BAB I PENDAHULUAN. kompetitif antar perusahaan dimana perusahaan berlomba-lomba dalam mencari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang besar bagi pihak-pihak yang bergelut dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. modal di Indonesia karena berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan didirikan dengan berbagai tujuan yang hendak dicapai.

BAB I PENDAHULUAN. serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan

2015 PENGUJIAN TRADE OFF THEORY & PECKING ORDER THEORY DALAM PENENTUAN STRUKTUR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia atau I n d on e sia S tock E xc h an g e (IDX)

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap negara menginginkan perekonomian negaranya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. Struktur Modal 0,99 1,03 0,56

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis, kemajuan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. arus dana di masa yang akan datang dan tingkat pendapatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Martono,Agos harjito, Menegemen keuangan,yogyakarta,cv Adipura, 2001, Hal.240.

BAB I PENDAHULUAN. hak atau batil. Rasul SAW selalu menganjurkan kepada umatnya agar

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Tingginya persaingan perusahaan ditengah pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. biaya, dimana dengan efisiensi maka produk berkualitas dapat ditekan

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan internal merupakan dana yang berasal dari internal perusahaan seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis menyebabkan setiap perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa maupun produksi pasti menginginkan agar perusahaannya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kekuatan lebih dari masing-masing perusahaan untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter pada tahun 2007, yang berlanjut dengan terjadinya stagflasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan seperti penetapan strategi, ide-ide baru, kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memerlukan modal untuk menjalankan kegiatan usahanya,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

B^EB 1 PtrND.&HI.]LUA.N

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian terutama dalam hal kebijakan agar perusahaan dapat menjawab

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal kerja, ekspansi dan lain-lain dan sebagai tempat bagi investor

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Saham dapat didefinisikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai kelebihan dana dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan perekonomian Indonesia menyebabkan persaingan yang kompetitif antar perusahaan dimana perusahaan berlomba-lomba dalam mencari alternative pendanaan karena perusahaan membutuhkan modal guna menjalankan aktivitas dan kegiatan operasionalnya, salah satunya dengan pasar modal. Sumber pendanaan terdiri dari dua yaitu sumber dari dalam (internal financing) berasal dari hasil operasi atau laba yang ditahan, sedangkan sumber dari luar (external financing) didapat dalam bentuk saham biasa atau saham preferen, obligasi atau sekuritas lainnya (Husnan:2004:275). Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang paling banyak digunakan oleh para investor karena keuntungan yang diperoleh lebih besar. Penilaian para investor atas saham disebuah perusahaan, salah satunya dipengaruhi oleh return yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Perusahaan yang kinerja keuanganya baik mengakibatkan sahamnya banyak diminati investor. Kinerja keuangan yang baik dapat dilihat dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Nilai perusahaan terutama perusahaan publik akan tercemin pada harga sahamnya (Sartono:2010:9). Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Seiring dengan perkembangan pasar modal di Indonesia, dan meningkatnya investor yang ingin menginvestasikan dananya sesuai prinsip syariah maka dibentuklah pasar modal syariah. Dalam ajaran Islam, aturan pasar modal dibuat sedemikian rupa untuk menjadikan tindakan spekulasi sebagai sebuah bisnis yang tidak menarik. Untuk itu prosedur pembelian dan penjualan saham menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, maka pada tanggal 3 Juli 2000 PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan indeks Islam yaitu, Jakarta Islamic Index, yang merupakan hasil kerjasama dengan PT Danareksa Investment Manajement. Indeks ini melengkapi indeks-indeks yang terdapat di BEJ (Manan, 2009:79). Kehadiran Indeks JII mampu menarik para investor untuk menginveastasikan dananya di pasar modal. Grafik 1.1 IHSG, LQ45 dan JII Sumber : Statistik Pasar Modal Dari grafik diatas menjelaskan bahwasanya perusahaan yang terdaftar di JII mengalami peningkatan disetiap tahunnya, kecuali tahun 2008, hal ini diakibatkan karena adanya krisis moneter. Perkembangan perusahaan di JII tidak lepas dari minat investor yang menginvestasikan dananya hal ini tercermin dari kapitalisasi

