BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMANTAUAN KESEHATAN SECARA PERIODIK SELAMA PERIODE LATIHAN DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLP) PROPINSI SUMATERA BARAT

Analisis Upaya Pelayanan Kesehatan di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Propinsi Sumatera Barat

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan watak dan kepribadian yaitu sikap sportivitas dan disiplin. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL

kemenpora.go.id DATA DAN INFORMASI P P L P

P P L P 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP w w w. k e m e n p o r a. g o. i d DATA DAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam konsep pembinaan atlet berbakat untuk mencetak

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P P L M 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

BAB I PENDAHULUAN. Internasional, dipenghujung tahun 2005 lahir Undang-Undang No. 3 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan.

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

EVALUASI PEMBINAAN CABANG OLAHRAGA ATLETIK DI PPLP KOTA KEDIRI

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan hal mutlak yang esensial untuk. perkembanngan dan kemajuan hidup suatu bangsa. Betapa tidak Olahraga mampu

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SAMBUTAN SEKRETARIS KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA. Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

JALUR PRESTASI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. commit to user

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

PENGUMUMAN NOMOR : /SET

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN OLAHRAGA

PANDUAN WAWANCARA. 1. Bagaimanakah Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam penyampaian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana sesuai dengan semboyan Yunani Kuno yang berbunyi : Orandum est ut sit,

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gizi atau makanan diperlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repub

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs. BIDANG PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR PB PASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN OLAHRAGA

SEBAGAI TESTOR TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD, SMP SE KABUPATEN SLEMAN DALAM RANGKA PENELITIAN SPORT DEVELOPMENT INDEX (SDI)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR dan BUPATI BELITUNG TIMUR

BUPATI BURU. Samb. Bupati: Karate Do Gabdika UKM Uniqbu

Sejarah Pusat Pendidikan dan Latihan

BAB I PENDAHULUAN. Lebih lanjut pasal 29 menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokok

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

DRS. HERWIN, M.PD.

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA.

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umum dengan total medali 476 terdiri dari 182 emas, 151 perak dan 143

STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015

BAB I PENDAHULUAN. karena olahraga merupakan alat pendidikan agar terjadi keseimbangan antara

MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA PERINGATAN HARI OLAHRAGA NASIONAL XXXI TAHUN 2014

PROPOSAL PENGAJUAN DANA HIBAH TAHUN ANGGARAN 2019

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

UPAYA MENINGKATKAN INDUSTRI OLAHRAGA

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. teknologi keolahragaan, bahkan Harsono (1988 : 98) mengemukakkan bahwa,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. UU RI NO 3 tahun 2005 BAB II pasal 4 sistem keolahragaan nasional

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang? undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi? tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan salah satunya dengan olahraga (Undang? Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009). Olahraga menurut Undang? Undang keolahragaan adalah segala kegiatan sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportifitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi serta olahraga prestasi. Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dengan

2 dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan (Undang? undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005). Olahraga merupakan serangkaian aktivitas fisik yang dilakukan secara terstruktur dengan berpedoman pada aturan? aturan atau kaidah? kaidah tertentu tetapi tidak terikat pada intensitas dan waktunya. Berdasarkan sudut pandang tertentu, olahraga dapat dibagi menjadi dalam beberapa kelompok. Contohnya dalam segi prestasi, olahraga dibagi menjadi olahraga prestasi dan olahraga non prestasi, sedangkan berdasarkan kontak badan pelakunya, olahraga dibagi menjadi kontak penuh, kontak sebagian dan non kontak (Afriwardi, 2011). Proses pembinaan olahraga prestasi yang baik dan benar dilakukan sejak usia dini. Pelaksanaan pembinaan olahraga secara dini dapat dilakukan mulai tingkat prasekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah, karena selain jumlahnya yang cukup banyak, siswa juga mempunyai kelebihan untuk dapat menyerap pengetahuan dan tekhnologi, perubahan, pembaharuan (inovasi), dan informasi. Salah satunya adalah Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) yang merupakan wadah bagi calon? calon olahragawan untuk mengembangkan bakat olahraganya dengan tidak mengabaikan prestasi akademik. Calon olahragawan yang masuk dan diterima sebagai olahragawan pelajar di PPLP dihasilkan dari seleksi yang ketat, kompetitif, dan di peroleh melalui sebuah program yang terencana, teratur dan berkelanjutan (Kementerian Pemuda dan Olahraga, 2012).

3 Keberhasilan pembinaan olahragawan yang sistemik, terpadu, terarah dan terprogram dengan jelas dapat dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya yaitu kesehatan. Kesehatan merupakan syarat awal dalam pemilihan calon olahragawan dan calon pelatih yang profesional. Kesehatan juga akan berperan dalam pembinaan yang dilaksanakan, dengan cara memantau kesehatan olahragawan secara periodik. Penyelenggaraan kesehatan pada olahraga prestasi sama dengan upaya kesehatan pada umumnya meliputi usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Renstra Kemenpora, 2009). Rusli Lutan mengutip penjelasan Prof. D. Bohmer dari Sportmedical Institute Frankfurt, menjelaskan tiga tugas utama sport medicine adalah pertama mengidentifikasi dan menggambarkan status kesehatan para olahragawan dalam menjalankan aktifitas latihan dan pembinaan jangka panjang, kedua mengidentifikasi dan menggambarkan status fungsi organ tubuh dan kemampuan para olahragawan yang ikut dalam usaha pembinaan olahraga, ketiga mengidentifikasi dan menggambarkan perkembangan fisik para olahragawan dalam pengertian antropometrik sesuai dengan cabang olahraganya (Wicaksono, 2010). Petunjuk pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan PPLP menerangkan bahwa PPLP memiliki pelaksana harian bidang kesehatan guna bersama? sama dengan pelatih melakukan tes kesehatan secara periodik, memberikan masukan kepada pelatih tentang kondisi siswa untuk keperluan promosi atau degradasi,

