Karakteristik Organoleptik Dendeng Batokok dengan Bahan Pengasap dan Lama Pengasapan yang Berbeda

dokumen-dokumen yang mirip
Aspek Mikrobiologi Dendeng Asap Dengan Daging yang Berbeda pada Pengasapan Tempurung Kelapa

Kualitas Fisik Daging Asap dari Daging yang Berbeda Pada Pengasapan Tradisional The Phisycal Quality of Some Meat traditionally Smoked

Analisis Komponen Volatil Flavor Dendeng Batokok dengan Bahan Pengasap Serbuk Gergaji Medang

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

Pengaruh Pengasapan Sekam Padi Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Dendeng Batokok

TINJAUAN PUSTAKA Daging Karkas Sapi

SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8ºC) SKRIPSI WAWAN KARYADI

KARAKTERISTIK KIMIA SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8 o C)

PENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP. Oleh : Abstrak

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

PENGARUH LAMA SIMPAN DAN LAMA PERENDAMAN ASAP CAIR TERHADAP KUALITAS DAGING KERBAU

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

Pengaruh Beberapa Level Daging Itik Manila dan Tepung Sagu terhadap Komposisi Kimia dan Sifat Organoleptik Bakso

Pengaruh Lama Pengasapan Yang Berbeda Terhadap Mutu Organoleptik dan Kadar Air pada Ikan Tongkol (Euthynnus affinis ) Asap

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

PENINGKATAN CITA RASA DAN TEKSTUR YOGHURT DARI SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN SARI BUAH MARKISA DAN TERUNG BELANDA SKRIPSI. Oleh:

SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET MENGGUNAKAN TEPUNG YANG BERBEDA (Physic and organoleptic characteristic of beef nugget using different flour)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Percobaan Analisis Data

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2016, VOL.16, NO.2

PENGARUH PEMBERIAN SARI TANAMAN SISAL (Agave Sisalana) DALAM PEMBUATAN DADIH DARI SUSU KERBAU MURRAH. Oleh :

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2012 Januari 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

2ooG KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM BROILER YANG RANSUMNYA DIBERI PENAMBAHAN MINYAK IKAN YANG MENGANDUNG OMEGA3 SKRIPSI MAD TOBRI

PENGARUH PENGGUNAAN ENZIM BROMELIN DARI EKSTRAK NANAS DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN CITA RASA DAGING ITIK LOKAL (Anas plathyrynchos)

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET GURAMI DENGAN MENGGUNAKAN PATI GARUT, MAIZENA, DAN TAPIOKA SEBAGAI FILLER PROPOSAL SKRIPSI

KUALITAS ORGANOLEPTIK DENDENG SAPI YANG DIBERI GULA MERAH DENGAN LEVEL BERBEDA. Abstract

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI MINYAK NABATI TERHADAP MUTU MENTEGA KACANG (PEANUT BUTTER)

Karakteristik Dendeng Ayam Broiler Pada Berbagai Suhu dan Lama Pengeringan

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

KAJIAN SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS FILLER TERHADAP SOSIS DAGING BABI

KUALITAS FISIK DAGING LOIN SAPI BALI YANG DIPOTONG DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) MODEREN DAN TRADISIONAL

PENAMBAHAN ASAM SITRAT PADA PEMBUATAN TEPUNG PUTIH TELUR ITIK TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK ANGEL FOOD CAKE SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sifat dendeng kelinci yang dibungkus daun

PEMANFAATAN TEPUNG DAGING TULANG LEHER AYAM PEDAGING PADA PEMBUATAN MAKANAN RINGAN (SNACK) UNTUK MENINGKATKAN NILAI GIZI SKRIPSI SENDY ARINAHATIEN

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET

BAB III METODE PENELITIAN

DENDENG PENGASAPAN Dendeng adalah irisan daging yang dikeringkan dan ditambah bumbu. Pembuatan dendeng untuk memperoleh cita rasa khas adalah mengguna

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal Vol. 6, No. 2 ISSN :

Studi Tentang Preferensi Konsumen, Sifat Fisiko Kimia dan Nilai Organoleptik Sei Daging Babi asal Kupang (Nusa Tenggara Timur)

PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK DENDENG GILING AYAM PETELUR AFKIR BAGIAN DADA SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI BUBUR BUAH MANGGA DAN CMC (CARBOXY METHYL CELLULOSE) TERHADAP MUTU SORBET AIR KELAPA

Tri Hesti Wahyuni, Joharnomi Rifai, dan Prissa Negara Sibarani: Perbandingan Antara Substitusi Keluih...

