LEMBARAN DAERAH PROPPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 85 TAHUN 1982 SERI D ================================================================

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : 3 Tahun 1987 Seri D no. 3

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 16 TAHUN 1998 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 1999 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG Nomor 7 Tahun 1982 Seri D

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berira Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta ) Nomor 2 Tahun 1985 Seri D

BUPATI MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 23 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 13 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 25 TAHUN 1995 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1995 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II JAYAPURA,

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 46 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROPINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 22 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 8 TGL. 17 MARET 1992 SERI D NO. 6

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN : 1999 NOMOR : 29 SERI : D NOMOR : 10

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 95 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 1999 SERI D NO. 10

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1995 TENTANG

3 LEMBARAN DAERAH PEBRUARI KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II NO. 3/C 1998 SURABAYA SERI C

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 39 TAHUN 1987 SERI : D

PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 19 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 19 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR: 03 TAHUN 2001 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 7 TAHUN 1997 SERI D NO. 7

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II JAYAPURA

Perda Kab. Belitung No. 30 Tahun

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 19 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 08 TAHUN 2005 T E N T A N G PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR DAERAH

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 1998

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.Q Tahun 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 18 TAHUN 1999 SERI D.13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 3 TAHUN 1999

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 14

Perda No. 18 / 2004 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, SOT BAPPEDA dan UPT Bappeda Kabupaten Magelang

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 79 TAHUN 2001 SERI D.76 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 6 TAHUN 1997 SERI D NO. 6

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR : 2 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2003

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA DUMAI

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 05 TAHUN 2001 T E N T A N G

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 1999 SERI D NO. 4

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR : 06 TAHUN 1997

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 20 TAHUN 1996 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 76 Tahun : 2016

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 18 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 1997 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 3 TAHUN 1999 SERI D.2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 2 TAHUN

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 15 TAHUN 2000 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 15 TAHUN 1982 Seri D Nomor 12 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BURU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 1999 SERI D NO. 10

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KOTA DUMAI

LEMBARAN DAERAH PROPPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 86 TAHUN 1982 SERI D ================================================================

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH PROPPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 85 TAHUN 1982 SERI D ================================================================ PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 1 TAHUN 1982 (1/1982) TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATAKERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka usaha peningkatan keserasian pembangunan di Daerah diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah serta untuk menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan kesinambungan pembangunan di Daerah diperlukan perencanaan yang lebih menyeluruh, terarah dan terpadu. 2. Bahwa dalam rangka pelaksanaan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 27 Tahun 1980 Tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai pengganti Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1974 telah dikeluarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185 Tahun 1980 Tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II. 3. Bahwa atas dasar hal tersebut diatas, dipandang perlu segera meninjau kembali Keputusan Kepala Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 341/1974 Tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Daerah Istimewa Yogyakarta jo Nomor 43/1973 Tentang Perubahan/Penyempurnaan Keputusan Kepala Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 325/1972 Tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. 4. Bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, dipandang perlu segera menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tentang : Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tatakerja Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah dirubah dan ditambah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1959; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1980; 4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 362 Tahun 1977; 5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185 Tahun 1980; Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. MEMUTUSKAN: Menetapkan: Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tentang Pembentukan, organisasi dan tatakerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: a. Daerah adalah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; c. Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta; d. Sekretaris wilayah/daerah adalah Sekretaris Wilayah/Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. e. BAPPEDA adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. f. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk BAPPEDA.