4 melayani pemeriksaan kesehatan siswa bila terjadi gangguan atau keluhan kesehatan. Bagi calon anggota PPLP harus mengikuti seleksi yang dilaksanakan instansi terkait salah satunya adalah tes kesehatan (Kementerian Pemuda dan Olahraga, 2012). Prestasi olahraga di Indonesia secara umum menunjukkan ketidakstabilan, baik di tingkat internasional maupun regional. Olimpiade 2004 Indonesia berada di peringkat 48, olimpiade tahun 2008 berada di urutan 42 dan menurun pada olimpiade tahun 2012 berada di peringkat 65. Sesudah tahun 1994 Indonesia pada Asian Games tidak pernah berada di sepuluh besar, sedangkan pada empat kali penyelenggaraan Sea Games sebelum tahun 2011 Indonesia tidak pernah menjadi juara umum. (Kementerian Pemuda dan Olahraga, 2010). Prestasi Olahraga Sumatera Barat mengalami peningkatan karena dari 3 kali penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang terakhir, Sumatera Barat (Sumbar) mengalami peningkatan dalam perolehan medali emas. Pada tahun 2004, Sumatera Barat menduduki urutan 21. PON tahun 2008, menduduki urutan 16 dan pada tahun 2012 menduduki urutan 11 dengan 12 emas (KONI Sumatera Barat, 2012). Peningkatan prestasi ini belum didukung oleh pembinaan yang dilakukan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) sebagai tempat program pembibitan olahraga prestasi sejak dini yang terstruktur dan berkesinambungan. PPLP Sumbar seharusnya dapat mengirimkan siswa?

5 siswa yang telah dibina ke dalam tim olahragawan Sumatera Barat. Pada PON XVII Riau, dari 11 cabang yang terdapat di PPLP Sumbar, hanya mengirimkan 3 orang siswa olahraga sepak takraw, 1 orang olahraga pencak silat dan 1 orang olahraga tinju (Dispora Sumbar, 2012) Prestasi siswa PPLP Sumatera Barat di tingkat nasional belum baik, bahkan cenderung menurun. Olahraga yang telah lama dibina seperti sepakbola, atletik, sepak takraw, pencak silat, dan senam dari tahun ke tahun mengalami kemunduran prestasi. Sebagai tolak ukur prestasi cabang olahraga di PPLP dilihat perolehan medali pada kejuaraan nasional (kejurnas) antar PPLP yang diikuti setiap tahunnya. Dari sebelas cabang olahraga yang dibina di PPLP hanya gulat yang meraih gelar juara umum pada kejurnas antar PPLP seluruh Indonesia tahun 2012. Hasil wawancara awal peneliti dengan petugas kesehatan PPLP menjelaskan tentang siswa yang sakit dalam satu bulannya rata? rata mencapai 50 orang sampai dengan 60 orang, jumlah siswa yang berobat tetap dan bahkan cenderung meningkat. Pencatatan siswa PPLP yang sakit dituliskan dibuku oleh pengawas dan kartu berobat petugas kesehatan. Hasil observasi awal tidak terdapat laporan rekapitulasi siswa yang dibawa ke petugas kesehatan karena sakit. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian melalui analisis pendekatan sistem terhadap upaya pelayanan kesehatan dalam pembinaan olahraga prestasi di PPLP Sumatera Barat.

6 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang, maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimana upaya pelayanan kesehatan olahraga di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Sumatera Barat? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Diketahuinya upaya pelayanan kesehatan olahraga di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Sumatera Barat 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Diketahuinya pemeriksaan kesehatan awal calon siswa dalam upaya pelayanan kesehatan di PPLP Sumatera Barat 2. Diketahuinya pemantauan kesehatan siswa secara periodik selama latihan dalam upaya pelayanan kesehatan di PPLP Sumatera Barat 3. Diketahuinya evaluasi kesehatan terhadap siswa dalam upaya pelayanan di PPLP Sumatera Barat 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Dinas Pemuda dan Olahraga Propinsi Sumatera Barat 1. Dapat dijadikan sumber informasi dalam membuat kebijakan daerah yang berkaitan dengan kesehatan olahraga di PPLP

7 2. Dapat dijadikan acuan dalam penyusunan manajemen kesehatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi upaya pelayanan kesehatan olahraga di PPLP 3. Dapat dijadikan informasi tambahan dalam pelatihan? pelatihan kesehatan olahraga yang diadakan untuk pengembangan kesehatan PPLP 1.4.2. Bagi Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Sumatera Barat Sebagai informasi bagi siswa dan pelatih dalam perkembangan kesehatan siswa sebagai olahragawan untuk memantau kesehatan secara periodik yang akan digunakan sebagai salah satu patokan dalam pomosi dan degradasi dari olahrgawan 1.4.3. Bagi peneliti 1. Dapat menjadi media pembelajaran dalam menjembatani kompetensi berbasis teoritis yang diperoleh di perkuliahan dengan kompetensi berbasisi manajemen pengelolaan masalah kesehatan masyarakat di lapangan. 2. Sebagai masukan kepada peneliti dan peneliti lain untuk pengembangan penelitian di kesehatan olahraga