BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
EXECUTIVE SUMMARY HIBAH PENELITIAN DISERTASI DOKTOR (APDD)

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Abstrak. I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau

KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING

APLIKASI SPUTTERING TUNGSTEN DAN IMPLANTASI NITROGEN PADA BAJA AISI 410 SEBAGAI CUTTING INSTRUMENT PERALATAN MEDIS

PENGARUH SURFACE TREATMENT METODA PLASMA NITRIDING TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS PAHAT BUBUT BAHAN BAJA KECEPATAN TINGGI

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

Perbaikan Sifat Korosi Baja Tahan Karat AISI 410 Dengan Perlakuan Implantasi Ion Tin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh variasi..., Agung Prasetyo, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. COATING DAN PROSES PELAPISAN. Gambar.1.1. Skema Elektroplating

BAB I PENDAHULUAN. pisau egrek masalah yang sering dijumpai yaitu umur yang singkat yang. mengakibatkan cepat patah dan mata pisau yang cepat habis.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PROSES PENGERASAN (HARDENNING)

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

I. PENDAHULUAN. Lapisan tipis adalah suatu lapisan yang sangat tipis terbuat dari bahan organik,

BAB I PENDAHULUAN. mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat

PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

Analisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

Pengaruh Deposisi Lapisan Tipis Ti-Al-N Terhadap Umur Pahat Bubut HSS

I. PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan mesin mempunyai persyaratan kualitas permukaan (kekasaran

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES NITRIDASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN FCD 700 DENGAN MEDIA NITRIDASI UREA

PROSES THERMAL LOGAM

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA GAS NITRIDING TERHADAP SURFACE HARDNESS BAHAN BAJA AISI 4140

BAB IV DATA. Gambar Grafik kekerasan yang dihasilkan dengan quenching brine water

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. untuk diperkirakan kapan terjadinya, dan tidak dapat dilihat secara kasat mata

BAB I PENDAHULUAN. akibat adanya kontak atau gesekan. Gesekan biasanya didefinisikan sebagai gaya

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Roda Gigi Transduser merk CE.A Sebelum dan Sesudah Di-Treatment

PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan ortodontik bertujuan memperbaiki maloklusi gigi, kelainan -

I. PENDAHULUAN. Baja karbon AISI 1045 adalah jenis baja yang tergolong dalam baja paduan

PENGARUH NITRIDASI PLASMA TERHADAP KEKERASAN AISI 304 DAN BAJA KARBON RENDAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

SIDIK GUNRATMONO NIM : D

Gambar 4. Pemodelan terjadinya proses difusi: (a) Secara Interstisi, (b) Secara Substitusi (Budinski dan Budinski, 1999: 303).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

PENGARUH PROSES POWDER NITRIDING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN TEBAL LAPISAN DIFUSI PADA PAHAT BUBUT HIGH SPEED STEEL

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

I. PENDAHULUAN. Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang berpeluang menguasai pasaran dan

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Poros adalah bagian terpenting dari setiap mesin. Peran poros yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

PENGARUH HEAT TREATMENT

Waktu Tempering BHN HRC. 1 jam. Tanpa perlakuan ,7. 3 jam ,7. 5 jam

STUDI BANDING PELAPISAN MATERIAL SKD11 DENGAN METODE PHYSICAL VAPOUR DEPOSITION DAN THERMAL DIFUSION PADA KOMPONEN INSERT DIES MESIN STAMPING PRESS

PENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1

PENGARUH PACK CARBURIZING DAN KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP UMUR FATIK MATERIAL POROS BAJA S45C

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE FLAME HARDENING WAKTU TAHAN 30 MENIT 1 JAM DAN 1 ½ JAM

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

13 14 : PERLAKUAN PERMUKAAN

Pengaruh Unsur-unsur Paduan Pada Proses Temper:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TEORI KEAUSAN. 2.1 Pengertian keausan.

07: DIAGRAM BESI BESI KARBIDA

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 42 DENGAN TEKNIK NITRIDASI ION

Keramik. KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. unsur paduan terhadap baja, proses pemanasan baja, tempering, martensit, pembentukan

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN NACL (PPM) DAN PENINGKATAN PH LARUTAN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DARI BIJIH BESI HEMATITE DAN BIJIH BESI LATERITE

