Kajian yuridis terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh anak-anak geng nero (studi kasus di Pengadilan Negeri Pati)

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Tinjauan tentang disparitas putusan hakim pada tindak pidana perkosaan (studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. harus diselesaikan atas hukum yang berlaku. Hukum diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pelajar SMP dan SMA dalam ilmu psikologi perkembangan disebut. laku remaja sehari-hari, baik di rumah, di sekolah maupun di dalam

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat banyak yang memperbincangkan tentang pornografi yang

BAB I PENDAHULUAN. pencurian tersebut tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan atau. aksinya dinilai semakin brutal dan tidak berperikemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

BAB I PENDAHULUAN. lebih menciptakan rasa aman dalam masyarakat. bermotor dipengaruhi oleh faktor-faktor yang satu sama lain memberikan

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perkara disandarkan pada intelektual, moral dan integritas hakim terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

I. PENDAHULUAN. tanpa ada satu pun aparat keamanan muncul untuk mengatasinya. Selama ini publik Jakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dilarang atau diharuskan dan diancam dengan pidana oleh undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan tentang pelanggaran (overtredingen), kejahatan

PANANGGULANGAN KEJAHATAN MAYANTARA (CYBER CRIME) DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA (STUDI DI DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA)

BAB I PENDAHULUAN. dipertegas dalam Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen ke-3 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. langsung merugikan keuangan Negara dan mengganggu terciptanya. awalnya muncul Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dapat diungkap karena bantuan dari disiplin ilmu lain. bantu dalam penyelesaian proses beracara pidana sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

BAB I PENDAHULUAN. melanggar hukum, termasuk anak bisa melakukan tindakan yang melawan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita bangsa. Anak. dalam kandungan. Penjelasan selanjutnya dalam Undang-Undang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DOMESTIK

Kajian yuridis terhadap putusan hakim dalam tindak pidana pencurian tanaman jenis anthurium (studi kasus di Pengadilan Negeri Karanganyar)

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

PRAPERADILAN SEBAGAI UPAYA KONTROL BAGI PENYIDIK DALAM PERKARA PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pengguna jalan raya berkeinginan untuk segera sampai. terlambat, saling serobot atau yang lain. 1

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan masyarakat semakin

: MEDIASI PENAL DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita Negara Indonesia yang telah dirumuskan para pendiri negara yaitu

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. adanya kehendak untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan oleh Ankum yang menangani pelanggaran disiplin.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatnya kasus kejahatan pencurian kendaraan bermotor memang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini. Kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. ketidakadilan yang dilakukan oleh hakim kepada pencari keadilan. Disparitas. hakim dalam menjatuhkan suatu putusan.

BAB I PENDAHULUAN. peradilan adalah untuk mencari kebenaran materiil (materiile waarheid)

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembuktian penuntut umum dalam perkara tindak pidana korupsi oleh kejaksaan Sukoharjo. Oleh : Surya Abimanyu NIM: E BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. tidak sesuai dengan perundang-undangan. Sebagai suatu kenyataan sosial,

BAB I PENDAHUULUAN. terjadi tindak pidana perkosaan. Jika mempelajari sejarah, sebenarnya jenis tindak

BAB I PENDAHULUAN. Negara merupakan sebuah kesatuan wilayah dari unsur-unsur negara, 1 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya kejahatan dilakukan oleh orang yang telah dewasa,

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. karena kehidupan manusia akan seimbang dan selaras dengan diterapkannya

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB 1 PENDAHULUAN. perbuatan melanggar hukum.penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

I. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,

I. PENDAHULUAN. Manusia didalam pergaulan sehari-hari tidak dapat terlepas dari interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. KUHAP Pasal 1 menjelaskan bahwa penyidik adalah: pejabat polisi. penyidik bukan berdasarkan atas kekuasaan, melainkan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pidana bersyarat merupakan suatu sistem pidana di dalam hukum pidana yang

Transkripsi:

