BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA SAWAH NGGANTUNG PARI DI DESA BECIRONGENGOR KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV. A. Tinjauan terhadap Sewa Jasa Penyiaran Televisi dengan TV Kabel di Desa Sedayulawas

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK MERTELU LAHAN PERTANIAN CABAI MERAH DI DESA SARIMULYO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Kerjasama antara Pemilik Modal. dengan Pemilik Perahu di Desa Pengambengan

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV ANALISIS TENTANG PEMOTONGAN GAJI KULI KONTRAKTOR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV DI WTC SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

PENGERTIAN TENTANG PUASA

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah saw. diberi amanat oleh Allah swt. untuk menyampaikan kepada. tercapainya kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. pertanggung jawabannya. Begitu pula dalam hal jual beli.

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter. Lebih dari itu, lembaga keuangan syariah ini diharapkan mampu membawa

BAB II LANDASAN TEORI. orang yang melakukan akad meneruskannya untuk mengambil dan. memberikan sesuatu. Orang yang melakukan penjualan dan pembelian

BAB II TABUNGAN ZAKAT AL-WADI< AH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan pada bab sebelumnya, bahwa praktek jual beli sawah berjangka waktu di Desa Sukomalo Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan merupakan suatu kebiasaan atau bisa dikatakan sudah menjadi adat kebiasaan yang mengakar kuat di masyarakat Desa Sukomalo. Namun, pengamatan penulis terhadap praktek jual beli sawah berjangka waktu yang terjadi di Desa Sukomalo bertentangan dengan aturan-aturan jual beli umumnya yang telah ditetapkan oleh syari at Islam, yaitu terkait dengan adanya penambahan syarat tenggang waktu dan pengembalian kembali obyek dalam jual beli, yakni syarat yang terkandung dalam jual beli sawah ini yaitu sawah tersebut harus dikembalikan kembali kepada penjual sawah setelah tenggang waktu yang disepakati kedua belah pihak habis. Misalnya 3 tahun, yang mana pada saat waktu yang ditentukan telah habis yakni tiga tahun maka sawah yang menjadi obyek jual beli harus dikembalikan kepada penjual dan penjual harus membelinya dengan harga yang sama. Terkait dengan realita praktek jual beli sawah berjangka waktu yang terjadi di Desa Sukomalo ini, dari segi akad yang dilakukan oleh penjual dan pembeli dalam jual beli sawah berjangka waktu, yaitu adanya ija>b dan qabu>l 57

58, yang artinya akad dalam praktek jual beli sawah berjangka waktu ini dilakukan dengan adanya perikatan dan kerelaan antara kedua belah pihak. Jadi dari segi akadnya boleh-boleh saja, jika kita kaitkan dengan pengertian akad itu sendiri yang berarti perjanjian atau perikatan, dimana penjual dan pembeli telah menyatakan ikatan antara mereka melalui ija>b dan qabu>l yang sesuai dengan syari at Islam. Dalam Islam sudah dijelaskan bahwa adanya ija>b dan qabu>l adalah dengan maksud untuk menunjukkan adanya sukarela timbal balik terhadap perikatan yang dilakukan oleh dua pihak yang bersangkutan. Sebagaimana jika kita lihat definisi akad itu sendiri dalam sebuah hadis: ا ر ت ب ا ط إ ي ج ا ب ب ق ب و ل ع ل ي و ج ه م ش ر و ع ي ث ب ت أ ث ر ه ف ي م ح ل ه Artinya: Pertalian ija>b (pernyataan melakukan ikatan) dan qabu>l (pernyataan penerimaan ikatan) sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh pada obyek perikatan. 1 Dari pengertian tersebut, kita dapat mengartikan bahwa dengan adanya suka sama suka dan rela sama rela dalam jual beli, maka jual beli tersebut bisa dilakukan. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah swt, bahwa sifat rela sama rela antara kedua belah pihak harus ada. Yakni diterangkan dalam surat an-nisa : 29 ي ا ي ه ا ال ذ ي ن ك م ا م ن و الا ت ا ء ك ل و اا م و ل ك م ب ي ن ك م ب ا لب اط ل ا لا ا ن ت ك و ن ت ج ا ر ة ع ن ت ر ا ض م ن Artinya: 1 Nasroen Haroen, Fiqih Muamalah, 97.