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

STUDI KETAHANAN KOROSI BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK UNTUK MATERIAL ORTOPEDI

I. PENDAHULUAN. pipa saluran uap panas dari sumur-sumur produksi harus mendapat perhatian

Kategori unsur paduan baja. Tabel periodik unsur PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Baja tahan karat digunakan dalam berbagai aplikasi industri, kimia, pertambangan, dan biomaterial karena tahan korosi dan tahan aus. Kandungan krom pada baja akan membentuk lapisan pasif pada permukaan sehingga melindungi logam di bawahnya. Baja tahan karat digolongkan menjadi baja tahan karat: austenitik, feritik, martensitik, presipitasi hardening dan duplex. Dalam aplikasi medis, baja tahan karat digunakan sebagai biomaterial untuk komponen peralatan ortopedi, ortodonti, dan dental instrument. Biomaterial berada di dalam cairan tubuh berupa larutan 0,9% NaCl terdiri dari: garam-garaman, ion, serum dengan ph 7,4 dan suhu 37 o C. Biomaterial harus memenuhi syarat tahan korosi, tahan aus, dan tidak bersifat racun oleh karena ionisasi logam. Produk aus dari biomaterial menyebabkan imflamasi kronis jika terbawa oleh jaringan tubuh (Shin, dkk., 2008, Wang, dkk., 2010, Alvarez, dkk., 2009). Bedah tulang dan saraf dalam tindakan medis merupakan proses micromachining, yaitu pemesinan dengan tingkat ketelitan skala mikro. Pembedahan tulang dan saraf memerlukan ketelitian tinggi, dan tindakan operasi harus diselesaikan dalam waktu cepat, karena kerusakan dan akurasi pada pembedahan sangat dipengaruhi hasil postoperatif selama pemotongan. Panas yang timbul pada saat pembedahan sedapat mungkin dihindari, karena dapat menyebabkan nekrosis sel-sel tulang dan saraf (Shin, dkk., 2008) Baja AISI 410 termasuk baja tahan karat martensitik, dalam aplikasi biomaterial digunakan sebagai cutting instrument dan non cutting instrument (ASTM F 899-02, 2006). Ketahanan korosi baja tahan karat martensitik lebih rendah dibandingkan baja austenitik dan feritik. Baja AISI 410 memiliki kekerasan terendah dibandingkan baja tahan karat grid-4 lainnya, sehingga ketahanan aus dan korosinya masih terus dilakukan perbaikan (ASTM F 899-02, 2006, Corengia, dkk., 2006, Smith, 1993). Baja AISI 410 memiliki kandungan Cr 1

antara 11,50-13,50%, dimana merupakan kandungan Cr paling rendah untuk golongan baja tahan karat, dan rentan mengalami korosi pitting (Corengia, dkk., 2004, Li dan Bell, 2006, ASTM F 899 02, 2006). Peningkatan sifat mekanis baja AISI 410 masih terus dilakukan hingga saat ini. Pengerasan permukaan pada baja AISI 410 dengan gradien termal tinggi seperti karburising, karbonitriding, sianiding dan nitriding dapat menyebabkan distorsi, retak dan warping untuk komponen-komponen kecil dan rumit (ASM, 1982, Kalpakjian, 1985). Difusi termokimia dengan suhu tinggi menyebabkan distorsi pada material dan mempengaruhi kekasaran permukaan tool (Bay, dkk., 2010). Plasma nitriding pada permukaan baja AISI 410 tidak direkomendasikan untuk lingkungan korosif (ASM, 1982., Sinha, 2003). Plasma nitriding suhu rendah pada baja AISI 410 memiliki potensial korosi tinggi dan bertambah besar jika suhunya juga dinaikkan, akan tetapi peningkatan suhu tersebut menyebabkan warping dan distorsi yang tidak diinginkan (Li dan Bell, 2006). Perlakuan nitriding merupakan proses larutan padat pada permukaan, dimana proses pada suhu di bawah 400 o C dapat memperbaiki koefisien gesek permukaan substrat jika dibandingkan perlakuan quench dan temper. Proses nitriding suhu di atas 400 o C menyebabkan koefisien gesek bertambah besar karena kekasaran permukaan juga semakin meningkat, dimana hal ini berpengaruh terhadap laju korosi (Marchev, dkk., 1998). Deposisi lapisan film dengan teknik physical vapor deposition (PVD) menghasilkan mikrostruktur yang lebih baik jika dibandingkan dengan chemical vapor deposition (CVD). Deposisi dengan teknik PVD menghasilkan tegangan sisa tekan yang lebih baik jika dibandingkan CVD. Tegangan sisa tekan akan memperbaiki surface fracture strength dan ketangguhan pada tool (Carvalho, 2001). Implantasi ion dan sputtering termasuk perlakuan permukaan teknik PVD yang dapat dilakukan pada suhu relatif rendah dan dapat memperbaiki sifat mekanis pada pahat seperti peningkatan kekerasan, tahan aus dan tahan korosi. Perlakuan permukaan dengan bahan keramik melalui teknik PVD banyak digunakan untuk memperbaiki sifat mekanis biomaterial karena mampu 2