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

ABSTRAK KUALITAS DAN PROFIL MIKROBA DAGING SAPI LOKAL DAN IMPOR DI DILI-TIMOR LESTE

Kualitas dan Potensi Dadih Sebagai Tambahan Pendapatan Peternak Kerbau di Kabupaten Kerinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

PENGARUH EDIBLE COATING DARI PATI JAGUNG DAN LAMA PENCELUPAN TERHADAP MUTU BUAH NENAS TEROLAH MINIMAL

KUALITAS KIMIA DAGING DADA AYAM BROILER YANG PAKANNYA DITAMBAHKAN CAMPURAN MINYAK IKAN KAYA ASAM LEMAK OMEGA-3 SKRIPSI DANNI HARJANTO

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

Kualitas Daging Se i Babi Produksi Denpasar

BAB I. PENDAHULUAN. cenderung meningkat dari tahun ke tahun, sehingga pengembangan industri

TINJAUAN PUSTAKA. dari pada daging domba dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

SIFAT ORGANOLEPTIK NUGGET DAGING BROILER MENGGUNAKAN TEPUNG TEMPE. Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

PENGARUH PERBANDINGAN GULA PUTIH DENGAN GULA MERAH DAN PENAMBAHAN SANTAN TERHADAP MUTU ABON JAMUR TIRAM

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2014, bertempat di

Dampak Penggunaan Asap Cair terhadap Kualitas Fisik dan Sensori Dendeng Daging Babi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

PENGARUH KONSENTRASI CARBOXY METHYL CELLULOSE DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU SELAI JAGUNG

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi

EVALUASI MUTU BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN SEBAGAI MAKANAN KAYA SERAT

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

PENDAHULUAN. tradisional biasanya memanfaatkan bahan baku asli dari suatu daerah, alami,

PENGARUH JUMLAH WORTEL DAN LAMA PENGUKUSAN TERHADAP MUTU NUGGET

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

PENGARUH KONSENTRASI BUBUK BAWANG PUTIH DAN GARAM DAPUR (NaCl) TERHADAP MUTU TAHU SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP DAGING DADA AYAM PEDAGING YANG DIBERI RANSUM MENGGUNAKAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

PENGARUH LAMA PEMANGGANGAN DALAM OVEN TERHADAP ph DAN ORGANOLEPTIK STEAK DAGING SAPI

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK MI INSTAN DARI PATI SAGU DENGAN METODE AKSELERASI

PENGUJIAN LEVEL ENZIM RENNET, SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS FISIK KEJU DARI SUSU KERBAU MURRAH SKRIPSI OLEH :

KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK MINUMAN INSTAN MADU BUBUK DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KERABANG TELUR SEBAGAI SUMBER KALSIUM SKRIPSI NUZUL WAHYUNI

PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS PRESTO IKAN SEPAT SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)

Key words: chicken nuggets, broiler chicken livers, the fat content, elasticity, flavour

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PRODUKSI KORNET DAGING AYAM

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL

SUBTITUSI DEDAK PADI DENGAN LIMBAH RESTORAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA RANSUM AYAM BROILER SKRIPSI ALBERTUS RANDY SOEWARNO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KAJIAN METODE PENGASAPAN DALAM PENGOLAHAN DENDENG BATOKOK PRODUK KHAS SUMATERA BARAT IRA SUSILAWATI

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

PERAN TAWAS TERHADAP PERURAIAN PROTEIN IKAN TONGKOL. Nurrahman* dan Joko Teguh Isworo* ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK DENDENG GILING AYAM PETELUR AFKIR BAGIAN PAHA

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian.

Kata Kunci : Nugget, Uji Organoleptik.

PENGARUH PERENDAMAN DAGING PRA KYURING DALAM JUS DAUN SIRIH TERHADAP KETENGIKAN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK DENDENG SAPI SELAMA PENYIMPANAN

Transkripsi:

