ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI

PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

Analisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK

ANALISIS PARAMETER INJECTION MOLDING TERHADAP WAKTU SIKLUS DAN CACAT FLASH PRODUK TUTUP BOTOL 180 ML MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI ABSTRACT

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS)

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PRODUK SPION PS 135 DENGAN PENGATURAN PARAMETER INJECTION TIME MATERIAL PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) PADA PROSES INJECTION MOLDING

TUGAS AKHIR PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE

APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL

Predi Arif Nugroho, Danar Susilo Wijayanto dan Budi Harjanto

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING

OPTIMALISASI PARAMETER INJEKSI UNTUK MINIMASI SHRINKAGE, SINK MARKS DAN WARPAGE PADA INDUSTRI MOLD MODERN

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah

Analisa Pengaruh Parameter Proses Injection Moulding Terhadap Berat Produk Cap Lem Fox Menggunakan Metode Taguchi

TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

REVERSE ENGINEERING OUTER REAR BUMPER MOBIL ESEMKA RAJAWALI R2

STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI WAKTU TERHADAP CACAT DAN KETEBALAN PRODUK PLASTIK PADA PROSES ROTATIONAL MOLDING

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

Simulasi dan Studi Eksperimental Proses Injeksi Plastik Berpendingin Konvensional

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

Rizka Zahra Wulansari, Yuyun Estriyanto, S.T.,M.T., Budi Harjanto, S.T.,M.Eng.

TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU PLASTIK TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHYLENE (PP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH BENTUK SALURAN PENDINGIN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJEKSI PLASTIK BERBAHAN POLYPROPYLENE

Perancangan Dashboard Mobil Pedesaan Multiguna

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMALISASI PROSES INJEKSI MOLDING MENGGUNAKAN MOLDFLOW DUAL-DOMAIN PADA DESAIN BASE PLATE

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA DESAIN MOLD SEBAGAI SOLUSI VISUALISASI NYATA DALAM DESAIN INJECTION MOLD Studi Kasus: Perancangan Mold Piring

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PROSES PERANCANGAN

OPTIMALISASI PROSES INJEKSI PLASTIK MENGGUNAKAN MOLDFLOW DUAL-DOMAIN PADA DESAIN BASE PLATE

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

ANALISIS PARAMETER OPERASI PADA PROSES PLASTIK INJECTION MoOLDING UNTUK PENGENDALIAN CACAT PRODUK

Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Studi Kasus pada Perusahaan Injection Moulding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

LAMPIRAN 1. = 82 mm. = 157,86 mm = 8,6 mm. = 158,5 mm (1 0,004)

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI

PERANCANGAN INJECTION MOLDING DENGAN SISTEM THREE PLATE MOLD PADA PRODUK GLOVE BOX

KOMPARASI PARAMETER INJEKSI OPTIMUM PADA LDPE RECYCLED DAN VIRGIN MATERIAL

ANALISIS PENGENDALIAN CACAT PRODUK PADA PROSES PLASTIC INJECTION MOLDING DENGAN MATERIAL POLYPROPHYLENE

ANALISIS PENYUSUTAN DIMENSI PRODUK INJECTION MOLDING DENGAN BENTUK ACETABULAR CUP UNTUK SAMBUNGAN HIP PADA MANUSIA

ANALISIS PRODUK SPION PS 135 DENGAN PENGATURAN PARAMETER MELT TEMPERATURE MATERIAL PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) PADA PROSES INJECTION MOLDING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KOMPARASI SIFAT MEKANIS MATERIAL POLYPROPYLENE DENGAN VARIASI PERSENTASE KANDUNGAN FILLER CaCO3.

