PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA PADA DESA PAKRAMAN PADANGSAMBIAN DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

PERSYARATAN JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PRAKTEKNYA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT KUTA

Penyelesaian Kredit Macet bagi Debitur Di Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Desa Pakraman Kaba Kaba Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

KREDIT SINDIKASI SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN KREDIT DALAM SKALA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

PERALIHAN KREDIT MODAL KERJA PERMANEN MENJADI KREDIT UMUM PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI

IMPLEMENTASI KREDIT TANPA AGUNAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI PADA PT BANK OVERSEAS CHINEESE BANKING CORPORATION (OCBC) NISP TBK CABANG DENPASAR

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR

PENDAFTARAN FIDUSIA DALAM PRAKTEK PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT RAGA JAYATAMA DI BATUBULAN GIANYAR

KENDALA DALAM PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG DENPASAR.

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA AKIBAT DEBITUR WANPRESTASI

oleh I Nyoman Triambara Saputra Desak Dewi Kasih Bagian Hukum Bisnis Fakultas HukumUniversitas Udayana

TANGGUNG JAWAB KURATOR DALAM PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

PELAKSANAAN PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL-BELI SMARTPHONE MELALUI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT ADIRA QUANTUM CABANG DENPASAR

Perjanjian Kredit Pada Bank BTPN Ditinjau. Dari Asas Kebebasan Berkontrak. Dian Saputra Sinaga, Budi Santoso, Ery Agus Priyono*) ABSTRACT

Oleh: Made Andri Rismayani I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK

PENYELESAIAN SECARA HUKUM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERBANKAN APABILA PIHAK DEBITUR MENINGGAL DUNIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN DI BPR KARYA SARI SEDANA DENPASAR

Disusun dan. Oleh : SEPTIAN C

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH YANG DISIMPAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK. Oleh: DwiAryaDominika. I WayanWiryawan. BagianHukumPerdataFakultasUniversitasUdayana ABSTRACT

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

POLA PENYELESAIAN CESSIE DALAM KEGIATAN PERBANKAN PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG UBUD

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana

ANALISIS PERJANJIAN KREDIT DENGAN OBJEK JAMINAN BERUPA SURAT KEPUTUSAN PENSIUN JANDA/DUDA PADA BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL DENPASAR

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK RAKYAT INDONESIA (PT PERSERO)Tbk CABANG DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. didukung dengan kondisi wilayah Indonesia yang memiliki daratan luas, tanah

PENYELESAIAN WANPRESTASI DARI PEMBAYARAN KREDIT DI LPD DESA PAKRAMAN LEBIH GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

KEDUDUKAN HAK RETENSI BENDA GADAI OLEH PT. PEGADAIAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM DENGAN JAMINAN BENDA TIDAK BERGERAK PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) SRINADI DI KABUPATEN KLUNGKUNG

BENTUK PENGIKAT JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) CANGGU DI KABUPATEN BADUNG

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH PADA PT (PERSERO) BANK TABUNGAN NEGARA, Tbk. DI KOTA DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PADA LEMBAGA PERBANKAN

ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN OBLIGASI NEGARA RITEL

KEWENANGAN PELAKSANAAN EKSEKUSI OLEH KREDITUR TERHADAP JAMINAN FIDUSIA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH KEMBANG, PEMOGAN, DENPASAR SELATAN Oleh: Gde Dianta Yudi Pratama I Ketut Westra Ni Putu Purwanti

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP BENDA JAMINAN FIDUSIA YANG MUSNAH DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

ANALISIS YURIDIS WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBERIAN KREDIT BAGI USAHA KECIL DI PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BANK PASAR KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

PENYELESAIAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI PADA SUZUKI FINANCE CABANG DENPASAR

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA ANGGOTA MASYARAKAT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KOTA DENPASAR

AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH (AYDA) ATAS KREDIT MACET PADA PT. BPR TATA ANJUNG SARI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

O Pembingbing. 1. Ida Bagus Putra Atmadja 2. Ida Ayu Sukihana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana. Abstract

KREDIT MACET PADA KOPERASI SENIMAN SANGGAR KEMBANG BANG BANJAR KEDISAN TEGALLALANG GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berbagai kegiatan, berbagai macam kebutuhan selalu

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

TANGGUNG JAWAB KETUA DALAM PENYELENGGARAAN ARISAN DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tak dapat di pungkiri

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

UPAYA PENYELESAIAN HUKUM TERHADAP PINJAMAN BERMASALAH DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI SERBA USAHA SATYA DHARMA DENPASAR

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pembangunan aspek ekonomi tentunya tidak

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I. Bandung, 2003, hal. xi 2 Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, hal. 5. Penerapan prinsip..., Indah Fajarwati, FH UI, 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

PENYELESAIAN KREDIT MACET BAGI DEBITUR DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD), DESA PAKRAMAN KABA KABA KECAMATAN KEDIRI, KABUPATEN TABANAN

seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi,

A. Latar Belakang Masalah

Oleh : I Made Hengki Permadi Dewa Gde Rudy I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata, Universitas Udayana

