PERATURAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 41291/UN4.A/SN.07/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 25919/UN4.0/OT.05/2016 TENTANG TATA KERJA ANTARORGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN

SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

NOMOR : 07/MWA-IPB/2014 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN INTERNAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini ya

Bandung, 13 Juli 2017

Bandung, 26 Mei 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT ILMU PEMERINTAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2 4. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2014 tentang Penetapan Universitas Padjadjaran Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (Lembaran Negara R

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN SENAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB SENAT FAKULTAS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 329/F/ UNBRAH/VI/2013. Tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI ORGAN UTAMA UPI SEBAGAI PTN BADAN HUKUM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

AMANDEMEN PERTAMA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 07/SK/SA/2004 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB SENAT AKADEMIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN PEMERINTAH UNIVERSITAS PERTAHANAN INDONESIA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini ya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kajian Statuta Universitas Indonesia Aspek Organisasi. Oleh: Muhammad Ridha Intifadha 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN PEMERINTAH UNIVERSITAS PERTAHANAN INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN. Bismillahirrahmanirrahim

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI UNIT KERJA DI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UB. Tugas Fakultas ORGANISASI FAKULTAS

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 17/MWA-IPB/2003 T E N T A N G ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Nomor 374/N/UNBRAH/VII/2013. Tentang STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KELOLA UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI.

UNIVERSITAS AIRLANGGA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Universitas Sumatera Utara Senat Akademik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN PEMERINTAH UNIVERSITAS PERTAHANAN INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Institut Agama Islam. IAIN. Organisasi. Ambon.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG

Universitas Sumatera ljtara MAJELTS WAL AMANAT

UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi dan Tata Kerja. IAIN. Syekh Nurjati.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PERTAHANAN

PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 25920/UN4.0/OT.05/2016 TENTANG TUGAS, TATA KERJA DAN KEANGGOTAAN KOMITE AUDIT

BERITA NEGARA. No.626, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. ISI Surakarta. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2015

2 2015, No.1392 Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 4.

UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 08/SK/SA/ 2004 TENTANG KODE ETIK SENAT AKADEMIK SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 152 TAHUN 2000 (152/2000) TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG. FORUM SA PTNbh Bandung Juli 2017 Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Transkripsi:

PERATURAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 41291/UN4.A/SN.07/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN enimbang : bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Hasanuddin, perlu menetapkan Organisasi dan Tata Kerja Senat Akademik Universitas Hasanuddin. ii/lengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Pendidikan Tinggi dan Penyelenggaraan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2014 Tentang Penetapan Universitas Hasanuddin Sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 303); dan 4. Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin Nomor: 35806/UN4/SN.01/2015 Tentang Pengangkatan Anggota Senat Akademik Pertama Kali Universitas Hasanuddin MEMUTUSKAN: netapkan PERATURAN SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN. 1

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal1 Dalam Organisasi dan Tata Kerja Senat Akademik ini yang dimaksud dengan: 1. Organisasi dan Tata Kerja Senat Akademik adalah kerangka dasar yang digunakan sebagai acuan untuk menetapkan kebijakan, memberikan pertimbangan, dan melakukan pengawasan di bidang akademik dalam lingkup universitas; 2. Universitas Hasanuddin yang selanjutnya disebut Unhas adalah perguruan tinggi negeri badan hukum; 3. Majelis Wali Amanat yang selanjutnya disingkat MWA adalah organ Unhas yang menetapkan, memberikan pertimbangan pelaksanaan kebijakan umum, dan melaksanakan pengawasan di bidang non akademik; 4. Senat Akademik yang selanjutnya disingkat SA adalah organ Unhas yang menetapkan kebijakan, memberikan pertimbangan, dan melakukan pengawasan di bidang akademik. 5. Rektor adalah organ Unhas yang memimpin penyelenggaraan dan pengelolaan Unhas; 6. Dewan Profesor yang selanjutnya disingkat DP adalah perangkat SA yang menjalankan fungsi pengembangan keilmuan, penegakan etika, dan pengembangan budaya akademik; 7. Dewan Kehormatan Universitas yang selanjutnya disingkat DKU adalah perangkat DP yang menjalankan fungsi penegakan etika; 8. Komisi adalah unit pelaksana tugas yang dibentuk oleh SA sesuai dengan bidang kewenangan yang diberikan; 9. Kelompok Kerja adalah panitia khusus yang bersifat oc/hoc yang diljentuk oleh SA; 10. Sivitas akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa Universitas Hasanuddin; 11. Kebebasan akademik adalah kebebasan yang dimiliki sivitas akademika universitas secara mandiri dan bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu, teknologi, dan seni; 12. Kebebasan mimbar akademik adalah bagian dari kebebasan akademik yang menjamin kebebasan dosen menyampaikan pikiran dan pendapat di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai dengan kaidah keilmuan; 13. Otonomi keilmuan adalah kewenangan keilmuan yang berpedoman kepada kaidah keilmuan yang dimiliki oleh sivitas akademika; 14. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan universitas dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; dan

15. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat dengan tugas utama menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi di universitas. BAB II KEANGGOTAAN Pasal2 (1) Keanggotaan SA terdiri atas dosen yang berasal dari fakultas dan yang diangkat karena jabatannya yaitu rektor, wakil rektor, dekan, dan unsur lain. (2) Keanggotaan SA yang berasal dari fakultas yang dipilih dalam rapat senat fakultas, dengan syarat sedang memangku jabatan akademik minimal lektor kepala dan bergelar akademik doktor atau sederajat. Pasal3 Anggota SA berhenti atau diberhentikan karena: a. masa jabatan berakhir; b. berhalangan tetap secara terus-menerus selama lebih dari 5 (enam) bulan; c. meninggal dunia; d. diangkat dalam jabatan lain atau diperbantukan di luar Unhas; ^ e. anggota wakil dosen menduduki jabatan di Unhas; f. mengundurkan diri atas permintaan sendiri yang disampaikan secara tertulis kepada ketua senat dengan alasan yang dapat diterima; g. melanggar kode etik Unhas; h. melakukan pelanggaran hukum yang mempunyai kekuatan hukum tetap; i. anggota yang diangkat karena jabatannya berhenti ketika masa jabatannya berakhir; dan j. terpilih sebagai Anggota MWA. Pasal4 (1) Anggota SA yang berhenti atau diberhentikan sebagaimana diatur Pasal 3 dilakukan melalui mekanisme pergantian antarwaktu. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan SA. 3

Pasal5 1) Masa jabatan anggota SA adalah 4 (empat) tahun, kecuali anggota SA yang diangkat untuk pertama kali. 2) Keanggotaan SA berakhir pada saat pengangkatan anggota SA yang baru. 3) Masa jabatan anggota yang diangkat karena jabatannya mengikuti masa jabatan yang menjadi dasar pengangkatannya. 4) Pengangkatan dan pemberhentian anggota SA dilakukan berdasarkan Peraturan SA. BAB III HAKDAN KEWAJIBAN nggota SA memiliki hak sebagai berikut: Pasal6 menyampaikan pendapat secara bebas, santun, dan bertanggung jawab. anggota SA wakil dosen mempunyai hak dipilih dan memilih dalam lingkup SA. anggota SA yang diangkat karena jabatannya hanya mempunyai hak memilih. Pasal? r.nggota SA memiliki kewajiban sebagai berikut: menjaga dan menghormati nama baik SA dan Unhas. menghadiri rapat-rapat terjadwal yang dilaksanakan. menghargai pendapat dan pandangan sesama anggota SA. mematuhi seluruh aturan yang telah disepakati dan ditetapkan dalam rapat paripurna. BAB IV KEDUDUKAN, FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANQ Pasal8 A merupakan organ dalam lingkup Unhas yang bertanggung jawab kepada MWA. Pasal9 menjalankan fungsi penetapan kebijakan, pemberian pertimbangan, dan pengawasan di bidang akademik dalam lingkungan unhas. 4