BAB IV SIMULASI DAN ANALISIS CETAKAN RING, CONE DAN BLADE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

MEMPREDIKSI PENYUSUTAN (SHRINKAGE) LEBIH AWAL UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIK INJECTION DENGAN MATERIAL POLYPROPYLEN Oleh :

Mohammad Bagus E. H. 1, Hari Arbiantara 2, Dedi Dwilaksana 2. Abstrak. Abstract. Pendahuluan

OPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA HDPE RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH MINIMUM SINK MARKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE TAGUCHI TUGAS AKHIR

81 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015

ANALISIS WARPAGE BERDASARKAN ALIRAN MATERIAL DAN SISTEM PENDINGIN PADA CETAKAN INJEKSI PLASTIK DAN OPTIMASI PADA PRODUK KIPAS JARI

ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN

Disusun Oleh : ALI KHAERUL MUFID

ANALISA PENGARUH WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PROSES INJEKSI PLASTIK BAHAN POLYPROPYLENE (PP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS HASIL EKSPERIMEN. Tiga Gemilang selama ini memproses produk plastik dengan menggunakan

KOMPARASI PARAMETER INJEKSI OPTIMUM PADA HDPE RECYCLED DAN VIRGIN MATERIAL

BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR

Transkripsi:

OPTIMASI DESAIN MOLD UNTUK MEREDUKSI CACAT FLASH DAN SHRINKAGE PADA PRODUK PAKU KOTAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI MOLDFLOW (STUDI KASUS PADA PT. PRIMA SAKTI) Erfina Ayu W. 1, Hari Arbiantara 2, Dedi Dwilaksana 2 1 Alumni Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Jember 68121 Email: hariarbi@yahoo.com ABSTRACT Use of plastic is rapidly increasing, but in injection molding products common product defects, such cracks, shrinkage, unperfect shape, overtopping plastic material, dimensions of product outside specified tolerance and forth are caused by several factors. The most important factors are mold design. PT. Prima Sakti is injection molding company that produced products rectangle nail that has defects, especially flash and shrinkage, which would harm company. In this study, the authors make analysis to reduce defects in trectangle nail by polypropylene using moldflow simulation software, by varying placement of gate and diameter of cooling in mold. The aims are obtaining parameter settings of cylinder temperature, injection pressure, eficient and optimum cooling for rectangle nail, and also obtaining mold that produce smallest percentage of defect. The test is conducted by varying temperature cylinder 230 C, 240 C, 241,1 C, and 250 C, and varying injection pressure of 60 MPa, 69.134 MPa, 98.56 MPa and 128 MPa, which aims to determine ratio of shrinkage and fill time. Result that obtained in this study that for rectangle nail product, the best output obtained in design 2 simulation with cylinder temperature 230 C, injection pressure 60 Mpa and 98,56 Mpa, that obtain shrinkage ratio 15,68% with fill time 0,38 second. Keywords: polypropylene, injection molding, flash, shrinkage, fill time, cylinder temperature, injection pressure PENDAHULUAN Penggunaan material plastik yang semakin pesat, berdampak pada berkembangnya industri injection molding yang tentunya menuntut usaha untuk mengurangi waktu dan biaya produksi. Industri yang menggunakan bahan plastik sangat erat hubungannya dengan perkembangan teknologi khususnya pada mesin-mesin yang digunakan untuk memproses bahan plastik tersebut. Proses yang umum digunakan dalam memproduksi produk berbahan baku plastik adalah blow molding, injection molding, dan extrusi. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer. [1]. Pada dasarnya plastik secara umum digolongkan ke dalam 3 (tiga) macam, yakni thermoplastik, thermoseting, dan karet/elastomer [2]. Bahan thermoplastik mempunyai titik leleh sendiri-sendiri karena setiap bahan plastik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda [3]. Pada penelitian mengenai minimalisasi cacat dengan pengaturan tekanan terhadap kualitas produk injection molding dengan, mensimulasikan proses injection molding pada produk chasing handphone yang menggunakan material ABS pada temperatur 300 C menghasilkan hasil produk yang lebih baik dibandingkan dengan temperatur 265 C. [4]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penempatan gate dan diameter pendingin pada mold terhadap rasio shrinkage dan fill time dengan memvariasikan cylinder temperature 230 C, 240 C, 241,1 C, dan 250 C, dan variasi injection pressure 60 Mpa, 69,134 Mpa, 98,56 Mpa,dan 128 Mpa, dengan mengujinya pada 2 desain mold, yaitu desain 1 dan desain 2, guna menghasilkan mold dengan rasio cacat terkecil. Terutama cacat shrinkage yang terjadi pada produk paku kotak. Shrinkage merupakan cekungan atau lengkungan yang terjadi pada permukaan luar pada komponen yang dibentuk [5].

