Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kebutaan dan gangguan penglihatan merupakan masalah kesehatan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi di Sulawesi Utara (3,7%) diikuti oleh Jambi (2,8%) dan Bali (2,7%).

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, 3 Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK PADA PASIEN YANG BEROBAT DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT, KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

berkas cahaya, sehingga disebut fotoreseptor. Dengan kata lain mata digunakan

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci :Riwayat Keluarga, Konsumsi Alkohol, Kadar Asam Urat Darah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan. telah terjadi katarak senile sebesar 42%, pada kelompok usia 65-74

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pelaku pembangunan dapat merasakan dan menikmati hasil dari pembangunan

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. berbagai kegiatan. Apabila mata menderita kelainan atau gangguan seperti low vision

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KASIH IBU MANADO TAHUN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : Nuruljannah Nazurah Gomes FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN. Universitas Sumatera Utara

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI SURAKARTA

Kata Kunci : Status Merokok, konsumsi alkohol, hipertensi

DR. R.D KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

Olahraga dengan Kadar Gula Darah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah mata merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia karena mata

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING Lindy Agraini Patiro*, Wulan P.J Kaunang*, Nancy S.

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG TAHUN 2014

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU TAHUN 2016.

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi Ereksi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. MOEWARDI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

Analisis Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Katarak Senilis Di RSU Bahteramas Tahun 2016

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

ABSTRACT. Keywords: Supervisory Swallowing Drugs, Role of Family, Compliance Drinking Drugs, Tuberculosis Patients ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

Kata kunci: kecelakaan lalu lintas, pengendara sepeda motor, minuman beralkohol, umur kendaraan.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization penyebab kebutaan

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

: Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : ANGGIT YATAMA EMBUN PRIBADI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Katarak adalah keadaan terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT (BKMM) PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 Meisye S. Hanok*, Budi T. Ratag*, Reiny A. Tumbol** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut di dalam kapsul lensa. Katarak merupakan penyebab utama berkurangnya penglihatan pada usia 55 tahun atau lebih. Faktor risiko terjadinya katarak antara lain adalah diabetes mellitus, riwayat trauma mata, konsumsi minuman beralkohol, tempat pekerjan, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian katarak di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan kasus kontrol. Penelitian ini dilakukan di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Provinsi Sulawesi Utara bulan Oktober 2014 Januari 2015. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua pasien yang berobat mata di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Provinsi Sulawesi Utara saat penelitian dilakukan. Sampel penelitian ini adalah pasien yang menderita katarak (kelompok kasus) dan yang tidak menderita katarak (kelompok kontrol). Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat menggunakan Uji Chi Square (CI = 95% dan α = 0.05). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara diabetes mellitus (p value=0.000 dan OR=9.88), riwayat trauma mata (p value=0.000 dan OR=4.5) dengan kejadian katarak dan tidak ada hubungan antara konsumsi minuman beralkohol (p value=0.939), pekerjaan (p value=0.063) dengan kejadian katarak Terdapat hubungan antara diabetes mellitus dan riwayat trauma mata dengan kejadian katarak dan tidak terdapat hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dan pekerjaan (tempat pekerjaan) dengan kejadian katarak Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan ABSTRACT Cataract is a condition where there is cloudiness in the lens fibers or materials within the lens capsule. Cataract is a major cause of decreased vision at the age of 55 or more.cataract risk factor such as diabetes mellitus, eye trauma history, alcohol consumption, working place, etc. The purpose of this study is to determine the factors related to cataracts at Balai Kesehatan Mata Masyarakat (Public Eye Health Center) North Sulawesi Province in 2014. This study is an analytic survey using case-control study design. This research was conducted at Balai Kesehatan Mata Masyarakat (Public Eye Health Center) North Sulawesi Province in October 2014 - January 2015. The population in this study was all patient which medicine eye to Balai Kesehatan Mata Masyarakat (Public Eye Health Center) North Sulawesi Province. The sample was patients with cataract (case group) and patient not cataract (group of control). Measuring instrument used was questionnaires. Data analysis including using univariate and bivariate analysis using Chi Square Test (CI = 95% dan α = 0.05). The statistical test showed the relationship between cataracts and diabetes mellitus (p value=0.000 and OR=9.88) and history of ocular trauma (p value=0.000 and OR=4.5). Cataract has no relation with alcohol consumption (p value=0.939), occupation (working place) (p value=0.063). There are relationship between diabetes mellitus and a history of ocular trauma with cataract while. There are relationship between alcohol consumption and occupation (working place) with cataract. Keywords: Cataract, Diabetes Mellitus, Eye trauma history, Alcohol consumption, Occupation 1

