PENGHANCURAN GEDUNG SECARA MELAWAN HUKUM

dokumen-dokumen yang mirip
TINDAK PIDANA PENCULIKAN DAN MODUSNYA (Paper ini untuk melengkapi kriteria penilaian mata kuliah Hukum Pidana)

TINDAK PIDANA PENGHINAAN DAN PENCEMARAN NAMA BAIK

KONVENSI KETATANEGARAAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 4 TAHUN 1976 (4/1976) Tanggal: 27 APRIL 1976 (JAKARTA)

ANALISIS NORMATIF TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN ARCA DI MUSEUM SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

Pengantar Hukum Indonesia Materi Hukum Pidana. Disampaikan oleh : Fully Handayani R.

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232]

BAB I PENDAHULUAN. suatu perkara disandarkan pada intelektual, moral dan integritas hakim terhadap

I. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pidana yang bersifat khusus ini akan menunjukan ciri-ciri dan sifatnya yang khas

PEMBUNUHAN DENGAN RENCANA DAN PASAL 340 KUHP

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMALISASI PENYIDIKAN DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA DI SEMARANG UTARA S K R I P S I. Oleh : S U H A R N O NIM :

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PERAMPASAN PAKSA SEPEDA MOTOR

BAB III PENCURIAN DENGAN KEKERASAN MENURUT HUKUM POSITIF. Menyimpang itu sendiri menurut Robert M.Z. Lawang penyimpangan perilaku

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan dan Pemberatan Pengertian Tindak Pidana Pencurian

BAB II TINDAK PIDANA MILITER. tentang apa yang disebut dengan tindak pidana tersebut, yaitu : dilarang dan diancam dengan pidana.

BAB I PENDAHULUAN. pencurian tersebut tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan atau. aksinya dinilai semakin brutal dan tidak berperikemanusiaan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi dan Subjek Hukum Tindak Pidana

BAB II PERATURAN-PERATURAN HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN TINDAK PIDANA PEMALSUAN UANG DI INDONESIA

PERUSAKAN DAN PENGHANCURAN BENDA (BAB XXVII) PERUSAKAN DAN PENGHANCURAN BENDA DALAM BENTUK POKOK (PASAL 406 KUHP) PERUSAKAN DAN PENGHANCURAN BENDA RIN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1980 TENTANG TINDAK PIDANA SUAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I.PENDAHULUAN. perhatian di dalam kalangan masyarakat. Berita di surat kabar, majalah dan surat

PENGANCAMAN/AFDREIGINGAFDREIGING. Fachrizal Afandi

NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA YANG BERKAITAN DENGAN KEJAHATAN TERHADAP KEAMANAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun yang benar-benar menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia serta

BAB IV KOMPARASI HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM MENGENAI HUKUMAN PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana. hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA PELAKU PEMBAKARAN LAHAN

538 KOMPILASI KETENTUAN PIDANA DI LUAR KUHP

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, bagi siapa yang melanggar larangan tersebut. umumnya maksud tersebut dapat dicapai dengan menentukan beberapa elemen,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEJAHATAN DAN PELANGGARAN TERHADAP NYAWA DAN TUBUH ORANG

1. PERCOBAAN (POGING)

PERTANGGUNG JAWABAN PENGHASUT UNTUK MELAKUKAN UNJUK RASA YANG BERAKIBAT ANARKHIS SKRIPSI

BAB III PENGANIAYAAN YANG BERAKIBAT LUKA BERAT DALAM KUHP

1. PENDAHULUAN. Tindak Pidana pembunuhan termasuk dalam tindak pidana materiil ( Materiale

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah tindak pidana atau strafbaar feit diterjemahkan oleh pakar hukum

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB II UNSUR-UNSUR TINDAK PIDANA PENGGELAPAN. Tindak pidana penggelapan (verduistering) diatur dalam Bab XXIV Pasal

BAB I PENDAHULUAN. pembunuhan. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan, jumlah kasus. pembunuhan, dan tahun 2015 menjadi 48 kasus pembunuhan.

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyengsarakan dan menghancurkan suatu negara. Dampak korupsi bagi negara-negara dengan kasus korupsi berbeda-beda bentuk,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimana keturunan tersebut secara biologis berasal dari sel telur laki-laki yang kemudian

Makalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. tindak pidana atau melawan hukum, sebagaimana dirumuskan dalam Undang-

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. dan media elektronik yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis,

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, yang benar-benar menjunjung

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KEJAHATAN PEMALSUAN UANG KERTAS RUPIAH DAN PENGEDARANNYA DI KOTAMADYA MEDAN. (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan) SKRIPSI

Pengertian Hukum Pidana Sumber Hukum Pidana Asas-asas berlakunya hukum pidana Hukum Pidana dan Kriminologi Peritiwa Pidana Jenis-Jenis Hukuman

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KARENA KELALAIANNYA MENYEBABKAN ORANG LAIN MENINGGAL DUNIA PADA KECELAKAAN LALU-LINTAS.

