PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA KARTU GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DI TK CATUR PARAMITA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B TK PUTRA SESANA ANTIGA, KARANGASEM

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA FLIP CHART DAPAT MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN PADA ANAK TK

PENERAPAN MODEL PAKEM BERBANTUAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PLASTISIN UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA WAYANG KERTAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK KELOMPOK A

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA POSTER DAPAT MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BAHASA INDONESIA TEMA CITA-CITAKU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENERAPAN METODE BERCAKAP-CAKAP BERBANTUAN MEDIA KARTU GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN PADA ANAK USIA DINI

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI BERMAIN OUTDOOR PADA ANAK KELOMPOK B

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA ANAK KELOMPOK A1

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA PUZZLE ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM PENGENALAN BILANGAN

IMPLEMENTASI METODE BERCERITA BONEKA JARI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA KELOMPOK B2 DI TK NEGERI BANGLI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK ANAK

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA KOTAK MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN ANAK

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK BERBANTUAN MEDIA KONKRET DAPAT MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA

PENERAPAN METODE BERMAIN DENGAN MEDIA MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BICARA ANAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS MELALUI EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK TK DWI RAHAYU KUMARA DENPASAR

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA KANTUNG CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA ANAK

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA KANTUNG CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK PADA ANAK KELOMPOK B

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN BERBANTUAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B TK KUMARA ADI 1 DENPASAR

Raehanun 1, Rukayah 2, Ruli Hafidah 1. 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Boneka Jari Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak TK Kelompok A

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING BERBANTUAN MEDIA HAND PUPPET UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL PADA ANAK

PENERAPAN BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF KELOMPOK A TK KUMARA WIYATA MANUKAYA

Naskah Artikel Publikasi MEDIA KARTU GAMBAR DAPAT MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK KELOMPOK A TK ISLAM MARDISIWI SURAKARTA

PENERAPAN TPS DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI KOGNITIF IPS

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK

Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Boneka Tangan Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Anak Kelompok B3

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAPAT MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

PENERAPAN TPS DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS DAN SIKAP SOSIAL

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN EMPATI ANAK KELOMPOK B1

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INDONESIA

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA POHON ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK

Meningkatkan Kemampuan berbicara Melalui Media Kartu Kata Bergambar Pada Anak Usia 3-4 Tahun KB SPS Nur Amin Ridwan Gadingmangu Jombang

PENERAPAN METODE BERCAKAP-CAKAP BERBANTUAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK TK MAHA WIDYA I

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA WADAH TELUR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF KONSEP BILANGAN PADA ANAK

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA

PENERAPAN METODE BERMAIN MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK A

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA ANAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MEDIA KARTU ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM KEGIATAN MELIPAT BERBANTUAN MEDIA KERTAS DAUR ULANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA MENARA ANGKA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA KUBUS MULTIGUNA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

PENERAPAN PERMAINAN SAINS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANAK KELOMPOK A1 TK NEGERI PEMBINA DENPASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUKURAN MELALUI BERMAIN KONSTRUKTIF PADA ANAK KELOMPOK B TK KEMALA BHAYANGKARI 1 DENPASAR

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret.

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN IPA DAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN METODE TANYA JAWAB BERBANTUAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IVB

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK B MENGGUNAKAN MEDIA TANGRAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK TK KELOMPOK B

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA BONEKA JARI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK USIA DINI

PENERAPAN METODE BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG FLANEL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-20 MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK AISYIYAH 21 PREMULUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA DADU HURUF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG HURUF ANAK

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 5-6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN KARTU GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN PKn DAN MOTIVASI BELAJAR

IMPLEMENTASI METODE BERMAIN DENGAN KARTU SUKU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK KELOMPOK B1 TK KEMALA BHYANGKARI 2 SINGARAJA

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh ADZANI NOVITA AMALIA RANI ( )

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA LOTTO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B1

Fitria Esti Wardani, Purwati, Sugiyadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Magelang

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Kegiatan Menggunakan Media Kliping Gambar Pada Kelompok B Di TK Mardi Budi Jabon Jombang

