BAB I PENDAHULUAN. (DSI-PK) merupakan suatu model desain pembelajaran untuk menunjang. implementasi kurikulum berorientasi pada kompetensi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, menyebabkan semakin derasnya arus informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang telah disebutkan, lebih mungkin dihasilkan dari lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi

BAB I PENDAHULUAN. atau bukti-bukti baru dalam lapangan pendidikan dan menguji fakta-fakta lama,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi disegala bidang kehidupan masyarakat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. semangat reformasi pendidikan, diawali dengan munculnya kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara di dunia dan membawa berbagai perubahan pada kehidupan

S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Oleh : MEGA ANDRIATI A

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, terutama dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan sudah masuk ranah politik. Iklim perpolitikan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bertahan hidup dan mampu menghadapi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya lebih memperhatikan komponen-komponen pengajaran seperti. sarana dan prasarana pengajaran serta evaluasi pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini mengenai implementasi KTSP dalam pemanfaatan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Sekolah Dasar sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional mempunyai peran yang amat

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Tristanti PLS UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui lembaga formal yang ada. Pendidikan bisa kita peroleh darimana saja. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini serta semakin berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (citacita)

KECAKAPAN HIDUP ( LIFE SKILL )

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ialah kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi desentralistik dengan memberikan otonomi yang seluas-luasnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB V PENUTUP. baik. Perlu diakui bahwa tidak semua manusia dapat tumbuh dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepada segenap kegiatan pendidikan. Sebagai suatu komponen pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ZAINIMUBARAK

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang efektif dan menarik merupakan langkah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan, peran dan fungsi guru dalam dunia pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya proses pendidikan, mengembangkan kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran sentral dalam kehidupan manusia. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. dia pimpin memiliki tugas yang tidak ringan. Sebab baik buruknya lembaga. tersebut tidak lepas dari pengawasan kepala sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun kolektif. Agama memberi sumbangan bagi sistem sosial,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Dalam matematika terdapat banyak rumus-rumus

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. seluruh sektor kehidupan serta gaya hidup manusia di seluruh dunia.

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dan ditetapkan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. curriculum) ke kurikulum berbasis kompetensi (competency based. menuntut siswa untuk menerapkan langsung konsep yang di dapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB I PENDAHULUAN. mandiri, dan atau melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. 2

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia masih belum selesai dengan problematika sarana dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) merupakan suatu model desain pembelajaran untuk menunjang implementasi kurikulum berorientasi pada kompetensi. 1 Adapun munculnya model desain ini dilatarbelakangi oleh dua hal. 2 Pertama, lahirnya UU No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintahan dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. Kedua, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dua kebijakan tersebut berimplikasi pada kebijakan penyelenggaraan perubahan sistem pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik ke desentralistik. Artinya, apabila sebelumnya pengelolaan pendidikan merupakan wewenang pusat, maka dengan berlakunya undangundang tersebut kewenangan pengelolaan pendidikan berada pada pemerintahan daerah (kota atau kabupaten). Dengan demikian, model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) adalah upaya untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang 1 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), 79. 2 Ibid., 79-84. 1

2 bermutu tinggi. Kompetensi yang dikembangkan adalah keterampilan dan keahlian untuk bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidakmenentuan, ketidakpastian, dan kesulitan seperti yang terjadi pada era globalisasi dewasa ini. Adapun kecakapan hidup (life skill) lebih menekankan kepada penggalian potensi peserta didik untuk dapat digunakan sebagai modal hidup yang meliputi kecakapan mengenal diri (self awarness), kecakapan berpikir rasional (thinking skill), kecakapan sosial (social skill), kecakapan akademis (academic skill), dan kecakapan vokasional (vocational skill). Namun demikian, setiap daerah memiliki kemampuan dan karakteristik yang beraneka ragam. Oleh karena itulah, sesuai dengan kewenangan daerah seperti yang digariskan dalam undang-undang dan peraturan pemerintah di atas, maka dalam pelaksanaan model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) harus disesuaikan dengan keadaan daerah dan sekolah masing-masing. Oleh karena itu, peran guru menjadi sangat penting karena kreativitasnya diharapkan mampu mensukseskan model desain ini. Model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) sebenarnya lebih menekankan pada tujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan dasar (competency oriented) dan bukan peserta didik yang hanya menguasai bahan pelajaran (content oriented). Dengan demikian, secara keseluruhan, pelaksanaan pendidikan harus berorientasi pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik dengan senantiasa mengakui bahwa setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda. Oleh

