Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. (Allium cepa L.) terhadap viabilitas benih kakao (Theobrema cacao L.) ini bersifat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibidang perkebunan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah konsentrasi PEG 6000 (Polietilena glikol) (K) yang terdiri dari 4 taraf

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah penelitian eksperimen Rancanagn Acak Lengkap (RAL)

yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh media tanam dan pemberian konsentrasi MOL bonggol

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

Tipe perkecambahan epigeal

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

I. PENDAHULUAN. kakao unggul dalam pembudidayaan tanaman kakao (Mertade et al., 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) dengan 20 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kopi merupakan produk tanaman perkebunan yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

PERENDAMAN BENIH SAGA (Adenanthera pavonina L.) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI AIR KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KECAMBAH

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KARET

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri Maulana Malik Ibrahim malang. Pada bulan Desember 2011 sampai

BAB III METODE PENELITIAN

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN JERUK KEPROK (CITRUS NOBILIS LOUR) VAR. PULAU TENGAH: Rensi Novianti dan Muswita

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

MATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lokasi pembibitan CV. TAIDU Kecamatan Alor

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

EFEKTIVITAS KONSENTRASI GIBERELIN (GA3) PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG KOPI (Coffea canephora) DALAM MEDIA CAIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman di Dalam Polyethylene Glycol (PEG) 6000

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian uji cekaman varietas wijen (Sesasum indicum L.) terhadap cekaman

PENGARUH BERBAGAI MEDIA SIMPAN ALAMI TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH KAKAO (Theobroma cacao L.) SELAMA PERIODE SIMPAN ARTIKEL ILMIAH IRMAWATI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian peningkatan viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L)

III. MATERI DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Larutan Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap

INVIGORASI BENIH NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) SETELAH PERIODE SIMPAN DENGAN PEMBERIAN ZPT

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Pengaruh Lot Benih dan Kondisi Tingkat Kadar Air Benih serta Lama Penderaan pada PCT terhadap Viabilitas

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BAB III METODE PENELITIAN. atau percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4. A1 = Daun Tembelekan Konsentrasi 3%

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat


BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

KAJIAN PERENDAMAN RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) DALAM URIN SAPI DAN AIR KELAPA UNTUK MEMPERCEPAT PERTUNASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODA. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini hlaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b)

PELAKSANAAN PENELITIAN. Disiapkan batang atas ubi karet dan batang bawah ubi kayu gajah yang. berumur 8 bulan dan dipotong sepanjang 25 cm.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat dan perekonomian Indonesia baik sebagai kebutuhan pokok maupun

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

STUDI PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH DENGAN SKARIFIKASI MEKANIK DAN KIMIAWI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

PENGUJIAN PUPUK HANTU TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH SELADA (Lactuca sativa, L)

Transkripsi:

Pengaruh Konsentrasi dan Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.) Mas Khoirud Darojat, Ruri Siti Resmisari, M.Si, Ach. Nasichuddin, M.A. Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang ABSTRAK Benih kakao merupakan benih rekalsitran, benih rekalsitran adalah benih yang tidak tahan terhadap suhu tinggi atau dikeringkan, peka terhadap suhu dan kelembaban yang rendah. Kesulitan dan permasalahan penanganan benih rekalsitran menjadi problem tersendiri dalam budidaya jenis tersebut. Telah banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan viabilitas benih rekalsitran, salah satu upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan viabilitas benih, dengan menggunakan perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT) pada benih rekalsitran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ZPT alami yang terdapat dalam ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.).Penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan faktor. Faktor pertama yaitu konsentrasi ekstrak bawang merah yang terdiri 5 taraf (%, %, %, 3% dan %). Sedangkan faktor kedua yaitu lama perendaman di dalam larutan ekstrak bawang merah yang terdiri atas 3 taraf (3 jam, jam dan 9 jam). Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan analisis variansi (ANAVA) dan apabila perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5%.Ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) konsentrasi % (K) mampu meningkatkan persentase daya berkecambah, kecepatan tumbuh, panjang hipokotil dan panjang akar benih kakao (Theobroma cacao L.). sedangkan pada lama perendaman jam (L) dalam ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) mampu meningkatkan persentase daya berkecambah, kecepatan tumbuh, panjang hipokotil benih kakao (Theobroma cacao L.), dan pada panjang akar lama perendaman yang memiliki pengaruh nyata adalah lama perendaman 9 jam (L3). Namun tidak terdapat pengaruh interaksi konsentrasi dan lama perendaman ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) terhadap viabilitas benih kakao (Theobroma cacao L.). Kata Kunci : bawang merah (Allium cepa L.), viabilitas, kakao (Theobroma cacao L.) PENDAHULUAN Kakao adalah (Theobroma cacao L.) salah satu hasil perkebunan terbaik di indonesia yang memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian nasional, karena perkebunan kakao mampu menyediakan lapangan pekerjaan, sumber pendapatan dan salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibidang perkebunan (Sumampow, ). Benih kakao merupakan benih rekalsitran, benih rekalsitran adalah benih yang tidak tahan terhadap suhu tinggi atau dikeringkan, peka terhadap suhu dan kelembaban yang rendah (Maemunah, 9). Telah banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan viabilitas benih rekalsitran, salah satu upaya yang telah dilakukan untuk meninggkatkan viabilitas benih rekalsitran, dengan menggunakan