Gambar 1. Produk paku kotak yang diproduksi PT. Prima Sakti METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah mendesain 2 macam mold yang akan disimulasikan menggunakan moldflow dengan perbedaan di penempatan gate dan diameter pendingin, dimana desain 1 memiliki penempatan gate disisi samping atas produk dengan diameter saluran pendingin 8 mm, dan jarak saluran pendingin dengan parting line 23 mm. Pada desain 2, penempatan gate disisi samping kanan produk dengan diameter saluran pendingin 10 mm, dan jarak saluran pendingin dengan parting line 18 mm. Desain 1 adalah desain mold yang digunakan PT. Prima Sakti untuk memproduksi produk paku kotak, sedangkan desain 2 adalah desain mold yang dirancang penulis sendiri unttuk mendapatkan hasil produksi yang lebih baik dengan persentase cacat yang kecil. Perbedaan penempatan gate pada desain 2 ditunjukkan pada Gambar 2. 241,1 C, dan 250 C, dan variasi injection pressure 60 Mpa, 69,134 Mpa, 98,56 Mpa, dan 128 Mpa. Pemilihan nilai variasi cylinder temperature dan injection pressure, berdasar pada 4 parameter, yaitu PS 12, Manual, Advice, dan Manual. PS 12 adalah parameter yang digunakan PT. Prima Sakti pada saat memproduksi produk paku kotak. Manual adalah parameter yang dihasilkan dari perhitungan manual. Advice adalah parameter yang disarankan oleh software moldflow. Variasi adalah parameter yang dipilih dengan mengacu pada hasil simulasi yang dilakukan denganparameter PS 12, manual, dan advice. Untuk advice, desain mold dianalisis dengan menggunakan fungsi molding window analysis pada software moldflow, untuk mengetahui cylinder temperature dan injection pressure yang terbaik dari setiap desain mold. Proses molding window analysis pada desain 1 dan desain 2 ditunjukkan pada gambar 3 dan gambar 4. Gambar 3. Molding window analysis pada desain 1 Gambar 2. Penempatan gate pada desain 2 Proses pendesainan mold melalui proses perhitungan manual terlebih dahulu untuk menentukan jumlah cavity, bentuk runner, sprue, dan gate yang sesuai untuk produk paku kotak, dengan berdasar pada perhitungan yang telah dilakukan oeh peneliti sebelumnya [6]. Kemudian, desain diuji dengan software moldflow untuk mengetahui hasil rasio shrinkage dan fill time. Pengujian dilakukan dengan memvariasikan cylinder temperature 230 C, 240 C, Gambar 4. Molding window analysis pada desain 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah didapat cylinder temperature dan injection pressure, desain mold siap dianalisis simulasi yang hasilnya akan ditampilkan dalam tabel yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Tabel hasil pengujian desain 1 Cylinder Temperature ( C) 250 Injection Pressure (Mpa ) Fill time (s) Shrink ratio (%) 60 0,51 16,82 69,14 0,51 16,82 98,56 0,51 16,82 128 0,51 16,82 Hasil Analisis Shrink Ratio Dari hasil simulasi, pada desain 1, produk dengan nilai rasio shrinkage terendah yaitu 15,87% dihasilkan dengan parameter cylinder temperature 230 C dengan tekanan injeksi sebesar 60 Mpa dan 98,56 Mpa. Sedangkan pada desain 2, produk dengan nilai rasio shrinkage terendah yaitu 15,68% dihasilkan dengan parameter cylinder temperature 230 C dengan tekanan injeksi sebesar 60 Mpa dan 98,56 Mpa. 60 0,51 16,44 240 69,14 0,51 16,44 98,56 0,51 16,33 241,1 230 128 0,51 16,44 60 0,51 16,48 69,14 0,51 16,48 98,56 0,51 16,44 128 0,51 16,44 60 0,51 15,87 69,14 0,51 15,92 98,56 0,51 15,87 128 0,51 15,92 Gambar 5. Analisis shrink ratio pada desain 1 Tabel 2. Tabel hasil pengujian desain 2 Cylinder Temperature ( C) Injection Pressure (Mpa ) Fill time (s) Shrink ratio (%) 60 0,39 16,56 Gambar 6. Analisis shrink ratio pada desain 2 250 240 241,1 230 69,14 0,39 16,56 98,56 0,39 16,56 128 0,39 16,56 60 0,38 16,08 69,14 0,38 16,08 98,56 0,38 16,08 128 0,38 16,09 60 0,39 16,14 69,14 0,39 16,14 98,56 0,39 16,14 128 0,39 16,2 60 0,5 15,68 69,14 0,5 15,76 98,56 0,5 15,68 128 0,5 15,76 Mengacu pada hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa cylinder temperature berpengaruh terhadap cacat shrinkage yang dihasilkan pada produk. Cylinder temperature yang tinggi akan menghasilkan rasio shrinkage yang besar, sebaliknya, cylinder temperature yang rendah akan menghasilkan rasio shrinkage yang kecil. Hal ini dikarenakan, material plastik yang dilelehkan dengan temperatur tinggi mempunyai kerapatan antar molekul dan massa yang lebih rendah daripada material yang dilelehkan dengan temperatur rendah, sehingga ketika membeku, material dengan temperatur tinggi memiliki tingkat penyusutan lebih besar daripada material dengan temperatur lebih rendah. Selain itu perbedaan letak dan diameter saluran pendingin, juga berpengaruh terhadap laju pembekuan dari material plastik leleh. Semakin dekat jarak antara lubang saluran pendingin dengan cavity, akan mengoptimalkan distribusi suhu pada cavity, sehingga laju pembekuan berlangsung secara merata dan meminimalkan timbulnya cacat shrinkage.

