BAB I PENDAHULUAN. Nasional (BKKBN) dalam Diskusi dua mingguan Pimpinan BKKBN dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini, sebagai fakta bahwa 80% dari 220 juta penduduk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

Analysis of Source and Uses of Zakat Fund That Influencing of Community Empowerment (Case Study In Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid Bandung)

DAFTAR ISI. PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM MENUNJANG EFISIENSI PENYALURAN DANA ZAKAT 2.1. Tinjauan Umum Total Quality Management...

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. manusia khususnya bangsa Indonesia, dan tidak sedikit umat yang jatuh

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI MANAJERIAL, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid Bandung. yang bergerak di bidang penghimpunan (fundraising) dan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB III PROFIL LEMBAGA AMIL ZAKAT DAARUT TAUHIID DAN DOMPET DHUAFA SEMARANG. A. Profil (DPU) Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. periode tahun Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Maret 2006

BAITUL MAAL BAHTERA. Lembaga Amil Zakat Infaq & Shadaqah. SK.Walikota Pekalongan. Nomor : 451.1/02711 Tgl. 29 Desember 2004

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. dengan ekonomi dan sosial yang baik tanpa bergantung kepada orang lain.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS)

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu problematika yang melanda umat.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu kegiatan dasar manusia dan proses sosial

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perusahaan dan lembaga. Selain digunakan untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang baik. Unsur manajemen menjadi bagian paling penting bagi

BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. itu bertugas untuk mengelola dana sebagaimana mestinya. Zakat merupakan

Pedoman Pengajuan. Lembaga Zakat Terdaftar

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan memerlukan pencatatan transaksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan darah

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesama manusia atau hablun minannas. Hubungan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

BAB III METODE PENELITIAN

BISNIS MINI Oleh: Deny Yogaswara Bidang: Kewirausahaan

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dideklarasikan satu dekade lalu, wacana tentang Millennium

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA PEKALONGAN. Analisis manajemen pengumpulan dana zakat di BAZNAS Kota Pekalongan

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

BAB III PERKEMBANGAN YAYASAN SOLO PEDULI UMMAT SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Potensi zakat, baik penerimaan maupun pendistribusiannya cukup besar.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan perkataan Ketua Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam Diskusi dua mingguan Pimpinan BKKBN dengan Jurnalis dan sosialisasi lomba karya tulis bagi jurnalis, penulis media cetak, online dan radio di kantor BKKBN, Jakarta, Senin 25/02/2013 yang lalu bahwa penduduk Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan berjumlah 250 juta jiwa, dan menurut Badan Pusat Statistik 28,59 juta diantaranya adalah penduduk miskin. Masalah kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang cukup serius, hampir setiap tahunnya masih menjadi suatu permasalahan yang terus dicari dan diupayakan solusinya agar jumlahnya berkurang dan kalau bisa ditiadakan dari Negara ini. Pada September 2012 lalu jumlah kemiskinan menurun sejumlah 0,54 juta jiwa, hal ini patut disyukuri walau penurunannya tidak terlalu signifikan, namun hal ini masih harus tetap diupayakan untuk terus ditekan jumlahnya agar tercipta rakyat Indonesia yang makmur. Masalah kemiskinan memanglah tanggung jawab Negara sebagai mana yang tercantum dalam Undang-undang 1945 pasal 34 ayat 1 yang mengatakan bahwa, fakir, miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Namun, hal ini bukan berati menjadi tanggung jawab Negara seutuhnya, pada hakikatnya manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan dan saling tolong menolong, dalam islam hal ini dikenal dengan hablum minannas (hubungan antar

2 sesama manusia). Pertanyaannya adalah bagaimana kita sebagai manusia yang katanya makhluk sosial apalagi khususnya umat islam dalam mengoptimalkan potensi yang ada guna membantu pemerintah mengurangi jumlah penduduk miskin? Ajaran Nabi Muhammad SAW menurunkan perintah zakat, infak dan sedekah (ZIS) sebagai solusinya. ZIS inilah yang merupakan implementasi hubungan manusia dalam kehidupan manusia yang lainnya sebagai bagian dari ibadah dan sekaligus rasa kepedulian kepada sesama. Tujuan dari ZIS adalah supaya terjadinya pemerataan ekonomi dimana harta benda tidak hanya dikuasai oleh orang-orang yang sudah kaya saja. Dewasa ini sudah banyak ditemukan lembaga-lembaga yang berkiprah dalam pengelolaan ZIS, baik formal maupun informal. Namun, dengan banyakya lembaga-lembaga ZIS belum dirasa optimal, karena kurangnya pemahaman dan aturan bagi para dermawan untuk menyalurkan sebagaian hartanya melalui amalan ZIS ini. Disamping itu pula banyak oknum-oknum masyarakat yang melakukan modus penipuan yang bertopeng lembaga ZIS demi meraup harta kekayaan dengan mudah dan cepat, sehingga hal ini membuat para dermawan khawatir dan tidak percaya. Seperti hal nya contoh kasus yang sempat beredar pada tahun 2010 tentang penipuan berkedok sedekah Ustadz Yusuf Mansur dimana penipuan ini berupa brosur/selebaran program sedekah berantai, contoh kasus ini dikutip dari Blogsite Ikhsan Permadi, sehingga para dermawan lebih memilih lembaga-lembaga yang sudah ada badan hukumnya dibanding degan lembaga yang masih belum berbadan hukum.

