BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULAN !"#$% &'(! -.(/"#0 7!"18 9 $18 :;<;=

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Press, Jakarta, 2007, Hlm. 4. Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2013, Hlm. 189

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sadar dapat mengembangkan aspek potensial dalam dirinya terhadap. sehingga Allah meninggikan kedudukannya beberapa derajat.

BAB II METODE QIRA AH DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Abd al-majid,

BAB I PENDAHULUAN. pada jenjang yang lebih sempurna yaitu keberhasilan guru atau pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan terhadap penerapan metode

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB V PENUTUP. teori pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan naẓariyah alwahdhah. penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini tertera didalam Undang-Undang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun lebih jauh lagi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu. Berkat pendidikan, orang terbebaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. SKI), dalam kurikulum SMP Muhammadiyah 5 menjadi salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saling belajar dengan yang lain, baik komunikasi secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari al-qur an. Karena al-qur an diturunkan dalam bahasa Arab, sebagaimana firman Allah Swt dalam QS Yusuf ayat 2:

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dunia dalam segala aspek kehidupan. Salah satu faktor penentu siap atau

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi setiap manusia dalam aktivitas komunikasi antara sesama mereka. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Peran bahasa bagi kehidupan manusia demikian penting sehingga

BAB I PENDAHULUAN. haliniberdasarkanpendapat yang telahdikemukakanolehsahabat Umar bin Khattab. Dan padakesempatanlainseorangpenyairpernahberkata:

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Orang banyak menyangka bahwa penguasaan tiap bahasa pertama seakanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka

BAB I PENDAHULUAN. 1 Umar Tirtaharja dan La Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang tinggi untuk menghadapi tantangan tersebut. Salah

1 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan, 2008), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya di pesantren-pesantren dan

BAB I PENDAHULUAN. Menyelesaikan soal cerita matematika merupakan keterampilan yang. matematika SD, SMP, SMA dan sederajat.

BAB I PENDAHULUAN. 2000), hlm Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Aditya Media,

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah tentang aturan masyarakat ekonomi ASEAN. Maka perlulah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia, mereka akan berusaha mencari pengetahuan dimana saja sebagai bekal hidupnya di dunia maupun di akhirat nanti. Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. Pendidikan juga merupakan proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Jadi, banyak hal yang dibicarakan ketika kita membicarakan pendidikan. Dan aspek-aspek yang biasanya paling dipertimbangkan antara lain : penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, dan perubahan perilaku. 1 Penguasaaan bahasa asing, seperti bahasa Arab bagi suatu bangsa terutama yang berpenduduk mayoritas beragama Islam, misalnya Indonesia merupakan sebuah kebutuhan yang sangat urgen dan tidak bisa ditunda. Hal tersebut dimaksudkan untuk memudahkan transfer ilmu pengetahuan yang bersumber dari dua pusaka suci, al-quran dan al-hadits. Di samping hal itu juga sekaligus untuk pengembangan aspek sosial budaya antar 1 Nurani Soyomukti, Teori-teori Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm.27. 1

masyarakat dunia, terutama pengguna bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi. Bahasa sebagaimana maknanya yang antara lain dimaknai sebagai alat untuk mengungkapkan segala perasaan dan pikiran manusia. Bahasa juga dipahami sebagai sarana komunikasi atau penghubung seseorang dengan yang lain. Dengan melalui komunikasi tersebut seseorang bisa memahami apa yang orang lain inginkan dan apa yang ia butuhkan. Penguasaan bahasa Arab merupakan persyaratan penting bagi keberhasilan individu, dalam menjawab tantangan zaman pada tingkat global. Penguasaan bahasa Arab dapat diperoleh melalui berbagai program, sementara itu, program pembelajaran bahasa Arab di madrasah secara formal merupakan sarana utama bagi sebagian besar anak Indonesia. Pembelajaran mufradat tampaknya kurang mendapat perhatian yang memadai, sehingga sejauh ini masih dianggap belum jelas, bagaimana mengembangkan pembelajaran mufradat bagi peserta didik kita? Dalam rangka revitalisasi mufradat sebagai bagian integral dari sistem bahasa Arab, penulis berpendapat bahwa pembelajaran mufradat perlu dijadikan sebagai basis pengembangan kemahiran berbahasa Arab (maharat al-lughah al- Arabiyah) karena memahami dan memahamkan (alfahm wa al-ifiham) sebagai inti dari tujuan pembelajaran bahasa Arab tidak mungkin tercapai jika tidak ditopang oleh penguasaan mufradat dan kemampuan mengembangkannya. 2