perlakuan perendaman zat pengatur tumbuh (ZPT) pada benih. Konsep zat pengatur tumbuh diawali dengan konsep hormon tanaman. Hormon tanaman adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi yang rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses fisiologis ini terutama tentang proses pertumbuhan, differensiasi dan perkembangan tanaman (Salisbury, 995). Kusumo (99) berpendapat bahwa salah satu cara perlakuan menggunakan ZPT adalah dengan cara merendam benih. Perendaman ini memungkinkan benih mengalami inbibisi sehingga kadar air benih setelah perendaman akan meningkat dan menstimulir perkecambahan. Salah satu tumbuhan yang dianggap dapat digunakan sebagai zat pengatur tumbuh alami adalah bawang merah (Allium cepa L.). karena bawang merah memiliki kandungan hormon pertumbuhan berupa hormon auksin dan gibberellin, sehingga dapat memacu pertumbuhan benih (Marfirani, ). Menurut Sasmitamihardja (99) untuk mempercepat dan memaksimalkan pertumbuhan, maka dibutuhkan zat pengatur tumbuh berupa auksin yang memacu perkembangan akar. Selanjutnya Marfirani () menambahkan, hormon giberelin akan menstimulasi pertumbu han pada daun maupun pada batang. Penelitian Siswanto () menyatakan pemberian ekstrak bawang merah mampu meningkatkan pertumbuhan bibit lada panjang. Proses ini melibatkan proses pemanjangan sel sebagai akibat pengaruh auksin yang terkandung dalam ekstrak bawang merah. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bawang merah (Allium cepa L.) terhadap viabilitas benih kakao (Theobroma cacao L.) METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama yaitu konsentrasi ekstrak bawang merah yang terdiri 5 taraf perlakuan (%, %, %, 3% dan %). Faktor kedua yaitu lama perendaman di dalam larutan ekstrak bawang merah yang terdiri atas 3 taraf perlakuan (3 jam, jam dan 9 jam). PROSEDUR PENELITIAN Sumber Benih Benih yang diperoleh adalah benih yang baru dipanen dari perkebunan di Desa Plosorejo Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar, diamasukkan ke dalam wadah plastik utuh dengan kulit buahnya, kemudian belah buah lalu ambil bijinya. Biji dicuci beberapa kali dengan aquades untuk menghilangkan daging buahnya (pulp) yang berwarna putih yang menempel pada biji kakao. Lalu kering anginkan hingga biji benar-benar kering. Pembuatan ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) Umbi bawang merah diihaluskan dengan juiser/blender kemudian disaring. Larutan ini dijadikan larutan stok dengan konsentrasi %. Untuk perlakuan konsentrasi bawang merah yang digunakan, cukup dengan mengencerkan larutan stok sesuai dengan perlakuan yang dibutuhkan. Perendaman dalam larutan ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) Benih kakao (Theobroma cacao L.) yang telah dipilih sebagai sampel penelitian direndam dalam larutan ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) selama 3 jam, jam dan 9 jam pada masing-masing konsentrasi ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) %, %, 3% dan %.

