SENSOR DAN PLATFORM. Kuliah ketiga ICD

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK CITRA SATELIT Uftori Wasit 1

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 2 A. PENGINDERAAN JAUH NONFOTOGRAFIK. a. Sistem Termal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH. Sumber tenaga Atmosfer Interaksi antara tenaga dan objek Sensor Wahana Perolehan data Pengguna data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Evapotranspirasi Potensial Standard (ETo)

JENIS CITRA

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 3 A. CITRA NONFOTO. a. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik

ISTILAH DI NEGARA LAIN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kekeringan

11/25/2009. Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi. Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I

penginderaan jauh remote sensing penginderaan jauh penginderaan jauh (passive remote sensing) (active remote sensing).

Image Fusion: Trik Mengatasi Keterbatasan Citra

Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh ( Citra ASTER dan Ikonos ) Oleh : Bhian Rangga JR Prodi Geografi FKIP UNS

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

ACARA I SIMULASI PENGENALAN BEBERAPA UNSUR INTERPRETASI

ULANGAN HARIAN PENGINDERAAN JAUH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan penutupan lahan merupakan keadaan suatu lahan yang mengalami

PERBEDAAN INTERPRETASI CITRA RADAR DENGAN CITRA FOTO UDARA

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH B. PENGINDERAAN JAUH FOTOGRAFIK

PERBANDINGAN RESOLUSI SPASIAL, TEMPORAL DAN RADIOMETRIK SERTA KENDALANYA

SUB POKOK BAHASAN 10/16/2012. Sensor Penginderaan Jauh menerima pantulan energi. Sensor Penginderaan Jauh menerima pantulan energi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

Di zaman modern seperti sekarang ini, semakin sering. DNB/VIIRS: Menatap Bumi di Malam Hari AKTUALITA

MENU STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI SOAL REFERENSI

INTERPRETASI CITRA SATELIT LANDSAT

RESOLUSI SPASIAL, TEMPORAL DAN SPEKTRAL PADA CITRA SATELIT LANDSAT, SPOT DAN IKONOS

KEMAJUAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH SERTA APLIKASINYA DIBIDANG BENCANA ALAM. Oleh: Lili Somantri*)

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

09 - Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Dijital. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Radiasi Elektromagnetik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA Pemanfaatan Citra Satelit Untuk Pemetaan Perairan Dangkal

Cara memperoleh Informasi Tidak kontak langsung dari jauh Alat pengindera atau sensor Data citra (image/imagery) a. Citra Foto Foto udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DALAM MEMPERCEPAT PEROLEHAN DATA GEOGRAFIS UNTUK KEPERLUAN PEMBANGUNAN NASIONAL ABSTRAK

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Dasar Penginderaan Jauh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 1.1 Siklus Hidrologi (Kurkura, 2011)

ANALISA DAERAH POTENSI BANJIR DI PULAU SUMATERA, JAWA DAN KALIMANTAN MENGGUNAKAN CITRA AVHRR/NOAA-16

PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

Satelit Landsat 8, Landsat Data Continuity Mission Pengolahan Citra Digital

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN LITERATUR

TEORI DASAR INTERPRETASI CITRA SATELIT LANDSAT TM7+ METODE INTERPRETASI VISUAL ( DIGITIZE SCREEN) Oleh Dwi Nowo Martono

SATELITCUACA PENGINDERAAN JAUH SATELIT UNTUK LINGKUNGAN ATMOSFER. Meteorologi laut Nov, 21-22/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Pengolahan Data NOAA dan METOP

Gambar 1. Satelit Landsat

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Adat Kasepuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Model, Analisis, Desain dan Implementasi

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding SIPTEKGAN XIV-2010

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

2. TINJAUAN PUSTAKA. Suhu permukaan laut Indonesia secara umum berkisar antara O C

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

Spektrum Gelombang. Penginderaan Elektromagnetik. Gelombang Mikro - Pasif. Pengantar Synthetic Aperture Radar

TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia adalah salah satu Negara Mega Biodiversity yang terletak

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan yang harus diambil selanjutnya. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN FISIKA DALAM TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING PERUBAHAN GARIS PANTAI (STUDI KASUS DI WILAYAH PESISIR PERAIRAN KABUPATEN KENDAL)

Bab 5 HASIL-HASIL PENGINDERAAN JAUH. Pemahaman Peta Citra

PENGOLAHAN CITRA SATELIT LANDSAT UNTUK IDENTIFIKASI TUTUPAN LAHAN VEGETASI MENGGUNAKAN ER MAPPER 7.0 (Laporan Peongolahan Citra Satelit)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Lahan dan Penggunaan Lahan 2.2 Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA AQUA MODIS

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Geografi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANTAUAN GARIS PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT. oleh. Bambang Hermanto 1 ) ABSTRACT

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMPOSIT BAND CITRA LANDSAT DENGAN ENVI. Oleh: Nama : Deasy Rosyida Rahmayunita NRP :

RYHOLIT LIMESTONE SANDSTONE P A R A F I N P A R A F I N

Lampiran 1. Karakteristik satelit MODIS.

