SOMATOTYPE PENJAGA GAWANG UNIT KEGIATAN MAHASISWA SEPAKBOLA UNY TAHUN PELATIHAN 2010/2011

dokumen-dokumen yang mirip
SOMATOTYPE PENJAGA GAWANG UNIT KEGIATAN MAHASISWA SEPAKBOLA UNY TAHUN PELATIHAN 2010/2011

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

BAB I PENDAHULUAN. atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam

PROFIL SOMATOTYPE ATLET TENIS LAPANGAN PORDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KE XIII TAHUN 2015 DI KABUPATEN KULON PROGO E-JOURNAL

Oleh: Dwi Riyan Susanto dan Fatkurahman Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. 1. Deskripsi Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian

SOMATOTYPE PEMANAH KATEGORI PEMULA DI KLUB PANAHAN GENDEWO YUDHO ARCHERY KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

PEMAIN BOLA BASKET DAN BOLA VOLI UNIT KEGIATAN MAHASISWA UNY TAHUN PELATIHAN

SISWA SOMATOTYPE FAKULTAS SKRIPSI. Oleh: Kelik Yudha. Saputra

SOMATOTYPE DAN KEBUGARAN MOTORIK PESERTA EKSTRAKURIKULER PUTRA DI SMK BINA HARAPAN NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI

KOMPOSISI TUBUH DAN TIPE SOMATOTIPE ATLET UKM ATLETIK PUTRA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015

Pengukuran Tubuh. Aris Fajar Pambudi FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

SOMA TO TYPE PENJAGA GA WANG MAHASISW A UNIT KEGIA TAN MAHASISW A

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

LEMPARAN KE DALAM TEKNIK DAN TAKTIK YANG TERLUPAKAN PADA PERMAINAN SEPAKBOLA. Oleh Sulistiyono

ANALISIS KARAKTERISTIK ANTROPOMETRI DAN KOMPOSISI TUBUH DENGAN SOMATOTYPE ATLET REMAJA SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA ZUKHRUF FARIDHO

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK BELAKANG DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA CLUB SEPAK BOLA TAWAILI

BAB I PENDAHULUAN. khususnya olahraga prestasi. Olahraga prestasi yang dimaksud dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

Hubungan Somatotype dengan Kelincahan Atlet Sepak Takraw UPT SMA Negeri Olahraga Jawa Timur

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DAN PANJANG LENGAN DENGAN JAUH LEMPARAN KEDALAM (throw-in) PADA PEMAIN U 16 SSB TARUNA MUDA DESA KETRO TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan

I. PENDAHULUAN. digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Mulai dari anak-anak,

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

PROSEDING SEMINAR NASIONAL Dalam Rangka Dies Natalis Emas Universitas Negeri Yogyakarta[Document title]

SOMATOTIPE DAN FISIOLOGI PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belum menunjukkan prestasi yang membanggakan. Akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Haryadi, 2014

PROFIL SOMATOTIPE DAN TINGKAT KELAINAN PERILAKU MAKAN PADA ATLET PABBSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu,

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Permainan sepakbola yang searah dengan filosofi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE LATIHAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN PASING JAUH SEPAKBOLA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 KEPUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giri Renjana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA PERKUMPULAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

PERBEDAAN KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI PEMAIN BELAKANG TENGAH DAN DEPAN DALAM SEPAKBOLA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dimiliki oleh seorang ketika mengontrol bola menggelinding dengan kontrol kaki bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Moch.Vichi Fadhli Rachman, 2015 PENGARUH LATIHAN UMPAN KOMBINASI TERHADAP DOMINASI BALL POSSESSION DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Sepak bola. akan tetapi dituntut suatu prestasi yang optimal.