Kajian yuridis terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh anak-anak geng nero (studi kasus di Pengadilan Negeri Pati) Oleh : Devy Muria Puspita NIM : E 1104029 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak pidana yang dilakukan oleh anak-anak Geng Nero tengah menjadi buah bibir. Dari berbagai media yang ada baik elektronika maupun media massa banyak sekali terjadi perkara penganiayaan yang dilakukan oleh ke empat pelajar putri yang masih duduk dibangku SMA. Modus yang dilakukan oleh anak-anak Geng Nero ini disebabkan ada masalah dengan korban dan merekamnya lewat video telepon seluler (ponsel), masalahnya apa yang mereka lakukan tidak lagi sekedar bentuk kenakalan para remaja namun sudah menjurus ke arah tindakan kriminal bahkan sampai ke tindak pidana kekerasan. Oleh karena itu penulis meneliti mengenai kajian hukum yang dilakukan oleh anak-anak Geng Nero. Serta meneliti pertimbangan hakim dalam memutus perkara tersebut. Aktivitas geng tidak melarang atau membatasi untuk suatu tipikal organisasi kejahatan dalam kelompok. Tapi mungkin saja dalam kaitannya dengan asosiasi yang bersifat umum mengenai sikap yang di dalamnya tindakan kolektif dan dorongan ketertarikan yang umum dan tujuan untuk memberikan prestasi sosial atau solidaritas. Latar belakang yang menjadi momok menakutkan ini berawal dari Desa Bajomulyo, Kecamatan Juwana, Pati ini bisa dibilang sebagai tempat subur untuk tumbuh berkembangnya keberadaan geng-geng yang dilakukan oleh 1

2 remaja putri. Kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak Geng Nero sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 beranggotakan empat orang tersebut yaitu Ratna, Yunika, Maya, dan Tika yang masih duduk dibangku kelas I SMU yang berbedabeda di Kabupaten Pati. Nama Geng Nero bukan nama tanpa arti. Geng Nero berasal dari kata neka-neka dikeroyok (macam-macam dikeroyok) ketika ada pelajar putri yang dianggap macam-macam oleh geng tersebut, mereka tak segan untuk menculik dan menganiayanya. Anggota geng yang terdiri atas pelajar putri itu ditangkap oleh Kapolres Pati AKBP Hilman Thayib melalui Kasat Reskrim AKP Sulkhan, di Pati, Jumat (13/6), penangkapan dilakukan di rumah masing-masing anggota yang berada di Kecamatan Juwana tanpa perlawanan karena laporan dari masyarakat yang telah melihat rekaman video telepon seluler tersebut (http://nenyok.wordpress.com/2008/06/15/geng-nero-premanisme-pelajar/). Senioritas memang perlu ada dalam sebuah institusi demi menjaga sebuah hirarki penghormatan terhadap yang lebih senior. Senior bukan hanya sebagai umur saja, tapi bisa banyak hal seperti pangkat, jabatan, technical skill dan sebagainya. Seperti kekerasan berikut misalnya yang telah dilakukan oleh mahasiswa perguruan tinggi yaitu STPDN, STIP dan diduga banyak lagi, ternyata kasus inipun terjadi di tingkat pelajar putri, dimana pencitraan atau sifat berdasarkan jenis kelamin ini sudah tidak relevan lagi karena biasanya wanita identik dengan kelembutan, kepekaan, kasih sayang, ngemong, welas asih, dan lain sebagainya tetapi terletak kejanggalan ketika mereka melakukan tindakan premanisme dan kekerasan bahkan dalam usia yang masih bau kencur atau belia (http://nenyok.wordpress.com/2008/06/15/geng-nero-premanisme-pelajar/). Hal ini menyebabkan orang tua dari anak tersebut marah dan melaporkan hal tersebut ke pihak sekolah. Dan pihak sekolahpun sudah memanggil orang tua para anggota geng nero sehingga akhirnya masalah ini dilaporkan ke pihak kepolisian untuk diproses sebagai tindakan kriminal. Antisipasi atas tindak pidana penganiayaan tersebut diantaranya dengan memfungsikan instrumen hukum pidana secara efektif melalui penegakan hukum