LAPORAN PENELITIAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN KAJIAN TERHADAP PRAKTIK PENJAMINAN KREDIT PERBANKAN

PENYELESAIAN KREDIT MACET TANPA JAMINAN PADA KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia

ASPEK-ASPEK HUKUM PERKREDITAN PADA BANK EKA AYU ARTHA BHUWANA KABUPATEN GIANYAR. Oleh: I Gede Sakih Sastrawan Ida Bagus Putra Atmadja Dewa Gede Rudy

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Transkripsi:

1 PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA PADA DESA PAKRAMAN PADANGSAMBIAN DENPASAR oleh A.A Raka Ika Paramitha A.A Sagung Wiratni Darmadi Ida Ayu Sukihana Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Its business banking or other business entities are generally more emphasis on lending activities, as it can provide profit interest. Lending activities undertaken or banking institutions and other business entities are not purely lending capital to its customers, but it is complex include the sources of credit funds, allocation of funds, the organization and credit management, credit policy, loan documentation and administration, supervision credit, as well as the settlement of problem loans because of the bad faith of the customer (debtor), the denial of credit in the fulfillment of payment obligations (wanprestasi). Lending activities are conducted throughout the banking institutions, including other business entity called the Village Credit Institutions (hereinafter LPD) owned Pakraman village in Bali. Key Words : Banking, Credit, Capital and Wanprestasi ABSTRAK Usaha lembaga perbankan dan atau badan usaha lain pada umumnya lebih menekankan pada kegiatan perkreditan, karena dapat memberikan keuntungan bunga. Kegiatan perkreditan yang dilakukan lembaga perbankan dan atau badan usaha lain tidak semata-mata bersifat peminjaman modal kepada nasabahnya, namun sangatlah kompleks antara lain mencakup sumber-sumber dana kredit, alokasi dana, organisasi dan manajemen kredit, kebijakan kredit, dokumentasi dan administrasi kredit, pengawasan kredit, serta penyelesaian kredit bermasalah karena adanya itikad tidak baik para nasabah (debitur), yaitu melakukan pengingkaran dalam pemenuhan kewajiban pembayaran kredit (wanprestasi). Seluruh kegiatan perkreditan tersebut dilakukan lembaga perbankan, termasuk badan usaha lain yang disebut Lembaga Perkreditan Desa (selanjutnya disebut LPD) yang dimiliki Desa Pakraman di Bali. Kata Kunci : Perbankan, Kredit, Modal dan Wanprestasi

2 I. PENDAHULUAN Pemberdayaan kemajuan perekonomian masyarakat Indonesia, terus diupayakan oleh pemerintah dengan mendorong usaha ekonomi skala besar, menengah, dan kecil melalui penyaluran kredit dari lembaga perbankan. Lembaga perbankan dan atau badan usaha lainnya tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan dana (lack of funds), yang dikelola dengan kegiatan perkreditan untuk melayani kebutuhan pembiayaan usaha perekonomian yang dilakukan masyarakat. 1 Kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran secara mengangsur, atau dengan kata lain kata kredit secara arfiah dapat diartikan; pinjaman uang yang dikembalikan secara mengangsur dengan batas waktu tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan usaha lain. 2 Usaha lembaga perbankan dan atau badan usaha lain pada umumnya lebih menekankan pada kegiatan perkreditan, karena dapat memberikan keuntungan bunga (rente). Seluruh kegiatan perkreditan tersebut dilakukan lembaga perbankan, termasuk badan usaha lain yang disebut Lembaga Perkreditan Desa (selanjutnya disebut LPD) yang dimiliki Desa Pakraman di Bali. Namun dalam prakteknya sering dijumpai adanya itikad tidak baik para nasabah (debitur), yaitu melakukan pengingkaran dalam pemenuhan kewajiban pembayaran kredit. Secara normatif, peristiwa hukum tersebut dapat dikategorikan sebagai tindakan wanprestasi atau ingkar janji. Terjadinya tindakan wanprestasi tersebut, debitur tidak selamanya dalam keadaan tidak memenuhi prestasi seperti apa yang telah diperjanjikan, melainkan dapat juga debitur telah memenuhi prestasinya akan tetapi tidak dengan baik sebagaimana dikehendaki oleh kreditur. Keadaan wanprestasi dari debitur inilah mengakibatkan kredit menjadi bermasalah atau bahkan menjadi macet. 1.1 TUJUAN Tujuan umum dari penulisan ini yaitu berupaya untuk dapat melakukan pengembangan ilmu hukum yang ada sejalan dengan paradigma sciense as a process (ilmu sebagai proses) dan tujuan khususnya adalah untuk mengidentifikasi, mengkaji 1 Muhamad Djumhana, 1993, Hukum Perbankan Di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, Hlm.1. 2 Trisno Yuwono & Silvita, I.S, (Tanpa tahun), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Penerbit Arloka, Surabaya, Hlm.330.