3 Berdasarkan wawancara kepada Bapak Dedi Zulkarnaen selaku Seksi Bimas Islam Departemen Agama (Depag) Kota Bandung pada tanggal 23 Mei 2013, permasalahan yang terjadi pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah dalam hal pendataan. Depag selaku badan pemerintah yang berwenang untuk mengawasi LAZ kesulitan dalam pengumpulan data karena data ZIS yang ada di LAZ tersebut belum tersusun dengan baik. Bahkan, sering terjadi penurunan data dana yang terhimpun secara drastis, namun dalam realisasinya terlihat normal. Sehingga banyak data yang tidak valid dalam pendataan Depag. Berikut adalah daftar lembaga-lembaga amil zakat yang terdata resmi di Depag Kota Bandung: Tabel 1.1 Daftar Lembaga Amil Zakat (LAZ) Kota Bandung Tahun 2012 No. Nama LAZ Alamat 1. Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid Jl. Geger kalong Girang No.32 Bandung 2. Dompet Dhuafa Republika Bandung Jl. Pasir Kaliki No.143 Bandung 3. Pondok Zakat Assalam Jl. Sasakgantung No.16 Bandung 4. BM. Hidayatullah Jl. Palad Jaya Raya No.36 Cikutra Bandung 5. Rumah Yatim Jl. Terusan Jakarta No.241 Antapani Bandung 6. Pusat Zakat Umat Jl. Perintis Kemerdekaan No.2-4 Bandung 7. Rumah Zakat Jl. Turangga No.25 c Bandung 8. Rumah Amal Salman ITB Jl. Ganesha No.7 Bandung 9. PKPU Bandung Jl. Gatot Subroto No. 46 B Bandung 10. Mujahidin Jl. Sancang No.6 Burangrang Lengkong Bandung Sumber: Diolah dari Depag Kota Bandung, 2013

4 Tabel 1.1 di atas menunjukkan daftar LAZ Kota Bandung yang terdata resmi di DEPAG Kota Bandung. Meskipun hanya 10 yang terdaftar, kemungkinan masih ada yang belum terdaftar. Masyarakat hendaknya dapat memilih dengan bijak dalam menentukan LAZ yang amanah. Daftar ini bisa menjadi prioritas untuk masyarakat dalam menyalurkan dana ZISnya. Setelah mengetahui lembaga-lembaga ZIS yang resmi, hal yang menjadi pertanyaan apakah LAZ yang sudah resmi ini sudah optimal atau belum dalam pengelolaan kinerja lembaganya? Pengelolaan kinerja lembaga ini sangat berkaitan dengan tingkat keamanahan LAZ dalam penyaluran dananya untuk disampaikan kepada yang berhak menerima (mustahik). Dari permasalahan-permasalahan yang sudah dikemukakan diatas, penulis tertarik membidik lembaga Dompet Peduli Umat (DPU DT Bandung) yang beralamatkan di Jl. Gegerkalong Girang No.32 Bandung sebagai objek penelitian. Sebagai pertimbangannya, penulis membidik objek lemabaga DPU DT Bandung ini karena DPU DT Bandung adalah lembaga pengelolaan ZIS yang sudah berbadan hukum sesuai dengan Undang-Undang RI No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, SK Menteri Agama RI no.410 tahun 2004 tentang Legalitas DPU DT sebagai Laznas, SK Gubernur Jawa Barat no.541.12/kep.846-yansos/2002 tentang pengukuhan DPU DT sebagai Lazda, SK Pengurus Yayasan DT no.09/sk/c/yys-dt/viii/08 tentang perubahan Organisasi DPU DT, Akta Notaris: Dr. Wiratni Ahmadi, SH.No. 17, Tanggal 22 April 2004, dalam pelaksanaan pengelolaan Zakat, Infak dan Sedekahnya menggunakan balanced scorecard dalam pengukuran kinerja karyawannya dan

