PROGRAM INDONESIA EMAS (PRIMA) PRATAMA CABANG OLAHRAGA KARATE GELOMBANG I : TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PENGURUS BESAR FORKI TAHUN ANGGARAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMAHAMAN KARAKTER USIA DINI. Apa yang memotivas i anak-anak untuk Ikut olah raga? RAPAT KOORDINASI NASIONALBIDANG PEMBINAAN & PRESTASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGURUS BESAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

P R O P O S A L PENYELENGGARAAN BRIEFING COACH PEKAN OLAHRAGA NASIONAL XIX/2016

BAB I PENDAHULUAN. Lebih lanjut pasal 29 menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokok

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. nasional di tingkat internasional, perlu melakukan penyempurnaan terhadap pengaturan mengenai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

SAMBUTAN PADA PELANTIKAN PENGURUS BESAR TAKO INDONESIA MEDAN, 23 FEBRUARI 2013

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

JADWAL KEGIATAN PUSLIT LP2M ISI DENPASAR 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repub

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

ANNUAL PERIODIZATION PROGRAM ATLET ANDALAN 2010 CABANG OLAHRAGA DAYUNG ROWING SQUAD UTAMA

DAFTAR NAMA ATLET, PELATIH DAN MANAGER CABANG OLAHRAGA KARATE SEA GAMES 2013 MYANMAR

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

USULAN PROGRAM PPM PENERAPAN IPTEK KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI TES DAN PENGUKURAN PRIMA UTAMA KEPADA GURU GURU PENJAS DI D.I.

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET ATLETIK JAWA BARAT TAHUN 2009 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs.

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA.

Perencanaan Pelaksanaan Akreditasi PAUD dan PNF Tahun 2018

Siaran Pers Kemenpora: Wakil Presiden Pimpin Rapat Asian Games 2018 di Kemenpora Rabu, 15 Maret 2017

SAMBUTAN Jend.Pol.(Purn) Drs. Badrodin Haiti

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan olahraga dapat dilihat melalui beberapa

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM LATIHAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2013

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs. BIDANG PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR PB PASI

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET REMAJA DAN YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs.

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR AGUSTUS 2012

Laporan Rapat Tinjauan Manajemen 20 Juni 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat membanggakan. Bahkan para pemanah Indonesia Berjaya

GRAND STRATEGI PEMBANGUNAN OLAHRAGA PRESTASI NASIONAL KOMIITE OLAHRAGA NASSIIONAL IINDONESSIIA

PEKAN OLAHRAGA PROVINSI (PORPROV) XI DIY TAHUN 2011 DI KABUPATEN SLEMAN

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA SEA GAMES KE-27 DI MYANMAR

Proposal. Olimpiade Pasar Modal Nasional Tingkat SLTA

Pengurus Organisasi Kepemudaan Pengurus Kabupaten Cabang Olahraga

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JULI 2012

LAPORAN KEGIATAN PB FORKI FEDERASI OLAHRAGA KARATE DO INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

PELATIHAN KIAT SUKSES PORDA XIII TAHUN 2015 KABUPATEN BANTUL

Pelatihan Sistem Informasi Manajemen Akreditasi dalam rangka sosialisasi aplikasi SISPENA PAUD dan PNF Tahun 2018

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi olahraga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KEGIATAN KETUA UMUM KONGRES PSSI 2012

PROPOSAL PENGAJUAN DANA HIBAH TAHUN ANGGARAN 2019

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pengalaman zaman Orde Baru yang sarat akan penyelewengan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAGAAN KEOLAHRAGAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PERKEMBANGAN TPK HOTEL BINTANG SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016

DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017

P P L M 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

MEMBIDIK PRESTASI MELALUI PARTISIPASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka kesimpulan penelitian ini sebagai berikut : 1. Pola Pembinaan Klub Bola Voli Bank Sumut Medan

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL NOVEMBER 2009

Laporan Rapat Tinjauan Manajemen November 2012

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARAAN ASIAN GAMES XVIII TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Sistem Pendidikan Nasional salah satu

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

BAB I PENDAHULUAN. secara individu. Siswa SMP adalah putra-putri bangsa yang duduk dibangku

PROPOSAL PELATIHAN PELATIH PENCAK SILAT TINGKAT DASAR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENGURUS PROVINSI IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

PROPOSAL KERJASAMA SEWA STAND. KEJUARAAN NASIONAL PANJAT TEBING FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA 2010 Jakarta, Desember 2010

SE - 65/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DRS. HERWIN, M.PD.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan watak dan kepribadian yaitu sikap sportivitas dan disiplin. Sehingga

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan olahraga sepak takraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa renang sebenarnya olahraga yang cukup menarik dan unik.