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Van Hamel, Tindak pidana adalah kelakuan orang (menselijke

Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan. Surastini Fitriasih

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan pada dasarnya muncul karena adanya hasrat ingin tahu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK. 1. Ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

BAB III ANALISIS PERBANDINGAN PENGANIYAAN TERHADAP IBU HAMIL YANG MENGAKIBATKAN KEGUGURAN JANIN ANTARA HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF

PENEGAKAN HUKUM DALAM TINDAK PIDANA PEMALSUAN MATA UANG DOLLAR. Suwarjo, SH., M.Hum.

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DAN PENADAHAN. dasar dari dapat dipidananya seseorang adalah kesalahan, yang berarti seseorang

I. PENDAHULUAN. usahanya ia tidak mampu, maka orang cenderung melakukanya dengan jalan

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu, fungsi

Bab XXV : Perbuatan Curang

I. PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Perubahan ke-4 Undang-Undang Dasar Hal ini. tindakan yang dilakukan oleh warga negara Indonesia.

BAB II TINJAUAN UMUM. Perumusan tentang pengertian anak sangat beragam dalam berbagai

[

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN

PIDANA BERSYARAT PADA PELAKU KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DALAM PRAKTIK (Studi Putusan Nomor: 217/Pid.Sus/2014/PT.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah Negara yang berdiri berlandaskan Pancasila

TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana pencurian diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Bab XXI : Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

Lex Administratum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP

I. PENDAHULUAN. hukum serta Undang-Undang Pidana. Sebagai suatu kenyataan sosial, masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia. Kepolisian adalah hak-ihwal berkaitan dengan fungsi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu, pleger, doen pleger, medepleger, uitlokker. Suatu penyertaan. dilakukan secara psikis maupun pisik, sehingga harus dicari

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut :

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1992 TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN [LN 1992/46, TLN 3478]

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAKAN MENGEMIS DI MUKA UMUM. A. Analisis terhadap Sanksi Hukum Bagi Pengemis Menurut Pasal 504

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

TINJAUAN PUSTAKA. tengah-tengah masyarakat telah memberikan dampak negatif bagi

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN. A. Tindak Pidana Pembunuhan dan Pembunuhan Berencana

Pelanggaran terhadap nilai-nilai kesopanan yang terjadi dalam suatu. masyarakat, serta menjadikan anak-anak sebagai obyek seksualnya merupakan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA. a.bahwa hingga kini ketentuan-ketentuan perundang-undangan pidana belum berlaku dalam pesawat udara Indonesia ;

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana. hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan

P U T U S A N. Nomor : 669/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN. 1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,

Transkripsi:

PENGHANCURAN GEDUNG SECARA MELAWAN HUKUM (Makalah ini untuk melengkapi kriteria penilaian mata kuliah Hukum Pidana) NAMA DOSEN : HOLLYONE, S.H. NAMA MAHASISWA : OCI PIRAWATI NPM : 09411733000102 MATA KULIAH : HUKUM PIDANA SMT/TA : 2 (DUA) PAGI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2009/2010

KATA PENGANTAR Puji Syukur Saya panjatkan Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayahnya Saya dapat menyelesaikan paper ini. Paper ini dibuat untuk memenuhi kriteria penilaian Mata kuliah Hukum Pidana yang ada di Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang. Terima kasih Saya sampaikan kepada Bapak Hollyone, S.H. Selaku dosen mata kuliah Hukum Pidana yang telah membimbing Saya dan kepada pihak pihak terkait yang telah membantu dalam proses pembuatan Paper ini. Saya menyadari bahwa Paper ini jauh dari kesempurnaan baik dalam sistematika maupun dalam pembahasan materinya. Maka dari itu Saya akan selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran guna menjadi perbaikan dikemudian hari. bagi kita semua. Akhirnya dengan kerendahan hati, semoga Paper ini dapat bermanfaat Karawang, Juni 2010 Oci Pirawati 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusakan pada dasarnya merupakan tindakan yang wajar dan dapat dikatakan tidak dapat dimasukkan ke dalam suatu delik yang dapat diberikan sanksi bagi para pelakunya, kecuali tindakan perusakan tersebut mengandung unsur kesengajaan dengan cara melawan hukum. Dalam modus kejahatan pada pasal 200 KUHP sangat melekat pada niat pelaku. Sebagai contoh: di suatu saat, A melihat rumah B kebakaran sedangkan si B sedang tertidur pulas di kamarnya. Semua pintu keluar terkunci dari dalam bangunan yang terbakar tersebut. Maka satu-satunya jalan bagi si A untuk menyelamatkan nyawa si B maka si A terpaksa membobol bagian dari dinding atau kaca jendelanya sehingga A dapat masuk dan menyelamatkan si B. Maka pada konteks kejadian tersebut, tindakan si A yang telah membobol dinding dan memecahkan kaca untuk jalan menolong si B keluar dari jebakan kobaran api yang membakar rumah si B. Tidak merupakan tindakan pidana. 2

