BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
dengan Sistem Pendidikan Nasional. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB VI PENUTUP. mengambil kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. bersikap sebagai penyeimbang supaya tidak terjadi hal-hal negatif dalam. Definisi belajar menurut Slameto yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MINAT DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERRHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

ERFIANA RESTYA RAHMAWATI A

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sektor pendidikan secara terarah, bertahap dan terpadu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 tentang System Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Usaha untuk meningkatkan pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan perlu mendapat perhatian khusus. Undangundang Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakal mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan peka terhadap tantangan zaman. Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional. 1 Kegiatan belajar merupakan proses pendidikan di sekolah. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana pencapaian taksonomi pendidikan yang dialami siswa yang 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 1

2 mencakup aspek kongnitif, afektif dan psikomotorik. Dalam suatu lembaga pendidikan keberhasilan proses belajar mengajar dapat di lihat juga dari prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik. Pendapat ini diungkapkan Fatimah dalam majalah ilmiah mengatakan dalam konteks pembelajaran ada beberapa tolak ukur yang dapat diguna kan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Salah satu tolak ukur yang digunakan adalah prestasi belajar yang mengacu pada pencapaian taksonomi pendidikan yang mencangkup aspek kognitif,afektif, dan psikomotorik. Salah satu upaya yang menjadikan seseorang berprestasi adalah melakukan kegiatan yang berkelanjutan. Artinya, setelah seseorang menyadari potensi dirinya disuatu bidang maka ia akan terus menerus berusaha untuk mengembangkannya menjadi kemampuan utama. 2 Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran dasar, di sekolah dasar ataupun sekolah menengah. Mempelajari matematika adalah penting karena dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak boleh mengelak dari aplikasi matematika, bukan itu saja matematika juga mampu mengembangkan kesadaran tentang nilai-nilai yang secara esensial. Dalam hal ini sesuai dengan pendapat Mulyana mengatakan matematika selain dapat memperluas cakrawala berpikir peserta didik juga dapat mengembangkan kesadaran tentang nilai-nilai yang secara esensial terdapat didalamnya. 3 Siswa yang mempunyai minat dan kebiasaan belajar yang tinggi dalam mempelajari pelajaran Matematika maka akan mempengaruhi pencapaian prestasi siswa itu sendiri. Hal ini dikarenakan mata pelajaran Matematika merupakan salah 2 Fatimah, Faktor Penentu Obyektifitas dan Kreatifita, Majalah Ilmiah Edisi Maret-April 2011 (Sekretarian LPPM UNINDRA,2011),95. 3 Rahmat,Mulyana, Mengartikulasikan pendidikan Nilai (Bandung : Alfabeta, 2004),180

3 satu mata pelajaran yang membutuhkan keterampilan dan tingkat analisis yang tinggi sehingga membutuhkan praktek dan latihan dalam pengerjaannya. Cara penghitungan yang rumit dan perlunya latihan yang rutin dapat membuat minat siswa terhadap mata pelajaran ini berkurang. Salah satu upaya yang menjadikan seseorang berprestasi adalah melakukan kegiatan yang berkelanjutan. Artinya, setelah seseorang menyadari potensi dirinya disuatu bidang maka ia akan terus menerus berusaha untuk mengembangkannya menjadi kemampuan utama. Dahlan menyatakan prestasi adalah hasil dari usaha mengembangkan bakat secara terus menerus. 4 Hasil belajar tersebut merupakan prestasi belajar peserta didik yang dapat diukur dari nilai siswa setelah mengerjakan soal yang diberikan oleh guru pada saat evaluasi dilaksanakan. Keberhasilan pembelajaran di sekolah akan terwujud dari keberhasilan belajar siswa. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu maupun dari luar individu. Menurut Ahmadi prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Faktor dari dalam individu, meliputi faktor fisik dan psikis, diantaranya adalah minat siswa. 5 4 Dahlan, Saronji, Seribu Pena Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas IX (Jakarta: Erlangga,2008),59. 5 Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Cetakan ke-2 (Jakarta: Rineka Cipta,2004),138.

4 Minat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara tetap dalam melakukan proses belajar. Sesuai dengan pendapat Slameto minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. 6 Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Seseorang yang memiliki minat terhadap kegiatan tertentu cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap kegiatan tersebut. Tentunya dalam melaksanakan kegiatan dan usaha pencapaian tujuan perlu adanya pendorong untuk menumbuhkan minat yang dilakukan oleh guru, semangat pendidik dalam mengajar siswa berhubungan erat dengan minat siswa yang belajar. Apabila guru mempunyai semangat untuk memperhatikan dan mengenang kegiatan mengajar akan sangat mempengaruhi minat siswa terhadap materi yang diajarkan. Seorang guru tidak dapat membangkitkan minat siswa, jika guru tersebut tidak memiliki minat dalam memberikan materi pelajaran matematika. Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat. Menurut M. Alisuf Sabri Minat adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat ini erat kaitannya dengan 6 Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya ( Jakarta: Rineka Cipta, 2010),57.

