Motivasi Pendirian YAMP

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1993 TENTANG TAMBAHAN DAN PERUBAHAN ATAS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1992/93

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERBAIKAN PENGHASILAN PENSIUN BAGI PARA PURNAWIRAWAN A.B.R.I. Peraturan Pemerintah Nomor: 34 Tahun 1968 Tanggal: 19 November 1968

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1984 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1983/1984 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Presiden Republik Indonesia,

2016, No provinsi/kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

UU 3/1994, PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1991/1992. Tentang: PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1991/1992

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

(1) Pendapatan Negara dalam Tahun Anggaran 1994/1995 adalah sebesar Rp (tujuh puluh enam triliun dua ratus lima puluh lima

Meskipun Dihujat, Saya Harus Tetap Sabar Percakapan dengan Pak Harto (1)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1967 TENTANG PERBAIKAN PENGHASILAN PENSIUN BEKAS PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1995 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1993/94 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 22 TAHUN 2011 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1994 TENTANG TAMBAHAN DAN PERUBAHAN ATAS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1993/94

Presiden Republik Indonesia,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 116 TAHUN 2017 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 152 /PMK.07/2007 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2013

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2017 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

4/PMK.07/2016 KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN ANGGARAN 2011, TAHUN ANGGAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, hal ini tertulis jelas di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2013 TENTANG PENJUALAN SAHAM MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR

Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila (YAMP)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN MAGELANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Presiden Republik Indonesia,

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU 4/1989, TAMBAHAN DAN PERUBAHAN ATAS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1988/1989

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 05/PMK.07/2007 TENTANG

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2009 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 05/PMK.07/2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Presiden Republik Indonesia,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU 4/1991, PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1988/1989. Tentang: PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1988/1989

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12,

UU 3/1990, PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1987/1988. Tentang: PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1987/1988

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1992 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1991/1992

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Rincian Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Menurut Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang Dialokasikan dala

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1974 TENTANG TUNJANGAN KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI DAN PEJABAT NEGARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2001

TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 WALIKOTA SURABAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 196 TENTANG PERATURAN GAJI ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Transkripsi:

Mendirikan Masjid PADA awal 1982, telepon di kantor berdering. Dari Pak Ginandjar kata suara di seberang telepon. Ini ada petunjuk Pak Harto, Pak Sulastomo diharapkan bersedia duduk dalam pengurus yayasan yang akan diprakarsai oleh Pak Harto, kata Pak Ginandjar. Apa Pak Sulastomo bersedia? Begitu kira-kira percakapan singkat dengan Pak Ginandjar pagi hari itu. Insya Allah, jawab kami. Demikianlah, dengan akta notaris Soeleman Ardjaasmita S.H., Yayasan Amal bhakti Muslim berdiri. Dalam akta itu, pendiri yayasan terdiri dari Bapak Soeharto, H. Alamsyah Ratu Perwiranegara, Prof. Dr. Widjojo Nitisastro, Sudharmono S.H., Amir Machmud, dan Bustanil Arifin S.H. Modalnya sebesar Rp45 juta. Pada bulan puasa tahun 1982 itu, kami diundang rapat pertama yayasan. Jumlah pengurusnya ada 45 orang. Ada menteri, tokoh-tokoh, direktur bank, dan lain sebagainya. Pada malam hari itu dijelaskan seluk beluk yang terkait yayasan. Seluruh yang hadir setuju dengan rencana pendirian yayasan itu, yang kemudian diketahui bernama YAMP (Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila).

Tahun 2000, setelah Pak Harto berhcnti sebagai presiden, kepengurusan YAMP menghadapi permasalahan yang tidak mudah. YAMP juga dipersoalkan keberadaannya, bahkan dikaitkan dengan KKN. Banyak pengurus YAMP yang tidak bisa aktif. Karena itu, ada gagasan untuk memperbaharui susunan pengurus. Demikianlah, ketika diselenggarakan rapat pleno untuk perubahan pengurus, yang hadir dalam rapat di bawah 10 orang. Yang tidak hadir, ada yang memberi surat beserta alasannya dan ada yang sama sekali tidak memberi alasan. Beberapa alasan yang dikemukakan, antara lain sedang sakit atau sedang keluar kota. Namun, ada juga yang merasa tidak menjadi pengurus sehingga tidak merasa perlu untuk hadir. Dengan terbatasnya pengurus yang hadir, perubahan pengurus dengan sendirinya juga sangat terbatas. Hasilnya, penulis mendapat tugas sebagai sekretaris baru. Pak Harto tetap sebagai Ketua, sedangkan wakilnya adalah Pak Dhar (Sudharmono). Motivasi Pendirian YAMP Sejak sebagai Sekretaris YAMP, penulis semakin menge-tahui hal-hal yang terkait YAMP, baik dari Pak Harto maupun dari Pak Dhar. Motivasi berdirinya YAMP, dilandasi adanya keterbatasan umat Islam di dalam mendirikan saranasarana keagamaan, sementara yang diperlukan masih sangat banyak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengerahan kemampuannya untuk memungkinkan memenuhi kebutuhannya yang men-dasar itu. Pak Harto mengajak umat Islam, untuk memberi sedekah bagi pendirian sarana-sarana keagamaan tersebut. Demikianlah, pada tanggal 8 November 1982, selaku Ketua Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Pak Harto mengirimkan

