BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah suatu proses, dimana komunikasi ini melibatkan empat komponen, yaitu : sumber, pesan, saluran dan penerima pesan. Komunikasi mengacu pada tindakan satu orang atau lebih yang mengirim pesan yang terdistrosi oleh gangguan (noise), yang terjadi dalam konteks tertentu, mempunyai pengaruh dan kesempatan untuk melakukan umpan balik atau feed back, noise atau gangguan. Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang manusia miliki, pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk diantara yang paling penting dan berguna. Komunikasi tidak harus terjadi dalam satu arah, sifat dan konteks yang bervalensi positif (bernilai positif) tapi juga dapat bervalensi negatif (tidak bersifat negative) seperti tudak mempunyai sikap mendukung tetapi juga tidak bersifat menentang. Komunikasi massa diartikan suatu proses penyampaian informasi atau pesan-pesan ditujukan kepada khalayak massa dengan karakteristik yang tertentu. Media massa merupakan salah satu komponen atau sarana yang memungkinkan berlangsungya proses yang dimaksud. 1
2 Menurut Carl. I. Hovland komunikasi adalah upaya sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. 1 Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masing-masing. Sarah Trenholm dan Arthur Jansen (1996) mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan stimulus untuk mengubah prilaku individu yang lain. Gode (1969) memberi pengertian komunikasi, adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu beberapa orang. Menurut Harold D. Lasswell, komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut : Who Says what In Which Channel To Whom With Effect. Siapa mengatakan apa kepada siapa dengan efek bagaimana. Komunikasi menurut Jalaludin Rahmat adalah suatu dinamis transaksional yang mempengaruhi prilaku dalam nara sumber, dan penerimanya dengan sengaja menyadari prilaku mereka yang menghasilkan pesan yang merek saluran lewat chanel juga merangsang atau memperoleh sikap atau prilaku tertentu. 2 Komunikasi mempunyai kaitan erat dengan manusia, dengan kata lain komunikasi massa mampu menjelaskan berbagai fenomena sosial yang terkait erat dengan aktivitas manusia. Media massa merupakan alat utama dalam komunikasi massa, sehingga keterkaitan antara fenomena manusia itu tidak akan lepas dari 1 Teguh Meinando, Pengantar Ilmu Komunikasi, Bandung. Amico hal 11 2 Jalaludin Rahmat. Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal 72
3 media massa. Ini artinya manusia (khalayak) yang bersifat heterogen dan disiarkan secara serempak melalui media massa. 3 Sedangkan pengertian komunikasi massa adalah komunikasi dengan media massa (audiens khalayak sasaran). Massa disini dimaksudkan sebagai para penerima pesan (komunikasi) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama lainnya. Pada umumnya, proses komunikasi massa tidak menghasilkan feed back (umpan balik) yang langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. Komunikasi massa berasal dari bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communication diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication ( Sosanto, 1974) Dominasi media massa dalam kehidupan masyarakat tidak saja dalam bentuk perangkat keras semata, melainkan juga dalam bentuk penyajian isi. Isi yang disajikan oleh media sering dibentuk sedemikian rupa, sehingga menimbulkan rasa percaya khalayak yang mengkosumsinya. Ahli komunikasi massa Denis McQuail mengatakan madia telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif, media menyuguhkan budaya yang juga dibaurkan dengan informasi dan hiburan. 4 3 Nurudin, Komunikasi Massa, Penerbit Cespur, 2003 hal 152 4 Ibid hal 3
4 Dari semua media komunikasi yang ada seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi. Televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan masyarakat, karena banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama didepan pesawat televisi. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televise dapat menjadi candu. Televisi dihadirkan secara pandang dengar (audio / viedeo) tidak perlu membutuhkan pendidikan khusus untuk menyimaknya, secara ekonomi pun murah tak perlu bayar. 5 Media televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang ditemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul Nipkow dari jerman yang dilakukannya pada tahun 1884 menemukan sebuah alat yang disebut sebagai Janatra Nipkow Sheibe. Dan penemuan tersebut melahirkan elektrische teleskop atau televisi elektris. 6 Perkembangan pertumbuhan televisi di Indonesia sudah semakin pesat. Saat ini sudah marak diantaranya TVRI, RCTI, SCTV, ANTV, INDOSIAR, METRO TV, TRANS7, TRANS TV, TV ONE, GLOBAL TV,. Dan ditambah bermunculan TV lokal seperti O CHANEL, JAK TV, CTV BANTEN, RIAU TV, BALI TV, SPACETOON, JAWA TV, dll. Pada masa kini, kekuatan komunikasi dapat membuat seseorang berbicara dengan ribuan bahkan jutaan orang secara serentak dan serempak, ciri 5 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramadina Prakarsa, Jakarta 2003 hal 1 6 Soewardi Idris, Jurnalistik Televisi, Remaja Karya, Bandung 1987 hal 127