pasar pada tabel dan grafik sehingga maka akan berdampak terhadap minat investor untuk menginvestasikan dananya terhadap pasar modal di Indonesia. Keputusan pendanaan menentukan perusahaan untuk hidup dan berkembang. Keputusan pendanaan dapat dilihat dari struktur modal itu sendiri. Struktur modal merupakan bagian yang penting dari perusahaan, karena tinggi rendahnya struktur modal suatu perusahaan akan mencerminkan posisi financial perusahaan tersebut. Keputusan struktur modal perusahaan secara langsung akan berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengendalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan (Brigham and Houston:2006:8). Manajer keuangan dituntut untuk menentukan komposisi struktur modal yang optimal dimana dengan cara menghimpun dana dari dalam maupun luar perusahaan secara efisien, yang berarti bahwa keputusan manajer mampu meminimalisir biaya modal yang ditanggung oleh perusahaan atau dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Kesalahan dalam penentuan struktur modal perusahaan mempunyai pengaruh yang luas terutama perusahaan dalam sklala besar dalam menggunakan hutang maka beban tetap yang ditanggung perusahaan akan semakin besar. Jadi akan meningkatkan risiko finansial, yaitu risiko saat perusahaan tidak membayar beban bunga atau angsuran-angsuran hutangnya. Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan tingkat pengembalian dimana penggunaan utang lebih banyak akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh pemegang saham. Namun, penggunaan utang yang lebih besar biasanya akan meningkatkan tingkat pengembalian. Karena

itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan. Struktur modal dapat diukur dengan rasio perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri yang diproxikan melalui Debt to Equity Ratio (DER) (Husnan:2004:76). Semakin besar DER maka semakin besar pula resiko yang harus dihadapi perusahaan, karena pemakaian hutang sebagai sumber pendanaan jauh lebih besar daripada modal sendiri. Tabel 1.1 DER Perusahaan di JII Kode 2011 2012 2013 AALI 0.211 0.326 0.457 UNVR 1.848 2.0201 2.137 UNTR 0.688 0.557 0.609 TLKM 0.690 0.663 0.652 PTBA 0.409 0.497 0.546 INTP 0.154 0.017 0.158 ASII 1.024 1.029 1.015 CPIN 0.429 0.510 0.579 ASRI 1.157 1.313 1.706 KLBF 0.269 0.277 0.331 ICBP 0.435 0.487 0.6031 SMGR 0.345 0.463 0.413 ADRO 1.317 1.234 1.108 AKRA 1.324 1.8 1.728 HRUM 0.306 0.257 0.217 ITMG 0.460 0.488 0.444 LPKR 0.941 1.168 1.208 LSIP 0.163 0.203 0.206 Sumber : Diolah Peneliti Dari tabel diatas dijelaskan bahwasanya besarnya struktur modal yang dicerminkan oleh debt to equity ratio mengalami fluktuasi yang cukup bervariasi dari masing-masing perusahaan yang diambil sampel, dan rata-rata mengalami

peningkatan, hal ini menunjukkan stuktur modal perusahaan yang terdaftar di JII penambahan hutang meningkat dibandingkan dengan modal sendiri. Ada beberapa teori terkait struktur modal. Menurut pendekatan teori agensi, struktur modal harus disusun dengan baik untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan pada perusahaan (Hanafi, 2008:37). Pemegang saham dengan manajemen akan mengalami konflik kepentingan. Keputusan pendanaan memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan pemilik dan kelangsungan hidup perusahaan. Teori trade-off menyatakan bahwa struktur modal yang optimal diperoleh dengan menyeimbangkan keuntungan atas penggunaan utang dengan tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Sedangkan untuk Teori pecking order tidak mengindikasikan target struktur modal tetapi menjelaskan urut-urutan pendanaan. Menurut pecking order manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhn dana ditentukan oleh investasi. Jika ada kesempatan investasi maka perusahaan mencari dana untuk mendanai kebutuhan investasi tersebut. Adapun varaibel-variabel yang mempengaruhi struktur modal Menurut (Brigham dan Houston, 2006:7) faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu: risiko bisnis, posisi pajak, fleksibilitas, keuangan dan konservatisme atau agresivitas managemen merupakan faktor-faktor yang menentukan keputusan struktur modal. Tingkat profitabilitas suatu perusahaan menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam kebijakan struktur modal.profitabilitas Utami (2009), Santika (2011), Savitri (2012) Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap struktur modal perusahaan berpengaruh postif terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEI. Erdiana (2011), Masidonda (2013) bahwa Profitabilitas tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap struktur modal. Sejumlah penelitian yang ada menunjukkan adanya ketidak konsistenan hasil antara profitbilitas terhadap struktur modal perusahaan. Variabel yang mempengaruhi struktur modal salah satunya adalah firm size. Dalam melakukan pengambilan keputusan untuk berinvestasi, maka para investor beranggapan bahwa perusahaan yang besar relatif stabil serta mampu menghasilkan laba lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Selain itu, semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin besar pula modal yang ditanamkan pada berbagai jenis usaha, lebih mudah memasuki pasar. Penelitian yang dilakukan Utami (2009), dan Yuliani (2012), halim dkk (2013) bahwasanya ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan penelitian yang dilakukan Hidayati (2010), Nugrahani (2012) Erdiana (2011) bahwasanya Size berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan struktur modal perusuhaan Variabel keunikan perusahaan terkait produk yang dihasilkan, yang berbeda dari pesaingnya, hal ini jika akan mempengaruhi terhadap komposisi modal yang digunakan untuk produk yang unik tersebut. Savitri (2012) menyatakan bahwasanya keunikan perusahaan mempunyai hubungan negative dengan struktur modal, jadi keunikan perusahaan dapat menurunkan struktur modal perusahaan. Sedangkan Djumahir (2005) menyatakan keunikan dapat meningkatkan struktur modal. Keunikan peusahaan mempunyai hubungan positif dengan struktur modal.