Perkecambahan Benih Benih yang telah telah direndam kemudian dikecambahkahkan pada bak perkecambahan, adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: () Dimasukkan substrat pasir halus yang telah diayak ke dalam bak perkecambahan, () Ditanam 5 benih kakao pada substrat pasir secara teratur, (3) Diratakan pasir hingga menutupi benih, () Diberi label pada masing-masing ulangan pada bak pasir, (5) Dipelihara dengan cara disiram dengan air secara rutin selama hari. Parameter yang diamati adalah:. Persentase daya kecambah (%), dihitung pada hari setelah tanam. Kecepatan Tumbuh, dihitung setiap 7 hari, sampai hari ke setelah tanam 3. Panjang hipokotil, dihitung pada hari setelah tanam. Panjang akar, dihitung pada hari setelah tanam Analisis data Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, dilakukan analisis (ANAVA) ganda. Apabila perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Daya Berkecambah Perkecambahan (%) 8 K K K K3 K Konsentrasi Gambar. Pengaruh konsentrasi bawang merah terhadap persentase daya berkecambah benih kakao Berdasarkan Gambar. diatas diketahui bahwa perlakuan konsentrasi ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) konsentrasi %, %, 3% dan % memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persentasi daya berkecambah dari benih kakao (Theobroma cacao L). Dari semua hasil daya berkecambah yang telah diperoleh terdapat hasil yang sangat signifikan antara kontrol (K) dengan perlakuan konsentrasi % (K), % (K), 3% (K3), % (K). Namun tidak terdapat hasil yang signifikan antara perlakuan konsentrasi % (K), % (K), 3% (K3), % (K) itu sendiri karena hasil yang didapatkan tidak berbeda jauh yaitu 8,78%, 85,33%, 87,% dan 9,%. Pada hasil persentasi daya berkecambah terlihat perlakuan konsentrasi % (K) memiliki nilai rata-rata persentase daya berkecambah tertinggi yaitu sebesar 9,%. Sedangkan perlakuan % (K) sebagai kontrol memiliki nilai rata-rata persentase terendah yakni sebesar 53,89%. Perkecambahan (%) 8 L L L3 Gambar. Pengaruh Dalam Ekstrak Bawang Merah Terhadap Persentase Daya Berkecambah Benih Kakao Pada gambar. menunjukkan bahwa perlakuan perendaman selama 9 jam (L3) memberikan nilai rata-rata yang tertinggi pada variabel persentase daya berkecambah yaitu sebesar 85,7%, dan hasil rata-rata terendah adalah perlakuan perendaman selama 3 jam (L) dengan nilai rata-rata 8%. Sedangkan perlakuan perendaman jam (L) memperoleh nilai 3

rata-rata 85,7%. Dari data yang didapatkan, berdasarkan uji DMRT 5% menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara L dan L, sedangkan terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara L dan L3. Setiap tanaman memiliki hormon untuk merangsang perkecambahan, akan tetapi hormon yang ada pada benih tersebut jumlahnya sedikit sehingga pertu ditambah agar pertumbuhan benih akan semakin cepat dan baik. Konsentrasi zat pengatur tumbuh (ZPT) dalam perlakuan akan mempengaruhi jumlah dan kecepatan penyerapan yang terjadi pada benih, sehingga akan berpengaruh terhadap daya berkecambah, kecepatan perkecambahan, dan kesuburan benih (Kusumo,99). Panjang Hipokotil Hipokotil (cm) 8 K K K K3 K konsentrasi Gambar.3 Pengaruh konsentrasi ekstrak bawang merah terhadap panjang hipokotil benih kakao Berdasarkan Gambar.3 diatas menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi ekstrak bawang merah (Allium cepa) konsentrasi %, %, 3% dan % memiliki pengaruh yang signifikan terhadap panjang hipokotil dari benih kakao (Theobroma cocoa L). Dari semua hasil perhitungan rata-rata panjang hipokotil yang telah diperoleh terdapat hasil yang sangat signifikan antara kontrol (K) dengan perlakuan konsentrasi % (K), % (K), 3% (K3), % (K). Namun tidak terdapat hasil yang signifikan antara perlakuan konsentrasi % (K), % (K), 3% (K3), % (K) itu sendiri karena hasil yang didapatkan tidak berbeda jauh yaitu 5, cm, 5, cm, 5,9 cm, 5,9 cm. Pada hasil uji panjang hipokotil K sebagai kontrol memiliki nilai panjang hipokotil yang paling rendah dengan ratarata yaitu sebesar,7 cm. sedangkan pada konsentrasi % (K) diperoleh hasil ratarata panjang hipokotil tertinggi yaitu sebesar 5,9 cm Hipokotil (cm) 8 L L L3 Gambar. Pengaruh lama perendaman dalam ekstrak bawang merah terhadap panjang hipokotil benih kakao Pada uji panjang hipokotil diperoleh hasil rata-rata yang tertinggi pada perlakuan perendaman 9 jam (L3) yaitu sebesar 5,8 cm, dan hasil rata-rata panjang hipokotil terendah adalah pada perlakuan perendaman 3 jam (L) yaitu sebesar, cm. sedangkan hasil rata-rata yang diperoleh pada perlakuan perendaman jam (L) yaitu sebesar 5,3 cm. Dari data yang didapatkan, berdasarkan uji DMRT 5% menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara L dan L, sedangkan terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara L dan L3. Giberelin sebagai salah satu hormon tumbuh yang memiliki fungsi anatara lain meningkatkan pembelahan sel dan pembesaran sel dalam bentuk memperpanjang ruas tanaman, memperbesar luas daun berbagai jenis tanaman, memperbesar bunga, buah dan mempengaruhi panjang batang (Heddy, 989).