SATELIT ASTER. Oleh : Like Indrawati

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

BAB I KARAKTERISTIK CITRA BERDASARKAN RESOLUSINYA

ix

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

BAB I PENDAHULUAN I.1

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Titik Panas

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H

BAB II DASAR TEORI. 2.1 DEM (Digital elevation Model) Definisi DEM

INVETIGASI SLOPE DI PESISIR BARAT PROPINSI BANTEN MENGGUNAKAN CITRA ASTER

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

SENSOR DAN PLATFORM Kuliah ketiga ICD

SENSOR Sensor adalah : alat perekam obyek bumi. Dipasang pada wahana (platform) Bertugas untuk merekam radiasi elektromagnetik yang merupakan hasil interaksi antara sumber energi dgn obyek Mempunyai kepekaan spektral terbatas Terbatas kemampuannya untuk mengindera obyek kecil

TIPE-TIPE SENSOR DLM PJ

RADIOMETER Radiometer adalah : instrumen yang digunakan sebagai sistem sensor yang dirancang untuk merekam beberapa band dengan batas ttt sesuai dgn target utama yang ingin diketahui karakteristik spektralnya Sangat sensitif terhadap variasi radiasi elektromagnetik Dapat mengukur tingkatan-tingkatan energi di dalam jangkauan panjang gelombang tertentu channel/band/kanal

KAMERA Selain sensor dijital, ada sensor yang berbasiskan film analog (kamera). Perangkat analog dioperasikan dengan menggunakan perubahan kimiawi. Pada film kamera, lapisan emulsinya (silver halide crystal) berfungsi sbg elemen detektor akan memebrikan respon kimiawi terhadap radiasi elektromagnetik yang diterima (exposure) Panjang atau lebar exposure terhadap radiasi elektromagnetik yang masuk dikendalikan oleh shutter (penutup pengatur cahaya) Ketika shutter dibuka cahaya yang masuk akan difokuskan ke bidang film dengan menggunakan lensa. Pada setiap exposure gambaran radiasi elektromagnetik yang telah terfokus akan menyebabkan perubahan kimiawi pada bagian film yang dibuka. Proses analog selanjutnya adalah membuat negatif atau positifnya

SISTEM-SISTEM SENSOR 1. Thematic Mapper (TM) Adalah sistem sensor yang berupa crosstrack scanner. Pada satelit Landsat, sistem sensor ini merekam data 7 band dari domain visible hingga thermal infrared (LWIR)

2. Enhanced Thematic Mapper (ETM) ETM atau ETM+ pada Landsat 7 adalah : Sistem sensor yang merupakan perbaikan dari sistem TM dengan tambahan band pankromatik yang beresolusi 15 meter untuk mendapatkan resolusi spasial yang lebih tinggi

3. Multispectral Scanner (MSS) Sistem sensor yang berupa sistem scanner (a line scanning) yang secara bersamaan dapat merekam bagian permukaan bumi yang sama (scene) dengan menggunakan beberapa domain panjang gelombang yang berbeda. Pada satelit Landsat, sistem sensor ini merekam data 4 band dari spektrum visible hingga NIR

4. High resolution Visible (HRV) Sistem sensor (sejenis sistem crosstrack) yang bekerja pada dual mode; multispektral (XS) dan pankromatik (P) Pada satelt SPOT, mode pankromatik resolusi spasial 10 m dgn panjang gelombang 500-730 nm (visible). Pada mode multispektral, sistem SPOT 1&2 ini merekam data 3 band : XS1 (hijau), XS2 (merah) dan XS3 (NIR)

5. High resolutio visible infrared (HRVIR) Sistem sensor yang merupakan perbaikan dari sistem HRV dengan pembahauan pada jangkauan spektralnya, baik pada mode multispektral atau pankromatik 6. High Resoluion Geometic (HRG) adalah sistem sensor pengganti HRVIR pada sateli SPOT 5

Sensor HRV & Perekaman Ulang

7. Advanced Very High Resolution Radiometer (AVHRR) Sensor yang merekam data band yang relatif lebar untuk 4, 5, 6 band hasil scanning radiometer mulai dari domain spektrum visible, NIR hingga thermal infrared Sensor ini merupakan sensor yang dibawa oleh satelit NOAA untuk masalah-masalah cuaca