PENDAHULUAN Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa (Ilyas, 2003b). Katarak tidak hanya mengenai orang tua lanjut usia, tetapi katarak dapat juga terjadi akibat kelainan bawaan, kecelakaan, keracunan obat (Ilyas, 2003a). Diketahui bahwa persentase kebutaan pertama di Indonesia ialah katarak yaitu sebanyak 0.70% (Ilyas, 2003a). Berdasarkan data yang diperoleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dalam Riskesdas tahun 2013, prevalensi katarak tertinggi terdapat di Sulawesi Utara (3,7%). Data yang diperoleh berdasarkan rekapitulasi rekam medis di Balai Kesehatan Sulawesi Utara selama bulan Januari sampai Juni tahun 2014 adalah sebanyak 1116 kunjungan. Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian katarak di Balai Kesehatan Sulawesi Utara. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan kasus kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Kessehatan Mata Masyarakat (BKMM) Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Oktober Januari 2015. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh pasien yang datang berobat mata di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Provinsi Sulawesi Utara. Sampel penelitian ini adalah pasien yang menderita katarak (kelompok kasus) dan yang tidak menderita katarak (kelompok kontrol). Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat menggunakan Uji Chi Square (CI = 95% dan α = 0.05). Dalam penelitian ini dilakukan matching umur dan jenis kelamin. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah diabetes mellitus, riwayat trauma mata, konsumsi minuman beralkohol, dan pekerjaan (tempat pekerjaan). Untuk variabel terikat (dependent) yaitu katarak. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tabel 1, responden dalam penelitian baik kelompok kasus maupun kelompok kontrol yang paling banyak adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu masing-masing berjumlah 36 responden (51.4%) dan yang berjenis kelamin perempuan masing-masing berjumlah 34 responden (48.6%). Untuk umur paling banyak pada kelompok umur >70 tahun dengan jumlah 24 responden (34.3%). 2

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Kelompok Total Karakteristik Responden Kasus Kontrol n % n % N % Jenis Kelamin Laki-laki 36 51.4 36 51.4 72 51.4 Perempuan 34 48.6 34 48.6 68 48.6 Jumlah 70 100 70 100 140 100 Umur (Tahun) 30-39 3 4.29 3 4.29 6 4.29 40-49 11 15.7 11 15.7 22 15.7 50-59 15 21.4 15 21.4 30 21.4 60-69 17 24.3 17 24.3 34 24.3 >70 24 34.3 24 34.3 48 34.3 Jumlah 70 100 70 100 140 100 Analisis Bivariat 1. Hubungan antara diabetes mellitus dengan kejadian katarak Analisis hubungan antara diabetes mellitus dengan kejadian katarak menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara diabetes mellitus dengan kejadian katarak pada pasien yang berobat mata di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Provinsi Sulawesi Utara. Hasil analisis statistik menggunakan Chi-square diperoleh nilai p=0.000 dengan OR=9.88 (CI 95% = 4.45-21.91), maka dapat dikatakan bahwa penderita diabetes mellitus berisiko 9.88 kali mengalami katarak daripada yang tidak menderita diabetes mellitus (Tabel 2). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh jumlah responden yang menderita diabetes mellitus yaitu 47 responden (67.1%) pada kelompok kasus dan 12 responden (17.1%) pada kelompok kontrol, sedangkan untuk responden yang tidak menderita diabetes mellitus terdapat 23 responden (32.9%) pada kelompok kasus dan pada kelompok kontrol terdapat 58 responden (82.9%). Risiko katarak dilaporkan lebih tinggi pada penderita DM. (Tana, 2006). Sekitar 60 % orang yang menderita diabetes, 15 tahun atau lebih mengalami kerusakan pembuluh darah pada mata (Hasdiana, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Hasnur, dkk (2013) menunjukkan bahwa responden yang menderita diabetes mellitus berisiko 10.04 kali mengalami katarak. Berdasarkan uji statistik diperoleh p value=0.000 dan OR=9.88. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara diabetes mellitus dengan kejadian katarak. Penelitian ini juga didukung oleh 3