Transkripsi:

PROGRAM INDONESIA EMAS (PRIMA) PRATAMA CABANG OLAHRAGA KARATE GELOMBANG I : TAHUN 2010-2011 I. PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PRIMA PRATAMA 1.1 DASAR PEMIKIRAN 1. Kategori Pratama dalam sebuah multievent internasional 2. Kondisi prestasi para atlet Pratama (Junior) dihadapkan pada tantangan dan tuntutan prestasi masa kini di tingkat regional, Asia dan Dunia 3. Potensi atlet untuk ikut kompetisi yang terarah 4. Kondisi pembinaan dan kompetisi atlet Pratama (Junior) di Induk Organisasi 5. Terjadi Deregenerasi pada Induk organisasi sehingga sulit melahirkan atlet senior/andalan berprestasi. 6. Perlu adanya program strategis untuk pembinaan atlet Pratama (junior) yang berbakat 7. Kondisi dan potensi daerah yang belum dimaksimalkan padahal sumber atlet Junior/remaja berada di daerah. 1.2 VISI DAN MISI Visi Program Pembinaan Skuad Atlet Pratama adalah membentuk pelapis Atlet Muda dan Utama. Misi Program Pembinaan Skuad Atlet Pratama adalah membina calon pelapis Atlet Muda dan Utama untuk sukses menghadapi sasaran antara (Youth Games, School Games) menuju Olimpiade, Asian Games, SEA Games,dll. 1.3 FILOSOFI Penciptaan Pembinaan yang Benar, Sistematis dan Berkelanjutan akan Menghasilkan Atlet Berprestasi Internasional. 1.4 MAKSUD DAN TUJUAN 1. Membina dan mengantarkan atlet PRATAMA berbakat berumur sampai 18 tahun ke jenjang senior sebagai pelapis atlet utama/muda secara lebih istimewa dan unggul (special and excellence) 2. Mencari dan membina atlet PRATAMA berbakat berumur 14 s/d 18 tahun yang disiapkan untuk Youth Games, School Games secara bertahap dan simultan. 1.5 TARGET DAN SASARAN Pencanangan Pola pembinaan yang berjenjang periodik, sistematis, dan berkelanjutan memiliki target pencapaian sasaran yang menyatakan bahwa dengan pembinaan yang baik maka akan melahirkan Golden Boy dan Golden Girl yang akan mampu menjadi pelapis atlit Muda dan Utama untuk menuju prestasi internasional. FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA 1

1.6 KELEMBAGAAN DAN ORGANISASI Komponen yang akan terlibat dalam kegiatan Program Pembinaan ini adalah : Menpora Mendiknas KON/KOI Pusat dan Provinsi Induk Organisasi (PB/PP) dan Pengprov Dispora/Disorda Disdik Perguruan Tinggi Sekolah Klub Cabang Olahraga Orangtua 1.7 KRITERIA ATLET PROGRAM PRIMA PRATAMA a. Target usia diprioritaskan pada usia 14 s/d 18 tahun b. Talenta Fisik (parameter) c. Will Power (Psikologis) Testing ini menjadi sangat penting karena diharapkan meminimalkan terjadinya degradasi yang disebabkan oleh salah pilih atlet. 1.8 PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM a. Latihan harian dilaksanakan selesai jam sekolah selama 5 hari dalam seminggu dengan durasi latihan 3 jam b. Diberikan kebebasan hari latihan apabila ada kesulitan dalam mengatur jadwal sekolah maka sabtu dan minggu dapat dijadikan hari latihan c. Fokus latihan adalah pengembangan kapasitas dan fisik dan kemampuan gerak dasar d. Latihan yang dilaksanakan sesuai spesifikasi cabang olahraga dengan kebutuhan individual atlet (berdasarkan usia, pertumbuhan dan perkembangan) e. Memperhatikan keseimbangan antara beban latihan dengan asupan nutrisi dan pola istirahat. f. Program latihan terdiri dari siklus makro, siklus mikro dan unit latihan harian. g. Penerapan sport science & technology h. Pelaksanaan dilakukan secara desentralisasi di daerah sentra pembinaan dengan mayoritas atlet terbanyak sebagai sentra pembinaan. i. Memperhatikan pola sosial perilaku atlet usia remaja dalam hal pendidikan dan prestasi olahraga. 1.9 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Waktu pelaksanaan program Prima Pratama adalah selama 4 tahun mulai tahun 2010 s/d tahun 2014 dengan target dapat berprestasi pada Youth Olympic Games tahun 2014 dan pelapisan atlet Pratama Muda. FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA 2