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

Transkripsi:

Abstrak SOMATOTYPE PENJAGA GAWANG UNIT KEGIATAN MAHASISWA SEPAKBOLA UNY TAHUN PELATIHAN 2010/2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui somatotype penjaga gawang anggota UKM sepakbola UNY 2010. Penelitian ini merupakan penelitian survey. Populasi penelitian ini adalah seluruh penjaga gawang anggota UKM sepakbola UNYtahun pelatihan 2010. Sampel dari populasi tersebut diambil dengan cara total sampling. Sampel yang diperolah adalah 11 penjaga gawang. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah tes somatotype menurut heat-charter. Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah prosentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penjaga gawang UKM sepakbola UNY sebagian besar bertipe ectomorph mesomorph dengan prosentase 54%. Kata Kunci : somatotype, penjaga gawang Oleh: Nawan Primasoni dan Sulistiyono email: nawan_primasoni@uny.ac.id sulistiyono@uny.ac.id

2 A. Pendahuluan Sepakbola merupakan olahraga yang paling populer didunia. Di Indonesia banyak terdapat klub-klub sepakbola dari klub amatir yang berkompetisi dari tingkat Pengcab (Pengurus Cabang) PSSI ( Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia), Divisi III, Divisi II dan Divisi I PSSI Pusat sampai klub Non Amatir yang berkompetisi ditingkat divisi utama dan Liga Super Indonesia. Pembinaan sepakbola khusus pelajar dimulai dengan diadakan kompetisi OSN (Olimpiade siswa Nasional) atau POPSI dari tingkat SD, SMP, dan SMU. Pembinaan sepakbola pada Perguruan Tinggi dilakukan dalam wadah UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) sebuah wadah untuk menampung mahasiswa yang berprestasi di bidang sepakbola dengan target berkompetisi dalam POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional), POMDA (Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah) dan Liga Pelajar Indonesia (LPI). Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sepakbola Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merupakan salah satu wadah pembinaan sepakbola di kalangan mahasiswa. UKM Sepakbola di UNY bermanfaat untuk menyalurkan minat bermain sepakbola yang dimiliki mahasiswa, meningkatkan teknik, taktik, skill dan pengalaman bertanding sehingga nantinya dapat mencapai prestasi optimal. UKM sepakbola UNY selain melakukan kegiatan berlatih dan bertanding juga melakukan seleksi terhadap calon anggota setiap tahun, seleksi ini dilakukan karena terbatasnya kuota pemain sementara jumlah peminat dari mahasiswa untuk menjadi anggota UKM sepakbola jumlahnya melebihi kuota baik dari anggota lama maupun calon 1

3 anggota baru. Setiap pemain yang terpilih dalam tim diharapkan dapat memiliki bakat, skill individu, kondisi fisik yang baik dan minat yang tinggi sesuai dengan posisi bermain yang dipilih. Seorang atlet paling tidak memiliki empat aspek pokok yang dikuasai dengan optimal yaitu : 1) teknik, 2) fisik, 3) taktik, 4) psikis (Bompa, 1983:35). Unsur teknik atau keterampilan dalam permainan sepakbola, yang harus dikuasai yaitu: (1) menendang bola, (2) menahan bola, (3) menggiring bola, (4) menyundul bola, (5) gerak tipu, (6) merebut bola, (7) lemparan ke dalam (8) teknik penjaga gawang (Surayin, 1988 :65). Penjaga gawang adalah seorang pemain dengan tugas khusus dibanding pemain lain dalam sebauah tim. Penjaga gawang adalah seorang yang bertugas sebagai pertahanan terakhir dan penyerangan pertama. Penjaga gawang bisa mengontrol atau menguasai bola dengan seluruh tubuh baik kaki ataupun tangan, tetapi penjaga gawang hanya bisa menggunakan semua anggota tubuh hanya di daerah gawang saja. Penjaga gawang mempunyai tugas yang tidak mudah karena penjaga gawang harus mempunyai teknik yang khusus, dari menangkap bola sampai cara menjatuhkan diri (Joseph, 1996:5). Seorang penjaga gawang juga diharapkan menguasai berbagai jenis keterampilan menangkap bola rendah, bola sedang, bola lambung, keterampilan yang digunakan saat dia menjatuhkan diri atau diving untuk menyelamatkan gawang dan keterampilan melempar serta menendang bola yang digunakan untuk membagikan bola kembali ke lapangan permainan (Luxbacher, 1990 :117).

