PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG BADAN KOORDINASI SERTIFIKASI PROFESI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KOORDINASI SERTIFIKASI PROFESI PROVINSI JAWA TENGAH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT ACEH

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KLINIK KONSULTASI AKSELERASI PENYELESAIAN REKOMENDASI HASIL PENGAWASAN BERBASIS E-CONSULTING

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 132 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 113 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 134 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN ACEH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 136 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 137 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 135 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 93 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 142 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - GUBERNURACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 94 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 143 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 131 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYALURAN DANA BEASISWA PEMERINTAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 133 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN ACEH

ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/JULI

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 138 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 130 TAHUN 2016 TENTANG

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. =================================== Pembentukkan Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi - BKSP PEDOMAN BNSP

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR...TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2015

8. Peraturan.../2 ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/APRIL

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA LANGSA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL BEASISWA KEPADA ANAK YATIM, PIATU DAN YATIM PIATU DALAM WILAYAH ACEH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 140 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG DANA ABADI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ACEH

- 1 - PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

GUBERNUR BENGKULU NOMOR O7- TAHUN perlu menetapkan Peraturan. Tahun l9at Nomor 8, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3346);

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN SINABANG KABUPATEN SIMEULUE

QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS REGISTRASI KEPENDUDUKAN ACEH

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB.

- 1 - PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 124 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DAN PARTAI POLITIK LOKAL

PEMERINTAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

GUBERNUR ACEH. 7. Undang.../2 MW\DATAWAHED\2013\PER.GUB\JANUARI.

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT LEMBAGA KEISTIMEWAAN KOTA BANDA ACEH

BUPATI PIDIE. 4. Undang-Undang...

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN KEANGGOTAAN DEWAN PENGUPAHAN KOTA SURAKARTA WALIKOTA SURAKARTA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT LEMBAGA KEISTIMEWAAN KOTA BANDA ACEH

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 37/M-IND/PER/6/2006 TENTANG PENGEMBANGAN JASA KONSULTANSI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN OTONOMI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN ACEH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEURUKON KATIBUL WALI

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1


QANUN ACEH NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI NASIONAL LANJUT USIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BAITUL MAL KABUPATEN ACEH TENGAH

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

QANUN KOTA SABANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT LEMBAGA KEISTIMEWAAN KOTA SABANG

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI NASIONAL LANJUT USIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI DAN PENGGUNAAN DANA OTONOMI KHUSUS

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 139 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008

QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 5 TAHUN

WALIKOTA SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH PERATURAN WALIKOTA SUBULUSSALAM NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG BADAN KOORDINASI SERTIFIKASI PROFESI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia agar dapat bersaing dalam pasar kerja tingkat nasional dan internasional, maka perlu dikembangkan sistem sertifikasi kompetensi melalui Pemberian Sertifikasi Profesi; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (6) Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2014 tentang Ketenagakerjaan, mengamanatkan pembentukan Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi Aceh; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Aceh tentang Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi Aceh; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3364); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3833); 4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4408); 9. Peraturan./2

- 2-9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor. PER. 19/MEN/XII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Badan Nasional Sertifikasi Profesi; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Dearah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 11. Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2014 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Aceh Tahun 2014 Nomor 8, Tambahan Lembaran Aceh Nomor 67); 12. Keputusan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor Kep-49/ Bnsp/XII/2006 tentang Pedoman Badan Nasional Sertifikasi Profesi 401-2006 Pembentukan Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG BADAN KOORDINASI SERTIFIKASI PROFESI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Aceh adalah daerah provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Gubernur. 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan daerah provinsi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyelenggarakan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing. 3. Pemerintah Aceh adalah unsur penyelenggara pemerintahan Aceh yang terdiri atas Gubernur dan perangkat Aceh. 4. Gubernur adalah Kepala Pemerintah Aceh yang dipilih melalui suatu proses demokratis yang dilakukan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. 5. Sekretariat Daerah yang selanjutnya disebut Setda adalah Sekretariat Daerah Aceh. 6. Sekretaris Daerah yang selanjutnya disebut Sekda adalah Sekretaris Daerah Aceh. 7. Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi Aceh yang selanjutnya disebut BKSP Aceh adalah Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi Aceh yang merupakan Lembaga Independen. 8. Standart Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 9. Sertifikasi /3