Synthetic Aperture Radar (SAR) Sistem sensor aktif yang sering digunakan untuk aplikasi PJ resolusi tingi pembuatan model permukaan dijital, mengenali unsur buatan manusia, alat bantu navigasi, penetrasi tanah dan daun, deteksi target bergerak dan monitoring perubahan lingkungan Tembus awan, tidak terpengaruh oleh lapisan atmosfer, merekam pada segala cuaca, baik siang atau malam

Radarsat Beam Mode, Lebar cakupan dan sudut datang

9. Scanning Multi-channel Microwave Radiometer (SMMR) Sensor pasif yang dikembangkan untuk pertama kalinya dengan tujuan untuk membedakan tipe es oleh satelit pengamat Kemampuannya bertambah, khusus untuk data suhu permukaan laut, tekanan angin, parameter-parameter permukaan tanah dan penutup es laut Satelt Nimbus

10. Return Beam Vidicon (RBV) Sistem sensor yang pada dasarnya mirip kamera televisi yang merekam gambar permukaan bumi di sepanjang lintasan satelit. Hasil rekaman berupa frame image berukuran 185x185 km setiap x shot Pada Landsat 1 & 2 digunakan 3 kamera RBV yang dipisahkan oleh filter transmisi yang berbeda hingga memungkinkan perekaman 3 band spektral yang berbeda

11. Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER) Sensor pada Satelit Terra Memiliki kombinasi yang unik dari cakupan spektral yang lebar dan reslusi spasial yang tinggi di dalam domain VNIR hingga SWIR dan LWIR (thermal infrared) Masalah dinamika vegetasi dan ekosistem, monitoring bencana alam, geologi dan tanah, iklim permukaan tanah, hidrologi dan perubahan penutp lahan

Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer Sensor yang terpasang pada Satelit Terra dan Aqua Merupakan scanner optis dengan 36 channel dengan resolusi spasial antara 250 hingga 1 km Digunakan untuk monitoring lingkungan secara kontinu antara lain :prediksi lokasi kebakaran, area banjir, hasil panen, sumberdaya laut, cuaca, kualitas udara,dll

RESOLUSI SPASIAL Resolusi spasial : Ukuran obyek terkecil yang masih dapat disajikan, dibedakan dan dikenali pada citra Semakin kecil ukuran obyek yang dapat direkam, semakin baik kualitas sensornya Kepekaan sensor terhadap kisaran panjang gelombang yang digunakan juga mempengaruhi kualitas sensor Keunggulan & keterbatasan merupakan kepekaan sensor terhadap kisaran gelombang elektromagnetik yang menyebabkan adanya resolusi spektral

RESOLUSI SPEKTRAL Resolusi spektral : merupakan daya pisah obyek berdasarkan besarnya spektrum elektromagnetik yang digunakan untuk perekaman data Kebanyakan sensor non-fotografik memiliki peralatan optik, mekanik dan atau elektronik yang rumit shg memerlukan persyaratan tenaga, ruang dan stabilitas yang terbatas. Persyaratan tersebut sering menentukan kemampuan sensor dalam merekam setaip kenampakan di permukaan bumi menyebabkan adanya resolusi radiometrik

RESOLUSI RADIOMETRIK Resolusi radiometrik : Kemapuan sistem sensor untuk mendeteksi perbedaan pantulan terkecil atau kepekaan sensor terhadap perbedaan terkecil kekuatan sinyal Persyaratan itu menentukan jenis wahana perekaman ulang dapat diatur efisien Perbedaan kenampakan yang masih dapat dibedakan dlm waktu perekaman ulang disebut resolusi temporal

RESOLUSI TERMAL Resolusi termal : keterbatasan sensor yang merekam pancaran tenaga termal Perbedaan suhu yang masih dapat dibedakan oleh PJ sistem termal Besarnya resolusi termal juga bervariasi tergantung kepekaan sensor misal 0,5ºC

Perbedaan Pengertian Resolusi Spatial, Resolusi Spektral, Resolusi Radiometrik dan Resolusi Temporal PERBEDAAN RESOLUSI CITRA SPOT Resolusi Spasial (Ukuran pixel) Resolusi radiometrik 8 bit (0-255) Hari 1 MS = 20 x 20 m P = 10 x 10 m Resolusi spektral (0,5-0,59) um (0,61-0,69) um (0,79-0,89) um Citra SPOT Hari 26 Resolusi Temporal Hari 53

SPOT Pankromatik

SPOT Multispektral

SPOT Multispektral 321 & Landsat TM 432

Citra Natural SPOT Multispektral & Natural Landsat TM

Landsat TM & SPOT untuk pengolahan geologi

Citra Radarsat

Citra Radarsat & Landsat TM untuk aplikasi struktur geologi