4 Pembinaan terhadap atlet tidak hanya dilakukan terhadap kemampuan teknik dan fisik pemain tetapi unsur struktur dan postur tubuh pemain perlu juga mendapat perhatian dalam proses pemilihan pemain. Postur tubuh merupakan salah satu aspek biologis dari penentu tercapainya prestasi dalam olahraga, keadaan tubuh merupakan unsur bawaan yang tidak bisa diubah oleh atlet. Struktur dan postur tubuh dalam pembinaan olahraga yang dimaksud oleh M. Anwar Pasau yang dikutip Sajoto (1995:3) meliputi 1) ukuran tinggi badan dan panjang tubuh 2) ukuran besar dan lebar tubuh 3) bentuk tubuh. Bentuk tubuh atau somatotype adalah indeks spesifik yang menggambarkan perawakan seseorang, tinggi badan, berat badan dan kondisi tumpukan lemak tubuh seseorang. Baley (1986:11) membagi tipe bentuk tubuh atlet menjadi 3 yaitu : 1) tipe mesomorphy, tipe ini ditandai dengan bahu lebar, pinggang cenderung kecil, bentuk kepala persegi serta perkembangan otot yang lebih besar, 2) tipe ectomorphy, tipe ini ditandai dengan permukaan kulit yang cenderung lebih luas dibanding dengan volume total tubuhnya dan badan kurus, 3). tipe endmorphy, tipe ini ditandai dengan tubuh yang volume batang tubuhnya cenderung lebih besar, bentuk bulat dan gemuk. Manusia tidak akan pernah mempunyai sifat-sifat jasmaniah yang sama persis dengan manusia lainnya sehingga dalam hal ini akan menyebabkan berbagai macam tipe bentuk tubuh atau somatotype. Tipe tubuh yang cocok dengan cabang olahraga tertentu sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi seorang olahragawan. Olahraga bola basket dan bola volley perlu bentuk

5 tubuh yang kuat dan tinggi (ectomorphic-mesomorph). Sejarah membuktikan bahwa orang telah lama berusaha menyelidiki penggolongan tipe tubuh (somatotype) tetapi penelitian tentang somatotype yang terkait dengan kecocokan cabang olahraga masih sangat jarang untuk ditemukan apalagi kalau dikhususkan pada posisi penjaga gawang dalam permainan sepakbola. B. Kajian Pustaka Pengertian Somatotype Somatotype atau bentuk tubuh adalah keadaan tubuh dari seseorang yang pada awalnya sangat menentukan atau cocok karena sangat memungkinkan untuk melakukan aktifitas terhadap suatu cabang olahraga (Hadisasmita dan Syaifudin, 1996 : 70). Somatotype digunakan untuk : 1. Menjelaskan dan membandingkan atlet dibeberapa tingkat kompetisi yang berbeda. 2. Mengelompokkan perubahan fisik selama pertumbuhan, umur dan latihan. 3. Membandingakan bentuk laki-laki dan perempuan yang relatif. 4. Sebagai alat dalam analisis gambaran tubuh. Pada umumnya kategori atau tipe tubuh merupakan gabungan dari tipetipe tubuh dengan kemungkinan bahwa salah satu diantaranya yang dominan. 1. Kategori Somatotype Menurut sheldon yang dikutip muslim (1968 : 50) bahwa untuk badan diklasifikasikan menjadi tiga tipe pokok yaitu endomorph, mesomorph, dan ectomorp. Adapun ciri-ciri ketiga tipe tubuh tersebut diatas :