Mufradat diartikan sebagai satuan atau unit bahasa yang tersusun secara horizontal sesuai dengan sistem gramatikal (nahwu) tertentu yang berfungsi sebagai pembentuk kalimat. Mufradat dapat berupa kata (kalimah), istilah (term), atau ibarah isthilahiyyah (idom). Karena fungsinya sebagai pembentuk ungkapan, kalimat, dan wacana maka hampir tidak mungkin belajar bahasa Arab tanpa mengetahui dan menguasai mufradatnya. 2 Seperti halnya qawa id, mufradat hanya merupakan sarana atau media, bukan tujuan pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Karena itu, kurang tepat anggapan sementara orang bahwa belajar bahasa asing itu tiada lain adalah mempelajari kosa katanya. Tidak dipungkiri bahwa mufradat itu sangat penting dalam pembelajaran bahasa asing termasuk bahasa Arab, tetapi jika tidak digunakan dalam struktur kalimat dan dikontekstualisasikan, maka mufradat menjadi tidak bermakna. Metode pembelajaran pada hakikatnya adalah teknikteknik dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang jenisnya beragam dan pemanfaatannya disesuaikan dengan kebutuhan. Begitu pula halnya dengan pembelajaran bahasa Arab khususnya kosakata (al-mufradat) ini menuntut adanya metodemetode dasar yang dapat diterapkan tanpa mengharuskan adanya sarana-sarana yang tidak terjangkau oleh lembaga-lembaga 2 Abdul Wahab, Epistemologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah) hlm.150-152. 3

pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab. Namun bila ada sarana dan media yang memadai tentunya akan lebih baik dan sangat membantu suksesnya metode-metode dan teknik-teknik pembelajaran. Timbulnya bermacam-macam metode dalam pengajaran bahasa khususnya bahasa Arab adalah wajar dan merupakan akibat logis belaka dari berbeda-bedanya asumsi atau teori yang menjadi titik tolaknya. Pada kenyataannya semua metode itu baik, terbukti hingga saat ini tidak ada metode yang mati atau ditinggalkan sama sekali, dan tidak ada pula metode yang paling dominan, Hal ini terjadi karena pemilihan metode ditentukan oleh banyak faktor, antara lain tujuan pengajaran, latar belakang bahasa, pelajar, usia pelajar, waktu yang tersedia, kesiapan guru, dan faktor sosio-kultural. 3 Keberadaan bahasa Arab sampai sekarang tentunya menjadi kebanggaan asing merupakan kebutuhan nyata. Semula pengajaran bahasa Arab hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan para muslim dalam menjalankan ibadah. Dalam perkembangannya kebutuhan masyarakat akan bahasa Arab semakin meningkat. Bahasa Arab mempunyai kedudukan tinggi dan memiliki peranan penting yang sepatutnya dipelajari dengan sungguh-sungguh serta dikembangkan metode dan model-model pembelajarannya. 3 Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang : Misykat, 2005), hlm.29. 4

Kontekstualisasi pengajaran bahasa, terutama bahasa Arab harus direalisasikan secara nyata, bukan sekedar verbal, seperti tertuang dalam KBK dan KTSP yang sejatinya didalam dua kurikulum tersebut, guru dianjurkan melaksanakan prinsip kontekstual, integratif dan fungsional. Dengan kata lain, secara kretif dan inovatif sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang mengasyikkan, menyenangkan tetapi efektif. 4 Guru juga harus mampu menciptakan, membingkai, memformulasikan setiap materi secara kreatif, dan inovatif sehingga daat menciptakan proses pembelajaran yang mengasyikkan, menyenangkan tetapi efektif. Guru harus membekali diri tidak semata-mata dengan pengetahuan pedagogis, tetapi juga pengetahuan psikologis yang sesuai dengan tuntutan zaman, sehingga mampu memperhatikan kecenderungan kejiwaan anak didik. Sebab, sulit konsentrasi, jenuh dalam belajar, merasakan kesulitan dalam belajar dan tidak senang terhadap pelajaran merupakan penghambat dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan menggunakan metode Spelling Bee yaitu suatu metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar 2008), hlm.2-3. 4 Siti Bahriyah, Afaq Arabiyah, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 5