Pasal 10 Tugas dan wewenang SA adalah: 1. menyusun dan menetapkan kebijakan akademik mengenai: a. kurikulum program studi; b. persyaratan akademik pembukaan, perubahan dan penutupan program studi; dan c. persyaratan akademik untuk pemberian gelar akademik dan persyaratan akademik untuk pemberian penghargaan akademik. 2. menetapkan kode etik dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa; 3. mengawasi pelaksanaan kebijakan akademik sebagaimana dimaksud dalam huruf a; 4. mengawasi pelaksanaan kebijakan penjaminan mutu; 5. mengawasi dan mengevaluasi pencapaian proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan mengacu pada tolok ukur yang ditetapkan dalam rencana strategis, dan menyarankan usulan perbaikan kepada rektor; 6. mengawasi pelaksanaan kebijakan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan; 7. merekomendasikan kepada rektor pemberian dan/atau pencabutan gelar kehormatan setelah mendapat pertimbangan DP; 8. mengawasi pelaksanaan tata tertib akademik; 9. mengawasi pelaksanaan kebijakan penilaian kinerja dosen; 10. memberikan pertimbangan kepada rektor dalam pengusulan jabatan profesor; 11. merekomendasikan sanksi terhadap pelanggaran norma, etika, dan peraturan di bidang akademik oleh dosen dan mahasiswa kepada rektor; 12. memberikan pertimbangan dalam penyusunan rencana induk pengembangan Unhas bersama rektorj untuk selanjutnya diusulkan kepada MWA; 13. memberikan pertimbangan kepada MWA tentang rencana strategis, serta rencana kerja dan anggaran tahunan yang diusulkan rektor; 14. memberikan pertimbangan kepada MWA tentang kinerja akademik rektor; 15. memberikan pertimbangan kepada MWA tentang usulan peraturan MWA atau perubahannya yang diusulkan oleh rektor; 16. mengusulkan calon rektor kepada MWA; 17. secara proaktif menjaring dan memperhatikan pandangan masyarakat akademik dan masyarakat umum untuk pengembangan Unhas; 18. menyusun dan mengusulkan peraturan MWA dalam bidang kebijakan akademik; dan 19. menyampaikan laporan kegiatan tahunan kepada MWA. Pasal 11 Pelaksanakan seluruh tugas SA berpedoman kepada prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, transparansi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

BAB V SUSUNAN ORGANISASI Pasal 12 p SA terdiri atas: 1. Ketua; g 2. Sekretaris; dan 3. Komisi-Komisi. Pasal 13 '0 1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) SA dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh seoran Ketua dan sekretaris SA diangkat dan diberhentikan oleh Ketua SA bertanggung-jawab atas terselenggaranya sernq'^^^ Ketua dan sekretaris SA dibantu oleh sekretariat. ^ ^tingsi SA. Sekretaris SA bertanggung jawab atas ketersediaan pelaksanaan fungsi SA, dibantu tata usaha. Tata Usaha SA dalam menjalankan tugas-tugas admin' yang kedudukannya ditetapkan dalam OTK Unhas. ^ukungan administrastif dalam "^^^'^ dipimpin oleh seorang kepala Pasal 14 Ketua SA bertugas : 1. memimpin penyelenggaraan pembuatan kebijakan pelaksanaan pengawasan; ' '^^Rtberian pertimbangan, dan 2. 3. 4. memimpin dan melakukan koordinasi serta melaksanaka menyelenggarakan dan memimpin rapat-rapat SA; dan^"^ "^^g'atan operasional sehari-hari; menyampaikan laporan tahunan kepada anggota SA Pasal 15 Sekretaris SA bertugas membantu ketua SA: 1. memimpin, melakukan koordinasi dalam nielaksanakan k menyusun rencana kerja dan laporan kepada anggota SA^^'^*^"^ operasional sehari-harl; menyelengarakan rapat-rapat; dan dalam penyediaan urusan administratif demi terselen SSarany a semua fungsi SA.