Karakteristik Organoleptik Dendeng Batokok dengan Bahan Pengasap dan Lama Pengasapan yang Berbeda Jaya Putra Jahidin 1 1 Jurusan Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Jambi Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses produksi terutama lama pengasapan terpilih berdasarkan pada atribut organoleptik. yang diuji yaitu warna, aroma, tekstur dan rasa denganmenggunakan bahan pengasap medang dan sekam padi.penelitian ini dirancang menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 (tiga) ulangan. Data nonparametrik pada pengujian organoleptik diolah statistik dengan metode Kruskal-Wallis, dan Minitab 15.Hasil penelitian ini adalah; 1) dendeng batokok dengan nilai rataan kesukaan tertinggi dengan pengasapan tempurung kelapa selama 60 menit, pengasapan serbuk gergaji medang selama 90 menit, produk dengan pengasapan sekam padi selama 90 menit, 2) penggunaan daging sapi dan kerbau pada pengasapan medang dan sekam padi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap karakteristik organoleptik yang meliputi warna, tekstur, aroma dan rasa. Kata kunci: dendeng batokok, lama pengasapan, bahan pengasap. Abstract The objectiveof this studywas to studythe characteristics of dendeng batokok that made with different duration of fumigationand the use of coconut shell, medang sawdust and rice husk as smoke material. Smokedduration was conducted during each 30, 60 and 90 minutes. Parameters observed during research were organoleptic attributes (colour, texture, aroma and taste). Theexperimental design used complete randomized design (CRD) with three replications. Nonparametric data of organoleptic tests processed statistically by Kruskal-Wallis method. Data processing using the program Minitab 15 version. The results ofthis study indicatethat; 1) the selected of dendeng batokok with the highest average value is 60 minutes for coconut shell smoking during, 90 minutes for medang sawdust smoking medang and 90 minutes for rice husk smoking, (2) the use of beef and buffalo meat with smoking coconut shell, medang sawdust and rice husk showed no real difference on organoleptic characteristics, Key words: dendeng batokok, smoke material, duration of fumigation. Pendahuluan Potensi ternak ruminansia di Provinsi Jambi mengalami peningkatan populasi dari tahun ke tahun terutama sapi dan kerbau. Pada tahun 2005 populasi sapi potong 113.678 ekor, sedangkan pada tahun 2009 meningkat menjadi 164.526 ekor (BPS 2010). Peningkatan populasi ternak tersebut juga disertai dengan peningkatan pemotongan ternak seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi protein hewani. Permintaan daging yang meningkat harus diimbangi melalui usaha penanganan pasca panen yang memadai, sehingga produksi daging yang dihasilkan tidak terbuang akibat Karakteristik Organoleptik Dendeng Batokok dengan Pengasapan Berbeda 41

kerusakan yang disebabkan oleh proses fisik, kimia dan mikrobiologi. Pengawetan dan pengolahan daging menjadi berbagai produk olahan bertujuan untuk mengurangi penurunan kualitas sekaligus memberi nilai tambah pada produk daging yang dihasilkan. Masyarakat di sebagian wilayah di Jambi secara tradisional telah melakukan usaha pengolahan daging untuk menghasilkan dendeng. Dendeng batokok adalah salah satu jenis dendeng tradisional yang diolah secara tradisional dengan bahan baku utama yang dihasilkan di tingkat lokal, serta sudah dikenal cukup lama (Susilawati 2008). Dendeng batokok berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki citarasa yang khas, sehingga perlu diperkenalkan lebih lanjut menjadi salah satu alternatif olahan daging. Proses produksi secara tradisional sering menghasilkan produk yang bervariasi kualitasnya, untuk itu diperlukan standardisasi terkait dengan proses pembuatan dendeng batokok sehingga akan dihasilkan produk dengan kualitas yang lebih homogen dan terjamin keamanannya. Salah satu tahap penting dalam pengolahan dendeng batokok adalah proses pengasapan. Metode pengasapan dendeng batokok di masyarakat masih dilakukan secara beragam disesuaikan dengan selera pembuatnya, kondisi ini tentu dapat berdampak pada kualitas produk yang ada, sehingga dikhawatirkan dendeng yang dihasilkan dapat mengalami penurunan kualitas baik secara fisik, kimia,mikrobiologi maupun secara organoleptik.pengasapan pada umumnya dilakukan dengan cara mengasapi daging yang telah diberi bumbu di atas bara api dengan menggunakan tempurung kelapa sebagai bahan pengasap. Ketersediaan tempurung kelapa tidak selalu dapat diperoleh dengan mudah terutama di wilayah-wilayah yang bukan produsen kelapa dan jauh dari sentra-sentra ekonomi. Pada saat ini tempurung kelapa juga telah dimanfaatkan untuk pembuatan arang tempurung kelapa untuk berbagai keperluan serta sebagai bahan baku kerajinan. Bahan lain yang dapat dimanfaatkan dengan ketersediaan tinggi diantaranya adalah serbuk gergaji seperti kayu medang serta sekam padi yang selama ini dianggap sebagai limbah dan belum dimanfaatkan secara optimal.mempertimbangkan berbagai potensi yang dimiliki, maka bahan-bahan tersebut dimungkinkan untuk dijadikan sebagai bahan pengasap alternatif selain tempurung kelapa. Informasi mengenai pengaruh penggunaan tempurung kelapa, serbuk gergaji kayu medang dan sekam padi sebagai bahan pengasap terhadap karakteristik dendeng batokok yang dihasilkan dari daging sapi maupun daging kerbau sebagai pengganti daging sapi belum pernah dipelajari dan diteliti.berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan penelitian terhadap proses pembuatan dendeng batokok dengan bahan daging, bahan pengasap yang berbeda dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia. Tujuan penelitian secara umum adalah untuk melakukan diversifikasi proses pengolahan dendeng batokok di tingkat industri rumah tangga dengan memanfaatkan sumber daya lokal bahan pengasap yang tersedia meliputi medang dan sekam padi. Tujuan khusus adalah mempelajari penggunaan daging sapi dan kerbau sebagai bahan baku dendeng batokok dengan bahan pengasap tempurung kelapa, serbuk gergaji medang dan sekam padi. Karakteristik Organoleptik Dendeng Batokok dengan Pengasapan Berbeda 42