3 dan diupayakan perilaku yang melanggar hukum ditanggulangi secara preventif dan represif. Sesuai dengan sifat dari hukum pidana yang memaksa dan dapat dipaksakan, maka setiap perbuatan yang melawan hukum itu dapat dikenakan penderitaan yang berupa hukuman. Hukum pidana adalah hukum yang mengatur tentang kejahatan-kejahatan dan pelanggaran terhadap kepentingan negara, kepentingan umum, kepentingan masyarakat dan kepentingan perorangan, perbuatan mana diancam dengan hukuman yang merupakan suatu penderitaan atau siksaan. Hukum yang baik tidak hanya tergantung pada azas-azas, sistematika perumusan pasal-pasal, dan sanksi-sanksi yang ada, melainkan juga tergantung pada tata pelaksanaan serta pada manusianya sebagai pelaksana dan pendukung dari hukum itu sendiri. Oleh karena itu peranan aparat penegak hukum dalam mengungkap dan menyelesaikan kasus tindak pidana penganiayaan dituntut profesional yang disertai kematangan intelektual dan integritas moral yang tinggi. Hal tersebut diperlukan agar proses peradilan dalam menyelesaikan kasus tindak pidana penganiayaan dapat memperoleh keadilan dan pelaku dikenai sanksi pidana. Sehingga telah merusak masa depan si korban bahkan dapat menimbulkan akibat buruk pada psikologis perkembangan anak. Sebagai salah satu dari pelaksana hukum yaitu hakim diberi wewenang oleh undang-undang untuk menerima, memeriksa serta memutus suatu perkara pidana. Oleh karena itu hakim dalam menangani suatu perkara harus dapat berbuat adil. Sebagai seorang hakim, dalam memberikan putusan kemungkinan dipengaruhi oleh hal yang ada pada dirinya dan sekitarnya karena pengaruh dari faktor agama, kebudayaan, pendidikan, nilai, norma, dan sebagainya sehingga dapat dimungkinkan adanya perbedaan cara pandang sehingga mempengaruhi pertimbangan dalam memberikan putusan (Oemar Seno Aji, 1997: 12). Selain hal-hal tersebut di atas, yang dapat membentuk keyakinan hakim dalam menjatuhkan putusan adalah unsur pembuktian. Pembuktian merupakan unsur vital yang dijadikan bahan pertimbangan hakim dalam menentukan berat ringannya pemidanaan, karena sering kali persoalan yang dilontarkan masyarakat

4 adalah terlalu ringannya pidana. Jadi adanya keyakinan hakim yang didukung oleh hukum positif yang berlaku merupakan dasar hakim menjatuhkan putusan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji masalah tersebut dengan mengambil judul: KAJIAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK-ANAK GENG NERO (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pati). B. Perumusan Masalah Agar permasalahan yang diteliti dapat dipecahkan, maka perlu disusun dan dirumuskan suatu permasalahan yang jelas dan sistematik. Perumusan masalah ini dimaksudkan untuk memberi kemudahan bagi penulis dalam membatasi permasalahan yang ditelitinya sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran yang jelas serta sesuai dengan yang diinginkan. Berdasarkan uraian latar belakang yang ada, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Masalah Tindak Pidana yang Dilakukan Oleh Anak-anak Geng Nero Ditinjau dari Perspektif KUHP dan Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2002? 2. Apakah yang menjadi Dasar Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Pati dalam Menangani Tindak Pidana yang dilakukan oleh Anak-anak Geng Nero? C. Tujuan Penelitian Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan penelitian dapat bersifat untuk pengembangan ilmu dalam arti explanation, developmental, atau verifikasi ilmu atau untuk memecahkan masalah agar suatu penelitian dapat lebih terarah dalam menyajikan data akurat dan dapat memberi manfaat. Berdasarkan hal tersebut maka penulisan hukum ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

5 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan tindak pidana di dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dikaitkan dengan masalah yang dilakukan oleh Anak-Anak Geng Nero di Kabupaten Pati. b. Untuk mengetahui bagaimana dasar pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Pati dalam menangani tindak pidana yang dilakukan oleh Anak- Anak Geng Nero. 2. Tujuan Subyektif a. Untuk menambah pemahaman penulis dalam bidang ilmu hukum khususnya Hukum Pidana. b. Sebagai syarat akademis untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. D. Manfaat Penelitian Penelitian selain mempunyai tujuan yang jelas juga diharapkan memberikan manfaat. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah: 1. Manfaat Teoretis a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan Ilmu Hukum pada umumnya dan Hukum Pidana pada khususnya. b. Diharapkan dapat menambah literatur dan bahan-bahan informasi ilmiah yang dapat dijadikan acuan terhadap penelitian-penelitian sejenis untuk tahap berikutnya. c. Memberikan wacana kepustakaan dibidang ilmu hukum khususnya Hukum Pidana.