5 utamanya adalah keserempakan. 7 Artinya, suatu pesan dapat diterima oleh komunikasi yang jumlahnya relative banyak secara serempak pada waktu yang bersamaan dan memperoleh pesan yang sama pula. Keserempakan merupakan cirri utama dari komunikasi massa. Adapun komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yaitu televise, radio, surat kabar, majalah, dan film. Media massa merupakan sarana komunikasi massa. Mempelajari komunikasi massa secara menyeluruh sama dengan mempelajari masyarakat secara keseluruhan. Mempelajari masyarakat erat hubungannya dengan menyinggung masalah yang menyangkut media massa. Media massa seperti pers, radio, televisi, dan lain-lain, serta proses komunikasi massa (peran yang dimainkannya) semakin banyak sebagai objek studi. Media massa merupakan sarana komunikasi massa yang secara efektif dapat mempengaruhi khalayaknya, serta media juga seringkali berperan sebagai wahana pengembangan bentuk seni dan simbol, dan juga dalam pengertian tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. 8 Komunikasi dengan menggunakan media masih bersifat formal, karena ada fungsi-fungsi tertentu. Gejala ini sering dengan kian meningkatnya peran media massa sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat. Dari berbagai program yang disajikan televisi, tayangan sinetron merupakan salah satu program yang sedang marak ditayangkan di hampir seluruh stasiun televisi swasta Indonesia, tampaknya program tayangan sinetron berhasil mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. 7 Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung 1993 hal 10 8 Ibid hal 4
6 Bagian drama identik dengan program bernuansa cerita fiktif, seperti sinetron, film, telenovela, dan sebagainya 9. Penggarapan program drama cukup sulit karena menyangkut seni peran. Bahkan, beberapa perguruan tinggi maupun institut membuka jurusan tersendiri, yaitu program peminatan sinematografi dan teater program acara drama berupa sinetron sampai saat ini masih menjadi primadona hampir disemua stasiun televisi kita, meskipun sedikit mulai tergeser dengan program-program variety show non drama berupa hiburan musik, konser, dan lain-lain. Paket-paket sinetron selama ini tampaknya telah dianggap sebagai mata acara yang primadona di media massa televisi. Namun, anggapan demikian ternyata untuk selalu benar dan tepat. Sebab, masih banyak sinetron yang telalah dityangkan televisi dengan kualitas rendah dan terlihat asal jadi, baik dari segi isi pesan maupun teknik penggarapannya 10. Komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. Penonjolan devinisi ini terutama pada bagaiman sumber informasi (media massa) mengemas dan menyajikan isi pesan dengan cara gaya tertentu menciptakan makna terhadap suatu peristiwa sehingga mempengaruhi khalayak. Penulis mengambil contoh sinetron remaja yang diambil dari salah satu stasiun televisi swasta SCTV. Sinetron Taxi (anak ajaib) Season I yang sedang 9 Setyobudi, Ciptono, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, 2005, Penerbit Graha Ilmu 10 Dr. Eduard Depari, Komite Geleksi Festival Sinetron Indonesia. FSI. 1991
7 menjadi sorotan pemirsa setia SCTV yang gemar menonton sinetron, yang diproduksi oleh MD Entertaiment. Stasiun SCTV adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. SCTV membangun sebagai jaringan stasiun televisi swasta terkemuka di Indonesia dengan menyediakan baragam program yang kreatif, inofatif, dan berkualitas yang membangun Bangsa, melaksanakan tata kelola perusahan yang baik (good corporate goverment). Sinetron Taxi (anak ajaib) Season I memiliki jam tayang yang cukup tinggi jika di bandingkan sinetron remaja lainnya di stasiun yang berbeda. Dengan jumlah ratting dan share hamper mencapai 7,53 % pada tahun 2010 yaitu ditayangkan setiap hari pada pukul 19.00 wib sampai dengan pukul 20.30 wib. Menjadikan sebuah fenomena yang masih berkembang sampai saat ini sehingga perlu dikaji lebih jauh lagi apakah memiliki efek yang baik atau buruk terhadap penontonnya. Masyrakat yang dominan untuk menyaksikan drama tersebut dikarenakan jam tersebut ibu-ibu sedang santai, maka untuk ibu-ibu tersebut menyaksikan tayangan drama yang bagi mereka enak dilihat. Sinetron Taxi (anak ajaib) Season I tersebut sangat banyak disukai oleh kaum ibu-ibu. Sinetron Taxi membuat penasaran ibu-ibu setiap episode, dikarenakan artis yang memerankan termasuk skrip yang dibuat sengaja tidak diselesaikan untuk episode berikut agar pemirsa tersebut dapat menunggu tayangan keesok harinnya seperti kelanjutan Sinetron Taxi.