serta menumbuhkan daya kreativitas sehingga mampu membuat inovasi-inovasi. Metode pembelajaran Spelling Bee ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penguasaan mufradat baik menghafal ataupun mengartikan, serta untuk mengidentifikasi huruf hijaiyah yang ada dalam tiap-tiap mufradat. Serta adanya gerakan fisik yang diutamakan dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas yang telah letih. Metode ini sangat memberi respon dan tantangan bagi siswa untuk menyelesaikan suatu keterampilan dalam pembelajaran bahasa Arab, terutama pada keterampilan penguasaan mufradat baik menghafal ataupun mengartikan, serta dalam mengidentifikasi huruf hijaiyah yang ada dalam masingmasing mufradat. Berdasarkan kerangka diatas, penulis akan mencoba untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul : PENGGUNAAN METODE SPELLING BEE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN MUFRADAT BAHASA ARAB MATERI POKOK KELAS IV MI SALAFIYAH KENDAL Penegasan Istilah Penegasan istilah pada konteks ini dimaksudkan untu mencari kesamaan visi dan persepsi serta untuk menghindari kesalah pahaman, oleh sebab itu diperlukan beberapa penjelasan 6

tentang istilah dan pembatasan-pembatasan penting yang ada dalam judul skripsi ini. Adapun penjelasan istilah berasal dari skripsi yang berjudul Efektivitas Penggunaan Metode Spelling Bee dalam Meningkatkan Penguasaan Mufradat Bahasa Arab Materi Pokok Taqdimul Usroti Kelas IV MI Salafiyah Kendal. 1. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mengukur penggunaan suatu alat atau benda ada pengaruhnya atau tidak. 5 Efektif yang dimaksud adalah mengukur penggunaan metode Spelling Bee dalam pembelajaran bahasa Arab terlebih dalam penguasaan muradatnya. 2. Metode Metode adalah cara yang ditempuh oleh guru untuk menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Metode pembelajaran adalah suatu pola atau langkahlangkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat tercapai dengan efektif dan efisien. Metode pembelajaran juga merupakan cara yang digunakan oleh guru atau instruktur untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran secara spesifik. Dengan kata lain, 5 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hlm.185. 7

metode pembelajaran dapat diartikan sebagai prosedur yang dipilih oleh guru untuk membantu siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan. 6 3. Spelling Bee Pengertian Spelling Bee yaitu mengeja kata, ini merupakan sebuah metode yang bisa digunakan untuk mengajak siswa untuk belajar aktif, sehingga semangat untuk belajar Bahasa Arab, khususnya dalam penguasaan mufradatnya. 4. Penguasaan Pengertian penguasaan secara asal-usul kata, penguasaan adalah (hal dan sebagainya) menguasai / menguasakan. 5. Mufradat Mufradat merupakan bentuk jamak dari mufradah, diartikan sebagai satuan unit bahasa yang tersusun secara horizontal sesuai dengan sistem gramatikal (nahwu) tertentu yang berfungsi sebagai pembentuk kalimat. Mufradat dalam kamus bahasa Arab dapat diartikan kata-kata, istilah terminologi mufradat dapat berupa kata (kalimah), istilah (term) atau ibarah isthilahiyyah (idom). Karena funginya sebagai pembentuk ungkapan, kalimat, dan wacana maka 6 Benny A Pribadi, Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, (Jakarta: PT Dian Rakyat, 2011), hlm.80. 8

hampir tidak mungkin belajar bahasa Arab tanpa mengetahui dan menguasai mufradat-nya. 6. Mata Pelajaran Bahasa Arab Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab. B. Rumusan Masalah Berdasarkan hal tersebut maka timbul permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah penggunaan metode Spelling Bee, efektif dalam meningkatkan penguasaan mufradat Bahasa Arab siswa kelas IV MI Salafiyah Karangmalang, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berpijak dari permasalahan tersebut diatas, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode Spelling Bee, dalam meningkatkan penguasaan mufradat bahasa Arab siswa kelas IV MI Salafiyah Karangmalang, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal? Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 9

1. Memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran bahasa Arab, terlebih dalam penguasaan mufradat-nya 2. Mengembangkan kualitas para pendidik dalam mengajarkan bahasa Arab 3. Agar guru mempersiapkan pembelajaran bahasa arab yang kreatif, dan agar siswa tidak merasa monoton dalam belajar bahasa arab. Akan tetapi merasa bersemangat dan senang terhadap metode atau cara yang disampaikan 4. Agar para staf pendidik khususnya pengajar dilembaga pendidikan, dapat meyakinkan para siswa didiknya khususnya dalam belajar bahasa Arab bukanlah pembelajaran yang sangat melelahkan dan membosankan 5. Memberikan alternatif kegiatan pembelajaran bahasa Arab 6. Dengan adanya penggunaan metode Spelling Bee diharapkan mampu menciptakan rasa senang dalam belajar bahasa Arab, sehingga selama pelajaran berlangsung, mampu menjadikan siswa semangat, kreatif, menyenangkan dan tidak membosankan. 10