6 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas masalah yang diteliti; b. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman pihak-pihak terkait yang interes terhadap persoalan yang diangkat dalam judul ini. E. Metode Penelitian Di dalam suatu penelitian, metode penelitian merupakan salah satu faktor penting yang menunjang suatu proses penelitian yaitu berupa penyelesaikan suatu permasalahan yang diteliti, dimana metode penelitian merupakan cara yang utama yang bertujuan untuk mencapai tingkat ketelitian, jumlah, dan jenis yang akan dihadapi. Akan tetapi dengan mengadakan klasifikasi yang akan didasarkan pada pengalaman dapat ditentukan jenis penelitian (Winarno Surachmat, 1992: 130). Sebuah tulisan baru dapat dirasakan bersifat ilmiah apabila ia mengandung kebenaran secara objektif, karena didukung oleh informasi yang teruji kebenarannya (Slamet Suseno, 1986: 2). Untuk dapat membuktikan kebenaran ilmiah dari penelitian yang dilaksanakan, maka perlu dikumpulkan fakta dan data yang menyangkut masalahnya dengan menggunakan metode dan teknik penelitian. Tanpa adanya metode dan teknik penelitian maka hasil penelitian itu di ragukan kebenarannya (Hilman Hadikusuma, 1995: 58). Metode penelitian hukum merupakan prosedur atau langkah-langkah yang dianggap efektif dan efisien dan pada umumnya sudah mempola untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data dalam rangka menjawab masalah yang diteliti secara benar (Soerjono dan Abdurahman, 2003: 45). Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dalah sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian

7 Jenis penelitian ini bersifat normatif dimana penulis dalam penyusunannya didukung data lapangan kemudian dilengkapi dengan data kepustakaan yang dianalisis sehingga mengkontruksikan dalam suatu rangkaian hasil penelitian. 2. Pendekatan Masalah Pendekatan penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian normatif dimana pendekatan tersebut melakukan pengkajian peraturan perundangundangan yang berhubungan dengan tema sentral penelitian. Selain itu jg digunakan pendekatan lain yang diperlukan guna memperjelas analisis ilmiah yan diperlukan dalam penelitian normatif. Pendekatan tersebut yaitu: pendekatan analitis (analytical approach) dan pendekatan perbandingan (comparative approach). 3. Jenis Data Jenis data yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari bahan pustaka yang antara lain berasal dari dokumen-dokumen, peraturan perundang-undangan, internet, laporan hasil penelitian sebelumnya, buku-buku, literatur dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. b. Data Primer Yaitu data yang di dapat dari lapangan yang berasal dari Pengadilan Negeri Pati. 4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subyek dimana data diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini meliputi: a. Sumber data primer Sumber data primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, seperti misalnya Kitab Undang-undang Hukum Pidana, UU No. 23 Tahun 2002.

8 b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder merupakan data yang digunakan sebagai penunjang data primer dan penulis memperolehnya dari putusan hakim, buku-buku dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

9 5. Tehnik Pengumpulan Data Untuk melakukan penelitian diperlukan data yang cukup. Pengumpulan data tersebut harus dengan cara dan tehnik tertentu agar data tersebut benarbenar sesuai dengan fakta. Di dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data yang yang penulis pergunakan adalah sebagai berikut: Penelitian kepustakaan yaitu tehnik pengumpulan data untuk memperoleh data sekunder yang dilakukan melalui dokumen-dokumen, buku-buku, peraturan perundang-undangan dan bahan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti serta didukung dengan data lapangan. 6. Tehnik Analisis Data Analisis data merupakan faktor yang penting dalam suatu penelitian karena akan menjawab semua persoalan yang timbul dari pokok permasalahan yang ada. Analisis data hanya dapat dilakukan setelah semua data terkumpul kemudian diolah kedalam pokok permasalahan yang diajukan terhadap penelitian yang bersifat deskriptif. Data primer yang berada di Pengadilan dan data sekunder yang diperoleh dari bahan pustaka disajikan secara diskriptif kemudian menggunakan analisis isi (content analysis) yaitu mendeskripsikan dan menganalisa materi isi dan keabsahan data yang diperoleh dari bahan pustaka melalui studi kepustakaan dan studi peraturan perundang-undangan dengan cara mempelajari norma dan aturan mengenai penganiayaan da;lam KUHP dan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Undang-Undang Perlindungan Anak dalam kaitannya yang dilakukan oleh Anak-Anak Geng Nero.

10 F. Sistematika Penulisan Hukum Untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai keseluruhan dari isi penulisan hukum, maka penulis membagi penulisan hukum ini menjadi empat bab. Adapun sistematika dari penulisan hukum ini sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, jadwal penelitian dan sistematika penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka teori B. Kerangka pemikiran BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasannya, yang merupakan bagian yang pokok dari keseluruhan penulisan skripsi yang membahas, menguraikan, dan menganalisa rumusan permasalahan penelitian yang meliputi yang pertama perbuatan yang dilakukan oleh Anak-Anak Geng Nero sehingga merupakan suatu tindak pidana sebagaimana dikaji dalam KUHP, yang kedua Tindakan yang dilakukan oleh Anak-Anak Geng Nero dalam aksinya dikaji dari Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi mengenai simpulan dan saran terkait dengan permasalahan yang diteliti. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

11