BAB III Bagian Pertama KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 3 (1) BAPPEDA adalah badan staf yang langsung berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. (2) BAPPEDA dipimpin oleh seorang Ketua. (3) Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua dibantu oleh seorang Wakil Ketua yang bertanggung jawab kepada Ketua. Pasal 4 BAPPEDA mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam menentukan kebijaksanaan di bidang perencanaan pembangunan di Daerah serta penilaian atas pelaksanaannya. Pasal 5 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada pasal 4, BAPPEDA mempunyai fungsi: a. penyusunan Pola Dasar Pembangunan Daerah yang terdiri dari Pola Umum Pembangunan Daerah Jangka Panjang dan Pola Umum REPELITA Daerah; b. penyusunan REPELITA Daerah; c. penyusunan program-program tahunan sebagai pelaksanaan rencana tersebut pada huruf a dan b pasal ini yang dibiayai oleh Daerah sendiri ataupun yang diusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk dimasukkan kedalam program tahunan nasional; d. pelaksanaan koordinasi perencanaan masing-masing dinas satuan organisasi lain dalam lingkungan Pemerintah Daerah, Instansiinstansi Vertikal, Daerah-Daerah Tingkat II dan Badan-Badan lainnya yang berada dalam Wilayah Daerah; e. penyusunan rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersama-sama Biro Keuangan, dengan koordinasi Sekretaris Wilayah/Daerah; f. pelaksanaan koordinasi penelitian dan atau penelitian untuk kepentingan perencanaan pembangunan di Daerah; g. monitoring persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan di Daerah untuk penyempurnaan perencanaan lebih lanjut; h. monitoring pelaksanaan pembangunan di Daerah; i. pelaksanaan kegiatan lain dalam rangka perencanaan sesuai dengan petunjuk Kepala Daerah.

Bagian Kedua SUSUNAN ORGANISASI BAPPEDA Pasal 6 (1) Susunan Organisasi BAPPEDA terdiri dari: a. Ketua; b. Wakil Ketua; c. Sekretaris; d. Bidang-bidang : - Penelitian - Ekonomi - Sosial Budaya - Fisik dan Prasarana - Statistik dan Laporan. (2) Bagan Susunan Organisasi dan Tatakerja BAPPEDA sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 7 (1) Ketua BAPPEDA mempunyai tugas: a. membantu Kepala Daerah dibidang tugasnya; b. memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan BAPPEDA; c. mengadakan hubungan dan kerjasama dengan Instansiinstansi lain untuk memperlancar pelaksanaan tugas. (2) Wakil Ketua BAPPEDA mempunyai tugas: a. mewakili Ketua dan memimpin BAPPEDA apabila Ketua berhalangan; b. memimpin kegiatan intern BAPPEDA sehari-hari; c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua BAPPEDA. Pasal 8 (1) Sekretariat mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan BAPPEDA. (2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua BAPPEDA. Pasal 9 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada pasal 8 ayat (1) Sekretariat mempunyai fungsi: a. penyusunan rencana kegiatan tahunan BAPPEDA; b. pengelolaan urusan dokumentasi dan informasi bangunan; c. pengelolaan urusan keuangan; d. pengelolaan urusan umum. Pasal 10

(1) Sekretariat terdiri dari: a. Sub Bagian Penyusunan Rencana Kegiatan; b. Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi; c. Sub Bagian Keuangan; d. Sub Bagian Umum. (2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang langsung berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris BAPPEDA. Pasal 11 (1) Sub Bagian Penyusunan Rencana Kegiatan mempunyai tugas: - mengikuti pelaksanaan pembangunan di Daerah; - mempersiapkan penyusunan rencana kegiatan tahunan; - mengadakan evaluasi atas pelaksanaannya. (2) Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi mempunyai tugas: - mengelola dokumentasi pembangunan di Daerah; - memberikan informasi mengenai rencana pembangunan di Daerah; - menyelenggarakan perpustakaan. (3) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas: - mengelola urusan anggaran; - mengelola urusan gaji pegawai. (4) Sub Bagian Umum mempunyai tugas: - menyelenggarakan urusan surat menyurat; - menyelenggarakan urusan kepegawaian; - menyelenggarakan urusan rumah tangga dan perlengkapan; - mempersiapkan perjalanan dinas. Pasal 12 (1) Bidang Penelitian mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan penelitian dibidang ekonomi, sosial budaya serta fisik dan prasarana dalam rangka perencanaan pembangunan Daerah. (2) Bidang Penelitian dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang langsung berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Ketua BAPPEDA. Pasal 13 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada pasal 12 ayat (1) Bidang Penelitian mempunyai fungsi: a. persiapan bahan rumusan kebijaksanaan kegiatan penelitian untuk Pembangunan di Daerah; b. pelaksanaan dan atau koordinasi penelitian di Bidang ekonomi, sosial budaya, fisik dan prasarana serta kerja sama