Kecepatan Tumbuh Kecepatan Tumbuh(cm.5.5 K K K K3 K Konsentrasi Gambar.5 Pengaruh konsentrasi bawang merah terhadap pkecepatan tumbuh berkecambah benih kakao Berdasarkan Gambar.5 diatas menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi ekstrak bawang merah (Allium cepa) konsentrasi %, %, 3% dan % memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan tumbuh dari benih kakao (Theobroma cocoa L). Dari semua hasil perhitungan koefisien kecepatan tumbuh yang telah diperoleh terdapat hasil yang sangat signifikan antara kontrol (K) dengan perlakuan konsentrasi % (K), % (K), 3% (K3), % (K). Namun tidak terdapat hasil yang signifikan antara perlakuan konsentrasi % (K), % (K), 3% (K3), % (K) itu sendiri karena hasil yang didapatkan tidak berbeda jauh yaitu,33 cm,,33 cm,,3 cm, dan, cm. Pada hasil kecepatan tumbuh K sebagai kontrol memiliki nilai kecepatan tumbuh yang paling rendah yaitu sebesar,59 cm. Hal ini dapat dipengaruhi sedikitnya jumlah hormon pemacu perkecambahan yang terdapat didalam benih. Sedangkan pada konsentrasi % (K) diperoleh hasil kecepatan tumbuh tertinggi yaitu sebesar, cm. Kecepatan Tumbuh Gambar. Pengaruh lama perendaman dalam ekstrak bawang merah terhadap kecepatan tumbuh benih kakao Pada perhitungan kecepatan tumbuh diperoleh hasil rata-rata yang tertinggi pada perlakuan perendaman 9 jam (L3) yaitu sebesar,3 cm, dan hasil rata-rata panjang hipokotil terendah adalah pada perlakuan perendaman 3 jam (L) yaitu sebesar, cm. sedangkan hasil rata-rata yang diperoleh pada perlakuan perendaman jam (L) yaitu sebesar, cm. Dari data yang didapatkan, berdasarkan uji DMRT 5% menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara L dan L, sedangkan terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara L dan L3 Panjang Akar Panjang Akar.5.5 L L L3 K K K K3 K Konsentrasi Gambar.7 Pengaruh konsentrasi bawang merah terhadap persentase daya berkecambah benih kakao Berdasarkan Gambar.7 diatas menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi ekstrak bawang merah (Allium cepa) konsentrasi %, %, 3% dan % 5