Pasal 16 (1) SA membentuk komisl-komisi yang bersifat tetap dengan bidang tugas sebagai berikut; a. Komisi I : Bidang pendidikan, kemahasiswaan, dan alumni; b. Komisi II : Bidang penelitian, pengabdian masyarakat, dan inovasi; c. Komisi III : Bidang sumber daya akademik dan penjaminan mutu; dan d. Komisi IV : Bidang perencanaan, pengembangan, dan kerja sama akademik. (2) Setiap anggota SA harus menjadi anggota salah satu komisi. (3) Pengelompokan anggota SA dalam komisi ditetapkan dalam rapat SA. (4) Pimpinan Komisi terdiri atas ketua dan sekretaris yang dipilih dari anggota komisi yang berasal dari wakil dosen. (5) Masa jabatan ketua dan sekretaris komisi mengikuti masa jabatan SA. Pasal 17 Komisi I bertugas: 1. membahas dan memberi pertimbangan kebijakan pengembangan bidang pendidikan, kemahasiswaan dan alumni; 2. mengawasi pelaksanaan kebijakan dan kegiatan pendidikaan, kemahasiswaan, dan alumni berdasarkan norma, standar dan arah pengembangan yang ditetapkan; 3. membahas dan memberi pertimbangan kebijakan akademik mengenai kurikulum program studi; 4. membahas dan memberi pertimbangan kebijakan akademik mengenai persyaratan akademik untuk pembukaan, perubahan, dan penutupan program studi; 5. mengawasi dan mengevaluasi pencapaian proses pembelajaran dengan mengacu pada tolok ukur yang ditetapkan dalam rencana strategis Unhas; 6. mengawasi pelaksanaan kebijakan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan; 7. mengawasi pelaksanaan tata tertib bidang pendidikaan, kemahasiswaan, dan alumni; 8. memberikan pertimbangan melalui pimpinan SA kepada MWA tentang rencana strategis, serta rencana kerja dan anggaran tahunan bidang pendidikaan, kemahasiswaan, dan alumni yang diusulkan rektor; 9. memberikan pertimbangan melalui pimpinan SA kepada MWA tentang kinerja rektor dalam bidang pendidikaan, kemahasiswaan, dan alumni; dan 10. membahas dan memberi pertimbangan laporan kegiatan tahunan bidang pendidikaan, kemahasiswaan, dan alumni. 7

Pasal18 Komisi 1! bertugas: 1. membahas dan memberi pertimbangan kebijakan pengembangan bidang penelitian, pengabdian pada masyarakat dan inovasi; 2. mengawasi pelaksanaan kebijakan dan kegiatan bidang penelitian, pengabdian pada masyarakat dan inovasi berdasarkan norma dan arah pengembangan yang ditetapkan; 3. mengawasi pelaksanaan kebijakan penjaminan mutu bidang penelitian, pengabdian pada masyarakat dan inovasi; 4. mengawasi dan mengevaluasi pencapaian proses bidang penelitian, pengabdian pada masyarakat dan inovasi dengan mengacu pada tolok ukur yang ditetapkan dalam rencana strategis universitas; 5. mengawasi pelaksanaan tata tertib bidang bidang penelitian, pengabdian pada masyarakat dan inovasi; 6. memberikan pertimbangan melalui pimpinan SA kepada MWA tentang rencana strategis, serta rencana kerja dan anggaran tahunan bidang penelitian, pengabdian pada masyarakat dan inovasi yang diusulkan rektor; 7. memberikan pertimbangan melalui pimpinan SA kepada MWA tentang kinerja rektor dalam bidang bidang penelitian, pengabdian pada masyarakat dan inovasi; dan 8. membahas dan memberi pertimbangan laporan kegiatan tahunan bidang bidang penelitian, pengabdian pada masyarakat dan inovasi. Pasal 19 Komisi III bertugas: 1. membahas dan memberi pertimbangan kebijakan pengembangan sumber daya akademik, dan penjaminan mutu; 2. mengawasi pelaksanaan kebijakan sumber daya akademik yaitu SDM, pendanaan dan sarana prasarana akademik. 3. mengawasi pelaksanaan kebijakan penjaminan mutu berdasarkan norma, standar dan arah pengembangan yang ditetapkan; 4. memberi pertimbangan kode etik dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa; 5. membahas dan memberi pertimbangan kebijakan mengenai persyaratan akademik untuk pemberian gelar akademik dan penghargaan akademik; 6. mengawasi pelaksanaan kebijakan penjaminan mutu layanan organisasi dan manajemen penunjang akademik; 7. merekomendasikan kepada rektor atas pemberian dan/atau pencabutan gelar kehormatan setelah mendapat pertimbangan DP; 8. mengawasi pelaksanaan kebijakan penilaian kinerja dosen; 9. memberikan pertimbangan kepada rektor dalam pengusulan guru besar dan lektor kepala; 10. merekomendasikan sanksi terhadap pelanggaran norma, etika, dan peraturan akademik oleh dosen dan mahasiswa kepada rektor; 8

