LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 18 SERI E NOMOR SERI 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PENGHAPUSAN KENDARAAN DINAS MILIK PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. b. bahwa dalam rangka memberikan kepastian hukum terhadap proses penghapusan kendaraan milik Pemerintah Daerah yang tidak efisien lagi untuk dipergunakan guna menunjang kelancaran tugastugas kedinasan, maka perlu mengatur tata cara penghapusan kendaraan milik Pemerintah Daerah; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
2 Mengingat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Nomor 3 Drt. Tahun 1953 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2756) Ssebagai Undang-Undang; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041); Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
3 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 7. 8. 9. 10. 11. 12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 tentang Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2967 ); Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609); Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah; Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Utara Nomor 5 Tahun 1992 tentang Lembaran Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Utara Tahun 1992 Nomor 16 Seri D Nomor 14); Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor 19 Tahun 2000 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2000 Nomor 38 Seri D Nomor 27);
4 13. Peraturan Daerah Hulu Sungai Utara Nomor 55 Tahun 2001 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan dan Pertanggung-jawaban Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2001 Nomor 88 Seri D Nomor 71). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Dan BUPATI HULU SUNGAI UTARA MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TENTANG PENGHAPUSAN KENDARAAN DINAS MILIK PEMERINTAH DAERAH. B A B I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pertaturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Hulu Sungai Utara. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Hulu Sungai Utara. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara.
5 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara. 6. Bagian Umum adalah Bagian Umum pada Sekretariat Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara. 7. Penghapusan adalah kegiatan atau tindakan untuk melepaskan pemilikan atau penguasaan barang Daerah dengan menghapuskan pencatatannya dari daftar inventaris barang daerah. 8. Kendaraan Perorangan Dinas adalah kendaran dinas yang dipergunakan oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 9. Kendaraan Dinas Operasional adalah kendaraan dinas operasional perkantoran terdiri dari dari : - Jenis Sedan, jeep, station wagon, minibus dan pickup. - Jenis kendaraan bermotor beroda 2 (dua), (sepeda motor dan Scoter). 10. Kendaraan Dinas Operasional Khusus adalah kendaraan dinas yang digunakan untuk melayani kepentingan umum terdiri dari mobil ambulan, mobil pemadam kebakaran, bus, mikro bus, truck, alat-alat berat, kendaraan di atas air dan jenis kendaraan untuk melayani kepentingan umum. 11. Pengguna Kendaraan adalah kepala satuan kerja perangkat Daerah. B A B II PERUBAHAN STATUS HUKUM Bagian Pertama Penghapusan Pasal 2 (1) Kendaraan roda 2 (dua), roda 3 (tiga), dan roda (4) milik Pemerintah Daerah yang sudah rusak sehingga tidak dapat dipergunakan lagi atau sudah tidak efisien lagi untuk dipergunakan karena biaya
6 pemeliharaan dan biaya operasional yang besar dapat dihapus dari Daftar Inventaris. (2) Penghapusan sebagaimana pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Daerah setelah memperoleh persetujuan DPRD. (3) Setiap Penghapusan Kendaraan Milik Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1), dilaksanakan melalui: a. Penjualan/penjualan dengan pelelangan umum atau penjualan dengan pelelangan terbatas; b. Ruislag/Tukar menukar; c. Disumbangkan/ dihibah kepada pihak lain; d. Pemusnahan; e. Penyertaan modal. (4) Hasil penjualan/pelelangan harus disetorkan secara bruto kepada Kas Daerah. Pasal 3 Penghapusan barang-barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dilaksanakan oleh Panitia Penghapusan Barang Daerah/Panitia Penjualan Kendaraan yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Bagian Kedua Penjualan Kendaraan Dinas Pasal 4 (1). Kendaraan Dinas yang dapat dijual terdiri dari : a. Kendaraan Perorangan Dinas; b. Kendaraan Dinas Operasional. (2). Kendaraan Dinas Operasional sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b terdiri dari : a. Kendaraan Dinas Operasional Perkantoran; b. Kendaraan Dinas Operasional Khusus.