59 Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. 2 Dari ayat tersebut di atas sudah jelas bahwa Islam itu sendiri menganjurkan dalam jual beli adanya rela sama rela antara kedua belah pihak. Umat Islam harusnya bangga bahwa dalam ajaran Agama Islam tidak pernah menyulitkan umatnya dalam segala bentuk aktivitas manusia, apalagi dalam urusan muamalah. Hanya dengan unsur saling merelakan maka akad yang dilakukan tersebut sah. B. Analisis dari Aspek Syaratnya Syarat yang dimaksud oleh penulis ini yaitu syarat yang terkandung dalam jual beli sawah berjangka waktu yang ditetapkan oleh kedua belah pihak. Dimana pada bab sebelumnya penulis sudah menyinggung bahwa dalam Islam khususnya dalam hal jual beli melarang adanya suatu syarat. Karena dari pengertian jual beli itu sendiri yaitu pemindahan hak milik penuh dari penjual kepada pembeli, sehingga apabila seseorang melakukan jual beli, maka pembeli tersebut mempunyai hak bebas terhadap obyek jual beli. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak penjual dan pembeli serta tokoh masyarakat di Desa Sukomalo Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan, dan setelah itu penulis mengaitkannya dengan Hukum Islam, penulisan menemukan ketidaksesuaian antara praktek jual beli sawah berjangka waktu yang terjadi di Desa Sukomalo dengan teori jual beli dalam Hukum Islam. Syarat yang dimaksud 2 Departemen Agama, Al-Qur an dan Terjemahnya, 83

60 dalam praktek jual beli sawah berjangka waktu disini yakni adanya syarat yang tidak membolehkan menjual obyek jual beli, dalam hal ini yaitu sawah yang menjadi obyeknya. Dan syarat adanya tenggang waktu, dimana jika tenggang waktu yang ditentukan oleh kedua belah pihak telah habis maka obyek jual beli tersebut dikembalikan kepada penjual semula. Sedangkan dalam Hukum Islam khususnya teori tentang jual beli, tidak membolehkan adanya syarat dalam jual beli, hal ini sesuai dengan sebuah hadis yang berbunyi: ن ه ى ر س و ل ا الله ص ل ى االله ع ل ي ه و س ل م ع ل م ع ن ب ي ع و ش ر ط... Artinya: Rasulullah saw, melarang jual beli yang diiringi dengan syarat. (HR Muslim, an-nasa I, abu Daud, at-tirmidzi, dan Ibnu Majah) 3 C. Analisis dari Aspek Praktiknya Sebagian besar masyarakat Desa Sukomalo memiliki kekayaan alam berupa sawah, jadi tidak sedikit dari mereka yang memanfaatkan sawahnya dengan berbagai macam, seperti menjualnya dalam jangka waktu tertentu, menggarapanya sendiri dengan bertani dan lain sebagainya. Salah satu yang dilakukan dalam memanfaatkan sawahnya adalah dengan menjual sawahnya dalam jangka waktu tertentu, baik sebagai penjual maupun sebagai pembeli sawah. Jual beli sawah berjangka waktu di Desa Sukomalo merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang ada sejak dulu, sehingga sampai sekarang masih berlaku dan banyak dilakukan. Jual beli sawah berjangka waktu ini terjadi 3 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, 153.

61 karena faktor kebutuhan masyarakat Desa Sukomalo Kecamatan Kedungpring, baik itu karena faktor kebutuhan pendidikan anak, karena faktor kebutuhan biaya untuk perkawinan anak, dan faktor-faktor lainnya yang mendorong masyarakat untuk menjual sawahnya dengan berjangka waktu. Jual beli sawah berjangka waktu adalah jual beli sawah dengan memindahkan hak milik sawah kepada pembeli dalam beberapa waktu tertentu yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli), jika jangka waktu yang telah disepakati telah tiba maka pembeli mengembalikan kembali lahan sawah kepada pemilik semula dan penjual mengembalikan uang kepada pembeli sesuai dengan harga awal. Sesuai dengan hasil wawancara peneliti kepada beberapa masyarakat Desa Sukomalo, bahwasanya harga jual beli sawah berjangka waktu biasanya dilihat dari berapa lama waktu jual beli sawah tersebut, bukan dilihat dari luas tanah. Dalam hal ini, jual beli sawah berjangka waktu ini mirip dengan sewa karena harga sawah dilihat dari tenggang waktu jual beli bukan dilihat dari luas obyek jual beli. Namun, karena akad yang digunakan sejak awal adalah akad jual beli bukan akad sewa, maka jual beli sawah berjangka waktu ini tetap disebut jual beli. Harga jual beli sawah berjangka waktu di Desa Sukomalo biasanya yaitu Rp 1.500.000.00 per tahunnya. Biasanya penentuan harga awalnya ditentukan oleh penjual, namun jika pembeli tidak setuju terhadap harga yang ditentukan oleh penjual, maka