mengindikasikan adanya overpacking, yaitu bagian yang sudah terisi dan terkompresi lebih sementara ada bagian lain yang masih mengalir. Gambar 7. Grafik shrink ratio Hasil Analisis Fill Time Dari hasil simulasi diketahui bahwa desain 2 menghasilkan produk dengan fill time yang rendah, berkisar antara 0,38 detik. Sedangkan dari hasil analisis pada simulasi desain 1, menghasilkan produk dengan rata-rata fill time sebesar 0,52 detik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa desain 2 lebih baik daripada desain 1, karena memiliki keunggulan untuk meminimalkan fill time dari proses produksi paku kotak. Gambar 8. Analisis Fill time pada desain 1 Gambar 9. Analisis Fill time pada desain 2 Proses pengisian ke seluruh rongga mold terjadi secara bertahap yang ditunjukan dengan perbedaan warna. Distribusi material plastik leleh terjadi secara merata disetiap sisi, hal ini ditunjukan dengan tidak adanya indikasi overpacking dari hasil simulasi. Hasil simulasi pada desain 1 dan desain 2 menunjukan pengisian rongga cavity berlangsung secara bertahap yang dapat dilihat pada perbedaan warna pada rongga cavity. Pendistribusian material pada desain 2 juga tidak Gambar 10. Grafik fill time Dari hasil simulasi pada desain 1, menunjukan fill time tercepat 0,5137 detik, sedangkan pada desain 2 menunjukan fill time tercepat 0,3873 detik. Perbedaan waktu yang terjadi menunjukan bahwa pada desain 1, penentuan lokasi gating system kurang tepat sehingga menyebabkan fill time yang lebih lama dibandingkan pada desain 2. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap cycle time yang tentunya akan menyebabkan efisiensi waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi menjadi kurang atau lebih lama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa desain 2 lebih baik daripada desain 1, karena memiliki keunggulan untuk meminimalkan fill time dari proses produksi paku kotak. Hal ini dikarenakan letak gate pada desain 2 lebih efisien daripada letak gate pada desain 1, sehingga pendistribusian material lebih cepat dan merata keseluruh rongga cavity. Hasil Analisis Flash Hasil produksi paku kotak di PT. Prima Sakti mempunyai cacat flash yang tampak jelas hampir disetiap produk, namun pada saat dilakukan simulasi dengan mengacu pada parameter yang digunakan selama proses produksi, terdapat perbedaan yang jelas. Hasil simulasi mengindikasikan tidak terjadinya cacat flash, hal ini dikarenakan software Moldflow juga menganalisis clamping force yang paling optimal, namun berat total produk antara hasil produksi dan hasil simulasi berbeda jelas. Perbedaan antara produk hasil simulasi dan hasil produksi ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Perbedaan antara produk hasil simulasi dan hasil produksi Hasil Produksi Simulasi Berat total (g) 36 33.89 Rasio shrinkage (%) 4,3 16.86 Clamp Force (ton) 1 3,8 Flash (g) 12,8 0