Materi dan Metode Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2011 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Materi Penelitian Bahan baku yang digunakan adalah daging sapidan daging kerbausegar yang diperoleh dari Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Jambi. Daging diambil pada bagian paha belakang sebanyak 15 kg.bahan pengasap yang digunakan adalah kayu medang dan sekam padi. Bumbu yangdigunakan untuk 1 kg daging adalah bawang putih 25 gram, garam dapur (NaCl) 15 gram, ketumbar 12 gram, jahe 15 gram dan asam jawa 1 gram. Alat yang digunakan untuk pembuatan dendeng batokok antara lainadalah tong pengasap, pisau, timbangan, wadah dan termometer. Alat-alat yang digunakan untuk uji organoleptik antara lain lembar kuisioner dan wadah sampel produk. Metode Penelitian Penelitian ini terdiri atas 2 faktor yaitu (1) tipe bahan pengasap, (2) lama pengasapan.faktor I adalah : tipe bahan pengasap yang meliputi :P1 = Tempurung kelapa, P2 = Serbuk gergaji kayu medang, P3 = Sekam padi. Faktor II adalah :lama pengasapan yang meliputi :L1 = 30 menit, L2 = 30 menit, L3 = 90 menit. Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL)dengan 3 (tiga) ulangan. Data nonparametrik organoleptik diolah statistik dengan metode Kruskal-Wallis dengan menggunakan program Minitab versi 15. Hasil dan Pembahasan Karakteristik Organoleptik Dendeng Batokok Hasil uji sensori karakteristik organoleptik dendeng batokok penelitian dapat dilihat pada Tabel 1, 2 dan 3. Tabel 1. Hasil uji organoleptikdendeng batokok pada pengasapan tempurung kelapa Atribut Lama Pengasapan 30 mnt 60 mnt 90 mnt Warna 3.6±0.5 a 3.9±0.6 p 3.5±0.6 z Tekstur Aroma Rasa Rataan 3.4±0.5 a 3.5±0.6 a 3.5±0.7 a 3.5 3.6±0.6 p 3.7±0.6 p 3.8±0.7 p 3.8 3.5±0.5 z 3.7±0.6 z 3.8±0.6 z 3.6 Keterangan: Superskrip yang sama dalam baris yang sama pada setiap lama pengasapan menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05). Karakteristik Organoleptik Dendeng Batokok dengan Pengasapan Berbeda 43