5 sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Selain itu, menurut Bapak Dedi dalam pengumpulan data dana ZIS di DPU DT sangat mudah didapatkan karena sistem manajemen lembaganya sudah baik. Namun disisi lain, DPU DT Bandung perlu memperbaiki kinerjanya secara berkesinambungan karena dana yang dihimpun dan disalurkan masih belum stabil dari beberapa tahun kebelakang. Seperti terlihat dalam data berikut: Tabel 1.2 Data Penghimpunan dan Penyaluran Dana ZIS DPU DT Bandung Tahun 2008 2012 TAHUN Dana yang Dihimpun (Rp) Dana yang Disalurkan (Rp) 2008 1.637.888.375 1.637.888.375 2009 649.637.725 649.637.725 2010 1.932.045.740 1.932.045.740 2011 884.652.987 884.652.987 2012 745.988.346 745.988.346 Sumber: Diolah dari Depag Kota Bandung, 2013 Dari data diatas dapat digambarkan pertumbuhan kinerja DPU DT Bandung melalui grafik berikut: Grafik 1.1 Data Penghimpunan dan Penyaluran Dana ZIS DPU DT Bandung Tahun 2008 2012

6 Sumber: Diolah dari Depag Kota Bandung, 2013 Dari Tabel 1.2 dan Grafik 1.1 diatas menunjukkan bahwa penghimpunan dan penyaluran dana yang dilakukan oleh DPU DT Bandung belum stabil. Pada tahun 2009 mengalami penurunan yang drastis sehingga perlu adanya peningkatan kinerja. Sedangkan pada tahun 2010 kembali naik drastis diatas dana yang dihimpun dan disalurkan pada tahun 2008. Namun, pada tahun 2011 kembali mengalami penurunan, bahkan di tahun 2012 juga mengalami penurunan. Dari data ini dapat dikatakan bahwa kinerja DPU DT Bandung mengalami penurunan yang signifikan melihat penghimpunan dan penyaluran dana ZIS dua tahun kebelakang. Hal ini perlu diteliti penyebab penurunannya berdasarkan kinerja lembaga tersebut. Maka dari itu disini penulis mengangkat skripsi yang berjudul Analisis Pengukuran Kinerja Lembaga Berbasis Balanced Scorecard di Dompet Peduli Ummat. 1.2 Fokus Penelitian Dari beberapa masalah yang telah dikemukakan pada bagian latar belakang, dimulai dari jumlah penduduk miskin yang berada di Indonesia, kurang optimalnya potensi zakat, kurang fahamnya para muzakki (orang yang berzakat) atau para dermawan akan ilmu ZIS, dan aturan pelaksanaan ibadah ZIS, kehawatiran para dermawan akan penipuan yang bertopeng ZIS, sampai kinerja Lemabaga Pengelolaan ZIS itu sendiri.

7 Disini penulis akan memfokuskan penelitian pada implementasi balanced scorecard yang digunakan dalam pengukuran kinerja lembaganya di DPU DT Bandung. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan yaitu: 1. Bagaimana implementasi konsep pengukuran kinerja lembaga berbasis balanced scorecard di DPU DT Bandung? 2. Bagaimana penentuan indikator kinerja utama lembaga dalam balanced scorecard di DPU DT Bandung? 3. Bagaimana kinerja lembaga DPU DT Bandung? 4. Bagaimana hubungan antar perspektif dalam balanced scorecard di DPU DT Bandung? 5. Adakah nilai lebih dalam implementasi pengukuran kinerja lembaga berbasis balanced scorecard di DPU DT Bandung? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui implementasi konsep pengukuran kinerja lembaga berbasis balanced scorecard di DPU DT Bandung. 2. Untuk mengetahui penentuan indikator kinerja utama lembaga dalam balanced scorecard di DPU DT Bandung.

8 3. Untuk mengetahui kinerja lembaga DPU DT Bandung. 4. Untuk mengetahui hubungan antar perspektif dalam balanced scorecard di DPU DT Bandung. 5. Untuk mengetahui nilai lebih dalam implementasi pengukuran kinerja lembaga berbasis balanced scorecard di DPU DT Bandung. 1.5 Manfaat Penelitian Setelah selesainya penelitian yang telah dilaksanakan diharapkan penelitian ini mempunyai kegunaan sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis (keilmuan) Mengembangkan ilmu pengetahuan manajemen agar terus berupaya menyiapkan, menyempurnakan dan mencari strategi-strategi baru yang tepat dan terencana dengan baik untuk menjadikan lembaga-lembaga mampu bertahan dan adaptif dalam menyesuaikan dengan perkembangan zaman. b. Manfaat Praktis (guna laksana) 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran alternatif tentang implementasi balanced scorecard yang lebih baik dan dapat berpengaruh pada peningkatan kinerja karyawan yang pada akhirnya dapat tercapainya tujuan organisasi yang diharapkan. 2. Dapat diterapakan di lembaga-lembaga ZIS lainnya baik yang belum berbadan hukum, sedang berproses berbadan hukum, maupun yang telah berbadan hukum untuk meningkatkan dan terus mengembangan potensi-

9 potensi kinerja lembaga yang dikelolanya untuk mendulang prestasi yang sangat unggul serta bermanfaat bagi umat.