Mulyati (2007 : 10) menyatakan ada empat aspek keterampilan berbahasa,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK ISTIMEWA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BENDA KONKRET PADA ANAK KELOMPOK B

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PERCOBAAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK B3 TK AL-HUDA KERTEN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS MELALUI BERMAIN BALOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Media Gelang Karet Pada Anak Kelompok A

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL PADA ANAK

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Transkripsi:

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA KARTU GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DI TK CATUR PARAMITA Putu Mila Puspita 1, I Nyoman Wirya 2, Putu Aditya Antara 3 Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia email : puspitamila94@gmai.com 1, nyomanwirye@gmail.com 2, putu.aditya.antara@gmail.com 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara anak dengan menggunakan pendekatan saintifik berbantuan media kartu gambar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B1 semester II di TK Catur Paramita Kecamatan Gianyar tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah anak 25 orang, laki-laki 16 orang dan perempuan 9 orang. Data penelitian tentang kemampuan berbicara anak dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dengan instrumen berupa lembar observasi. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data pada siklus I sebesar 68%. yang berada pada kategori sedang ternyata mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82,33% yang berada pada kategori tinggi. Jadi terjadi peningkatan kemampuan berbicara anak sebesar 14,33%. Dari hasil penelitian tersebut berarti penerapan pendekatan saintifik berbantuan media kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok B1 semester II di TK Catur Paramita Kecamatan Gianyar tahun pelajaran 2015/2016. Kata-kata kunci: pendekatan saintifik, media kartu gambar, kemampuan berbicara Abstract This research was aimed at investigating the improvement of children speaking skill by using picture-card-media-assisted scientific approach. This research was classroom action research which was conducted in two cycles. The subjects of this research were B1 group in second semester in Catur Paramita kindergarten Gianyar sub-district 2015/2016 academic year with number 25 children consisted of 16 male children and 9 female children. The data of the children speaking skill was obtained through observational method by using observation sheet instrument. The obtained data was analyzed by utilizing descriptive statistical analysis method and quantitative analysis method. The analysis result showed that in the first cycle was 68% at average category experienced improvement in the second cycle into 82,33% at high category. So an increase in children s ability to speaking skill for 14,33%. Thus, there was improvement by the implementation of picture-card-media-assisted scientific approach could improve the children speaking skill at B1 group in the second semester in Catur Paramita kindergarten Gianyar sub-district 2015/2016 academic year. Keywords: scientific approach, picture card media, speaking skill