II. PROGRAM PRIMA PRATAMA KARATE 2.1 PENDAHULUAN Pelaksanaan Program Prima Pratama cabang olahraga karate ditetapkan berdasarkan penetapan cabang prioritas oleh Satuan Pelaksana Prima Pratama. Kuota atlet yang diberikan kepada cabang olahraga karate adalah 15 atlet dan 3 pelatih dengan kriteria sebagai berikut : 1. Kelompok Usia 15-17 tahun : 8 atlet 2. Kelompok Usia 12-14 tahun : 7 atlet 3. Prioritas atlet berbakat Berdasarkan pedoman tersebut diatas maka PB. FORKI menetapkan atlet, atas dasar parameter : 1. Prestasi nasional dan international resmi pada tingkat Asia Berdasarkan parameter tersebut diatas maka ditetapkan atlet untuk kelompok umur 15-17 tahun dengan tingkat prestasi ranking 1 s/d 3 Kejuaraan AKF Hongkong 2010. Kelompok umur 12-14 tahun ditetapkan dengan parameter pretasi Kejuaraan Piala Mendagri & Mendiknas 2010. 2. Bakat berdasarkan tes bakat Tes bakat yang telah dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2010 bertepatan dengan pelaksanaan Kejuaraan Piala Mendagri & Mendiknas 2010 dimana terdapat 6 atlet berbakat. 3. Kebutuhan atlet masa yang akan datang Kebutuhan atlet dimasa yang akan datang dipertimbangkan terhadap prioritas pembinaan pada kelas tertentu sebagai pelapis pratama muda dengan kriteria bakat pada berat badan atau kelas yang diprioritaskan Kriteria pelatih didasarkan atas pedoman, ditetapkan parameter sebagai berikut : 1. Memiliki sertifikat kepelatihan atau berlatarbelakang pendidikan olahraga dan memiliki kompetensi. 2. Berdomisili di sentra pembinaan yang ditunjuk 3. Memiliki pengalaman dalam melatih atlet remaja dan memiliki pengalaman dalam menciptakan atlet berprestasi 4. Memiliki kemampuan dalam sport science & technology, nutrition, pertumbuhan serta perkembangan usia remaja dan kesehatan. 5. Memahami pola sosial dan perilaku remaja khususnya dalam kemampuan belajar dan olahraga. Pemilihan sentra pembinaan sesuai dengan pedoman pelaksanaan program Prima Pratama ditetapkan atas dasar jumlah atlet pada suatu daerah dengan jumlah maksimal sentra pembinaan adalah 3 daerah sentra pembinaan. 2.2 ATLET DAN PELATIH PRIMA PRATAMA CABOR KARATE Berdasarkan parameter tersebut diatas maka PB. FORKI mengusulkan atlet dan pelatih melalui Surat Keputusan Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia nomor 55/KPTS/PB.FORKI/KU/VIII/10 tanggal 13 Agustus 2010 tentang Penetapan Atlet, Pelatih dan Koordinator Program Prima Pratama Cabang Olahraga Karate yang selanjutnya ditindaklanjuti dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Ketua Dewan Pelaksana Program Indonesia Emas nomor 37B tahun 2010 tanggal 1 November 2010 tentang Penetapan Daftar Nama Atlet, Pelatih dan Koordinator Pelatih Cabang Olahraga Satlak Prima Pratama, dengan lampiran nama atlet, pelatih dan koordinator sebagai berikut : FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA 3

