BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

dokumen-dokumen yang mirip
Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

BAB [ PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang dialami dalam kehidupan. manusia yang berlangsung secara terns menerus dimanapun manusia itu

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

2016 PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP PROFESIONALITAS GURU PAUD

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pengganti dari Undang-Undang No.2 Tahun 1989, Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru. Namun,

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Analisis Profesionalitas Guru. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN KEBUDAYAAN Jakarta, November 2015

BAB I PENDAHULUAN. sektor pembangunan nasional karena dengan pendidikan berarti membangun

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Menyadari peran penting pendidikan tersebut, pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan sarana terciptanya sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat cepat yang memberikan dampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan pembenahan dalam rangka penyesuaian diri dengan setiap keadaan. Guru memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kwalitas mutu sekolah. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan yang maksimal dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan diharapkan dapat mengambil peran dalam mewujudkan tujuan nasional yang tertuang dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 (Sikdiknas, Pasal 3) berikut ini : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Hal penting yang harus diperhatikan untuk mempertahankan mutu sekolah adalah sumber daya manusia (SDM), menyadari betapa pentingnya sumber daya manusia (SDM) bagi kelangsungan hidup dan kemajuan pendidikan, maka profesional guru perlu di tingkatkan. Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistim pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat

2 perhatian sentral, pertama dan utama. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan dan merupakan komponen yang sangat berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas, sehingga guru perlu di kembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional. Berbicara tentang profesionalisme guru, tidak lepas dari keahlian khusus yang dimiliki seorang guru, yang diperoleh baik melalui pendidikan profesional, pelatihan atau pengalaman-pengalaman studi banding yang pernah didapatkan. Keahlian yang dimiliki ini bukan sekedar menjadi milik pribadi, namun untuk dikembangkan dan dipraktekkan dalam memberi layanan kepada siswa. Untuk menjaga kualitas dan mutu serta profesionalisme, guru harus selalu menjadi orang yang selalu ingin belajar untuk meningkatkan diri. Mengacu pada Undang-undang, Repubik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat (1) dengan tegas menyatakan bahwa : Guru adalah tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada anak usia sekolah pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi (pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku) yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. kompetensi yang harus dimiliki oleh guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab IV pasal 10 ayat 91, menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

3 Guru sebagai tenaga profesionalisme memiliki peranan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap anak didiknya agar kelak dapat berguna bagi bangsa dan negara. Guru merupakan pilar utama demi mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencapai pendidikan yang bermutu. Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen merupakan sebuah komitmen untuk meningkatkan kualitas guru yaitu akademik dan kompetensi profesi pendidik sebagai agen pembelajaran, hal ini tercantum pula dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Sesuai dengan arah kebijakan, pasal 42 UU No.20 Tahun 2003 mempersyaratkan bahwa : Pendidikan harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peningkatan profesional guru diarahkan untuk meningkatkan kemampuan keprofesionalan dan komitmen guru sebagai seorang pendidik. Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern. Hal ini menuntut beraneka ragam spesialisasi yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang masih banyak diperbincangkan, baik dikalangan pendidik maupun di luar pendidikan. Kendatipun berbagai pandangan tentang masalah tersebut telah banyak dikemukakan oleh para pakar pendidikan, namun satu hal yang sudah pasti, bahwa masyarakat merasakan perlunya suatu lembaga pendidikan guru yang khusus berfungsi mempersiapkan tenaga guru yang terdidik dan terlatih dengan baik.

4 Dengan demikian, guru sebagai profesi memiliki peranan dan tugas sebagai pendidik, juga memiliki tugas dalam melayani masyarakat. Upaya menjamin mutu guru agar tetap memenuhi standar kompetensi, diperlukan adanya suatu mekanisme yang memadai. Penjaminan mutu guru perlu dikembangkan berdasarkan pengkajian yang komprehensip untuk menghasilkan landasan konseptual dan empirik, melalui sistem sertifikasi. Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sertifikasi guru adalah sarana untuk menghasilkan guru yang berkwalitas dan merupakan suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan. Guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal D4/S1 dan memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, kompetesi sosial. Kualifikasi akademik minimum diperoleh melalui perguruan tinggi dan sertifikat kompetensi pendidik dinyatakan dengan adanya lulus ujian sertifikasi. Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a dalam Mulyasa (2008;75) dikemukakan bahwa 1) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2) Kompetensi kepribadian dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir

5 b dalam Mulyasa (2008:135) dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. 3) Kompetensi profesional dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c dalam Mulyasa, (2008:135) dikemukakan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Pendidikan Nasional. Dan 4) Kompetensi sosial dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d dalam Mulyasa, (2008:173) dikemukakan bahwa yang di maksud kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dari keempat kompetensi tersebut mutlak harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional. Namun kenyataannya masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh, hal ini disebabkan oleh sebagian guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga guru tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan diri, baik dalam membaca, menulis, dan membuka internet, menunjukkan penurunan dalam kinerjanya. Hal ini dapat dilihat dari melemahnya motivasi kerja guru dalam bekerja yang bisa dilihat antara lain gejala-gejala guru yang masuk kelas tidak tepat waktu atau terlambat masuk ke sekolah, guru yang persiapannya mengajarnya yang kurang lengkap, tugas guru yang rutin dalam kegiatan belajar mengajar menunjukkan fenomena

6 bahwa guru mengajar hanya sebuah rutinitas belaka tanpa adanya inovasi pengembangan lebih lanjut. Bertitik tolak dari uraian latar belakang yang telah dijabarkan diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil kompetensi guru Taman Kanakkanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung. B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana profil kompetensi guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung? 2. Bagaimana kompetensi pedagogik guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung? 3. Bagaimana kompetensi kepribadian guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung? 4. Bagaimana kompetensi sosial guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung? 5. Bagaimana kompetensi profesional guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperoleh gambaran tentang profil kompetensi guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung.

7 2. Untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi pedagogik guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung. 3. Untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi kepribadian guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung. 4. Untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi sosial guru Taman Kanakkanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung. 5. Untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi profesional guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung. D. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara umum tentang profil kompetensi guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memotivasi dan upaya meningkatkan kompetensi guru. 3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi sekolah untuk memperbaiki kualitas guru. 4. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis.

8 E. Struktur Organisasi Penyusunan skripsi terdiri dari lima bab yaitu : Bab pertama menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Bab kedua memaparkan tentang konsep kompetensi guru dan konsep sertifikasi. Bab tiga berisi penjabaran lebih rinci lagi tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Penelitian Deskriptif dengan pendekatan kwantitatif. Semua prosedur serta tahaptahap penelitian mulai dari persiapan hingga penelitian berakhir. Bab empat mendeskripsikan proses pelaksanaan penelitian, gambaran kompetensi guru tersertifikasi, hasil temuan penelitian dan merupakan bagian analisis dan pembahasan mengenai hasil temuan penelitian. Bab lima, pada bab ini berisi kesimpulan terhadap semua hasil temuan penelitian yang diperoleh dan rekomendasi yang berdasarkan pada hasil penelitian.