hasil penelitian yang dilakukan oleh Arimbi (2012) bahwa responden yang menderita diabetes mellitus akan menderita katarak 4.9 kali dibandingakan dengan yang tidak menderita diabetes mellitus. Penelitian lain oleh Tana, dkk (2009) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara diabetes mellitus dengan katarak. Hal ini dibuktikan dengan p value=0.001 dan OR=1.97. Ketiga hasil penelitian tersebut mendukung penelitian ini dimana terdapat hubungan antara diabetes mellitus dengan kejadian katarak. Berbeda dengan ketiga hasil penelitian di atas, penelitian lain yang dilakukan oleh Hasmeinah, dkk (2011) berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji statistik dengan nilai p=0.099, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara diabetes mellitus dengan katarak. 2. Hubungan antara riwayat trauma mata dengan kejadian katarak Analisis hubungan antara riwayat trauma mata dengan kejadian katarak menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat trauma mata dengan kejadian katarak pada pasien yang berobat mata di Balai Kesehatan Sulawesi Utara. Hasil analisis statistik menggunakan Chi-square diperoleh nilai p=0.000 dengan OR=4.5 (CI 95% = 2.16-9.35), maka dapat dikatakan bahwa responden yang pernah mengalami trauma mata berisiko 4.5 kali mengalami katarak daripada yang tidak pernah mengalami trauma mata (Tabel 2). Pada variabel riwayat trauma mata, jumlah responden yang pernah mengalami sakit pada mata berjumlah 54 responden (77.1%) pada kelompok kasus dan 30 responden (43%) pada kelompok kontrol. Untuk responden yang tidak pernah mengalami sakit mata berjumlah 16 responden (22.9%) pada kelompok kasus dan 40 responden (57%) pada kelompok kontrol. Salah satu penyebab katarak adalah trauma pada mata. Jenis trauma yang paling sering dijumpai menimbulkan katarak adalah cedera tumpul pada bola mata akibat benturan, terkena objek yang berterbangan dan lainlain (Tana, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Hasnur, dkk (2013) mendukung hasil penelitian ini (ρ=0,04 dan OR : 9.9). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.000 dan OR=4.5. Hal ini berarti terdapat hubungan antara riwayat trauma mata dengan kejadian katarak. Berbeda dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Tana (2010) diperoleh hasil ρ=0,07 yang menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara trauma mata dengan kejadian katarak. 4

Tabel 2. Hubungan antara Diabetes Mellitus dan Riwayat Trauma Mata dengan Kejadian Katarak Kelompok Variabel Penelitian Kasus Kontrol p value OR 95% CI n % n % Diabetes Mellitus Ya 47 67.1 12 17.1 0.000 9.88 4.45-21.91 Tidak 23 32.9 58 82.9 Jumlah 70 100 70 100 Riwayat Trauma Mata Ya 54 77.1 30 34 Tidak 16 22.9 40 57 0.000 4.5 2.16-9.35 Jumlah 70 100 70 100 3. Hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian katarak Analisis hubungan antara konsumsi minuman beralkohol menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian katarak di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Provinsi Sulawesi Utara. Hasil analisis statistik menggunakan Chi-square diperoleh nilai p=0.939 dengan OR=1.05 (CI 95%=0.25-4.42) (Tabel 3). Berdasarkan uji statistik, untuk konsumsi minuman beralkohol diperoleh nilai p=0.939 yang berarti tidak ada hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian katarak. Meskipun minuman keras atau minuman beralkohol tidak menimbulkan gejala putus obat (sakaw) sebagaimana narkotika dan zat psikotropika, tetapi dalam dosis tinggi juga akan mempengaruhi kerja saraf (Handoyo, 2004). Semakin tinggi kadar alkohol dalam minuman maka akan semakin cepat penyerapan ke dalam darah. Selain itu alkohol dapat mempengaruhi sistem organ yang ada di dalam tubuh. Pengaruh yang terjadi adalah bisa merusak organ tersebut (Wiarto, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Arimbi (2012) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian katarak. Hal tersebut dibuktikan secara statistik dengan nilai p=0.79. Hasil penelitin tersebut mendukung penelitian ini dimana tidak terdapat hubungan konsumsi alkohol dengan katarak (p=0.939). Berbeda dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Tana, dkk (2009) dipeoleh hasil yang signifikan dengan nilai ρ=0,0001 yang 5