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap panjang akar dari benih kakao (Theobroma cocoa L.). Dari semua hasil perhitungan rata-rata panjang akar yang telah diperoleh terdapat hasil yang sangat signifikan antara kontrol (K) dengan perlakuan konsentrasi % (K), % (K), 3% (K3), % (K). Namun tidak terdapat hasil yang signifikan antara perlakuan konsentrasi % (K), % (K), 3% (K3), % (K) itu sendiri karena hasil yang didapatkan tidak berbeda jauh yaitu, cm,, cm,, cm, 5, cm. Pada hasil uji rata-rata panjang akar diperoleh K sebagai kontrol memiliki nilai rata-rata panjang hipokotil terendah yaitu sebesar, cm. sedangkan pada konsentrasi konsentrasi % (K) diperoleh hasil ratarata panjang akar tertinggi yaitu sebesar 5, cm. Panjang Akar 5 3 L L L3 Gambar.8 Pengaruh lama perendaman dalam ekstrak bawang merah terhadap persentase daya berkecambah benih kakao Pada perhitungan panjang akar diperoleh hasil rata-rata tertinggi pada perlakuan perendaman 9 jam (L3) yaitu sebesar 5, cm, dan hasil rata-rata panjang akar yang paling rendah adalah pada perlakuan perendaman 3 jam (L) yaitu sebesar 3,3 cm. sedangkan hasil rata-rata panjang akar yang diperoleh pada perlakuan perendaman jam (L) yaitu sebesar, cm. Dari data yang didapatkan, berdasarkan uji DMRT 5% menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara L, L dan L3. Mekanisme kerja auksin akan mempengaruhi pemanjangan sel-sel pada tanaman. Cara kerja auksin adalah dengan cara mempengaruhi pengendoran /pelenturan dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang masuk secara osmosis. Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dan mensintesis kembali material dinding sel dan sitoplasma. Selain memacu pemanjangan sel yang menyebabkan pemanjangan batang dan akar, peranan auksin lainnya adalah adanya kombinasi auksin dan giberelin akan memacu perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pembentukan diameter batang (Rusmin, ). KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:. Ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) konsentrasi % (K) mampu meningkatkan persentase daya berkecambah, kecepatan tumbuh, panjang hipokotil dan panjang akar benih kakao (Theobroma cacao L.).. Lama perendaman jam (L) dalam ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) mampu meningkatkan persentase daya berkecambah, kecepatan tumbuh, panjang hipokotil benih kakao (Theobroma cacao L.), sedangkan pada panjang akar lama perendaman yang memiliki pengaruh nyata adalah lama perendaman 9 jam (L3). 3. Tidak terdapat pengaruh interaksi konsentrasi dan lama perendaman ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) terhadap viabilitas benih kakao (Theobroma cacao L.). SARAN. Pengunaan perlakuan interaksi konsentrasi % dan lama perendaman

jam ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) mampu meningkatkan viabilitas benih kakao (Theobroma cacao L.). yang ditunjukkan dengan meningkatnya persentase daya berkecambah benih kakao.. Diharapkan untuk penelitian yang menggunakan ekstrak bawang merah seperti pada penelitian ini, hendaknya menambahkan parameter lain selain persentasi daya berkecambah, kecepatan tumbuh, panjang hipokotil dan panjang akar. 3. Pada penelitian viabilitas benih kakao dengan perlakuan konsentrasi dan lama perendaman ekstrak bawang merah agar lebih mengamati serangan cendawan saat penyemaian benih Sasmitamihardja, D dan Siregar, A. 99. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : Institut Teknologi Bandung Siswanto, Usman. dkk.. Penggunaan Auksin dan Sitokinin Alami Pada Pertumbuhan Bibit Lada Panjang (Piper retrofractum vah L.). Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol. 3 No.. Sumampow, D. M. F.. Viabilitas Benih Kakao ( Theobroma cacao L.) Pada Media Simpan Serbuk Gergaji. Soil Environmen 8 (3) : -5 Wattimena, G.A. 988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor: Pusat Antar Universitas Bogor. DAFTAR PUSTAKA Heddy, S. 989. Hormon Tumbuhan. Jakarta: CV. Rajawali Kusumo, S. 99. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor: Cv. Jasaguna Maemunah dan Adelina, Enny.9. Lama Penyimpanan dan Invigorasi Terhadap Vigor Bibit Kakao (Theobroma cacao L.). Media Litbang Sulteng () : 5 Marfirani, Melisa.dkk.. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Filtrat Umbi Bawang Merah dan Rootone-F terhadap Pertumbuhan Stek Melati Rato Ebu.Lentera Bio 3 () : 73 7 Rusmin, D.. Pengaruh Pemberian GA 3 Pada Berbagai Konsentrasi dan Lama Inbibisi Terhadap Peningkatan Viabilitas Benis Puwoceng (Pimpinella pruatjan Molk.). Jurnal Littri. Vol: 7. No: 3 Salisbury, F.B. dan Ross, C.V. 995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Bandung: ITB Press 7