Non-Debt Tax Shield perusahaan selain dari pembayaran bunga akibat penggunaan hutang, juga dapa disebabkan oleh pembebanan yang berasal dari dari depresiasi dan amortisasi terhadap laba dalam laporan laba dan rugi, biaya tersebut merupakan biaya non kas atau non debt tax shield. Penelitian yang dilakukan oleh Savitri (2012), halim dkk (2013) bahwasanya non-debt tax shield mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Sedangkan Delcoure (2006), Masidonda (2013) menyatakan bahwa non-debt tax shield mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal. Struktur aktiva bagi perusahaan merupakan sebuah jaminan atas pinjaman cenderung lebih banyak menggunakan hutang. Dari beberapa penelitian bahwasanya Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal ditemukan pada penelitian Zou & Xiao (2006) dan Rahayu (2014) dan Temuan ini mengindikasikan bahwa ketika perusahaan memiliki struktur aktiva yang tinggi, berarti lebih banyak tangible asset, maka akan memiliki hutang yang lebih banyak, karena aset tersebut dapat digunakan sebagai jaminan hutang.. Sedangkan Barros & Silveira (2007) menemukan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliani dkk (2012), Rahayu (2014) Menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangakan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2009) tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Capital Expenditure merupakan penggunaan dana perusahaan untuk membiayai keperluan perusahaan dalam jangka panjang. Penelitian yang dilakukan oleh Khusnul (2012) Capital Expenditure tidak berpengaruh terhadap struktur modal sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Appuhami (2008), Suteja dan Wiston (2009) bahwa capital expenditure berpengaruh terhadap struktur modal. Risiko bisnis menjadi pertimbangan dalam menentukan struktur modal, semakin besar tingakta risko maka penggunaan hutang eksternal akan menurun. Penelitian yang dilakukan oleh Erdiana (2011) sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2009), Rahayu (2014) bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Dari beberapa penelitian terdahulu diatas terjadi perbedaan hasil penelitian (research gap) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal dengan menambah variable yang jarang diteliti yaitu keunikan perusahaan, non debt tax shield dan capital expenditure. Alasan diadakannya penelitian ini yaitu untuk mengkaji kembali variabel-variabel yang telah dikemukan oleh tentang faktorfaktor yang mempengaruhi struktur modal denga judul Faktor-Faktor yang mempengaruhi struktur modal Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2011-2013. 1.2 Rumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat dibuat dalah hal ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah profitabilitas, ukuran perusahaan, keunikan, Non Debt Tax Shield, struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, capital expenditure dan risiko

bisnis dapat berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal pada Perusahaan yang terdaftar di JII? 2. Apakah profitabilitas, ukuran perusahaan, keunikan, Non Debt Tax Shield, struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, capital expenditure dan risiko bisnis dapat berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal pada Perusahaan yang terdaftar di JII? 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas, dapat dijelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk Mengetahui pengaruh simultan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, keunikan, NonDebt Tax Shield, struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, capital expenditure dan risiko bisnis terhadap struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. 2. Untuk Mengetahui pengaruh parsial variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, keunikan, NonDebt Tax Shield, struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, capital expenditure dan risiko bisnis terhadap struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Perusahaan Dapat memberikan informasi kepada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index sebagai masukan yang dapat dijadikan tolak ukur dalam penyusunan suatu struktur modal yang optimal, dapat

memahami faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, dengan harapan dapat meningkatkan nilai perusahaan. 2. Investor Dapat dijadikan acuan atau masukan dalam rangka mengambil keputusankeputusan yang mempengaruhi struktur modal dan menginvestasikan dananya terhadap perusahaan yang tepat. 3. Akademis Secara Teoritis penelitian dapat memberikan konstribusi untuk memperkaya dan melengkapi khasana ilmu pengetahuan dibidang manajemen keuangan terutama terkait struktur modal. Serta memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal sekaligus memberi masukan bagi penelitian selanjutnya tentang struktur modal.