAAN TRADISI UPACARA TOLAK BALA DI DESA NAGRAK KABUPATEN SUMEDANG ( Studi Deskriptif Tentang Upacara Tolak Bala di Desa Nagrak Kabupaten Sumedang). B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu masalah pokok yaitu: Mengapa nilai-nilai budaya upacara tolak bala masih dipertahankan oleh masyarakat Desa Nagrak Kabupaten Sumedang?

4 Untuk memudahkan pembahasan hasil penelitian maka masalah pokok tersebut peneliti jabarkan dalam beberapa sub masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana asal mula diselenggarakannya upacara tolak bala oleh masyarakat Desa Nagrak Kabupaten Sumedang? 2. Bagaimana pelaksanaan upacara tolak bala di Desa Nagrak Kabupaten Sumedang? 3. Apakah makna dan tujuan diselenggarakannya upacara tolak bala bagi masyarakat di Desa Nagrak Kabupaten Sumedang? 4. Faktor apa saja yang menyebabkan masih dilakukannya tradisi upacara tolak bala oleh masyarakat di Desa Nagrak Kabupaten Sumedang? 5. Bagaimana pandangan islam mengenai tradisi tolak bala di Desa Nagrak Kabupaten Sumedang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan secara umum dari penelitian ini adalah untuk menggali nilai-nilai budaya yang terkandung dalam upacara tolak bala di Desa Nagrak Kabupaten Sumedang.

5 2. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: a. Asal mula diselenggarakannya upacara tolak bala oleh masyarakat Desa Nagrak Kabupaten Sumedang. b. Pelaksanaan dari upacara tolak bala di Desa Nagrak Kabupaten Sumedang. c. Makna dan tujuan diselenggarakannya upacara tolak bala bagi masyarakat di Desa Nagrak Kabupaten Sumedang. d. Faktor -faktor yang menyebabkan masih dilakukannya tradisi upacara tolak bala oleh masyarakat di Desa Nagrak Kabupaten Sumedang. e. Pandangan islam mengenai tradisi tolak bala di Desa Nagrak Kabupaten Sumedang D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis tentang upacara tolak bala, terutama untuk mengetahui nilai-nilai budaya yang ada pada tradisi upacara tolak bala tersebut serta diharapkan dapat berikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia pendidikan khususnya yang berkaitan dengan jurusan atau bidang studi Pkn.

6 2. Secara Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi masyarakat sunda. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai pedoman bagi masyarakat, khususnya masyarakat sunda dalam menyikapi pelaksanaan adat istiadat daerah yang nantinya dapat benarbenar memberikan arah pada pembangunan sikap mental manusia agar berfikir rasional serta dapat melihat nilai-nilai yang tidak berlawanan dengan kaidah agama islam. E. Definisi Operasional Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Kebudayaan merupakan keseluruhan total dari apa yang pernah di hasilkan oleh umat manusia. 2. Nilai-nilai budaya merupakan nilai yang terkandung dalam setiap adat istiadat yang dihasilkan oleh ide-ide atau gagasan-gagasan sebagai wujud idiil dari kebudayaan dengan konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran masyarakat. Nilai-nilai budaya ini telah melekat sehingga sukar untuk digantikan dengan nilai budaya lain. 3. Upacara Tolak Bala merupakan acara tahunan yang dilakukan dan dipercayai masyarakatnya untuk menghindari musibah, dan juga agar hasil bumi yang diperoleh masyarakat melimpah.

7 4. Masyarakat adat adalah kesatuan manusia yang teratur, menetap di suatu daerah tertentu, mempunyai penguasa-penguasa dan mempunyai kekayaan yang berwujud ataupun tidak berwujud, dimana para anggota kesatuan masing-masing mengalami kehidupan dalam masyarakat sebagai hal yang wajar menurut kodrat alam dan tidak seorang pun diantara para anggota itu mempunyai pikiran atau kecenderungan untuk membubarkan ikatan yang telah tumbuh itu atau meninggalkannya dalam arti melepaskan diri dari ikatan itu untuk selama-lamanya. F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Rumusan permasalahan yang akan diteliti memerlukan pengamatan dan penelitian secara mendalam, oleh karena itu, pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif. Nasution (1996 : 5), mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai berikut : Pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Dengan demikian salah satu sifat pendekatan kualitatif adalah dengan diskriptif, artinya dalam penelitian ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif yang banyak dalam bentuk laporan dan uraian, penelitian ini juga tidak menggunakan angka-angka dan statistik, walau tidak menolak data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sesuai dengan dengan masalah yang diteliti yaitu tentang fenomena-fenomena sosial upacara tradisi tersebut. Selain itu peneliti juga menggunakan metode

8 observasi, wawancara, studi literature angket dan studi dokumentasi untuk mempermudah perolehan data yang diperlukan. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu penelitian yang didasarkan pada pemecahan masalah berdasarkan faktafakta dan kenyataan-kenyataan yang ada pada saat sekarang dan memusatkan pada masalah sosial aktual yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nazir (1998 : 63) yang menyatakan bahwa : Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2008 : 224) adalah : Langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Adapun teknik pengumpulan data yang akan peneliti lakukan adalah : a. Wawancara berikut : Esterberg (Sugiyono, 2008 : 45) mendefinisikan interview sebagai a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic.

9 Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dibutuhkan untuk menguatkan data yang diperlukan tentang pemahaman masyarakat mengenai nilai-nilai budaya yang terkandung dalam pelaksanaan upacara tersebut, sebab-sebab masyarakat masih mempertahankan tradisi tersebut, serta tujuan dlaksanakannya upacara tersebut. Pihak yang diwawancara adalah tokoh masyarakat, tokoh agama, sespuh desa, sebagian masyarakat, serta aparat Kecamatan/Desa,. b. Fieldnote atau catatan penelitian digunakan untuk mendapatkan data yang penting berkaitan dengan penelitian. Catatan tersebut sangat diperlukan untuk mereduksi data dari lapangan dalam pengolahan dan analisis data. c. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung peneliti terhadap objek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung. d. Studi Literatur, yaitu mempelajari buku-buku sumber untuk mendapatkan data atau informasi teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. e. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.

10 G. Lokasi dan Subjek penelitian 1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian adalah di Desa Nagrak Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. 2. Subjek Penelitian Menurut Nasution (1996 : 12) dijelaskan bahwa : Subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposive dan pertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan teknik purposive sampel yaitu menentukan orang yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian dengan berdasarkan pada kriteria sebagai berikut : 1) informatif, 2) komunikatif, dan 3) refresentatif. Berdasarkan hal tersebut, maka yang dijadikan subjek penelitian ini yaitu : a. Masyarakat yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, dan sesepuh desa. b. Aparat Kecamatan/Desa yang terdiri Camat Buah Dua dan Kepala Desa Nagrak Hal ini merujuk pada pendapat S. Nasution (1996 : 10) bahwa : Data atau informasi dari satu pihak harus di check kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga, dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Tujuannya ialah membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data.