- 3-9. Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan penerbitan sertifikasi kompetensi melalui uji kompetensi. 10. Profesi adalah bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui oleh masyarakat. BAB II PEMBENTUKAN BKSP Pasal 2 (1) Dengan Peraturan Gubernur ini dibentuk BKSP Aceh. (2) BKSP Aceh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lembaga non struktural pada Pemerintah Aceh. BAB III ORGANISASI Bagian Kesatu Susunan dan Kedudukan Pasal 3 (1) Susunan organisasi BKSP Aceh mempunyai keanggotaan yang terdiri dari: a. Ketua merangkap Anggota; b. Wakil Ketua merangkap Anggota; c. Sekretaris merangkap Anggota; d. Bendahara merangkap Anggota; dan e. Komisi merangkap Anggota. (2) Komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, terdiri dari: a. Komisi I dengan jumlah anggota 3 (tiga) orang; b. Komisi II dengan jumlah anggota 3 (tiga) orang; c. Komisi III dengan jumlah anggota 3 (tiga) orang; dan d. Komisi IV dengan jumlah anggota 4 (empat) orang. Pasal 4 (1) Ketua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Kepala SKPA yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan. (2) Wakil Ketua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Ketua. (3) Sekretaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Ketua melalui Wakil Ketua. (4) Komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e, dipimpin oleh seorang Ketua Komisi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada (5) Anggota Komisi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Komisi. (6) Bendahara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Pasal 5 (1) Keanggotaan BKSP Aceh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) berasal dari : a. Unsur SKPA dan/atau Instansi Pemerintah lainnya; dan b. Unsur Masyarakat. (2) Unsur./4

- 4 - (2) Unsur Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berasal dari : a. Asosiasi Profesi dan Pengusaha Aceh; dan b. Asosiasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan. (3) Keanggotaan Unsur SKPA dan/atau Instansi Pemerintah Lainnya berjumlah 6 (enam) orang, berasal dari: a. 1 (satu) orang yang berasal dari Setda Aceh; b. 1 (satu) orang yang berasal dari SKPA yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan; c. 1 (satu) orang yang berasal dari SKPA yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan dan perindustrian; d. 1 (satu) orang yang berasal dari SKPA yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan; e. 1 (satu) orang yang berasal dari SKPA yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan; dan f. 1 (satu) orang yang berasal dari Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengkoordinasian perguruan tinggi swasta di Aceh. Pasal 6 Bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja BKSP Aceh sebagaimana tercantum pada lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Bagian Kedua Tugas Pokok dan Fungsi Paragraf 1 BKSP Aceh Pasal 7 BKSP Aceh mempunyai tugas pokok : a. mengkoordinasikan sumberdaya penyelenggaraan sertifikasi profesi tingkat provinsi; b. mengkoordinasikan penyelenggaraan sistem standarisasi dan sertifikasi profesi tingkat provinsi; c. mengkoordinasikan sumberdaya tempat uji kompetensi di tingkat provinsi; d. mengkoordinasikan usulan penetapan tempat uji kompetensi; e. mengkoordinasikan pengembangan sistem informasi dan teknologi standarisasi dan sertifikasi profesi; f. mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan sosialisasi sertifikasi profesi; g. melakukan identifikasi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri; dan h. menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan standarisasi dan sertifikasi profesi. Pasal 8 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, BKSP Aceh mempunyai fungsi: a. pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan sertifikasi kompetensi yang dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi profesi nasional di Aceh dan lembaga sertifikasi profesi internasional; b. pelaksanaan fasilitasi pembentukan cabang lembaga sertifikasi profesi dan panitia uji kompetensi; c. merekomendasikan /5