5 perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu 7. Minat dan kebiasaan memiliki arti penting dalam meningkatkan ataupun menurunnya prestasi belajar. Pencapaian siswa dalam suatu mata pelajaran adalah bergantung kepada minat. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat merupakan faktor yang menentukan tercapainya tujuan belajar. Karena dengan adanya minat untuk belajar dalam diri siswa akan memudahkan guru dalam membimbing dan mengarahkan siswa 8. Dan siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik cenderung hidup dengan penuh disiplin dan tanggung jawab dalam setiap tindakan belajarnya untuk mencapai prestasi dan hasil belajar yang tinggi. Kebiasaan adalah serangkaian perbuatan seseorang secara berulangulang untuk hal yang sama dan berlangsung tanpa proses berfikir lagi. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dipahami bahwa kebiasaan belajar merupakan serangkaian tingkah laku yang dilakukan secara konsisten/berulang oleh siswa dalam kegiatan belajarnya. Dengan kata lain kebiasaan belajar merupakan prilaku siswa yang ditunjukkan secara berulang tanpa proses berfikir lagi dalam kegiatan belajar yang dilakukannya. Istilah belajar menunjukkan pada kegiatan dan peranan peserta didik yang menerima pelajaran atau belajar yang artinya suatu 7 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995),84 8 Ibid.,

6 kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan mengenai suatu pekerjaan yang dapat dicapai melalui proses berpikir atau dengan cara melakukan praktek. Prestasi belajar merupakan perwujudan atau aktualisasi dari kemampuan dan usaha belajar siswa dalam waktu tertentu. Winkel menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian yang dilakukan untuk menentukan seberapa jauh proses belajar dan hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang sudah ditetapkan, baik menurut aspek isi maupun aspek perilaku 9. Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana faktor- faktor tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Salah satu faktornya adalah kebiasaan belajar. Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang 10. Perhatian siswa di dalam kelas dapat terkondisi dengan memungkinkan siswa membiasakan diri belajar. Pada umumnya pembelajaran matematika dirasa pembagian waktunya sangat kurang karena mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran dengan intensitas pengulangan tinggi. Karena hal tersebut upaya yang dapat dilakukan siswa agar hasil belajarnya maksimal adalah melakukan kegiatan kebiasaan belajar di luar sekolah. Mengingat dalam setiap harinya, waktu 9 WS Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi, (Jakarta: Erlangga, 1984), 101 10 M Syah, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 109

7 untuk kegiatan di luar sekolah lebih banyak dibandingkan di sekolah. Maka kebiasaan belajar di luar sekolah menjadi hal yang sangat penting. Namun kebiasaan belajar sangat bergantung pada siswa itu sendiri. Kebiasaan belajar akan mempengaruhi belajar itu sendiri, yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, diantaranya pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dalam mengerjakan tugas. Salah satu kecamatan di kabupaten Trenggalek adalah kecamatan Tugu. Di kecamatan ini mayoritas MI mempunyai daya tarik tersendiri dan lebih diminati masyarakat dan mayoritas siswa MI lebih banyak dibanding siswa SDN di kecamatan Tugu. Jumlah Madrasah Ibtidaiyah dikecamatan Tugu hanya 8 lembaga dengan sebaran domisili 50% terletak di daerah dekat kota kecamatan, sedangkan lainnya berdomisili dipinggiran dan jauh dari kota kecamatan. Karena wilayah kecamatan Tugu teridiri dari dataran rendah dan pegunungan. Sehingga perbedaan domisili madrasah tiap madrasah mempengaruhi pola kebiasaan belajar siswa dan motif belajar siswa sesuai karakter lingkungannya. Hasil ujian madrasah untuk tingkat kecamatan mayoritas prestasi belajar siswa MI diatas prestasi belajar siswa lembaga non madrasah. Adanya persaingan hasil ujian sekolah antara lembaga-lembaga tersebut baik madrasah maupun dengan SD secara bergantian setiap tahunnya, sehingga kompetitif sangatlah tinggi. Tetapi kualitas hasil ujian sekolah yang diharapkan masih jauh dari target yang ditentukan oleh

8 madrasah maupun sekolah khususnya untuk mata pelajaran Matematika. 11 Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek. B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut: a. Kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah. b. Kurangnya kebiasaan belajar yang baik peserta didik yang merupakan salah satu faktor penentu suksesnya proses belajar mengajar. c. Prestasi belajar mata pelajaran Matematika yang merupakan salah satu mata pelajaran dalam Ujian Madrasah masih banyak dibawah rata-rata kriteria ketuntasan yang ditentukan. 2. Pembatasan Masalah Agar pembahasan materi yang di uraikan dalam penelitian ini tetap terarah dan tidak terjadi bias, maka peneliti membatasi masalah yang akan di teliti sebagai berikut : a. Minat dan kebiasaan belajar siswa 11 Wawancara dengan Ibu Ariyani Faridah Sutarno selaku Pengawas PAI Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek pada hari Rabu, tanggal 11 Maret 2015 pukul 10.45.