PENDAHULUAN Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan anak yang terjadi di masa awal cenderung permanen dan sangat berpengaruh bagi kehidupan anak kelak. Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu perubahan individu dari tidak matang menjadi matang. Perkembangan anak merupakan suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek perkembangannya. Kemampuan berbicara anak merupakan salah satu aspek perkembangan anak yang sudah selayaknya mulai diasah ketika anak berada pada usia dini. Dengan menguasai bahasa dan memiliki kemampuan berbicara yang baik, maka seseorang dapat melakukan komunikasi dengan orang lain di dalam kehidupannya seharihari. Menurut Hurlock (1978) bicara adalah Bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Sehingga dapat diartikan bahwa berbicara bukan sekedar pengucapan kata atau bunyi, tetapi merupakan suatu alat untuk mengekspresikan pikiran, ide, gagasan, maupun perasaan kepada orang lain. Dalam dunia pendidikan kita mengenal banyak cara yang dapat kita modifikasi untuk menciptakan pembelajaran interaktif dan menyenangkan. Kurniasih & Sani (2014) menyatakan bahwa Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkontruksikan konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep yang ditemukan. Selain pemilihan cara yang tepat, media dalam proses pembelajaran juga memiliki suatu fungsi penting yang dapat menunjang tecapainya peningkatan kemampuan anak sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menurut Pamadhi (dalam Madyawati, 2014) Kartu gambar mampu menghantarkan apa yang akan disampaikan memiliki kualitas yang baik, tujuan yang relevan, jelas, mengandung kebenaran, aktual, lengkap, sederhana, dan menarik. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelompok B1 Semester II TK Catur Paramita Gianyar, masih terdapat guru yang dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak, menggunakan cara yang monoton, sehingga hal ini akan membuat anak menjadi bosan dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak adalah dengan mengajak anak bercerita. Guru meminta anak maju ke depan kelas untuk menceritakan pengalaman yang pernah dialami anak. Guru juga mengajak anak untuk bersajak atau menyanyikan sebuah lagu, namun kegiatan-kegiatan ini dilaksanakan tanpa menggunakan media pendukung, anak hanya di minta mengungkapkan apa yang ada dalam ingatan mereka saat itu. Hal ini tentu bukan cara belajar anak usia dini, seharusnya mereka belajar menggunakan media konkret dan anak bisa berinteraksi langsung dengan media tersebut, sehingga anak akan memiliki gambaran nyata tentang apa yang diungkapkan. Dari data tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berbicara anak pada TK Catur Paramita, Kecamatan Gianyar, perlu ditingkatkan. Berdasarkan uraian di atas, terungkap permasalahan perlu dibahas dan dicarikan jalan keluarnya yang berkaitan dengan rendahnya kemampuan berbicara sehingga menuntut pembelajaran yang menarik untuk dapat meningkatkan kemampuan anak dengan menerapkan pendekatan dan media yang tepat. Sehingga pendekatan saintifik berbantuan media kartu gambar dirasa dapat menjadi salah satu alternative yang dapat digunakan.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dilaksanakan penelitian yang berjudul Penerapan Pendekatan Saintifik Berbatuan Media Kartu Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Kelompok B1 Semester II Di TK Catur Paramita Kecamatan Gianyar Tahun Pelajaran 2015/2016. Kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya menggunakan pendekatan saintifik. Permendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran didalamnya mencangkup komponen mengamati, menanya, menalar, mencoba/mencipta, menyajikan/ mengkomunikasikan. Sedangkan Sani (2014) berpendapat pendekatan saintifik berkaitan dengan metode saintifik, dimana metode saintifik umumnya melibatkan observasi yang dibutuhkan untuk pengumpulan data. Pemaparan data umumnya diperoleh melalui percobaan, tetapi dapat diganti dengan kegiatan memperoleh informasi dari berbagai sumber. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam ruang lingkup PAUD dibuat lebih sederhana dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak usia dini. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dirancang untuk membuat proses pembelajaran agar anak dapat secara aktif membangun pengetahuan mereka melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Sehingga pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberi pemahaman kepada anak dalam mengenal serta memahami bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Karakteristik pendekatan saintifik adalah berpusat pada anak, dimana anak bisa mengemukakan segala pikirannya dalam proses pengembangan karakter anak. selain itu anak juga didorong agar memiliki pemikiran tepat sesuai dengan taraf usianya sehingga anak terbiasa dapat memecahkan beberapa masalah sederhana yang sering kali dihadapi. Selain itu terdapat tujuan dari pendekatan saintifik seperti meningkatkan kemampuan intelek, melatih kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah, tercipta keinginan untuk belajar, hasil belajar tinggi, melatih dalam berkomunikasi, dan untuk mengembangkan karakter anak. Pendekatan saintifik memiliki lima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Selain itu dalam Permendikbud (2014) juga dijelaskan bahwa ada lima tahap dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik yang diterapkan di PAUD yakni mengamati dilakukan untuk mengetahui objek diantaranya dengan menggunakan indra seperti melihat, mendengar, menghirup, merasa, dan meraba, anak didorong untuk menanya baik tentang objek yang telah diamati maupun hal-ahal lain yang ingin diketahui, mengumpulkan informasi dilakukan melalui beragam cara, misalnya: dengan mencoba, mendiskusikan, dan menyimpulkan hasil dari berbagai sumber, menalar merupakan kemampuan menghubungkan informasi yang sudah dimiliki dengan informasi yang baru diperoleh seingga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang suatu hal, dan mengkomunikasikan merupakan kegiatan untuk menyampaikan hal-hal yang telah dipelajari dalam berbagai bentuk, misalnya melalui cerita, gerakan, dan degan menunjukkan hasil karya berupa gambar, berbagai bentuk dari adonan, boneka dari bubur kertas, kerajinan dari bahan daur ulang dan hasil anyaman. Sadiman, dkk (dalam Latif dkk, 2013) menyebutkan bahwa Media berasal dari bahasa latin medius dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2007) menyatakan bahwa Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Media pembelajaran pada umumnya dibagi menjadi tiga jenis yakni media visual/grafis yang hanya dapat dilihat, terdiri dari gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, peta dan globe. Kedua media audio yakni media yang berkaitan dengan indra pendengaran. Ketiga media audio visual yakni gabungan antara media visual dan audio. Kartu gambar adalah salah satu media pembelajaran yakni media visual. Menurut Jaruki (dalam Madyawati, 2016) kartu gambar adalah Sekumpulan gambar terpisah yang memuat satuansatuan gambar serta mewakili serentetan cerita. Gambar-gambar tersebut dapat dibuat menggunakan tangan atau dapat juga memanfaatkan foto atau gambar yang sudah ada yang ditempel pada lembaran-lembaran kertas tebal. Gambargambar yang ada merupakan rangkaian pesan yang disajikan dengan menyertakan keterangan gambar. Kartu gambar adalah media untuk berkomunikasi dengan orang lain. Sedangkan menurut Pamadhi (dalam Madyawati, 2014) Kartu gambar mampu menghantarkan apa yang akan disampaikan memiliki kualitas yang baik, tujuan yang relevan, jelas, mengandung kebenaran, aktual, lengkap, sederhana, dan menarik. Kartu gambar yang baik harus memenuhi enam syarat sehingga dapat dijadikan media menurut Sadiman (dalam Madyawati, 2014) yaitu autentik, sederhana, ukuran relative, gambar mengandung gerak, gambar bagus, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Madyawati (2016) menyebutkan kartu gambar memiliki tujuan yakni Untuk menstimulasi munculnya ide, pikiran, dan gagasan baru. Gagasan ini selanjutnya mendorong anak untuk berbuat, mengikuti pola berfikir seperti gambar atau justru muncul ide baru dan menggugah rasa. Sedangkan Pahmadhi (dalam Madyawati, 2014) menjelaskan manafaat kartu gambar bagi anak yakni Alat untuk mengutarakan atau mengekspresikan isi hati, pendapat, maupun gagasan, media bermain fantasi, dan imajinasi, stimulasi bentuk ketika lupa atau untuk menambah gagasan baru, dan alat untuk menjelaskan bentuk serta situasi. Kelebihan dari media kartu gambar menurut Sadiman (2008) adalah Sifatnya konkrit, gambar atau foto lebih realistis; Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan manusia; Gambar dapat memperjelas dalam bidang apa saja, sehingga dapat mencegah dan memperbaiki kesalah pahaman; Gambar harganya murah, gampang didapat serta mudah digunakan; Mudah dibawa-bawa karena praktis; Gampang diingat; dan Menyenangkan untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Sedangkan menurut Madyawati (2014) adalah Memudahkan dalam menyampaikan materi kepada anak, memudahkan anak dalam memahami materi yang disampaikan, menarik perhatian anak dan dapat digunakan secara berulang. Sedangkan kekurangan yang dimiliki Sadiman (2008) adalah Gambar hanya menekankan persepsi indra mata, ukurannya terbatas dan hanya cocok digunakan untuk kelompok kecil siswa dan tidak lebih dari 30 orang. Menurut Madyawati (2014) langkahlangkah pembuatan media kartu gambar adalah siapkan berbagai alat yang dibutuhkan; membuat sketsa gambar, lalu diwarnai dengan warna mencolok dan menarik atau dapat menggunakan gambar yang telah ada; perhatikan bahwa isi gambar pada masing-masing lembar terdiri dari satu gambar tertentu yang dilengkapi dengan keterangan gambar; Kertas dapat dibingkai menggunakan kertas warna agar lebih menarik; dan untuk perawatan kartu gambar dapat dilaminating. Sementara itu cara menggunakan media kartu gambar adalah kartu-kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap ke depan siswa; Cabutlah satu persatu kartu tersebut setelah guru menerangkan; Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan

tersebut kepada siswa yang duduk di dekat guru; Mintalah anak untuk mengamati kartu tersebut satu persatu, kemudian teruskan pada anak yang lain; Jika disajikan dalam suatu permainan, letakkan kartu-kartu tersebut di dalam sebuah kotak secara acak dan tidak perlu disusun. Kemampuan berbicara merupakan salah satu aspek dari perkembangan bahasa. Menurut penelitian para ahli psikologi perkembangan (dalam Asrori, 2007) mendefinisikan bahwa perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam menguasai kosa kata, ucapan, dan etika pengucapan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan umur kronologisnya. Berbicara adalah bagian dari aspek perkembangan bahasa, bukan sekedar pengucapan kata atau bunyi, tetapi merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan, atau mengkomunikasikan pikiran, ide, maupun perasaan. Menurut Hurlock (1978) bicara adalah Bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Lebih jauh Hurlock (1978) menjelaskan bahwa ada dua kreteria yang dapat digunakan untuk memutuskan apakah anak berbicara atau hanya membeo. Pertama, anak harus mengetahui arti kata yang digunakan dan mengkaitkannya dengan objek yang diwakilinya; kedua, anak harus melafalkan kata-kata sehingga orang lain memahami dengan mudah. Hurlock (1978) menyatakan bahwa komunikasi berarti suatu pertukaran pikiran dan perasaan, dimana ada dua unsur penting di dalamnya yakni pertama, anak harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi orang yang mereka ajak berkomunikasi; kedua, dalam berkomunikasi anak harus memahami bahasa yang digunakan orang lain. Tahap kemampuan berbicara menurut Berk (dalam Asrori, 2007) adalah sebagai berikut tahap pralinguistik, holofrastik, kalimat dua kata, bahasa awal, dan bahasa lanjut. Sedangkan Vygotsky (dalam Dhieni (2007) menjelaskan tiga tahap kemampuan berbicara anak yang berhubungan erat dengan perkembanga berfikir anak yaitu tahap eksternal, egosestris, dan internal. Kemampuan berbicara Anak 5-6 tahun adalah anak sudah dapat mengucapkan kata-kata dengan baik, mampu menyusun kalimat sederhana untuk mengungkapkan ide pada orang lain dan dapat berkomunikasi dengan benar. METODE Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dipilih karena penelitian ini akan melakukan perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran dengan melakukan refleksi dan perbaikan pada setiap siklus penelitian. Menurut Agung (2014) PTK merupakan Suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif. Sedangkan Kunandra (2012) menjelaskan bahwa PTK menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja sebab pendekatan penelitian ini menenpatkan guru sebagai peneliti, agen perubahan yang pola kerjanya bersifat kolaboratif. Rencana tindakan penelitian yang akan dilakukan berdasarkan siklus rancangan dari penelitian tindakan kelas pada penelitian ini adalah Tahap perencanaan meliputi tahapan untuk menentukan titik fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat instrument pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung, tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap untuk mengimplementasikan atau menerapkan dari suatu rancangan. Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dan pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan, tahap pengamatan yaitu tahap pada keadaan guru sebagai pelaksana berstatus pengamat, agar dapat melakukan pengamatan balik terhadap apa yang terjadi ketika pelaksanaan tindakan berlangsung dan tahap refleksi merupakan tahapan untuk kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah

dilakukan. Dalam penelitian ini dilakukan dengan prosedur siklus, maka pada akhir dilakukan refleksi terhadap hal-hal yang telah dilaksanakan pada pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan pada anak kelompok B1 semester II tahun pelajaran 2015/2016. Penentuan waktunya disesuaikan dengan kalender pendidikan di TK Catur Paramita Gianyar. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B1 semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 TK Catur Paramita Gianyar dengan jumlah 25 anak, 9 anak perempuan dan 16 anak laki-laki. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yakni variabel bebas dan terikat. Variabel merupakan suatu konsep yang sangat penting di dalam penelitian. Sugiyono (dalam Agung, 2014:40) menyatakan bahwa Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Hadi (dalam Agung, 2014:39) Variabel merupakan gejala yang bervariasi. Sedangkan menurut Suryabrata (dalam Agung, 2014:40) menyatakan bahwa Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dikatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: media kartu gambar, dan variabel terikatnya adalah kemampuan berbicara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. (Nurkencana, 1986) menyatakan bahwa Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah Pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala dalam objek penelitian (dalam Agung, 2014:94). Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi adalah alat yang digunakan sebagai acuan pengamatan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan berbicara anak. Setiap kegiatan yang diobservasikan dikatagorikan ke dalam kualitas yang sesuai yaitu anak kurang mampu dengan tanda bintang satu skor 1, anak cukup mampu dengan tanda bintang dua skor 2, anak sudah mampu dengan bintang tiga skor 3. Penelitian ini menggunakan dua metode analisis data yaitu, metode analisis statistik deskriptif, dan metode analisisi deskriptif kuantitatif. Analisis statistik deskriptif ialah Suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti: distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata, median, modus, mean dan standar deviasi, untuk menggambarkan suatu objek/variabel tertentu, sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2014:110). Metode analisis deskriptif kuantitatif ialah Suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematik dalam bentuk angka-angka dan atau presentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2014:110). Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tinggi rendah data kemampuan berbicara yang di tentukan dengan menggunakan pedoman konversi Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Tabel 01. Pedoman Konverensi PAP Skala Lima tentang Kemampuan Berbicara Anak Persentase Kemampuan Berbicara 90 100 80 89 65 79 55 64 0 54 Kriteria Kemampuan Berbicara Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada anak kelompok B1 semester II di TK Catur Paramita Gianyar