3 karena itu, proses pengembangan model desain ini diserahkan kepada guru karena dianggap lebih mengenal potensi peserta didik yang diajarnya, serta keadaan daerah lingkungan yang melingkupinya. Kurikulum beorientasi pencapaian kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh peserta didik, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan. Dengan demikian, maka terdapat sejumlah kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik sesuai dengan tingkatannya. Sedangkan suatu kompetensi untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugas tertentu harus didukung oleh pengetahuan, sikap, dan apresiasi. Dengan kata lain, tanpa pengetahuan dan sikap, tidak mungkin muncul suatu kompetensi tertentu. Sepanjang pengetahuan penulis, SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo adalah salah satu sekolah unggulan. Penulis menduga bahwa model DSI-PK tentu dipergunakan sebagai salah satu model pembelajaran di sekolah tersebut. Setelah bertanya kepada seorang teman yang kebetulan pernah melakukan penelitian di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, ternyata dugaan penulis benar. Tanpa berpikir panjang, penulis akhirnya memutuskan untuk melakukan penelitian di sana. SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo juga dekat dan mudah dijangkau dari IAIN Sunan Ampel, sehingga memudahkan penulis. Adapun judul penelitian penulis adalah "Implementasi Model Desain Sistem Instruksional Berorientasi Pencapaian Kompetensi (DSI-PK) pada Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo".

4 B. Rumusan Masalah Adapun dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pembahasan masalah terkait model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) sebagaimana terjabarkan dalam rumusan masalah di bawah ini: 1. Bagaimana implementasi model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo? 2. Apa faktor pendukung implementasi model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo? 3. Apa faktor penghambat implementasi model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo? 4. Apa solusi untuk mengatasi penghambat implementasi model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo? C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan implementasi model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo.

5 2. Mendeskripsikan faktor pendukung implementasi model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. 3. Mendeskripsikan faktor penghambat implementasi model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. 4. Mendeskripsikan solusi untuk mengatasi penghambat implementasi model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, penelitian ini berguna, disamping sebagai syarat kelulusan program sarjana (S-1), juga sebagai bekal teoritis dan praktis dalam implementasi model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) kelak. 2. Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini berguna sebagai bahan acuan dalam mengevaluasi implementasi model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) pada tarataran praktis demi kesuksesan dan kelancaran pendidikan.

6 3. Bagi praktisi dunia pendidikan, penelitian ini berguna sebagai tambahan pemahaman dan wawasan untuk memecahkan berbagai hambatan dalam implementasi model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK), dan sebagai kontribusi evaluasi bagi dunia pendidikan secara umum. E. Penjelasan Istilah dalam Judul Penjelasan istilah dalam judul dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas istilah kunci dalam penelitian ini. Supaya lebih mudah dipahami, maka penulis menyusunnya sebagai berikut: 1. Implementasi Kata dasar implementasi berasal dari bahasa Inggris implement yang berarti melaksanakan. Jadi implementation, yang dalam bahasa Indonesia implementasi berarti pelaksanaan atau penerapan. Dengan demikian, maka implementasi adalah suatu proses penerapan ide, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik perubahan keterampilan maupun nilai, atau sikap. 3 2. Model Desain Sistem Instruksional Berorientasi Pencapaian Kompetensi (DSI-PK) Adalah gambaran proses rancangan sistematis tentang pengembangan pembelajaran, baik mengenai proses maupun bahan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya pencapaian kompetensi. 4 Dalam penelitian ini, 3 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 174. 4 Wina Sanjaya, Perencanaan.., 85.

7 implementasi model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) menekankan pada proses penerapan, dan nantinya akan diketahui hasil yang telah dicapai dalam perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai atau sikap peserta didik. 3. Pembelajaran Secara sederhana, pembelajaran berarti upaya membelajarkan peserta didik untuk belajar. Dapat pula pembelajaran diartikan sebagai suatu proses interaksi antara peserta didik, guru, dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (sekolah). Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun melalui unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. 5 4. Pendidikan Agama Islam (PAI) Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu peserta didik agar mereka mampu bersikap sesuai dengan ajaran Islam. 6 Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran pokok tentang agama Islam, dari sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik. Dalam pada ini, penulis mendapatkan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) juga menjadi bagian kurikulum di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. 5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 57. 6 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (PAI), (Surabaya: Usaha Nasional,1983), 27.

8 F. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan penulis dalam mengklasifikasi penulisan, maka penulis membagi sistematika pembahasan ke dalam lima bab. Bab pertama adalah pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah dalam judul, dan sistematika pembahasan. Bab kedua adalah landasan teori, yang terdiri dari empat sub pokok pembahasan. Pertama, model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK), yang mencakup proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), dan implementasi model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Kedua, faktor pendukung model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK). Ketiga, faktor penghambat model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK). Keempat, solusi untuk mengatasi penghambat model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK). Bab ketiga adalah metode penelitian. Bab keempat adalah hasil penelitian, yang terdiri dari gambaran umum obyek penelitian, penyajian data, dan analisis data. Bab kelima adalah penutup, yang terdiri dari simpulan dan saran.