6 a. Endomorph Ciri-cirinya : badan bulat dengan lemak banyak, kepala besar dan bulat, tulang-tulang pendek, leher pendek, konsentrasi lemak pada perut dan dada, bahu sempit, dada berlemak, tangan pendek, pantat besar, tungkai dan pinggang lebar. b. Mesomorph Ciri-cirinya : tubuh persegi, otot-otot kuat dan keras, tulang-tulang besar dan tertutup otot yang tebal pula, kaki, togok, lengan umumnya masif (pejal/berat) dengan otot-otot kuat, togok besar dan relatif mempunyai pinggang yang langsing, bahu lebar dengan otot-otot trapesius dan dheltoidezus yang masif. c. Ectomorph Ciri-cirinya : umumnya langsing, lemah dan tubuh kecil halus, tulang kecil dengan otot-otot yang tipis, ekstremitas-oktrimitas relatif panjang dengan togok pendek, ini tidak berarti orang tersebut selalu tinggi, perut dan lengkung lumbal merata, sedang thorax relatif tajam dan menaik, bahu sempit, kemuka, dan jalur otot tidak terlihat. Carter yang dikutip Norton and old (1996 :196) dari ketiga tubuh diatas masih dapat dirinci lagi menjadi 13 kategori seperti dibawah ini : 1) Central adalah tidak ada komponen yang membedakan dengan lebih dari satu unit dari dua lainnya

7 2) Ectomorpic Endomorp adalah endomorphy lebih dominan dari ectomorphy lebih besar dari mesomorphy 3) Balanced endomorph adalah endomorphy lebih dominan, mesomorphy dan ectomorphy adalah sama 4) Mesomorphic endomorp adalah endomorphy lebih dominan, dan mesomorphy lebih besar dari ectomorphhy 5) Mesomorph-endomorph adalah endomorphy dan meso-morphy sama, dan ectomorphy adalah keci 6) Endomorphic mesomorph adalah mesomorphy lebih dominan dan endomorphy lebih besar dari ectomorphy 7) Balanced mesomorph adalah mesomorphy lebih dominan, mesomorphy dan ectomorphy adalah sama 8) Ectomorphic mesomorhp adalah mesmorphy hebih dominan dan ectomorphy lebih besar daripada endomorphy 9) Mesomorp-ectomorph adalah mesomorpy dan ectomorphy adaah sama dan endomorph adalah rendah 10) Mesomorphic ectomorph adalah ectomorphy lebih dominan dan mesomorphy lebih besar daripada endomorphy 11) Balanced ectomorph adalah ectomorphy lebih dominan dan endomorphy dan ectomorphy adalah sama rendah 12) Endomorph ectomorph adalah ectomorph lebih dominan dan endomorphy lebih besar daripada mesomorphy

8 13) Endomorph-ectomorph adalah endomorphy dan ectomorphy adalah sama. Ketiga belas (13) kategori ditas dapat disingkat ke dalam empat kategori yang lebih luas yaitu : a) Central : tidak ada komponen yang membedakan dengan lebih dari satu unit dari dua yang lain b) Endomorph : endomorphy dominan, mesomorphy dan ectomorphy lebih dari satu setengah unit yang lebih rendah c) Mesomorph : mesomorphy dominan, endomorphy dan ectomorphy lebih dari satu setengah yang lebih rendah d) Ectomorph : ectomorphy dominan, endomorphy dan mesomorphy lebih dari satu setengah unit lebih rendah. 2. Cara Menentukan Somatotype a. Metode anthropometric dan photosphic yaitu mengkombinasi anthropometric dan sebuah gambaran disebut metode ukuran b. Metode photospic, yang dalam dibuat dari sebuah gambar c. Menggunakan anthropic, yang dalam anthropometric digunakan untuk mengukur ukuran somatotype. Metode anthropometric membuktikan bahwa metode ini yang bermanfaat untuk berbagai macam penerapan. Metode ini dapat digunakan dilapangan atau laboratorium, serta hanya sedikit membutuhkan peralatan dan perhitungan, serta pengukuran dapat dibuat relatif mudah dengan subyek memakai baju seminimal mungkin.