3 faktor-faktor penyebab terjadinya wanprestasi dalam perjanjian kredit dan mengkaji penyelesaian yang dilakukan oleh LPD Desa Pakraman Denpasar. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan kebenaran adalah penelitian yang bersifat Yuridis-Empiris. Penelitian hukum empiris (applied-law research) adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan atau implementasi ketentuan hukum normative (kodifikasi, undang-undang, atau kontrak) secara in-action pada setiap peristiwa hukum tertentu yg terjadi dalam masyarakat. 3 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi dalam perjanjian kredit pada LPD Desa Pakraman Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar Berdasarkan hasil wawancara dengan L.G. Purnawati, AMd. (Kepala Bagian Kredit, LPD Desa Pakraman Padangsambian) pada tanggal 6 Juni 2013, menjelaskan bahwa faktor ekonomi debitur yang kurang stabil ini merupakan penyebab utama terjadinya kredit macet. Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan di mana pertumbuhan ekonomi berlangsung secara terkendali dan berkelanjutan yang berarti bahwa pertumbuhan arus barang/jasa dan arus uang berjalan seimbang. Kurs valuta asing biasanya digunakan sebagai indikator utama dalam melihat kekuatan ekonomi ataupun tingkat kestabilan perekonomian suatu negara. Kondisi ekonomi suatu negara dapat dikatakan stabil apabila kurs mata uang negara stabil. Kondisi ekonomi debitur sangat bergantung dengan kondisi perekonomian daerah maupun secara nasional. Oleh karena itu, apabila kondisi ekonomi daerah 3 Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Hlm. 134.

4 maupun nasional mengalami guncangan, cepat atau lambat akan berdampak negatif bagi masyarakat luas, tak terkecuali debitur. Kondisi ekonomi debitur yang kurang stabil menjadi salah satu faktor debitur melakukan wanprestasi. Kondisi ekonomi debitur yang terkena dampak dari kondisi ekonomi daerah maupun nasional akan secara tidak langsung membuat debitur kesulitan bahkan tidak sanggup lagi untuk melaksanakan kewajibannya. Seperti yang terjadi saat wacana kenaikan bahan bakar minyak dicanangkan pemerintah pada bulan Maret 2012, banyak harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan walaupun wacana tersebut masih sebatas perdebatan di pemerintah. Hal itu membuat beberapa debitur terlambat membayar kewajibannya dikarenakan harus mendahulukan kebutuhan pokok keluarga. (wawancara tanggal 6 Juni 2012) 2.2.2 Upaya penyelesaian yang dilakukan oleh LPD Desa Pakraman Padangsambian apabila terjadi wanprestasi Langkah-langkah yang dilakukan oleh Kepala Bagian Kredit LPD Desa Pakraman Padangsambian adalah menghubungi nasabah melalui telephone, untuk memberitahukannya bahwa pembayaran terhadap pokok maupun bunga kredit telah jatuh tempo. Jika telah dihubungi melalui telephone, namun nasabah tidak juga melunasi kewajibannya, maka akan diberikan Surat Pemberitahuan Tagihan Tertunggak. Namun jika berturut-turut selama 3 (tiga) bulan nasabah belum juga melakukan pembayaran, maka diberikan Surat Peringatan I (SP.I), peringatan ini berupa permintaan dari pihak LPD kepada nasabah untuk segera membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo. Begitu juga seterusnya, jika nasabah tetap tidak melakukan pembayaran atau tidak memenuhi kewajibannya selama 6 (enam) bulan berturut-turut akan diberikan Surat Peringatan II (SP.II), dan jika tidak melakukan pembayaran selama 9 (Sembilan) bulan berturut-turut, maka pihak LPD akan memberikan nasabah Surat Peringatan III (SP.III), agar segera melakukan pembayaran. Pembayaran ini berupa permintaan dari pihak LPD kepada nasabah untuk segera membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo.

5 III. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di depan maka dapat ditarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan, sebagai berikut : 1. Penyebab terjadinya wanprestasi pada LPD Desa Pakraman Padangsambian terdiri dari dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu kondisi ekonomi dan manajemen usaha debitur yang kurang stabil serta kesengajaan dan kelalaian debitur tidak memenuhi kewajibannya. Sedangkan faktor eksternal tersebut terdiri dari keadaan memaksa pada debitur dan kerugian usaha yang dikelola debitur. 2. Cara penyelesaian hukum yang dilakukan oleh LPD Desa Pakraman Padangsambian dalam menangani nasabah yang wanprestasi yaitu dengan cara melakukan pemanggilan kepada debitur yang melakukan wanprestasi dan memberikan surat peringatan. Namun apabila upaya tersebut tidak berhasil, akan diselesaikan melalui jalur hukum. DAFTAR PUSTAKA Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Hlm.134. Muhamad Djumhana, 1993, Hukum Perbankan Di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, Hlm.1. Trisno Yuwono & Silvita, I.S, (Tanpa tahun), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Penerbit Arloka, Surabaya, Hlm.330.