- 5 - c. merekomendasikan usulan tempat uji kompetensi di provinsi; d. pengembangan sistem informasi standarisasi dan sertifikasi profesi; e. pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan sistem standarisasi dan sertifikasi profesi tingkat provinsi; dan f. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan sertifikasi tempat uji kompetensi. Paragraf 2 Ketua Pasal 9 (1) Ketua mempunyai tugas pokok menetapkan kebijakan umum organisasi mengenai pengkoordinasian strategi program pengembangan sertifikasi profesi di provinsi. (1), Ketua mempunyai fungsi: a. pembinaan dan pengendalian kebijakan dan strategi umum organisasi mengenai pengkoordinasian pelaksanaan sertifikasi profesi oleh lembaga sertifikasi profesi nasional dan internasional di Aceh; b. pembinaan dan pengendalian kebijakan dan strategi umum organisasi mengenai pengkoordinasian perumusan dan pengusulan pembentukan panitia uji kompetensi dan sertifikasi serta tempat uji kompetensi tingkat provinsi; c. pembinaan dan pengendalian kebijakan dan strategi umum organisasi mengenai pengkoordinasian pelaksanaan verifikasi tempat uji kompetensi tingkat provinsi; d. pembinaan dan pengendalian kebijakan dan strategi umum organisasi mengenai pengkoordinasian rekomendasi tempat uji kompetensi; e. pembinaan dan pengendalian kebijakan dan strategi umum organisasi mengenai pengkoordinasian pelaksanaan kerjasama sistem standarisasi dan sertifikasi profesi; f. pembinaan dan pengendalian kebijakan dan strategi umum organisasi mengenai pengkoordinasian pembinaan dan pengendalian pelaksanaan standarisasi dan sertifikasi profesi tingkat provinsi; dan g. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Gubernur melalui Kepala SKPA yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan. Paragraf 3 Wakil Ketua Pasal 10 (1) Wakil Ketua mempunyai tugas pokok mewakili dan membantu Ketua dalam menetapkan kebijakan umum organisasi mengenai pengkoordinasian strategi program pengembangan akreditasi, standarisasi dan sertifikasi profesi tingkat regional Aceh. (1), Wakil Ketua mempunyai fungsi: a. penunjang pembinaan dan pengendalian kebijakan dan strategi umum organisasi mengenai pengkoordinasian pelaksanaan sertifikasi profesi oleh lembaga sertifikasi profesi nasional dan internasional di Aceh; b. penunjang./6

- 6 - b. penunjang pembinaan dan pengendalian kebijakan dan strategi umum organisasi mengenai pengkoordinasian perumusan dan pengusulan pembentukan panitia uji kompetensi dan sertifikasi serta tempat uji kompetensi tingkat provinsi; c. penunjang pembinaan dan pengendalian kebijakan dan strategi umum organisasi mengenai pengkoordinasian pelaksanaan verifikasi tempat uji kompetensi tingkat provinsi; d. penunjang pembinaan dan pengendalian kebijakan dan strategi umum organisasi mengenai pengkoordinasian rekomendasi tempat uji kompetensi; e. penunjang pembinaan dan pengendalian kebijakan dan strategi umum organisasi mengenai pengkoordinasian pelaksanaan kerjasama sistem standarisasi dan sertifikasi profesi; f. penunjang pembinaan dan pengendalian kebijakan dan strategi umum organisasi mengenai pengkoordinasian pembinaan dan pengendalian pelaksanaan standarisasi dan sertifikasi profesi tingkat provinsi; dan g. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Ketua. Paragraf 4 Sekretaris Pasal 11 (1) Sekretaris mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kesekretariatan dan administrasi perkantoran untuk mendukung pengkoordinasian sistem standarisasi dan sertifikasi profesi tingkat nasional maupun tingkat provinsi. (1), Sekretaris mempunyai fungsi: a. penyelenggaraan dukungan administrasi aktivitas harian organisasi berkaitan dengan penyelenggaraan sertifikasi profesi; b. penyelenggaraan dukungan administrasi aktivitas harian organisasi berkaitan dengan Pembentukan Cabang Lembaga Sertifikasi Profesi dan Panitia Uji Kompetensi; c. penyelenggaraan dukungan administrasi aktivitas harian organisasi berkaitan dengan sistem informasi pelaksanaan sertifikasi kompetensi; d. penyelenggaraan dukungan administrasi aktivitas harian organisasi berkaitan dengan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan sertifikasi profesi tingkat Aceh; dan e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Paragraf 5 Bendahara Pasal 12 (1) Bendahara mempunyai tugas pokok melaksanakan adminsitrasi, penatausahaan dan pelaporan keuangan. (1), Bendahara mempunyai fungsi : a. pelaksanaan administrasi keuangan; b. pelaksanaan penatausahaan keuangan; c. pelaksanaan penyusunan pelaporan keuangan; dan Ketua melalui Sekretaris. Paragraf 6 /7