B. Pokok Permasalahan Adapun pokok permasalahan yang saya bahas dalam uraian materi dalam paper yang saya susun ini adalah tentang kajian suatu pasal dalam Kitab Undanng-Undang Hukum Pidana (KUHP), bab VII pasal 200 tentang Kejahatan yang membahayakan keamanan umum bagi orang atau barang. 3

BAB II PEMBAHASAN PENGHANCURAN GEDUNG SECARA MELAWAN HUKUM A. Penghancuran Gedung Kejahatan yang dimaksudkan ini adalah sebagaimana yang diatur dalam pasal 200 KUHP, yang rumusannya sebagai, berikut: Barangsiapa dengan sengaja menghancurkan atau merusak gedung atau bangunan diancam: 1. Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika karena perbuatan itu timbul bahaya umum bagi barang. 2. Dengan pidana penjara paling lama belas tahun, jika karena perbuatan timbul bahaya bagi nyawa orang lain. 3. Dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jik karena perbuatan itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati. Tindak pidana dalam pasal 200 KUHP merupakan tindak pidana yang disertai tiga syarat. Artinya Suatu perusakan gedung disini adalah baru dipandang sebagai tindak pidana apa bila memenuhi salah satu dari 3 syarat. 1. Perbuatan perusakkan gedung itu mengakibatkan kebahayaan terhadap barang. 2. Perbuatan perusakkan gedung itu mengakibatkan kebahayaan bagi nyawa seseorang. 4

3. Perbuatan perusakkan gedung itu mengakibatkan kebahayaan bagi nyawa orang lain sehingga orang teresebut mati. B. Unsure-unsur yang terdapat pada pasal 200 KUHP Pasal 200 KUHP berbunyi: Barangsiapa dengan sengaja menghancurkan atau merusak gedung atau bangunan diancam: 1. Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika karena perbuatan itu timbul bahaya umum bagi barang. 2. Dengan pidana penjara paling lama belas tahun, jika karena perbuatan timbul bahaya bagi nyawa orang lain. 3. Dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jik karena perbuatan itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati. Jika kita telaah pasal di atas maka kita dapat menguraikan unsure-unsur yang terkandung dalam pasal tersebut, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Unsur-unsur objektif: a. Perbuatan: menghancurkan, 5

tindakan menghancurkan disini adalah penghancuran gedung yang disertai akibat yang membahayakan terhadap keselamatan barang-barang ataupun terhadap nyawa seseorang. Sehingga dalam pasal ini sanksi pun bergantung pada akibat yang terjadi dari perusakan gedung. b. Objeknya: gedung, objek dari tindak perusakan gedung adalah gedung. 2. Unsur subjektif: a. dengan sengaja, perbuatan atau tindakan penghancuran gedung yang dilakukan oleh si pelaku disertai niat dari hati. Dari unsur ini kita dapat mengetahui bahwa tindakan pidana penghancuran gedung merupakan delik dolus. Karena dari unsur subjektifnya mengandung unsur kesengajaan dari dalam hari si pelaku. b. Secara melawan hukum. Perbuatan yang dilakukan si pelaku dalam menghancurkan gedung disertai dengan tindakan yang melawan hukum. 6

BAB III PENUTUP Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tindak pidana yang terdapat dalam pasal 200 KUHP merupakan tindak pidana yang termasuk ke dalam delik dolus. Hal ini dikarenakan tindak pidana yang dilakukan oleh si pelaku mengandung unsur subjektif, yaitu dengan kesengajaan. Tapi tindak pidana penghancuran yang ada dalam pasal 200 KUHP ini disertai dengan akibat yang membahayakan terhadap keselamatan barang-barang ataupun terhadap nyawa seseorang. Sehingga dalam pasal ini sanksi pun bergantung pada akibat yang terjadi dari perusakan gedung. 7