9 Alat anthropometric meliputi stadiometer (skala tinggi) dan head board, skala berat, jarak lengkung luncur kecil (jarak lengkung tulang), meteran baja lentur atau pita ukur fiberglas, dan skinfold caliper. Untuk menghitung somatotype dengan anthropometric dibutuhkan tinggi badan, masa tubuh atau berat badan, empat lipatan kulit (tricep, subscapular, supraspinal dan medial calf, dua ukuran lebar tulang (biepicondylar humerus dan femur) dan dua ukuran lilitan (tricep dan calf). Tinggi dan ukuran lilitan dicatat pada yang terdekat pada 0,1 mm, biepicondylar melebar sampai terdekat 0,5 mm dan skinfold terdekat dengan 0.1mm (Harpenden Caliper) atau 0,5 mm pada caliper. Secara tradisional ketika menilai individu dengan menggunakan somatotype antophometric, lebar tulang (breath) dan ukuran lilitan (girth) telah digunakan. Tinjauan Somatotype Terhadap Keterampilan Penjaga Gawang Penjaga gawang membutuhkan teknik khusus dalam menjalankan tugasnya di antaranya menangkap bola bergulir ditanah, bola melambung ke arah perut, dada atau kepala, bola lambung di atas kepala. Teknik penjaga gawang yang lain harus dikuasai yaitu menjatuhkan badan atau diving untuk menyelamatkan gawang dari terciptanya gol, teknik melempar dan menendang bola untuk memberi umpan dan memulai permainan, serta penempatan posisi yang baik untuk lebih memudahkan penjaga gawang dalam melakukan berbagai penyelamatan dan penyempitan sudut ruang tembak pemain lawan.

10 Penjaga gawang dalam penampilannya bertanding sepakbola tidak hanya membutuhkan teknik, kemampuan fisik juga berperan agar penampilannya semakin sempurna. Komponen fisik yang mendukung penampilan penjaga gawang diantaranya adalah kemampuan melompat ke atas, kemapuan melompat ke samping, kecepatan reaksi, kecepatan sprint jarak pendek di area gawang, ketepatan atau accuracy membaca arah bola, koordinasi, dan kekuatan. Mengkaji pola gerak permainan sepakbola khususnya bagi penjaga gawang didalamnya membutuhkan gerakan yang lebih kompleks dibanding pemain bukan penjaga gawang seperti pemain tengah atau pemain belakang. Kemampuan yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan seperti lari, lompat, loncat, menendang, menangkap bola, menendang bola, menendang bola yang bergerak dengan kecepatan tinggi dengan sasaran bergerak. Semua gerakan-gerakan tersebut terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan pemain berposisi penjaga gawang dalam menjalankan tugasnya bertanding sepakbola. Dengan memperhatikan uraian dan analisa anthropometry terhadap bentuk tubuh maka dapat diketahui betapa pentingnya penelitian anthropometric untuk atlet. Anthropometric dapat berguna untuk mengetahui predominan somatotype olahragawan. Anthropometric tidak dapat menentukan prestasi atau penampilan seorang penjaga gawang atau olahragawan suatu cabang olahraga tetapi anthropometric bermanfaat untuk memmprediksi tipe-tipe tubuh yang sesuai dengan dengan cabang olahraga yang dapat menunjang tercapainya prestasi yang maksimal.

11 Dengan memperhatikan komponen fisik dan teknik yang dibutuhkan dalam olahraga sepakbola khususnya posisi penjaga gawang maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penjaga gawang memerlukan somatotype yang khusus seperti cabang dayung yang membutuhkan kategori Ectomorphic Mesomorph (Norton and Old, 1996:296). C. METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sebagai berikut: 1. Penentuan Sampel Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh penjaga gawang UKM Sepakbola Universitas Negeri Yogyakarta tahun akademik 2010-2011 yang berjumlah 11 orang, sehingga teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. 2. Instrumen Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi somatotype penjaga gawang UKM sepakbola UNY menggunakan : a. Skinfold adalah alat untuk mengukur ketebalan lemak dengan ketelitian satu angka dibelakang koma, satuan pengukuran menggunakan milimeter (mm). b. Pita pengukuran (meteran) adalah alat untuk mengukur lingkar tubuh dengan ketetilitian satu angka dibelakang koma, satuan pengukuran menggunakan centimeter (cm).