dengan jumlah anak sebanyak 25 orang. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama satu setengah bulan yaitu dari tanggal 2 Mei sampai 11 Juni 2016. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I dilaksanakan sebanyak 16 kali pertemuan yang dimulai dari tanggal 2 Mei sampai 28 Mei, sedangkan siklus II sebanyak 8 kali pertemuan yang dimulai dari 31 Mei sampai 11 Juni. Data yang dikumpulkan dengan metode observasi yaitu data kemampuan berbicara anak. Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan metode observasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Data kemampuan berbicara anak pada penelitian siklus I disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung Modus (Mo), Median (Me) dan Mean (M), grafik polygon dan membandingkan rata-rata (M%) dengan model PAP skala lima. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan pada saat penerapan pendekatan saintifik dengan media kartu gambar yang menggunakan 4 indikator yang muncul pada proses pembelajaran akan diberi bobot, yakni 3 (sudah mampu), 2 (cukup mampu), 1 (kurang mampu). Skor total yang diperoleh masing-masing anak akan dibagi degan bobot maksimal dikali 100. Gambar 1. Grafik Polygon Data Kemampuan Berbicara Anak pada Siklus I Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat Mo<Me<M (7<8<8,16). sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data kemampuan berbicara pada siklus I merupakan kurva juling positif. Tingkat kemampuan berbicara pada anak kelompok B1 semester II di TK Catur Paramita Gianyar pada siklus I dapat dihitung dengan membandingkan rata-rata persen (M%) dengan kriteria Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima sebagai berikut. PAP skala lima nilai M % = 68% seperti yang terlihat pada tabel 3.5 M % berada pada tingkat penguasaan 65-74% yang berarti bahwa kemampuan bicara anak pada siklus I berada pada kriteria sedang. Dari hasil pengamatan dan temuan selama pelaksanaan tindakan pada suklus terdapat beberapa kendala permasalahan yang menyebabkan kemampuan berbicara anak masih berada pada kriteria sedang, sehingga masih perlu ditingkatkan pada siklus II. Adapun kendala-kendala yang dihadapi peneliti saat penerapan siklus I antara lain terdapat beberapa anak yang memang mengalami kesulitan ketika guru melibatkan anak dalam kegiatan tanya jawab. Tidak semua anak menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan hal ini dipicu oleh kurangnya konsentrasi dan perhatian anak ketika kegiatan berlangsung, masih ada anak yang tidak mau berbicara di depan kelas untuk memberikan penjelasan tentang gambar. Mereka masih ada yang malu ketika harus berada di depan kelas, belum semua anak dapat mengungkapkan ide atau pendapat yang berhubungan dengan gambar karena tidak semua anak memiliki ingatan yang sama dan anak masih sulit untuk dapat merangkai lebih dari tiga kata menjadi sebuah kalimat ketika ingin menyampaikan penjelasan tentang gambar kepada orang lain. Adapun solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala di atas adalah sebagai berikut guru dapat menarik perhatian anak ketika kegiatan berlangsung dengan membuat kartu gambar yang penuh dengan warna. Guru juga dapat memancing konsentrasi anak melalui kegiatan yang sengaja dibuat dalam suasana santai, guru dapat mendampingi anak ketika anak berada di depan kelas dan tidak lupa juga guru dapat memberikan hadiah kecil yang