Tabel 2. Hasil uji organoleptikdendeng batokok pengasapan serbuk gergaji medang Atribut Lama Pengasapan 30 mnt 60 mnt 90 mnt Warna 3.6±0.5 a 3.7±0.6 p 3.8±0.5 z Tekstur 3.5±0.5 a 3.4±0.5 p 3.8±0.5 z Aroma 3.5±0.5 a 3.7±0.6 p 4.1±0.6 z Rasa 3.8±0.7 a 3.8±0.6 p 4.0±0.5 z Rataan 3.6 3.7 4.0 Keterangan : Superskrip yang sama dalam baris yang sama pada setiap lama pengasapan menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05). Tabel 3. Hasil uji organoleptikdendeng batokok pada pengasapan sekam padi Atribut Lama Pengasapan 30 mnt 60 mnt 90 mnt Warna 3.7±0.6 a 3.7±0.5 p 3.8±0.6 z Tekstur 3.4±0.5 a 3.4±0.5 p 3.5±0.5 z Aroma 3.6±0.6 a 3.7±0.6 p 3.6±0.5 z Rasa 3.6±0.6 a 3.7±0.7 p 3.9±0.6 z Rataan 3.6 3.6 3.8 Keterangan : Superskrip yang sama dalam baris yang sama pada setiap lama pengasapan menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05). Warna Berdasarkan data pada Tabel 1, 2 dan 3 secara umum terlihat bahwa hasil uji organoleptik warna dendeng batokok yang dengan menggunakan bahan pengasap tempurung kelapa, serbuk gergaji medang dan sekam padi serta lama pengasapan masing-masing selama 30, 60 dan 90 menit berkisar antara agak suka (3.5) sampai suka (3.8). Hal ini menunjukkan bahwa atribut warna dari dendeng batokok yang diuji berada pada taraf yang dapat diterima oleh panelis. Hasil uji Kruskal Wallis dendeng batokok menunjukkan bahwa dendeng batokok dari jenis daging, bahan pengasap dan lama pengasapan yang berbeda pada penelitian ini tidak memberikan perbedaan terhadap penilaian warna.hal ini diduga berkaitan dengan lama pengasapanselama 30 90 menityang dilakukan tidak memberikan warna berlebihan terhadap warna produk sehingga tingkat penilaian panelis terhadap warna dendeng batokok tidak jauh berbeda. Susilawati(2007) menyatakan, bahwa pengasapan dengan menggunakan tempurung kelapa berpengaruh terhadap warna dendeng batokok. Perbedaan hasil ini diduga karena metode yang digunakan berbeda dan waktu pengasapan yang lebih lama yaitu antara 3-9 jam sehingga jumlah asap yang melekat pada produk lebih banyak sehingga memberikan pengaruh terhadap penilaian warnayang diberikan oleh panelis. Tekstur Pada Tabel 1, 2 dan 3 terlihat bahwa hasil uji organoleptik tekstur Karakteristik Organoleptik Dendeng Batokok dengan Pengasapan Berbeda 44

dendeng batokok dengan pengasapan medang dan sekam padi serta lama pengasapan 30, 60 dan 90 menit berkisar antara agak suka (3.4) sampai suka (3.8). Hasil ini memperlihatkan bahwa atribut tekstur dari dendeng batokok yang diujijuga secara umum dapat diterima oleh panelis. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis pada dendeng batokok menunjukkan, bahwa faktor tipe bahan pengasap dan lama pengasapan yang dilakukan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap penilaian organoleptik tekstur. Hal ini diduga karenapada proses pengasapan tempurung kelapa, meskipun asap yang dihasilkan lebih banyak namun dengan lama pengasapan yang lebih singkat sehingga menghasilkan tekstur yang tidak jauh berbeda dengan asap dari bahan pengasap serbuk gergaji medang dan sekam padi yang menghasilkan asap lebih sedikit namun dengan waktu pengasapan lebih lama sehingga pelunakan protein jaringan ikat menjadi tidak banyak berbeda. Selain itu, diduga juga adanya pengaruh dari pemukulan yang merata dapat membuat permukaan dendeng batokok baik dari daging sapi maupun daging kerbau memiliki tekstur yang tidak jauh berbeda sehingga tidak mempengaruhi penilaian panelis terhadap tekstur produk. Menurut Lawrie (2003) menyatakan bahwa penilaian tekstur daging sangat terkait dengan keempukan daging. Soeparno (2005)menyatakan, bahwa keempukan daging ditentukan oleh tiga komponen daging, yaitu struktur miofibrilar dan status kontraksinya, kandungan jaringan ikat dan tingkat ikatan silang dan daya ikat air oleh protein daging. Aroma Pada Tabel 1, 2 dan 3dapat dilihat bahwa hasil uji organoleptik aroma dendeng batokok berdasarkan tipe bahan pengasap dan lama pengasapan berkisar antara agak suka (3.5) sampai suka (4.0). Hal ini memperlihatkan bahwa atribut dari dendeng batokok yang diuji secara umum dapat diterima oleh panelis.hal ini diduga karena dendeng batokok pada pengasapan medang dan sekam padi dengan lama pengasapan 30, 60 dan 90 menit, asap yang dihasilkan cukup merata melekat pada dendeng batokok sehingga aroma direspon panelis tidak jauh berbeda. Hasil uji Kruskal Wallis pada dendeng batokok menunjukkan bahwa produk dari jenis daging, tipe bahan pengasap dan lama pengasapan berbeda tidak memberikan pengaruh nyata terhadap penilaian organoleptik aroma.selain itu, panelis diduga sudah pernah atau sering menkonsumsi dendeng batokok sehingga menyebabkannya tidak segera dapat membedakan perbedaan aroma asap dari bahan yang berbeda. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Badewi (2002) yang memperlihatkan tidak terdapat perbedaan aroma pada pengasapan daging sei dengan lama pengasapan 1 2 jam dengan menggunakan tempurung kelapa dan kayu kusambi sebagai bahan pengasap. Suryaningsih (2010) bahwasenyawa yang paling menentukan aroma asap adalah fenol seperti siringol, isoguenol dan metil guenol. Guakol memberikan rasa asap, sementara siringol memberikan aroma asap.guillen (2002) menyatakan, bahwa penerimaan masyarakat terhadap sifat-sifat sensori daging asap turut dipengaruhi oleh Karakteristik Organoleptik Dendeng Batokok dengan Pengasapan Berbeda 45