penelitian dengan Lembaga-lembaga Penelitian lainnya. Pasal 14 (1) Bidang Penelitian terdiri dari: a. Seksi Ekonomi; b. Seksi Sosial Budaya; c. Seksi Fisik dan Prasarana. (2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang langsung berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Penelitian. Pasal 15 (1) Seksi Ekonomi mempunyai tugas: - mempersiapkan bahan perumusan kebijaksanaan kegiatan penelitian untuk perencanaan pembangunan di Daerah; - melaksanakan dan atau mengkoordinasikan penelitian; - mengadakan kerjasama penelitian di bidang ekonomi dengan Lembaga-Lembaga lainnya. (2) Seksi Sosial Budaya mempunyai tugas: - mempersiapkan bahan perumusan kebijaksanaan kegiatan penelitian untuk perencanaan pembangunan di Daerah; - melaksanakan dan atau mengkoordinasikan penelitian; - mengadakan kerjasama penelitian dibidang sosial budaya dengan Lembaga-Lembaga lainnya. (3) Seksi Fisik Prasarana mempunyai tugas: - mempersiapkan bahan perumusan kebijaksanaan kegiatan penelitian untuk perencanaan pembangunan di Daerah; - melaksanakan dan atau mengkoordinasikan penelitian; - mengadakan kerja sama penelitian di bidang fisik dan prasarana dengan lembaga-lembaga lainnya. Pasal 16 (1) Bidang ekonomi mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan pertanian, industri, pertambangan dan energi, perdagangan dan koperasi, serta pengembangan dunia usaha. (2) Bidang ekonomi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang langsung berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Ketua BAPPEDA. Pasal 17 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada pasal 16 ayat (1) Bidang Ekonomi mempunyai tugas: a. pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan pertanian, industri, pertambangan dan energi, perdagangan dan koperasi serta pengembangan dunia usaha;

b. koordinasi dan pemaduan rencana pembangunan pertanian, industri, pertambangan dan energi, perdagangan dan koperasi serta pengembangan dunia usaha yang disusun oleh Dinas-dinas, Satuan Organisasi lain dalam lingkungan Pemerintah Daerah, Instansi-instansi Vertikal, Daerah-daerah Tingkat II dan Badan Badan lain yang berada di dalam Wilayah Daerah yang bersangkutan; c. inventarisasi permasalahan dibidang ekonomi serta perumusan langkah-langkah kebijaksanaan pemecahannya guna bahan perencanaan; d. pelaksanaan dan koordinasi penyusunan program tahunan di bidang ekonomi yang meliputi pertanian, industri, pertambangan dan energi, perdagangan dan koperasi serta pengembangan dunia usaha dalam rangka pelaksanaan REPELITA Daerah atau proyek-proyek yang diusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk dimasukkan kedalam program tahunan nasional. Pasal 18 (1) Bidang Ekonomi terdiri dari: a. Seksi Pertanian; b. Seksi Industri, Pertambangan dan Energi; c. Seksi Perdagangan dan Koperasi; d. Seksi Pengembangan Dunia Usaha. (2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Ekonomi. Pasal 19 (1) Seksi Pertanian mempunyai tugas: - mempersiapkan bahan penyusunan rencana dan program pembangunan pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan. (2) Seksi Industri, Pertambangan dan Energi mempunyai tugas: - mempersiapkan bahan penyusunan rencana dan pprogram pembangunan industri, pertambangan dan energi. (3) Seksi Perdagangan dan Koperasi mempunyai tugas: - mempersiapkan bahan penyusunan rencana dan program pembangunan untuk pengembangan dunia usaha, pembinaan golongan ekonomi lemah dan penanaman modal. Pasal 20 (1) Bidang Sosial Budaya mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan di bidang pendidikan, mental spiritual, pemerintahan, kesejahteraan rakyat, penerangan dan komunikasi serta kependudukan.