11. memberi pertimbangan rencana pengembangan jangka panjang universitas dalam bidang sumber daya akademik dan penjaminan mutu bersama rektor; 12. memberikan pertimbangan melalui pimpinan SA kepada MWA tentang rencana strategis, serta rencana kerja dan anggaran tahunan bidang sumber daya akademik dan penjaminan mutu yang diusulkan rektor; 13. memberikan pertimbangan melalui pimpinan SA kepada MWA tentang kinerja rektor dalam bidang sumber daya akademik dan penjaminan mutu; dan 14. membahas dan memberi pertimbangan laporan kegiatan tahunan bidang sumber daya akademik dan penjaminan mutu. Pasal 20 Komisi IV bertugas: 1. membahas dan memberi pertimbangan kebijakan perencanaan, pengembangan, dan kerja sama akademik; 2. mengawasi pelaksanaan kebijakan perencanaan, pengembangan dan kerja sama akademik berdasarkan norma, standar dan arah pengembangan yang ditetapkan; 3. memberi pertimbangan rencana pengembangan jangka panjang Unhas dalam bidang perencanaan, pengembangan dan kerja sama akademik bersama rektor; 4. memberikan pertimbangan melalui pimpinan SA kepada MWA tentang rencana strategis, serta rencana kerja dan anggaran tahunan bidang perencanaan, pengembangan dan kerja sama akademik yang diusulkan rektor; 5. memberikan pertimbangan melalui pimpinan SA kepada MWA tentang kinerja rektor dalam bidang perencanaan, pengembangan dan kerja sama akademik; 6. secara proaktif menjaring dan memperhatikan pandangan masyarakat akademik dan masyarakat umum untuk pengembangan Unhas; 7. menyusun laporan kegiatan tahunan bidang perencanaan, pengembangan dan kerja sama akademik; dan 8. dapat melakukan kerja sama dengan kelompok profesional dan independen dalam membahas dan memberi pertimbangan kebijakan pengembangan bidang perencanaan, pengembangan dan kerja sama akademik. Pasal 21 Tugas Tata Usaha SA adalah: 1. memberikan dukungan administratif dan teknis kepada SA; 2. memberikan penjelasan dan data yang diperlukan oleh SA; 3. melaksanakan hal administratif lain yang ditugaskan oleh SA; 4. membantu pimpinan SA dalam menyiapkan penyusunan rancangan anggaran SA; dan 9

5. melaporkan secara tertulis pelaksanaan tugasnya dalam satu periode tahun anggaran kepada pimpinan SA. Tugas Sekretariat 1. mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan SA; 2. memfasilitasi notulensi dan dokumentasi rapat-rapat SA; dan 3. memfasilitasi komunikasi dan korespondensi pimpinan SA dengan pihak eksternal. BAB VI ALAT KELENGKAPAN BAGIAN KESATU DEWAN PROFESOR Pasal 22 SA dapat membentuk DP dengan tugas dan wewenang: 1. mengembangkan pemikiran akademik bagi penyelesaian permasaiahan bangsa; 2. mengembangkan konsep dan pemikiran tentang keilmuan masa depan; 3. menjaga dan mengembangkan tradisi nilai-nilai luhur unhas; dan 4. memberikan pertimbangan kepada SA dalam merekomendasikan kepada rektor untuk pemberian dan/atau pencabutan gelar kehormatan. Pasal 23 DP dapat membentuk DKU dengan tugas dan wewenang : 1. menegakkan kode etik dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan; 2. memberikan pertimbangan kepada pimpinan SA tentang pelanggaran kode etik; 3. DKU dipimpin oleh unsur DP dengan anggota sesuai kebutuhan; dan 4. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (3), akan diatur dengan peraturan SA. BAGIAN KEDUA KELOMPOK KERJA Pasal 24 (1) SA dapat membentuk kelompok kerja atau kepanitiaan sesuai kebutuhan. 10

