BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas menuntut pendidikan yang mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu yang secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti laju perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam rangka untuk mensukseskan pembangunan yang senantiasa mengalami perubahan, sejalan dengan tuntutan kebutuhan industri. Oleh karena itu pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang berkembang pada masyarakat. Untuk mensukseskan pembangunan tersebut dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan untuk menguasai Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang cukup tinggi serta dibarengi dengan keterampilan. Pendidikan dan ketenagakerjaan mempunyai hubungan yang erat. Pendidikan yang baik akan meningkatkan kualitas pengembangan sumber daya manusia yang mencakup semua usaha yang dilakukan, serta mempersiapkan seseorang menjadi manusia seutuhnya yang mampu berpikir logis dan rasional. Lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang mempunyai kualitas dengan cara mempersiapkan lulusan yang mengikuti laju dan mempersiapkan lulusan yang mampu mengikuti dan mengisi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 menyatakan: 1

2 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, maka sekolah menengah kejuruan (SMK) yang merupakan lembaga pendidikan formal, bertanggung jawab mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang terampil dan berkualitas. Sekolah menengah Kejuruan sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UUSPN (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional), merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja sama dalam bidang pendidikan. Tujuan tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pendidikan yaitu setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia sesuai dengan rumusan, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Tujuan pendidikan umum dirumuskan dalam bentuk prilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang undang. Tujuan pendidikan nasional merupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelenggaraan pendidikan. Tujuan khusus/institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat

3 menyelesaikan program disuatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, seperti standar kompetensi pendidikan dasar, menengah kejuruan, dan jenjang pendidikan tinggi. Dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bab V pasal 26 dijelaskan standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa SMK diupayakan agar benar-benar menguasai ilmu yang telah disampaikan di sekolah maupun di luar sekolah dan juga terampil sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari. Agar para lulusan dapat memiliki kualifikasi sesuai dengan tujuan SMK di atas, maka siswa harus dibekali dengan sejumlah pengetahuan yang tertuang dalam berbagai materi pembelajaran pada mata diklat yang dipelajari sesuai kurikulum yang berlaku. Kurikulum adalah perangkat mata diklat dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

4 Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh. Salah satu fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP Spektrum adalah Pembaharuan dari kurikulum KTSP Sebelumnya karena dinilai sudah tidak sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebutuhan dunia kerja. Yaitu lebih dispesifikasikan lagi mengenai Bidang Studi Keahlian, Program Studi Keahlian, dan Kompetensi Keahlian. Yang dilengkapi Deskripsi setiap Kompetensi Keahlian. Kurikulum spektrum merupakan kurikulum terbaru untuk menggantikan kurikulum KTSP, yang diterapkan mulai tahun ajaran 2008/2009. Struktur dalam spektrum program pendidikan pada SMK dikelompokkan sebagai berikut:

5 1. Bidang Studi Keahlian Bidang Studi Keahlian terdiri atas : Teknologi dan Rekayasa, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kesehatan, Seni, Kerajinan dan Pariwisata, Agrabisnis dan Agroteknologi, Bisnis dan Manajemen. 2. Program Studi Keahlian Program Studi Keahlian adalah jurusan atau pencabangan dari suatu bidang keahlian, dalam KTSP disebut bidang keahlian. 3. Kompetensi Keahlian/Jurusan Kompetensi Keahlian/Jurusan adalah spesialisasi dari suatu program keahlian, dalm KTSP disebut dengan program keahlian. Kompetensi keahlian inilah yang sebelumnya sering kita jumpai di SMK. Kalau dulu ketua jurusan mendapat panggilan kepala program keahlian sekarang menjadi kepala kompetensi keahlian. Menurut Kurikulum Spektrum, SMK Negeri 5 Medan termasuk dalam kelompok bidang studi keahlian Teknologi dan Rekayasa yang memiliki salah satu program studi keahlian Teknik Mesin serta memiliki kompetensi keahlian yang salah satunya adalah Teknik Pemesinan. Adapun mata diklat di SMK Negeri 5 Medan umumnya dapat digolongkan dalam tiga golongan yaitu: mata diklat normatif, mata diklat adaptif, dan mata diklat produktif. Mata diklat adaptif merupakan pendukung untuk mata diklat produktif. Dan diantara mata diklat Produktif terdapat mata diklat Dasar Kompetensi Kejuruan untuk kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 yang terdiri dari Standar Kompetensi Memahami Proses Dasar Teknik Mesin. Kemudian untuk menilai ketuntasan belajar pada standar