(2) Bidang Sosial Budaya dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua BAPPEDA. Pasal 21 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada pasal 20 ayat (1) Bidang Sosial Budaya mempunya fungsi: a. pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan pendidikan, mental spiritual, pemerintahan, kesejahteraan rakyat penerangan dan komunikasi serta kependudukan; b. koordinasi dan pemaduan rencana pembangunan di bidang pendidikan, mental spiritual, pemerintahan, kesejahteraan rakyat, penerangan dan komunikasi serta kependudukan yang disusun oleh Dinas-dinas Daerah, Instansi-instansi Vertikal, Daerah-daerah Tingkat II dan Badan-badan lain yang berada dalam Wilayah Daerah yang bersangkutan. c. Inventarisasi permasalahan di bidang sosial budaya serta perumusan langkah-langkah kebijaksanaan pemecahannya. d. pelaksanaan dan atau koordinasi penyusunan program tahunan di bidang sosial budaya yang meliputi pendidikan, mental spiritual, pemerintahan, kesejahteraan rakyat, penerangan dan komunikasi serta kependudukan dalam rangka pelaksanaan REPELITA Daerah atau proyek-proyek yang diusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk dimasukkan kedalam program tahunan Nasional. Pasal 22 (1) Bidang Sosial Budaya terdiri dari: a. Seksi Pendidikan, Mental Spiritual dan Pemerintahan; b. Seksi Kesejahteraan Rakyat; c. Seksi Penerangan dan Komunikasi; d. Seksi Kependudukan. (2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang langsung berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Sosial Budaya. Pasal 23 (1) Seksi Pendidikan Mental Spiritual dan Pemerintahan mempunyai tugas: mempersiapkan bahan penyusunan rencana dan program pembangunan pendidikan, kebudayaan, generasi muda, kehidupan beragama, hukum dan pemerintahan. (2) Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas mempersiapkan bahan penyusunan rencana dan program pembangunan kesehatan, sosial, perumahan rakyat, peranan wanita, dan keluarga berencana.

(3) Seksi Penerangan dan Komunikasi mempunyai tugas mempersiapkan bahan penyusunan rencana dan program pembangunan penerangan, pers dan komunikasi sosial. (4) Seksi Kependudukan mempunyai tugas mempersiapkan bahan penyusunan rencana dan program pembangunan ketenaga-kerjaan, transmigrasi dan kependudukan. Pasal 24 (1) Bidang Fisik dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pembangunan pengairan, perhubungan dan pariwisata, tata ruang dan tata guna tanah, serta sumber alam dan lingkungan hidup. (2) Bidang Fisik dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua BAPPEDA. Pasal 25 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada pasal 24 ayat (1) Bidang Fisik dan Prasarana mempunyai fungsi: a. pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan pengairan, perhubungan dan pariwisata, tata ruang dan tata guna tanah serta sumber alam dan lingkungan hidup; b. koordinasi dan pemaduan rencana pembangunan pengairan, perhubungan dan pariwisata, tata ruang dan tata guna tanah serta sumber alam dan lingkungan hidup yang disusun oleh Dinas-dinas Daerah, satuan organisasi lain dalam lingkungan Pemerintah Daerah, Instansi-instansi Vertikal, Daerah-daerah Tingkat II dan Badan-badan lain yang berada dalam lingkungan Wilayah Daerah; c. Inventarisasi permasalahan dibidang fisik dan prasarana serta perumusan langkah-langkah kebijaksanaan pemecahannya guna bahan perencanaan. d. pelaksanaan dan atau koordinasi penyusunan program tahunan di bidang fisik dan prasarana yang meliputi pengairan, perhubungan dan pariwisata, tata ruang dan tata guna tanah serta sumber alam dan lingkungan hidup dalam rangka pelaksanaan REPELITA Daerah atau Proyek-proyek yang diusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk dimasukkan kedalam program tahunan nasional. Pasal 26 (1) Bidang Fisik dan Prasarana terdiri dari: a. Seksi Pengairan; b. Seksi Perhubungan dan Pariwisata; c. Seksi Tata ruang dan Tata Guna Tanah;