12 c. Stadiometer adalah alat untuk mengukur tinggi tubuh dengan ketetilitian satu angka dibelakang koma, satuan pengukuran menggunakan centimeter (cm). d. Timbangan adalah alat untuk mengukur berat badan dengan ketetilitian satu angka dibelakang koma, satuan pengukuran menggunakan kilogram (kg). Tujuan: Mengetahui berat badan. Petunjuk pelaksanaan : a. Penimbangan dilakukan subyek dengan pakaian olahraga tampa alas kaki, b. Subyek berdiri diatas timbangan tidak boleh berpegangan pada benda lain. e. Sliding Caliper adalah alat untuk mengukur lebar tulang dengan ketetilitian satu angka dibelakang koma, satuan pengukuran menggunakan centimeter (cm). 3. Analisis Data Dalam penelitian, seorang peneliti dapat memakai salah satu analisis tersebut, karena data yang terkumpul berupa angka-angka, maka penulis menggunakan analisis statistik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (1988:221) yang mengatakan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data, menganalisis data dan penyelidikan yang berwujud angka-angka dalam teknik statistik. Pertimbangan digunakannya analisis statistik adalah sbb: a. Dengan analisis statistik objektivitas hasil penelitiaan lebih terjamin karena prosedurnya menggunakan matematis yang logis

13 b. Statistik dapat meringkas data yang besar dalam bentuk sederhana sehinggaa mudah diketahui. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis Diskriptif Prosentase sbb: DP = F/N x 100% D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif yang bertujuan untuk mengetahui somatotype penjaga gawang UKM Sepakbola UNY. Diskripsi hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini sebagai berikut: Tabel 1.Hasil perhitungan somatotype secara manual No. Nama Sampel Endomorph Mesomorph Ectomorph 1 a 2,5 4,5 4 2 b 2,5 2,5 4 3 c 2,5 3,5 2,5 4 d 4 4,5 0,5 5 e 3 1,5 3,5 6 f 1,5 4,5 3,5 7 g 1,5 7,5 2,5 8 h 1,5 6,5 4 9 i 2 5 4 10 j 1,5 4,5 3 11 k 2 5 4

14 Hasil Analisis Data Kategori Somatotype UKM Sepakbola UNY Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa somatotype penjaga gawang UKM Sepakbola UNY mempunyai tipe tubuh Ectomorphic Mesomorph sebanyak 6 penjaga gawang atau sebesar 54%, tipe tubuh Mesomorph Ectomorph sebanyak 2 penjaga gawang atau sebesar 18%, tipe tubuh Endomorphic Mesomorph sebanyak 2 penjaga gawang atau sebesar 18%, tipe tubuh Central sebanyak 1 penjaga gawang atau sebesar 9%. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini: Tabel 6 Kategori Somatotype Dan Prosentasenya No. Kategori Somatotype Jumlah Prosentase 1 Ectomorphic Mesomorph 6 54% 2 Mesomorph Ectomorph 2 18% 3 Central 1 9% 4 Endomorphic Mesomorph 2 18% Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian didapati tipe tubuh anggota UKM sepakbola UNY tahun 2010 adalah bertipe tubuh ectomorph mesomorph dengan prosentase paling besar. Hasil penelitian ini juga memperkuat apa yang telah dihasilkan oleh Orhan o dkk (2010) yang mengambil kesimpulan dari