6 kompetensi tersebut dilihat dari kumpulan nilai tiap-tiap kompetensi dasar yang diturunkan dari standar kompetensi menurut kurikulum spektrum yang berlaku. Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan penulis di SMK Negeri 5 Medan, penulis mendapatkan bahwa hasil belajar mata diklat Dasar Kompetensi Kejuruan pada standar kompetensi Memahami Proses Dasar Teknik Mesin masih tergolong rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan data yang penulis dapatkan berdasarkan Daftar Kumpulan Nilai Siswa ( DKNS ) selama 1 Tahun Ajaran sebelumnya yaitu 2011/2012. Persentase keseluruhan nilai ketuntasan dan nilai yang tidak tuntas dari Tahun Ajaran 2011/2012 yaitu : Nilai yang mencapai ketuntasan belajar pada kelas II TMP 1 sebesar 42,5 % atau sebanyak 15 orang dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 36 orang. Nilai yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada kelas II TMP 2 sebesar 50% atau sebanyak 18 orang dari jumlah siswa sebanyak 36 orang. Dari pemaparan data di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kurang memuaskan karena nilai yang diperoleh masih di bawah rata - rata nilai standard ketuntasan belajar minimal yang telah ditentukan yakni 70. Menurut sistem penilaian dalam kurikulum spektrum, nilai akhir yang diambil adalah nilai kompetensi dasar yang paling terendah. Pada kenyataannya nilai terendah terdapat pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan tergolong masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa factor yang diantaranya berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang sering disebut factor internal dan juga yang berasal dari luar diri siswa yang juga sering disebut factor

7 eksternal. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa tersebut adalah kemampuan, tanggungjawab, minat belajar, motivasi, kemandirian serta kedisiplinan belajar. Minat belajar siswa memiliki peranan penting dalam pemberian semangat, gairah dan rasa senang dalam belajar. Minat belajar siswa kurang pada saat guru memberikan mata pelajaran teori, tetapi siswa lebih berminat pada saat melaksanakan praktek pengelasan. Namun dalam penilaian kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan di SMK Negeri 5 Medan diambil dari nilai teori dan praktek. Sehingga hasil pengelasan siswa SMK Negeri 5 masih terbilang rendah. Salah satu tugas guru adalah merencanakan dan menetapkan strategi belajar mengajar yang akan digunakan, sehingga siswa lebih berminat dan termotivasi dalam belajar. Suatu minat dapat diekspresikan melalui perilaku bahwa siswa memberikan perhatian yang lebih pada sesuatu yang sangat ia minati. Dengan minat, maka selama berlangsungnya proses pembelajaran terdapat motivasi, perhatian dan konsentrasi yang tertuju pada kegiatan pembelajaran tersebut. Dapat dikatakan berhasilnya siswa dalam memperoleh prestasi belajar yang berupa penguasaan materi (kognitif), penguasaan sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik), tidak terlepas dari bagaimana minat atau ketertarikan siswa terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Faktor lain yang diduga mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa SMK Negeri 5 Medan pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan adalah kedisiplinan belajar pada diri siswa tersebut. Karena dalam proses pengelasan diperlukan kedisiplinan, kehati-hatian agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses pembelajaran maupun proses pengelasan.

8 Koestoer (1983:68) Menyatakan disiplin pada dasarnya adalah ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan atau norma yang berlaku dalam sekolah tersebut seperti disiplin waktu, disiplin berpakaian, mengerjakan tugas dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Hubungan Minat Belajar dan Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan. Hal ini dapat ditinjau dari berbagai komponen proses belajar mengajar seperti siswa, guru, sarana dan prasarana, media dan masih banyak komponen lainnya. Dari banyaknya masalah-masalah yang dihadapi, secara spesifik dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan. 2. Minat belajar siswa pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan masih terbilang rendah. 3. Kurang optimalnya penerapan disiplin belajar siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan.

9 4. Rendahnya hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan. C. Pembatasan Masalah Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa SMK Negeri 5 Medan, baik yang berasal dari diri siswa sendiri (Internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Namun dalam penelitian ini permasalahan dibatasi dengan masalah yang menyangkut faktor internal dari siswa dan dari sekian banyak faktor internal yang ada penulis mengambil dua faktor tersebut, yaitu minat belajar, disiplin siswa sedangkan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan siswa sebagai indikator keberhasilan belajar dalam penelitian ini. D. Perumusan Masalah 1. Apakah terdapat hubungan yang antara minat belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013? 2. Apakah terdapat hubungan yang antara disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013? 3. Apakah terdapat hubungan yang antara minat belajar dan disiplin belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013?

10 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Besarnya hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Besarnya hubungan antara disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. 3. Besarnya hubungan antara minat belajar dan disiplin belajar secara bersamasama dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. F. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat: 1. Memberi informasi kepada guru mata diklat tentang hubungan minat belajar dan disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Sebagai bahan masukan bagi para guru program diklat kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan khususnya guru SMK Negeri 5 Medan guna peningkatan hasil belajar kemampuan pengelasan siswa. 3. Sebagai bahan masukan maupun bekal bagi peneliti yang kelak akan terjun menjadi guru khususnya pada bidang keahlian Teknik Pemesinan.