d. Seksi Sumber Alam dan Lingkungan Hidup. (2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang langsung berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Fisik dan Prasarana. Pasal 27 (1) Seksi Pengairan mempunyai tugas mempersiapkan bahan penyusunan rencana dan program pembangunan pengairan; (2) Seksi Perhubungan dan Pariwisata mempunyai tugas mempersiapkan bahan penyusunan rencana dan program pembangunan prasarana jalan, perhubungan darat, laut, udara, pos dan telekomunikasi, serta pariwisata. (3) Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah mempunyai tugas mempersiapkan bahan penyusunan rencana dan program pengaturan tata ruang dan tata guna tanah. (4) Seksi Sumber Alam dan Lingkungan Hidup mempunyai tuas mempersiapkan bahan penyusunan rencana dan program pemanfaatan sumber alam dan pemeliharaan lingkungan hidup yang serasi. Pasal 28 (1) Bidang Statistik dan Laporan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengumpulan data, analisa, penilaian dan pelaporan hasil pelaksanaan pembangunan di Daerah. (2) Bidang Statistik dan Laporan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada langsung di bawah dan bertanggungjawab kepada Ketua BAPPEDA. Pasal 29 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 28 ayat (1), Bidang Statistik dan Laporan mempunyai fungsi: a. pengumpulan dan penyusunan data hasil pelaksanaan program/proyek pembangunan di Daerah; b. penganalisaan dan penelitian bahan dan laporan termasuk laporan berbagai Instansi mengenai pelaksanaan program/proyek pembangunan di Daerah; c. penyusunan laporan pelaksanaan pembangunan di Daerah dan penyusunan laporan Kepala Daerah mengenai pelaksanaan pembangunan di Daerah; d. pengolahan bahan dan penyusunan statistik pelaksanaan pembangunan di Daerah.

Pasal 30 (1) Bidang Statistik dan Laporan terdiri dari: a. Seksi Pengumpulan Data; b. Seksi Analisa dan Penilaian; c. Seksi Pelaporan; d. Seksi Peragaan; (2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang langsung berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Statistik dan Laporan. Pasal 31 (1) Seksi Pengumpulan Data mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun data mengenai pelaksanaan program pembangunan di Daerah. (2) Seksi Analisa dan Penilaian mempunyai tugas melakukan analisa dan penilaian atas bahan-bahan dan laporan pelaksanaan pembangunan di Daerah. (3) Seksi Pelaporan mempunyai tugas menyusun laporan hasil pelaksanaan pembangunan di Daerah dalam rangka memonitor dan mempersiapkan laporan Kepala Daerah mengenai pelaksanaan pembangunan di Daerah. (4) Seksi Peragaan mempunyai tugas menyusun dan memelihara Statistik hasil pelaksanaan program/proyek pembangunan di Daerah serta mempersiapkan peragaannya. BAB IV TATA KERJA Pasal 32 Dalam melaksanakan tugas, Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, para Kepala Bidang, para Kepala Sub Bagian dan para Kepala Seksi, pada BAPPEDA wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi. Pasal 33 (1) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan BAPPEDA bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjukpetunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. (2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. (3) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan

penyusunan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjukpetunjuk kepada bawahan. Pasal 34 (1) Dalam mempersiapkan rencana dan program pembangunan di Daerah, BAPPEDA wajib senantiasa melaksanakan dan memelihara hubungan kerja secara konsultatip dengan Instansi-instansi di Tingkat Pusat dan hubungan kerja secara koordinatip dengan Instansi-instansi di Daerah. (2) BAPPEDA bersama-sama dengan Instansi-instansi Vertikal di Daerah memelihara dan mengembangkan rencana pembangunan di Daerah secara terpadu. Pasal 35 Dalam melaksanakan kegiatan perencanaan di Daerah BAPPEDA wajib mengusahakan keterpaduan antara rencana Nasional dan Daerah serta rencana antar wilayah Pembangunan. Pasal 36 Hubungan kerja antara BAPPEDA dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Tingkat II se Daerah Istimewa Yogyakarta bersifat konsultatip fungsional. Pasal 37 (1) Dalam rangka penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, BAPPEDA menyusun dan mengkoordinasikan rencana anggaran program pembangunan daerah, serta mempersiapkan rencana plafon anggaran masing-masing program. (2) Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun yang bersangkutan secara keseluruhan dikoordinasikan oleh Sekretaris Wilayah/Daerah. BAB V KEPEGAWAIAN Pasal 38 (1) Ketua BAPPEDA diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah setelah berkonsultasi dengan Menteri Dalam Negeri. (2) Wakil Ketua, Sekretaris, Para Kepala Bidang dan Pejabatpejabat/Pegawai lainnya pada BAPPEDA diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah atas usul Ketua BAPPEDA. Pasal 39 Jenjang jabatan dan kepangkatan serta susunan kepegawaian

diatur kemudian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KEUANGAN Pasal 40 Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas BAPPEDA dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 41 Dengan tidak mengurangi ketentuan tersebut pada Pasal 40, BAPPEDA dapat menerima bantuan Pemerintah Pusat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII PENUTUP Pasal 42 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, Keputusan Kepala Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 341/1974 Tentang: Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Daerah Istimewa Yogyakarta dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 43 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan; Yogyakarta, 5 Pebruari 1982 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Wakil Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Ketua, SANTOSA, SH PAKU ALAM VIII. Peraturan Daerah ini telah disahkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 061.134-915 Tanggal 10 Juli 1982. Dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 85 Tanggal 12 bulan Oktober tahun 1982 Seri D. Sekretaris Wilayah/Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ttd. DRS. SOEMIDJAN --------------

NIP. 010063425 PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 1 TAHUN 1982 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATAKERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. PENJELASAN UMUM. Sebagaimana diketahui bahwa dalam rangka meningkatkan kebutuhan masyarakat, memerlukan adanya peningkatan pembangunan disegala bidang. Peningkatan Pembangunan dimaksud baik dalam arti volume jenis maupun sifatnya. Agar pelaksanaan pembangunan yang sangat kompleks tersebut dapat mencapai dayaguna dan hasilguna perlu adanya keterpaduan, keselarasan dan keserasian baik didalam perencanaan maupun pelaksanaan sampai kepada pengawasannya. Dengan demikian maka pembangunan akan berjalan secara seimbang dan berkesinambungan. Untuk tercapainya hal dimaksud diperlukan adanya keterpaduan perencanaan antara rencana pembangunan Nasional/Sektoral dengan pembangunan Daerah/Regional. Oleh karena itu mutlak diperlukan adanya Unit Organisasi yang mengkoordinasikan aspek-aspek perencanaan Instansi-instansi Vertikal di Daerah dan Instansi-instansi dilingkungan Pemerintah Daerah. Unit Organisasi dimaksud adalah Badan Perencaan Pembanguan Daerah. BAPPEDA yang sekarang ada dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1974 jo Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 142 Tahun 1974, yang realisasinya ditetapkan didalam Keputusan Kepala Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 341 Tahun 1974 Tentang : Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta yang dimaksudkan pula sebagai peleburan Keputusan-keputusan Kepala Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 325/1972 Tentang : Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Nomor 43/1973 Tentang Perubahan/Penyempurnaan Keputusan Kepala Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 325/1972 Tentang : Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya dalam rangka memantapkan kedudukan, tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai unsur staf yang membantu tugas Gubernur Kepala Daerah di bidang perencanaan, dikeluarkanlah Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1980 Tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang pelaksanaannya lebih lanjut diatur oleh Menteri Dalam Negeri didalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 185 Tahun 1980 Tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II. Sesuai dengan kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