15 penelitiannya bahwa penjaga gawang di dua klub profesional Turkey yang ditelitinya juga bertipe tubuh ectomorph Mesomorph. Setiap cabang olahraga mempunyai karakteristik yang berbeda dimana untuk setiap masing-masing cabang olahraga memerlukan adanya kesesuaian perbandingan atau perimbangan tipe tubuh. Bentuk tubuh merupakan salah satu prasyarat untuk pencapaian prestasi yang maksimal. Demikian juga untuk cabang olahraga sepakbola khususnya tipe tubuh penjaga gawang merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam pencapaian prestasi yang diharapkan. Pengukuran anthropometric untuk menentukan somatotype sangat dibutuhkan dalam olahraga sepakbola khususnya untuk posisi penjaga gawang. Berdasarkan perhitungan secara manual ternyata penjaga gawang UKM sepakbola UNY memiliki kategori somatotype ectomorphic mesomorph dengan prosentase paling besar dibanding dengan kategori somatotype yang lain. Kategori somatotype ectomorphic mesomorph cenderung mempunyai postur tubuh yang tinggi, besar dan kuat. Penjaga gawang UKM sepakbola UNY ratarata mempunyai tipe tubuh yang mengarah pada tipe tubuh ectomorp mesomorp karena tipe tubuh ectomorp mesomorp biasanya memiliki perawakan tinggi. Tinggi badan bagi penjaga gawang adalah sebuah keuntungan tersendiri terhadap skill bermain. Tipe tubuh yang tinggi, besar dan kuat tersebut seorang penjaga gawang lebih mendapat keuntungan dapat meraih bola di udara maupun berebut bola dengan penyerang lawan saat di udara, selain itu dengan tinggi badan yang baik memudahkan penjaga gawang untuk menutup gawang dari tendangan

16 penyerang lawan serta menjangkau bola dari tendangan lawan yang mengarah ke sudut kanan atau kiri gawang dengan cara melayang. Beberapa penelitian terhadap penjaga gawang sudah pernah dilakukan diantaranya menyatakan bahwa penjaga gawang dan pemain belakang adalah pemain yang memiliki kekuatan lebih baik, penjaga gawang memiliki waktu reaksi yang lebih pendek, dan penjaga gawang biasanya lebih tinggi badanya dibanding rata-rata pemain lain (Sorensen dkk, 2008). E. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulan bahwa Somatotype penjaga gawang UKM sepakbola UNY tahun 2010 mempunyai tipe tubuh ectomorphic mesomorph, ini merupakan salah satu syarat ideal untuk menjadi penjaga gawang yang baik dan tentunya dapat menunjang prestasi. Ciri ciri dari ectomorphic mesomorph adalah memiliki tubuh tinggi, besar dan kuat. Saran Peningkatan kualitas penjaga gawang sangat diperlukan dalam sebuah tim sepakbola oleh karena itu ada beberapa masukan yang perlu dipertimbangkan: 1. Perlu penelitian lebih lanjut dengan populasi yang lebih luas pada tingkat kemampuan yang berbeda. 2. Penelitian ini akan semakin baik dengan populasi yang lebih banyak

17 DAFTAR PUSTAKA Bompa, Tudor, O, 1983. Theory and Methodologi of Training, United Stateda of American : Kendall/Hunt Pubhlishing Company. Baley, James. A. (1986), Pedoman Atlet. Semarang: Dahara Prize. Joseph A.L 1996. Sepakbola, Langkah-langkah Menuju Sukses. Jakarta: Raja Grafindo Persada Luxbacher, Joe. 1995. Sepakbola Taktik Dan Teknik Bermain. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Moeslim. 1968. Tes Dan Pengukuran Dalam Keolahragaan, Yogyakarta: STO Yogyakarta M.Sajoto. 1995. Peningkatan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga, Semarang: Dahara Prize Norton, Kevin and Olds Tim (1996), Anthropometrica, Sydney: University New South Wales Press. O, Orhan. 2010. A comparison of somatotypical values from the players of two football teams playing in Turkcell Turkish superleague on the basis of the players positions. Journal of Physical Education and Sport Management Vol. 1(1) pp. 1-10. Sorensen, Henrik.2008. Biomechanical profil of Danish Elite and Sub Elite Soccer Goalkeeper. Football Science Vol 5 hal 37 44. Surayin. 1988. ORKES.Bandung : Ganeca Exact. Sutrisno Hadi (1988), Statistik Jilid 2, Yogyakarta: Fakultas Physikologi Universitas Gajah Mada. Yusuf Hadisasmita dan Aip Syifudin (1996), Ilmu Kepelatihan Dasar, Jakarta: Depdikbud