kebiasaan kuliner dan adat kebiasaan yang berbeda pada setiap daerah. Rasa Pada Tabel 1, 2 dan 3 menunjukkan bahwa hasil uji organoleptik rasa dendeng batokok denganmenggunakan bahan pengasap medang dan sekam padi serta lama pengasapanselama masing-masing 30, 60 dan 90 menit berkisar antara agak suka (3.5) dan suka (4.0). Hal ini memperlihatkan bahwa atribut rasa dari dendeng batokok yang diuji secara umum dapat diterima oleh panelis. Hasil uji Kruskal Wallis pada dendeng batokok, menunjukkan bahwa dendeng batokok dengan tipe bahan pengasap dan lama pengasapan yang dilakukan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap penilaian warna produk.hal ini diduga bahwa asap dari bahan medang dan sekam padi tersebar cukup merata pada daging sehingga respon panelis terhadap rasa relatif sama. Selain itu,bumbu diduga juga memberikan pengaruh terhadap respon panelis terhadap rasa produk, dimana pada penelitian ini dendeng batokok menggunakan bumbu-bumbu dengan jumlah yang sama, sehingga respon panelis tidak jauh berbeda terhadap rasa produk. Hasil ini sejalan dengan penelitian Badewi (2002) yang menyatakan bahwa lama pengasapan 1-2 jam dengan menggunakan bahan pengasap yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap rasa daging asap pada penyimpanan 0 minggu. Kesimpulan Dari hasil penelitian dendeng batokok ini dapat disimpulkan : 1. Hasil uji hedonik dendeng batokok dengan nilai rataan kesukaan tertinggi adalah pada pengasapan tempurung kelapa; produk dengan lama pengasapan selama 60 menit. Pada pengasapan serbuk gergaji medang; produk dengan lama pengasapan 90 menit. Pada pengasapan sekam padi; produk dengan lama pengasapan 90 menit. 2. Penggunaan tempurung kelapa, serbuk gergaji medang dan sekam padi sebagai bahan pengasap tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap karakteristik organoleptik yang meliputi warna, tekstur, aroma dan rasa. Daftar Pustaka Badewi B. 2002. Studi teknologi dan mutu serta keamanan pangan daging sapi asap (Sei).[Tesis]. Bogor: Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik, Provinsi Jambi. 2010. Jambi dalam Angka. Jambi: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. Guillen MD, Manzanos MJ. 2002. Study of volatil composition of aqueous oak smoke preparation. Food Chem 79 : 283-292. Lawrie RA. 2003. Ilmu Daging. Parakkasi A, penerjemah. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Rahayu WP. 2001. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Bogor: Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fateta Institut Pertanian Bogor. Karakteristik Organoleptik Dendeng Batokok dengan Pengasapan Berbeda 46

Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging, Ed ke-4. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Suryaningsih W. 2010. Pengasapan. Jember: Teknologi Pangan Politeknik Negeri Jember. Susilawati I. 2008. Kajian Metode Pengasapan dalam Pengolahan Dendeng Batokok Produk Khas Sumatera Barat. [Tesis]. Bogor: Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Karakteristik Organoleptik Dendeng Batokok dengan Pengasapan Berbeda 47