menunjukkan hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian katarak. 4. Hubungan antara pekerjaan (tempat pekerjaan) dengan kejadian katarak Analisis hubungan antara pekerjaan dengan kejadian katarak menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kejadian katarak di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Provinsi Sulawesi Utara. Masyarakat (BKMM) Provinsi Sulawesi Utara. Hasil analisis statistik menggunakan Chi-square diperoleh nilai p=0.063 dengan OR=0.53 (CI 95%=0.27-1.03) (Tabel 3). Pekerjaan dalam hal ini berhubungan dengan paparan sinar ultraviolet (UV), dimana sinar UV merupakan faktor risiko terjadinya katarak (WHO, 2012). Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai p=0.063 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kejadian katarak. Hal ini juga dipengaruhi oleh tempat responden bekerja yang paling banyak yaitu di dalam ruangan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Arimbi (2012) menunjukkan hasil yang bermakna secara statistik karena nilai p=0.007 dan OR=2.9. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Tana, dkk (2009) menunjukkan persentase pekerja yang paling banyak menderita katarak adalah kelompok pekerja petani/ nelayan/ buruh dimana jenis pekerjaan ini dapat dikategorikan sebagai pekerjaan yang dilakukan di luar ruangan yang menyebabkan adanya pajanan kronis sinar matahari. Hal ini dibuktikan dengan nilai p =0.0001 dan OR = 2.5 Tabel 3. Hubungan antara Konsumsi Minuman Beralkohol dan Pekerjaann (Tempat Pekerjaan) dengan Kejadian Katarak Kelompok p value OR 95% CI Variabel Penelitian Kasus Kontrol n % n % Konsumsi Minuman Beralkohol Setiap hari 5 16.1 4 15.4 Tdk setiap hari 26 83.9 22 84.6 0.939 1.05 0.25-4.42 /Jumlah 31 100 26 100 Pekerjaan/ Tempat Pekerjaan Dalam ruangan 32 45.7 44 62.9 Luar ruangan 38 54.3 26 37.1 0.063 0.53 0.27-1.03 6

KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan antara diabetes mellitus (p value=0.000 dan OR=9.88) dengan kejadian katarak di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014. 2. Terdapat hubungan antara riwayat trauma mata (p value=0.000 dan OR=4.5) dengan kejadian katarak di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014. 3. Tidak terdapat hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian katarak di Balai Kesehatan Sulawesi Utara Tahun 2014. 4. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan (tempat pekerjaan) dengan kejadian katarak di Balai Kesehatan Sulawesi Utara Tahun 2014. SARAN 1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan agar dapat menyusun program pencegahan/ penanggulangan penyakit katarak yang dapat dilakukan melalui penyuluhan atau seminar kesehatan tentang upaya preventif/ pencegahan katarak di Provinsi Sulawesi Utara 2. Bagi masyarakat diharapkan agar lebih memperhatikan lagi tentang penyakit katarak, diantaranya mengubah pola hidup (rajin berolahraga) dan pola makan (mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula) agar dapat mencegah terjadinya penyakit diabetes mellitus yang menjadi salah satu faktor internal terjadinya katarak. Disamping itu pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) pada saaat bekerja di luar ruangan untuk mencegah masuknya debu atau serpihan-serpihan lain yang dapat mengakibatkan trauma mata yang merupakan salah satu faktor eksternal terjadinya katarak. 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang kejadian katarak dengan variabel-variabel lainnya yang merupakan faktor risiko kejadian katarak seperti paparan asap dan riwayat keluarga. DAFTAR PUSTAKA Arimbi, A. T. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Katarak Degeneratif di RSUD Budhi Asih Tahun 2011. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Http://www.digital_20285741-S- Anggun Trithias Arimbi.pdf. Diakses pada tanggal 4 Agustus 2014. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Handoyo, I. L. 2004. Narkoba Perlukah Mengenalnya?. Yogyakarta: PT. Pakar Raya. Hasnur R, dkk. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian 7

Katarak di Poliklinik Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Propinsi Sulawesi Selatan. Http://library.stikesnh.ac.id. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 4, No 3, 2014. Diakses pada tanggal 22 Juni 2014. Hasdianah, H. R. 2012. Mengenal Diabetes Mellitus pada Orang Dewasa dan Anak-Anak dengan Solusi Herbal. Yogyakarta: Nuha Medika. Hasmeinah dkk. 2011. Hubungan Usia dan Diabetes Mellitus dengan Katarak di Poliklinik Mata Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Http://www.umpalembang.net. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 2, No. 1, 2011. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2014. Ilyas, S. 2003a. Katarak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilyas, S. 2003b. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tana, L. 2006. Faktor Risiko dan Upaya Pencegahan Katarak pada Kelompok Pekerja. Http://litbang.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 22 Juni 2014. Tana dkk. 2009a. Determinan Kejadian Katarak di Indonesia Riset Kesehatan Dasar 2007. Http://litbang.depkes.go.id. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 37, No. 3, 2009. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2014. Tana dkk. 2009b. Peranan Pekerjaan terhadap Kejadian Katarak pada Masyarakat Indonesia Riset Kesehatan Dasar 2007. Http://litbang.depkes.go.id. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 16, No. 1, 2009. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2014. Tana, L. 2010. Hubungan Antara Faktor Trauma Tumpul pada Mata dengan Katarak pada Petani di Empat Desa kecamatan Teluk Jembe Barat Kabupaten Karawang. Http://litbang.depkes.go.id. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 10, No. 3, 2010. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2014. Wiarto. G. 2013. Budaya Hidup Sehat. Yogyakarta: Gosyen Publishing. World Health Organization. 2012. Global Data on Visual Impairments 2010. Geneva. 8