62 penjual dan pembeli melakukan tawar menawar harga hingga muncul harga yang disepakati oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli). Penyerahan kembali jual beli sawah berjangka waktu ini yaitu dengan cara pembeli datang ke rumah penjual dengan mengatakan bahwa sawah yang dibeli saya kembalikan karena jangka waktu yang disepakati telah habis, dan penjual membeli kembali sawah dengan harga semula, dan menyerahkan uangnya. Jika dilihat dari tata cara dan syarat yang ada dalam jual beli sawah berjangka waktu yang terjadi di Desa Sukomalo ini termasuk jual beli al- Wafa. Hal ini dapat diketahui dari beberapa penjelasan jual beli sawah berjangka waktu menurut beberapa masyarakat di Desa Sukomalo, yang menyebutkan bahwa pengertian jual beli sawah berjangka waktu adalah jual beli sawah dalam beberapa waktu saja, misalnya tiga tahun, jika telah sampai waktu tiga tahun maka sawah tersebut dikembalikan lagi kepada penjual. Selama sawah tersebut berada di tangan pembeli, maka pembeli mempunyai hak terhadap sawah tersebut, yaitu untuk memanfaatkan sawah tersebut. pengertian jual beli sawah berjangka waktu ini mempunyai persamaan dengan pengertian jual beli al-wafa. Pengertian Jual beli al-wafa itu sendiri adalah jual beli yang dilangsungkan dua pihak yang dibarengi dengan syarat bahwa barang yang dijual itu dapat dibeli kembali oleh penjual, apabila tenggang waktu yang ditentukan telah tiba. Artinya, jual beli ini mempunyai tenggang waktu yang terbatas, misalnya tiga tahun, sehingga apabila waktu tiga tahun telah habis,

63 maka penjual membeli barang itu kembali dari pembelinya. Rukun dan syarat jual beli al-wafa sama dengan rukun dan syarat jual beli pada umumnya, hanya saja yang membedakan adalah dalam segi penambahan syarat, yaitu syarat adanya tenggang waktu dan syarat harus mengembalikan sawah kepada pemnjual jika tenggang waktu habis. Namun, karena pada jual beli al-wafa terdapat dua pendapat, yakni yang membolehkan dan tidak membolehkan jual beli al-wafa. Pendapat yang membolehkan yaitu Ulama Hanafiyah dalam memberikan justifikasi terhadap jual beli al-wafa adalah didasarkan kepada urfiy (menjustifikasi suatu permasalahan yang berlaku umum dan berjalan dengan baik di tengah-tengah masyarakat). Sedangkan pendapat yang tidak membolehkan adalah para ulama fiqh lainnya yang melegalisikan jual beli ini dengan alasan: 1. Dalam suatu akad jual beli tidak dibenarkan adanya tenggang waktu, karena jual beli adalah akad yang mengakibatkan perpindahan hak milik secara sempurna dari penjual kepada pembeli. 2. Dalam jual beli tidak boleh adanya syarat bahwa barang yang dijual itu harus dikembalikan oleh pembeli kepada penjual semula, apabila ia telah siap mengembalikan uang seharga semula. 3. Bentuk jual beli ini tidak pernah ada di zaman Rasulullah saw, maupun di zaman sahabat. 4. Jual beli ini merupakan hilah yang tidak sejalan dengan maksud-maksud syarat pensyariatan jual beli. 4 4 Abd, Hadi, Dasar-dasar Hukum Ekonomi Syariah, 112.

64 Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam Islam terdapat suatu bentuk jual beli yang dapat dikaitkan dengan praktik jual beli yang terjadi ini, yakni jual beli al-wafa. Namun, karena status hukum dari jual beli al-wafa masih diperdebatkan dan pendapat yang paling kuat yaitu yang tidak membolehkannya. Jadi penulis berasumsi bahwa praktik jual beli sawah berjangka waktu yang telah terjadi mengikuti hukum terhadap jual beli al-wafa yakni boleh. Namun, untuk praktik jual beli sawah berjangka waktu selanjutnya akan lebih baiknya agar memakai akad ija>rah yang mana status hukum dari ija>rah sendiri tidak dalam perdebatan para ulama, yang artinya status hukum dari ija>rah sudah jelas. Dan Jika dilihat dari rukun dan syarat dalam jual beli sawah berjangka waktu ini terdiri dari orang yang berakad (penjual dan pembeli), harga jual beli sawah, manfaat, ija>b (pernyataan penjual) dan qabu>l (pernyataan pembeli). Dan adanya syarat dalam jual beli sawah berjangka waktu yaitu syarat untuk orang-orang yang berakad harus baligh dan berakal, kedua belah pihak harus menyatakan kerelaannya dalam melakukan jual beli sawah berjangka waktu, obyek jual beli tersebut diserahkan pada waktu akad bahwa obyek tersebut sudah menjadi hak si pembeli, manfaat obyek jual beli yang harus diketahui secara sempurna oleh pembeli dan lama jual beli sawah harus jelas, misalnya tiga tahun. Dan jika waktu yang disepakati telah habis maka sawah harus dikembalikan kepada penjual. Rukun dan dalam jual beli sawah berjangka waktu mempunyai persamaan dengan rukun dan syarat dalam akad ija>rah. Serta dilihat dari praktik yang terjadi di Desa Sukomalo sebagaimana

65 hasil pengamatan dan hasil wawancara penulis akad tersebut lebih mengarah kepada akad sewa menyewa (ija>rah ) yang mana jika dilihat dari harga yang ditentukan dari lama waktu jual sawah bukan dilihat dari luas sawah, sebagaimana yang telah kita ketahui dalam jual beli yaitu penentuan harga biasanya disesuaikan dengan obyek jual beli bukan lama waktu jual beli.