- 7 - Paragraf 6 Komisi I Pasal 13 (1) Komisi I mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan pengkajian perumusan kompetensi kerja yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Komisi I mempunyai fungsi: a. pengkoordinasian kebutuhan kompetensi dan sertifikasi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri; b. pengkajian kompetensi dan sertifikasi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri; c. perumusan kompetensi dan sertifikasi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri; dan Paragraf 7 Komisi II Pasal 14 (1) Komisi II mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan dengan lembaga/institusi lainnya kegiatan sosialisasi program kompetensi dan sertifikasi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri. (1), Komisi II mempunyai fungsi: a. pengkoordinasian sosialisasi program kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri; b. pelaksanaan kerjasama kegiatan sosialiasi sertifikasi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri; c. pelaksanaan kerjasama dengan lembaga/institusi lain terkait pelaksanaan sosialisasi kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri; dan Paragraf 8 Komisi III Pasal 15 (1) Komisi III mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan pemberdayaan dan penguatan kapasitas kelembagaan pendidikan dan pelatihan serta tempat uji kompetensi. (1), Komisi III mempunyai fungsi: a. pengkoordinasian penyusunan rencana pemberdayaan kapasitas kelembagaan pendidikan dan pelatihan serta tempat uji kompetensi; b. pengkoordinasian dan kerjasama penguatan kapasitas kelembagaan pendidikan dan pelatihan serta tempat uji kompetensi; c. pelaksanaan kerjasama bimbingan dan bantuan teknik untuk peningkatan kapasitas kelembagaan pendidikan dan pelatihan serta tempat uji kompetensi; dan Paragraf 9./8

- 8 - Paragraf 9 Komisi IV Pasal 16 (1) Komisi IV mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan kegiatan evaluasi pelaksanaan kompetensi dan sertifikasi yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri. (1), Komisi IV mempunyai fungsi: a. pengkoordinasian evaluasi terhadap proses dan output kegiatan sertifikasi yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri; b. pelaksanaan kerjasama pemanfaatan sistem informasi standarisasi, kompetensi dan sertifikasi yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri; c. pelaksanaan fasilitasi pembentukan kelompok bidang keahlian yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri; dan BAB IV PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Bagian Kesatu Pemilihan Pasal 17 (1) Untuk memperoleh keanggotaan BKSP Aceh dilakukan melalui: a. Keanggotaan BKSP Aceh yang berasal dari Unsur Masyarakat melalui seleksi yang dilakukan oleh Tim Ad-Hoc yang ditetapkan oleh Gubernur. b. Tim Ad-Hoc menyiapkan dan menetapkan persyaratan untuk calon Keanggotaan BKSP Aceh dari Unsur Masyarakat. (2) Tim Ad-Hoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berjumlah 7 (tujuh) orang berasal dari: a. 1 (satu) orang Asisten pada Setda Aceh yang mengkoordinasikan kebijakan perekonomian; b. 1 (satu) orang Unsur SKPA yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan; c. 2 (dua) orang Unsur Biro pada Setda Aceh yang mengkoordinasikan kebijakan perekonomian; d. 1 (satu) orang Unsur dari Akademisi perguruan tinggi di Aceh; dan e. 3 (tiga) orang Unsur dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Aceh. (3) Tim Ad-Hoc menyampaikan hasil seleksi keanggotaan BKSP Aceh yang berasal dari Unsur Masyarakat kepada Gubernur untuk ditetapkan. Bagian Kedua Pengangkatan dan Pemberhentian Pasal 18 (1) Keanggotaan BKSP Aceh yang berasal dari Unsur SKPA dan/atau Instansi Pemerintah lainnya ditetapkan oleh Gubernur atas usulan pimpinan SKPA dan/atau Instansi Pemerintah lainnya. (2) Keanggotaan BKSP Aceh yang berasal dari Unsur Masyarakat ditetapkan oleh Gubernur sesuai hasil seleksi yang dilakukan oleh Tim Ad-Hoc. Pasal 19 /9

- 9 - Pasal 19 (1) Keanggotaan BKSP Aceh, diberhentikan karena : a. meninggal dunia; b. mengundurkan diri; c. tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajiban karena sakit yang menyebabkan kehilangan fungsi organ tubuh; d. terlibat dan/atau tersangka pada kasus tindak pidana dan/ atau tindak pidana kriminal; dan e. terbukti secara hukum melakukan tindakan asusila. (2) Pemberhentian dilakukan pada bulan pertama setelah peristiwa yang menyebabkan dilakukan pemberhentian dan ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Pasal 20 Masa bakti keanggotaan BKSP Aceh selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 21 Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan pada BKSP Aceh bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran pada SKPA yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan dan sumber-sumber lain yang sah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 3 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Berita Daerah Aceh Tahun 2007 Nomor 3) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 23 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Aceh. Ditetapkan di Banda Aceh pada tanggal, 3 Oktober 2016 2 Muharram 1438 GUBERNUR ACEH, TTD Diundangkan di Banda Aceh pada tanggal, 4 Oktober 2016 3 Muharram 1438 SEKRETARIS DAERAH ACEH, ZAINI ABDULLAH TTD DERMAWAN BERITA DAERAH ACEH TAHUN 2016 NOMOR 67