8 Alasan peneliti memilih pada Ibu-Ibu diperumahan Pinang Indah RW 01, Ciledug-Tangerang, Banten karena berdasarkan pra-survey yang telah dilakukan banyaknya ibu-ibu yang gemar menonton sinetron yang hampir di dominasi oleh ibu-ibu. Dalam sinetron tersebut, yang ditayangkan di SCTV terbilang jenis sinetron terbaru yang lain dari biasanya, dimana di sinetron tersebut, dimunculkan tokoh anak dibawah 3 tahun (balita) sebagai peran utama, yang mempunyai karakter seperti layaknya orang dewasa. Dari hal tersebut, maka penulis menganggap bahwa ibu-ibu tersebut mampu mewakili dan memberikan respon terhadap penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan karakteristik setiap individu masing-masing. Sebagai sampel populasi peneliti, yakni melakukan penelitian didaerah Perumahan Pinang Indah RW 01, Ciledug-Tangerang, Banten. Ini lebih karena ada sebuah daerah yang kerap kali digunakan sebagai kampung reka adegan tepatnya di Perumahan Pinang Indah. Perumahan ini kebanyakan warga disana sangat familiar dengan program Sinetron Taxi (anak ajaib) Season 1. 11 Peneliti bisa mendapat gambaran yang jelas apakah warga perumahan Ciledug tersebut terpengaruh baik sikap ataupun perilakunya dengan sinetron tayangan, yaitu sinetron Taxi (anak ajaib) Season 1. Mengingat mereka penggemar dengan Sinetron Taxi (anak ajaib) Season 1 tersebut maka peneliti ingin mencoba untuk penelitian tersebut di daerah Perumahan Pinang Indah, dikarenakan sebagian besar ibu-ibu disana pengemar Sinetron Taxi (anak ajaib) Season 1. 11 Data Survey, DiPerumahan Pinang Indah RW 01 ( RT01 s/d RT05 ), Ciledug-Tangerang, Banten.
9 Dari latar belakang inilah yang menjadi alasan utama bagi penulis untuk mengkaji sejauh mana efek yang ditimbulkan dari tayangan sinetron remaja, yaitu Taxi (anak ajaib) terhadap anak-anak dibawah umur dari segi aspek kognitif dan afektif. Judul yang penulis angkat adalah Efek Kognitif Dan Afektif Tayangan Sinetron Remaja Taxi (anak ajaib) Season I Terhadap Ibu-Ibu diperumahan Pinang Indah, Ciledug-Tangerang, Banten. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan penelitian adalah Sejauh mana efek kognitif dan afektif tayangan sinetron remaja Taxi (anak ajaib) Season I tehadap Bagi Ibu-Ibu di Perumahan Pinang Indah, Ciledug-Tangerang, Banten. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti ini bertujuan sebagai berikut. Ingin mengetahui Efek Kognitif dan Afektif Tayangan Sinetron Taxi Season I di SCTV dengan melihat dari segi kognitif dan afektif Bagi Ibu-Ibu di Perumahan Pinang Indah RW.01 Ciledug-Tangerang, Banten. 1.4 Signifikansi Penelitian Melalui peneliti ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif baik akademis maupun praktis.
10 1.4.1 Signifikansi Akademis Manfaat akademis khususnya bagi Fakultas Ilmu Komunikasi, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan/masukan pengetahuan dibidang komunikasi terutama kajian dibidang komunikasi massa (televisi). Selain itu juga diharapkan dapat memberikan ilmu dalam kajian jurnalistik mengenai dampak acara entertainment (hiburan) sinetron di media televisi swasta Indonesia. 1.4.2 Signifikansi Praktis Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan-sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak terkait. Seperti para pengusaha dan produser sinetron, pembuatan naskah sinetron, bidang produksi televisi swasta, serta pengelola televisi swasta sendiri. Lebih lanjutnya adalah dapat menjadi pedoman dan dasar bagi pembuatan program-program acara agar secara maksimal dapat mendidik anak-anak dan remaja dalam mendukung pembangunan nasional.