dapat membuat anak tertarik mengikuti pembelajaran dengan aktif, guru dapat membantu anak dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akan membuat ingatan anak terpancing untuk mengungkapkan pendapatnya tentang gambar dan guru dapat memberikan bimbingan dengan cara mencontohkan terlebih dahulu, kemudian meminta anak untuk mengulang atau menirukan ucapan guru. Pada siklus II juga dilakukan sama seperti siklus I. Pada penelitian siklus II disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung mean (M), median (Me), Modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau mean dengan model PAP skala lima. Gambar 2. Grafik Polygon Data Kemampuan Berbicara Anak pada Siklus II Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat Mo>Me>M (11>19>9,88). sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data kemampuan berbicara pada siklus II merupakan kurva juling negatif. Tingkat kemampuan berbicara pada anak kelompok B1 semester II di TK Catur Paramita Gianyar pada siklus I dapat dihitung dengan membandingkan rata-rata persen (M%) dengan kriteria Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima sebagai berikut. PAP skala lima nilai M % = 82,33% seperti yang terlihat pada tabel 3.5 M % berada pada tingkat penguasaan 80-89% yang berarti bahwa kemampuan bicara anak pada siklus II berada pada kriteria tinggi. Hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskritif kuantitatif diperoleh ratarata persentase kemampuan berbicara anak kelompok B1 di TK Catur Paramita Gianyar semester II pada siklus I sebesar 68% rata-rata persentase kemampuan berbicara anak kelompok B1 pada siklus II 82,33%, sehingga menunjukan adanya peningkatan rata-rata persentase perkembangan kognitif anak dari siklus I ke siklus II sebesar 14,33% berada pada kategori tinggi. Adapun temuan yang diperoleh selama tindakan pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut memberikan motivasi berupa pujian atau hadiah kecil dapat menimbulkan pengaruh yang positif bagi peningkatan kemampuan anak. Pujian diberikan agar anak memiliki motivasi untuk mengulang kembali tindakan positif yang telah anak lakukan dan proses pembelajaran telah dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan, namun masih terdapat beberapa anak yang dalam mengikuti kegiatan perlu mendapatkan bimbingan dari guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih baik lagi. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa dengan penerapan pendekatan saintifik berbantuan media kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada anak. Penyajian hasil penelitian di atas memberikan gambaran bahwa dengan penerapan pendekatan saintifik berbantuan media kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada anak. Hal ini dapat dilihat dari analisis kemampuan berbicara anak dapat diuraikan sebagai berikut. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif diperoleh rata-rata persentase kamampuan berbicara anak kelompok B1 semester II TK Catur Paramita Gianyar pada siklus I sebesar 68% dan rata-rata persentase kamampuan berbicara anak kelompok B1 semester II TK Catur Paramita Gianyar pada siklus II sebesar 82,33%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase keterampilan berbicara pada anak dari