(2) Kelompok kerja atau kepanitiaan sebagai dimaksud dalam ayat (1) dapat dibentuk oleh komisi dan atau lintas komisi. (3) Pimpinan kelompok kerja dipilih dari anggota SA berasal dari wakil dosen. (4) Kelompok kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dibantu oleh tenaga ahli. BAB Vli RAPAT SENAT AKADEMIK Pasal 25 Forum Rapat SA terdiri atas: 1. Rapat Paripurna, dihadiri oleh anggota SA; 2. Rapat Komisi, diselenggarakan dan dihadiri oleh anggota komisi yang bersangkutan; 3. Rapat Pokja atau Panitia Khusus, diselenggarakan sesuai kebutuhan; dan 4. Rapat Pengurus, diselenggarakan dan dihadiri oleh pimpinan SA dan pimpinan komisi. Pasal 26 (1) Rapat Paripurna SA diselenggarakan untuk: a. membahas, menetapkan, dan memberikan pertimbangan-pertimbangan kebijakan akademik; b. menetapkan hasil-hasil rapat komisi; dan c. memberi pertimbangan kinerja rektor (2) Rapat Komisi diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas komisi yang bersangkutan. (2) Rapat Pokja diselenggarakan dalam rangka merumuskan rancangan kebijakan sesuai kebutuhan. (3) Rapat pengurus diselenggarakan dalam rangka perumusan dan pertimbangan untuk pelaksanaan tugas diluar tugas komisi. Pasal 27 (1) Agenda rapat paripurna SA diatur sebagai berikut: a. penyampaian rancangan atau materi bahasan oleh Ketua SA; b. penyampaian tanggapan/pandangan umum dari anggota SA; c. pembahasan terhadap rancangan atau materi bahasan; dan 11

d. perumusan konsep akhir rancangan atau materi bahasan. (2) Agenda rapat paripurna selain yang dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan. (3) Agenda rapat komisi, pokja dan pengurus disesuaikan dengan kebutuhan. Pasal 28 Pengambilan keputusan dalam rapat-rapat SA diutamakan melalui musyawarah untuk mufakat. Jika musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan dengan suara terbanyak. BAB VIII PENDANAAN DAN PELAPORAN Pasal 29 1. Sumber pendanaan kegiatan SA berasal dari alokasi anggaran Unhas PTN BH yang dialokasikan khusus untuk pendanaan kegiatan SA; dan 2. Pendanaan kegiatan SA dilaksanakan sesuai dengan sistem keuangan dan penganggaran Unhas PTN BH. Pasal 30 ^ (1) SA menyampaikan laporan kegiatan setiap tahun kepada MWA yang terdiri atas a. laporan mengenai penetapan kebijakan; b. laporan mengenai pemberiaan pertimbangan; dan c. laporan mengenai pelaksanaan pengawasan. (2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mendapat persetujuan dalam rapat paripurna. (3) Apabila laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak diterima oleh MWA maka SA berkewajiban melakukan penyempurnaan. 12

BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 31 Semua tugas dan wewenangyang berkaitan dengan SAdan segala peraturan yangterkait dengan SA masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan SA ini dan belum ditetapkan dengan peraturan baru. BABX PENUTUP Pasal 32 (1) Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan ini, akan dituangkan dalam peraturan SA. (2) Peraturan SA ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Makassar Pada Tanggal : 29 Oktober 2015 KETUA \," \. PROF. DR. H.M. TAHIR KASNAWI, SU - NIP. 19480913 197803 1 001. 13