didalam Pola Organisasi Pemerintah Daerah dan Wilayah sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 362 Tahun 1977 dan berdasarkan Pasal 107 ayat (1) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185 Tahun 1980 maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tentang Pembentukan, Organisasi dan Tatakerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d 3 : Cukup jelas. Pasal 4 : Yang dimaksud di Daerah adalah sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Nomor : 5 Tahun 1974. Pasal 5 huruf a,b,c : Cukup jelas. huruf d : Yang dimaksud dengan Organisasi lain adalah antara lain Sekretariat/Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta beserta Birobironya, Pusat Data Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. huruf e : Cukup jelas. huruf f : Penelitian yang dilaksanakan BAPPEDA adalah penelitian yang bersifat makro untuk bahan perencanaan. Adapun tugas-tugas penelitian yang dilaksanakan oleh Dinas/Instansi yaitu untuk bahan operasional/ pelaksanaan program. Pasal 6 s/d 10 : Cukup jelas. Pasal 11 ayat (1) : Yang dimaksud dengan Evaluasi adalah kegiatan untuk mengadakan penelitian kembali terhadap pelaksanaan pembangunan serta untuk mengetahui, mencari sebab-sebab dan merumuskan jalan keluarnya agar perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tersebut betul-betul mencapai sasaran yang dikehendaki. Pasal 11 ayat (2) : Cukup jelas (3), (4). Pasal 12 s/d 24 : Cukup jelas. Pasal 25 huruf a : Arti tataruang adalah pengaturan

area-area/wilayah-wilayah sesuai dengan fungsi dan potensi kegiatan termasuk didalamnya fisik dan prasarana. Pasal 25 huruf b,c,d: Cukup jelas. Pasal 26 s/d 27 : Cukup jelas. Pasal 28 ayat (1) : Yang dimaksud dalam pasal ini penelitian adalah kegiatan untuk mencocokkan apakah pelaksanaan pembangunan itu sudah sesuai dengan rencana dan peraturan-peraturan yang berlaku. Pasal 28 ayat (2) : Cukup jelas. Pasal 29 s/d 33 : Cukup jelas. Pasal 34 ayat (1) : Cukup jelas. ayat (2) : Yang dimaksud dengan bersama-sama adalah pada prinsipnya dalam rangka koordinasi. Pasal 35 : Yang dimaksud dengan rencana Nasional adalah rencana proyekproyek yang akan dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Proyek-proyek Sektoral). - Yang dimaksud dengan rencana proyek-proyek yang akan dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. - Yang dimaksud dengan Wilayah Pembangunan adalah Wilayah Pembangunan Utama 8 yaitu Daerah-daerah Tingkat I Propinsi : Lampung Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Propinsi DIY. Pasal 36 : Yang dimaksud hubungan konsultatip fungsional adalah hubungan yang satu dengan yang lain tidak berdasarkan hierarkhi struktural tetapi karena mempunyai tugas yang

Pasal 37 : Cukup jelas. sama. Hasil konsultasi fungsional bersifat mengikat terhadap yang bersangkutan. Pasal 38 ayat (1) : Yang dimaksud dengan berkonsultasi pada prinsipnya untuk minta persetujuan Menteri Dalam Negeri. ayat (2) : Cukup jelas. Pasal 39 s/d 42 : LAMPIRAN LIHAT FISIK Cukup jelas.