siklus I ke siklus II sebesar 14,33% dan berada pada kategori tinggi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan saintifik berbantuan media kartu gambar sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak. Keberhasilan penelitian ini sesuai dengan kajian teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian. Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada anak dalam mengenal dan memahami bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung dari informasi searah dari guru. Kurniasih & Sani (2014) berpendapat pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkontruksikan konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep yang ditemukan. Selain itu penggunaan media kartu gambar juga sangat menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Menurut Pamadhi (dalam Madyawati, 2014) Kartu gambar mampu menghantarkan apa yang akan disampaikan memiliki kualitas yang baik, tujuan yang relevan, jelas, mengandung kebenaran, aktual, lengkap, sederhana, dan menarik. Kartu gambar juga merupakan alat untuk mengutarakan atau mengekspresikan isi hati, pendapat, maupun gagasan, media bermain fantasi, dan imajinasi, stimulasi bentuk ketika lupa atau untuk menambah gagasan baru.. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa dengan penerapan pendekatan saintifik berbantuan media kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada anak. Penelitian ini dianggap berhasil pada siklus II hingga mencapai kriteria tinggi, tetapi karena adanya keterbatasan waktu baik dari pihak peneliti maupun pihak sekolah, maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya untuk mencapai kriteria sangat tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana disajikan dalam bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan media kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak. Ini terlihat dari peningkatan rata-rata persentase kemampuan berbicara anak pada siklus I sebesar 68% yang berada pada katagori sedang menjadi 83,67% pada sklus II yang berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan ratarata persentase keterampilan berbicara pada anak dari siklus I ke siklus II sebesar 14,33%. Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. Hasil penelitian ini bisa menjadi salah satu referensi untuk peneliti lain agar dapat melakukan penelitian yang belum dicapai secara maksimal dalam penelitian ini. Sehingga nantinya hasil penelitian berikutnya dapat menjadi penguatan bagi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, untuk kemudian dapat memberikan sumbangan kepada pengembangan ilmu pendidikan mengenai strategi-strategi pembelajaran pendidikan prasekolah di Taman Kanak-Kanak dan bagi para guru khususnya guru Taman Kanak-Kanak, hasil penelitian ini bisa dijadikan pedoman untuk dapat menerapkan suatu pendekatan berbantuan media yang mendukung demi menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meminimalisir rasa bosan yang kerap kali dirasakan anak usia dini ketika sedang belajar di dalam kelas. DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede. 2014. Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan.

Yogyakarta: Aditya Media Publishing. -------, 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha. Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Prasada. Asrori, H. Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Dewi Apriana, dkk. 2014. Penerapan Metode tanya Jawab Berbantuan Media Kartu Kata Bergambar Untuk Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Lisan Anak. e-journal PG-PAUD Undiksha, Volume 2, No 1. Dhieni Nurbiana, dkk. 2007. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Kokasih. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Yrama Widya. Koyan, I. Wayan. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kurniasih, Imas & Sani, Berlin. 2014. Sukses Mengimpementasikan Kulikulum 2013 Memahami Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013. Kuningan: Kata Pena. Kusuma Dewi Gandhari, dkk. 2015. Pendekatan Saintifik Dengan Penilaian Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Dan Kemampuan Pemecahan Masalah. e-journal PG-PAUD Undiksha, Volume 3, No 1. Lampiran IV, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013, tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran. Lampiran IV, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014, tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Latif, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. Madyawati, Lilis. 2016. Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Jakarta: Prenadamedia Group. Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Program Sarjana dan Diploma Undiksha. 2014. Undiksha: Universitas Pendidikan Ganesha. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009, tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembina TK dan SD. Sadiman, Arief. 2008. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sujiono, Yuliani Nurani. 2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks. Salimah. 2011. Dampak Penerapan Bermain dengan Media Gambar Seri dalam Mengembangkan Keterampilan Berbicara dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini. ISSN 1412-565X, Volume 1, Edisi Khusus (hlm. 187-196). Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Sisilana & Riyana. 2009. Media Pembelajaran Hakikat Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.