9 b. Prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Matematika yang termasuk salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Madrasah/Sekolah. c. Pengaruh Minat dan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar peserta didik. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas,maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap prestasi belajar Matematika siswa Madrasah Ibtidaiyah se-kecamatan Tugu kabupaten Trenggalek? 2. Adakah pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar Matematika siswa Madrasah Ibtidaiyah se-kecamatan Tugu kabupaten Trenggalek? 3. Adakah pengaruh secara bersama-sama minat belajar dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar Matematika siswa Madrasah Ibtidaiyah se-kecamatan Tugu kabupaten Trenggalek? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:

10 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap prestasi belajar Matematika siswa Madrasah Ibtidaiyah sekecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek; 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar Matematika siswa Madrasah Ibtidaiyah sekecamatan Tugu kabupaten Trenggalek ; 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara bersama-sama minat belajar dan kebiasaan belajar Matematika terhadap prestasi belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah se-kecamatan Tugu kabupaten Trenggalek. E. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis yang di ajukan adalah : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap prestasi belajar Matematika siswa; 2. Terdapat pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar Matematika siswa; 3. Terdapat pengaruh yang signifikan minat dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar Matematika siswa. F. Kegunaan Penelitian a. Teoritis Memberikan Kontribusi Akademis dalam upaya peningkatan minat dan kebiasaan belajar Matematika siswa Madrasah Ibtidaiyah.

11 b. Praktis 1. Bagi kepala madrasah sebagai bahan masukan dalam mendorong guru untuk terus melakukan dorongan kepada siswa untuk berkeinginan berkembang dan meningkatkan prestasi belajar sehingga kualitas madrasah meningkat; 2. Bagi guru sebagai bahan masukan untuk mengkaji, memperbaiki kesulitan belajar dan semangat belajar siswa serta meningkatkan kesadaran diri bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia; 3. Hasil penelitian di harapkan sebagai petunjuk,arahan,maupun acuan bagi peneliti yang akan datang yang relevan atau sesuai dengan hasil kajian ini. G. Penegasan Istilah 1. Penegasan Secara Konseptual Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dipandang perlu menjelaskan istilahistilah sebagai berikut: a. Minat Belajar Minat adalah keinginan yang terus menerus untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu. Minat dapat menimbulkan semangat dalam melakukan kegiatan agar tujuan dari pada kegiatan

12 tersebut dapat tercapai. Dan semangat yang ada itu merupakan modal utama bagi setiap individu untuk melakukan suatu kegiatan 12. b. Kebiasaan Belajar Kebiasaan diartikan sebagai bentuk tingkah laku yang tetap dan usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektif perasaan 13. c. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar yang berupa perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau pengalaman, dalam bidang ketrampilan, dalam bidang sikap dan nilai seseorang dalam belajar. 14 Prestasi belajar adalah nilai yang di peroleh siswa dari tes pada akhir pokok bahasan. 15 2. Penegasan Secara Operasional Yang dimaksud minat belajar dalam penelitian ini adalah suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat siswa merupakan ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran tertentu yaitu Matematika. Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa lebih mudah dan cepat. Kebiasaan belajar dalam penelitian ini adalah suatu perilaku yang ditunjukkan oleh siswa yang dilakukan secara berulang-ulang dari waktu ke waktu secara otomatis. Karena diulang sepanjang waktu, berbagai perilaku 12 Depdikbud, Pembinaan Minat Baca, Materi Sajian, (Dirjen Dikdasmen Depdikbud RI: Jakarta, 1997), 6 13 Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 38 14 Winkel, Psikologi Pendidikan, 102 15 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 54.

13 itu terbiasakan sehingga akhirnya terlaksana secara spontan tanpa memerlukan pikiran sadar sebagai tanggapan otomatis terhadap sesuatu proses belajar. Sedangkan prestasi belajar siswa dalam penelitian ini merupakan prestasi belajar yang di peroleh siswa MI se-kecamatan Tugu Trenggalek pada mata pelajaran Matematika.