No Nama Jenis Kelamin Tanggal Lahir Asal Daerah Desentralisasi Kelas 1 M. Zaki Firdaus L 30/06/1995 DKI Jakarta DKI Jakarta Ku 2 M. Rizki L 13/06/1995 Sumatera Utara DKI Jakarta Ku 3 Rakha Agung Suryandaru L 23/11/1995 DKI Jakarta DKI Jakarta Ka 4 Kartika Herliana P 21/07/1997 DKI Jakarta DKI Jakarta Ku 5 Chamil Nazbudin Irfandi L 20/01/1997 DKI Jakarta DKI Jakarta Ku 6 Diki Hermawan L 11/09/1997 DKI Jakarta DKI Jakarta Ku 7 Shandy Firmansyah L 23/12/1995 Jawa Barat Jawa Barat Ku 8 Eva Fitria Setiawati P 14/03/1994 Jawa Barat Jawa Barat Ka 9 Gede Rizky Gustisa Wisnu L 04/12/1995 Bali Jawa Barat Ku 10 Vina Aprilia P 04/04/1996 Jawa Timur Jawa Barat Ku 11 Ariski Dwi Prasetya L 18/07/1994 Jawa Tengah Jawa Barat Ku 12 Magfirah Syamsul Alam P 12/07/1997 Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Ka 13 Ifka Widya Sari P 27/05/1997 Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Ku 14 Febi Ramadhan Saputra L 18/02/1997 Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Ku 15 M. Fadel Muslimin L 14/08/1997 Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Ku 16 Andrian Tejakusuma L Koordinator PB. FORKI 17 Elandrian Vitara L Pelatih DKI Jakarta 18 Arif Hardiana L Pelatih Jawa Barat 19 Mursalim Bado o L Pelatih Sulawesi Selatan Khusus untuk subsentra kegiatan maka ditunjuk pelatih subsentra sebagai berikut : No Nama Jenis Kelamin Jabatan Sub Sentra Sub Sentra Desentralisasi 1 Pulungan Sihombing L Pelatih Sumatera Utara DKI Jakarta 2 Dwi Budi Mufikiarso L Pelatih Jawa Tengah Jawa Barat 3 Johannes Koento L Pelatih Jawa Timur Jawa Barat 4 Putu Chris Budi L Pelatih Bali Jawa Barat 2.3 ORGANISASI PELAKSANAAN PROGRAM Organisasi pelaksanaan Program Prima Pratama Karate secara umum tetap berpedoman pada induk organisasi dengan panduan program pelaksanaan dari satuan pelaksana Prima Pratama. Pola pelaksanaan program cabang olahraga karate menuntut koordinasi dan pengawasan yang ketat sehubungan dengan adanya sub sentra pembinaan dimana terdapat atlet yang berbeda domisili/daerah dalam satu sentra pembinaan. Kondisi ini akan menuntut penambahan pelatih yang ditempatkan di daerah atau keterlibatan secara langsung dari pelatih daerah dalam pelaksanaan program latihan. Secara umum organisasi pelaksanaan tahap I tahun 2010-2011 adalah sebagai berikut : FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA 4

2.4 RENCANA PROGRAM 2.4.1 TAHAP PERSIAPAN Tahap persiapan adalah kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi dan mempersiapkan pelaksanaan program utama. Kegiatan ini terdiri dari : 1. Pemilihan dan rekrutment atlet, pelatih 2. Persiapan adminsitrasi program 3. Pembuatan rencana program 4. Sosialisasi dan pemaparan program pada daerah sentra dan subsentra 5. Pemaparan program terhadap atlet dan orangtua. 6. Penunjukan pelatih pada subsentra pelaksanaan 7. Workshop kepelatihan dan pemahaman program pelaksanaan kepada seluruh pelatih 2.4.2 TAHAP PELAKSANAAN Tahap pelaksanaan terdiri dari 2 (dua) kegiatan yaitu : 1. Kegiatan pelatihan Kegiatan pelatihan dilaksanakan secara desentralisasi pada sentra dan subsentra dengan program secara umum sebagai berikut : Program latihan teknis : 70% Program latihan fisik : 30% 2. Kegiatan tes dan evaluasi Kegiatan tes dan evaluasi direncanakan dengan berpedoman pada petunjuk pelaksanaan Prima Pratama secara umum yang terdiri dari : FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA 5

a. Tes Tes fisik dan laboratorium awal Tes fisik dan laboratorium per 4 bulan b. Evaluasi Evaluasi prestasi secara internal Evaluasi prestasi atlet tingkat nasional (tahun 2011) Evaluasi atlet tingkat internasional (untuk pelaksanaan tahun 2011 minimum tingkat asean) Evaluasi atlet secara keseluruhan dilakukan dengan sistem poin dalam satu tahun. Evaluasi program latihan 2 bulanan, 4 bulanan Adapun jadwal pelaksanaan tahun 2010-2011 adalah sebagai berikut : No Kegiatan 2010 2011 Okt Nov Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des 1. Tahap Persiapan O a. Penunjukan & Rekrutmen atlet, pelatih O O b. Administrasi Program O O O O O O O O O O O O O O O c. Penyusunan Program O d. Sosialisasi ke daerah O e. Penjelasan pada atlet O f. Penjelasan pada Ortu O O g. Penunjukan pelatih subsentra O O O h. Workshop program O O O O O O O 2. Tahap Pelaksanaan O O O O O O O O O O O O O O a. Pelatihan O O O O O O O O O O O O O O b. Tes O O O O O c. Evaluasi O O O O O O FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA 6