Desain produk yang memiliki ketebalan ekstrem pada sisi dalam mengindikasi terjadinya cacat shrinkage pada area yang memiliki ketebalan ekstrem tersebut. Hal ini dikarenakan pembekuan material cair yang tidak seragam. Pada hasil simulasi clamping force optimum 3,8 ton namun menghasilkan rasio shrinkage sebesar 16,86%, namun tidak menghasilkan cacat flash. Pada hasil produksi clamping force yang digunakan sebesar 1 ton, namun memiliki rasio shrinkage yang lebih kecil yaitu 4,3%, dengan berat cacat flash sebesar 12,8 gram. Dengan demikian, produk paku kotak dengan desain perbedaan ketebalan yang ekstrem memang berpotensi menghasilkan produk dengan rasio shrinkage yang tinggi. Hal ini bisa diatasi dengan mendesain ulang produk agar tidak memiliki perbedaan ketebalan yang ekstrem. Namun pada hal ini, PT. Prima Sakti selaku produsen, mengatasinya dengan memperkecil clamping force. Tujuannya agar sisi produk dengan ketebalan yang ekstrem dapat mengurangi rasio shrinkage dengan mengambil asupan material cair yang sengaja dibuat flash tersebut. KESIMPULAN Dari hasil simulasi, pada desain 1, produk dengan nilai rasio shrinkage terendah yaitu 15,87% dihasilkan dengan parameter cylinder temperature 230 C dengan tekanan injeksi sebesar 60 Mpa dan 98,56 Mpa. Sedangkan pada desain 2, produk dengan nilai rasio shrinkage terendah yaitu 15,68% dihasilkan dengan parameter cylinder temperature 230 C dengan tekanan injeksi sebesar 60 Mpa dan 98,56 Mpa. Untuk fill time, desain 2 menghasilkan produk dengan fill time yang rendah, berkisar antara 0,38 detik. Sedangkan dari hasil analisis pada simulasi desain 1, menghasilkan produk dengan rata-rata fill time sebesar 0,52 detik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa desain 2 lebih baik daripada desain 1, karena memiliki keunggulan untuk meminimalkan fill time dari proses produksi paku kotak. SARAN Saran yang dapat penulis sampaikan pada penelitian selanjutnya agar dalam mendesain cetakan produk plastik, sebaiknya dilakukan simulasi terlebih dahulu, dengan tujuan meminimalisir timbulnya cacat. Sehingga proses produksi lebih optimal dan tidak memakan waktu yang lebih lama. DAFTAR PUSTAKA [1] Mujiarto, I. 2005. Sifat dan Karakteristik Material Plastik dan Bahan Aditif. Traksi Vol. 3 No. 2. Semarang: AMNI. [2] Stevens, Malcolm P. 2001. Kimia Polimer. Jakarta : Pradnya Paramita. [3] Hermawan, Yuni dan Astika, Made. 2009. Optimasi Waktu Siklus Pembuatan Kemasan Produk Chamomile 120 Ml pada Proses Blow molding. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakram Vol. 3 No. 1. Teknik Mesin. Universitas Udayana. [4] Sugondo, A. 2007. Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection molding dengan Menggunakan Simulasi. TEKNO SIM 2007. Yogyakarta: UGM. [5] Anggono, Dwi A. 2005. Prediksi Shringkage untuk Menghindari Cacat Produk pada Plastic Injection. MEDIA MESIN Vol. 6 No. 2. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. [6] Alexrh2010's Blog, 2011. DASAR KALKULASI DESIGN PRODUK PLASTIK DAN MOLDING. http://alexrh2010.wordpress.com/2011/04/24/1- dasar-kalkulasi-design-produk-plastik-danmolding-bagian-1/ [15 September 2014]