surat himbauan kepada Ketua Dewan Pembina Korpri Pusat mengajak anggota Korpri untuk menjadi penyumbang YAME Himbauan ini, kemudian direspons oleh Korpri. Dalam Rapat Kerja Korpri Pusat (27 November 1982), diambil Kepu-tusan untuk menyetujui himbauan itu. Setiap anggota Korpri yang beragama Islam memberikan amal jariah sedekah dan disalurkan melalui YAMP. Besarnya amal jariah/sedekah adalah: 1. Anggota Korpri golongan I Rp 50,-(lima puluh rupiah). 2. Anggota Korpri golongan II Rp 100,- (Seratus Rupiah). 3. Anggota Korpri golongan III Rp 500,- (lima ratus rupiah). 4. Anggota Korpri golongan IV Rp 1.000,- (seribu rupiah). Surat Keputusan Rapat Kerja Korpri Pusat itu, kemudian diikuti oleh Surat Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Jenderal B Moerdani, sebagai partisipasi anggota Abri, maka ditetapkan agar anggota Abri juga memberikan amal/sedekah setiap bulannya, sebesar: 1. Tamtama Rp50,- (lima puluh rupiah). 2. Bintara RplOO,- (seratus rupiah). 3. Pama Rp500,- (lima ratus rupiah). 4. Pamen Rpl.OOO,- (seribu rupiah). 5. Pati Rp2.000,- (dua ribu rupiah). Demikianlah, dengan keputusan tersebut pengumpulan amal/sedekah itu diambil langsung setiap bulan dari gaji pega-wai negeri sipil dan anggota Abri, sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran tertanggal 20 Desember 1982 bagi pegawai negeri sipil dan bagi anggota Abri, sesuai dengan surat Panglima Abri, melalui aparat keuangan masing-masing di ling-kungan Abri. Dengan sedekah dari anggota Korpri dan Abri itu, YAMP

menyelenggarakan kegiatannya. Kegiatan utama adalah men-dirikan masjid, selain membantu kegiatan penyebaran Da'i daerah transmigrasi MUI dan kegiatan dakwah di daerah terpencil Majelis Dakwah Islamiah serta membantu pendirian RS Haji. Selain itu, juga membantu pendirian masjid di New York (masjid Al-Hikmah) dan masjid di Port Moresby di Papua Nugini. Bentuk masjid adalah khas masjid YAMP. Masjid itu ber-cungkup tiga, yang rnelukiskan perjalanan manusia mengbadap Allah Swt. Cungkup pertama melukiskan kehidupan manusia sebelum lahir (alam purwo), cungkup kedua melukiskan ke-hidupan manusia di bumi (alam madyo) dan cungkup ketiga melukiskan kehidupan di akhirat (alam wusono). Di puncak masjid terpampang tulisan Allah (dalam bahasa Arab), dengan segi lima, yang melukiskan masjidnya orang Indonesia (Pan-casila). Dengan bentuk masjid yang seragam, biaya pembangunan masjid juga bisa dihemat sebab bahan bangunannya bisa dipesan bersama dalam jumlah yang besar sehingga harganya bisa lebih murah. Jumlah masjid Sampai tahun 2007, jumlah masjid yang sudah dibangun adalah 966 (sembilan ratus enam puluh enam) Pak Harto, mencita-citakan dapat membangun 999 (sembilan ratus sem-bilan puluh sembilan) masjid, yang diharapkan dapat selesai pada tahun 2009. Angka 999 ini berawal dari angka 99, yang diambil dari asma Tuhan (Asma'ul Husna) dan ditambah angka 9 lagi. Meskipun bisa menimbulkan pertanyaan, Pak Harto mengatakan, bahwa penambahan angka 9 itu karena angka 9 dianggap sebagai angka istimewa. Secara filosofis angka 9

dikalikan berapa saja jumlahnya 9, di samping angka 10 (kesempurnaan) itu hanya milik Allah Swt. Demikianlah, dengan wafatnya Pak Harto tanggal 27 Januari yang lalu, berarti Pak Harto tidak bisa melihat terwujudnya pembangunan masjid sejumlah 999 itu selesai. Selain YAMP, Pak Harto juga memprakarsai yayasan yang lain, yaitu: 1. Yayasan Dharmasi yang kegiatan utamanya adalah menyantuni anak yatim; 2. Yayasan Supersemar yang'kegiatan utamanya adalah memberikan beasiswa bagi siswa yang tidak mampu, namun cerdas agar dapat melanjutkan pendidikannya; 3. Yayasan Dakab yang kegiatan utamanya adalah ikut serta dalam mengentaskan kemiskinan; 4. Yayasan Damandiri yang kegiatan utamanya memberi bantuan pengusaha kecil melalui pinjaman bunga rendah; 5. Yayasan Gotong Royong yang kegiatan utamanya adalah untuk membantu korban bencana alam; 6. Yayasan Trikora yang kegiatan utamanya adalah untuk memberi bantuan korban Trikora, Serodja, dan daerah bergolak. Semua yayasan itu, meskipun sumbernya tidak sebesar ketika Pak Harto masih menjabat presiden, masih tetap melaksanakan tugasnya. Sedekah dari anggota Korpri dan anggota TNI/Abri telah dihentikan sejak tahun 1999 sehingga kemampuannya semakin terbatas. Dengan terbitnya UU tentang Yayasan, ketujuh yayasan itu juga telah menyesuaikan diri dengan UU tentang Yayasan (UU No. 28/2004) di mana ditegaskan bahwa yayasan adalah milik publik bukan milik perorangan.