memperbaiki sifat tahan korosi dan tahan aus (Wang, dkk., 2010, Alvarez, dkk., 2009). Pelapisan permukaan menggunakan senyawa nitrida banyak dilakukan karena tahan aus, tahan temperatur tinggi, tahan korosi, meningkatkan umur pahat, meningkatkan kekerasan, sehingga banyak diterapkan pada pelapisan cutting tool (Kim, dkk., 2010, Dobrzansky,dkk., 2006, Etaati, dkk., 2011). Senyawa nitrida dari unsur-unsur logam transisi, seperti Ti, Cr, W, dan unsur lainnya terutama dari golongan IVB, VB dan VIB sistem periodik unsur banyak digunakan sebagai bahan pelapis dengan teknik PVD, karena sifat senyawa yang dihasilkan dari unsur-unsur tersebut tahan aus. Senyawa nitrida yang terbentuk dari unsur tersebut kebanyakan dihasilkan melalui proses magnetron sputtering atau arc evaporation (Stueber, dkk., 2009). Unsur Al memiliki konduktifitas termal dan bending strength yang baik sehingga banyak digunakan sebagai pembentuk senyawa nitrida selain logam transisi nitrida dari unsur-unsur golongan IVB, VB dan VIB (Godbole, dkk., 1999). Sputtering dan implantasi ion termasuk teknik pelapisan PVD menghasilkan tegangan sisa tekan pada permukaan material. Tegangan sisa tekan pada permukaan memberikan efek peningkatan kekerasan, umur fatik, ketahanan abrasi dan ketahanan aus (Ferreira, dkk., 1997, Dobrzansky, dkk., 2009, Benrabah, dkk., 1999). Penelitian ini mengkaji pengaruh lapisan nitrida TiN, CrN, WN dan AlN dengan metode implantasi ion dan sputtering pada permukaan baja AISI 410 dengan variabel proses waktu deposisi terhadap sifat mekanis, korosi dan tegangan sisa permukaan. Sifat mekanis yang diteliti adalah kekasaran, kekerasan, laju aus. Penelitian ini juga mengkaji laju korosi dan tegangan sisa permukaan yang dihasilkan oleh deposisi lapisan. Penelitian ini diharapkan menghasilkan permukaan baja AISI 410 yang memiliki sifat mekanis dan tahan korosi yang baik. 3

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka penelitian ini mengangkat beberapa masalah sebagai berikut: 1 Bagaimana pengaruh deposisi TiN, CrN, WN dan AlN dengan teknik sputtering terhadap sifat mekanis dan ketahanan korosi pada baja tahan karat AISI 410? 2 Bagaimana pengaruh deposisi TiN, CrN, WN dan AlN dengan teknik implantasi ion terhadap sifat mekanis dan ketahanan korosi pada baja tahan karat AISI 410? 1.3 Keaslian Penelitian Keaslian dan keterbaruan penelitian ini terletak pada baja AISI 410 sebagai material substrat yang diberi perlakuan implantasi ion, sputtering, sputtering + implantasi ion, dan ko-implantasi ion. Penelitian pendahuluan dilakukan sebelumnya diantaranya oleh: Wen, dkk., (2007) meneliti pengaruh implantasi ion N + terhadap sifat mekanis baja SKD-61. Ebrahimian, dkk., (2009) melakukan implantasi ion N + pada lapisan Ti yang dideposisikan dengan metode ion beam sputtering pada baja AISI 304. Ko-implantasi ion (Cr + N) pada baja AISI 304L dan SAE 2205 diteliti sebelumnya oleh Abreu, dkk., (2008). Pengaruh deposisi metode unbalanced magnetron sputtering terhadap karakteristik lapisan dilakukan sebelumnya oleh Bielawski, dkk., (2005). Fokus pengembangan dalam riset ini yang membedakan dengan riset sebelumnya adalah: 1. D.C. magnetron sputtering TiN, CrN, AlN dan WN pada baja AISI 410 2. Implantasi ion TiN pada baja AISI 410 3. Implantasi ion N pada baja AISI 410 terdeposisi d.c. magnetron sputtering Al; implantasi ion N pada baja AISI 410 terdeposisi d.c. magnetron sputtering W. 4. Implantasi ion N pada baja AISI 410 terimplantasi ion Cr. 4

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh variasi waktu sputtering TiN, CrN, AlN dan WN pada permukaan baja AISI 410 terhadap kekasaran permukaan, kekerasan, keausan spesifik dan laju korosi. 2. Untuk mengetahui pengaruh variasi waktu implantasi ion TiN pada permukaan baja AISI 410 terhadap kekasaran permukaan, kekerasan, keausan spesifik dan laju korosi. 3. Untuk mengetahui pengaruh variasi waktu implantasi ion N pada permukaan baja AISI 410 terdeposisi d.c. magnetron sputtering Al terhadap kekasaran permukaan, kekerasan, keausan spesifik dan laju korosi. 4. Untuk mengetahui pengaruh variasi waktu implantasi ion N pada permukaan baja AISI 410 terdeposisi d.c. magnetron sputtering W terhadap kekasaran permukaan, kekerasan, keausan spesifik dan laju korosi. 5. Untuk mengetahui pengaruh variasi waktu implantasi ion N pada baja AISI 410 terimplantasi ion Cr terhadap kekasaran permukaan, kekerasan, keausan spesifik dan laju korosi. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Kontribusi dalam hal peningkatan sifat-sifat mekanis baja tahan karat AISI 410 dengan sputtering dan implantasi ion 2. Memperoleh permukaan baja AISI 410 yang tahan korosi sehingga lebih aman digunakan untuk peralatan medis. 5