7 Pasal 5 (1) Kendaraan perorangan dinas yang berumur 5 (lima) tahun atau lebih dapat dijual 1 (satu) buah kepada yang bersangkutan. (2) Penjualan Kendaraan Dinas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak boleh menggangu pelaksanaan tugas dinas di Daerah. (3) Kepala Daerah menetapkan batas usia Kendaraan Perorangan Dinas yang akan dihapus. Pasal 6 Kendaraan Perorangan Dinas dilakukan penghapusan dari Daftar Inventaris Barang Daerah setelah harga penjualan kendaraan perorangan dinas dilunasi dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 7 (1) Kendaraan Dinas Operasional Perkantoran yang telah berusia lebih 5 (lima) tahun atau karena rusak berat dan tidak efesien lagi bagi keperluan dinas dapat dijual / dilelang kepada Pegawai Negeri yang telah memenuhi masa kerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun atau lebih. (2) Kepala Daerah menetapkan batas usia Kendaraan Dinas Operasional Perkantoran yang akan dihapus. (3) Pegawai pemegang kendaraan atau akan memasuki pensiun atau lebih senior mendapat prioritas untuk membeli kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 8 (1) Kendaraan Dinas Operasional Khusus yang telah berumur 10 (sepuluh) tahun atau lebih dan telah ada penggantinya atau rusak berat dan tidak efisien lagi bagi keperluan dinas dapat dijual /dilelang.
8 (2) Kepala Daerah menetapkan batas usia Kendaraan Dinas Operasional Khusus yang akan dihapus. Pasal 9 (1) Kendaraan Dinas Operasional yang digunakan anggota DPRD yang masih aktif yang sudah berusia 5 tahun atau lebih atau karena rusak berat dan tidak efisien lagi bagi keperluan Dinas dapat dijual/dilelang kepada anggota DPRD yang telah mempunyai masa bakti 5 tahun. (2) Masa bhakti 5 tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dihitung dari penggabungan dari masa bhakti sebelumnya secara tidak terputus-putus, sehingga mencapai masa bhakti 5 tahun. (3) Kepala Daerah menetapkan batas usia Kendaraan Dinas Operasional yang digunakan anggota DPRD yang akan dihapus. Pasal 10 Kesempatan untuk membeli Kendaraan Dinas Perorangan maupun Kendaraan Dinas Operasional hanya 1 (satu) kali kecuali dalam tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun. B A B III PROSEDUR PENJUALAN KENDARAAN DINAS Bagian Pertama Kendaraan Perorangan Dinas Pasal 11 Permohonan membeli Kendaraan Perorangan Dinas diajukan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 12 Untuk melaksanakan penelitian atas kendaraan-kendaraan yang dimohon untuk dibeli, Kepala Daerah membentuk Panitia Penjualan Kendaraan
9 Perorangan Dinas disingkat Panitia Penjualan Kendaraan yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah Pasal 13 Panitia Penjualan Kendaraan meneliti dari segi administratif/pemilikan kendaraan, keadaan fisik, kemungkinan mengganggu kelancaran tugas dinas, efesiensi penggunaannya, dihubungkan dengan biaya operasional, nilai jual kendaraan, persyaratan pejabat pemohon dan lain-lain yang dipandang perlu. Hasil penelitian Panitia Penjualan Kendaraan tersebut dituangkan dalam bentuk Berita Acara. Pasal 14 (1) Kepala Daerah menyampaikan permohonan persetujuan penjualan Kendaraan Perorangan Dinas kepada DPRD dengan dilampiri: a. Permohonan dari pejabat yang bersangkutan; b. Berita Acara Hasil Penelitian Panitia Kendaraan; c. Daftar kendaraan yang akan dijual. (2) Atas Dasar Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Kepala Daerah menetapkan Keputusan Penjualan Kendaraan Dinas dengan lampiran Keputusan yang memuat antara lain: a. Nama dan Jabatan Pembeli; b. Data mengenai Kendaraan; c. Biaya perbaikan selama 1 (satu) tahun terakhir, untuk komponen kendaraan yang tidak habis pakai. d. Harga jual sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. Harga yang ditetapkan; f. Jumlah harga yang harus dibayar oleh pembeli. (3) Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas milik Pemerintah Daerah dengan persyaratan administratif yang harus dipenuhi, yakni : a. Keputusan Kepala Daerah tentang Penetapan penjualannya; b. Persetujuan DPRD;
10 c. Keputusan Kepala Daerah tentang Pembentukan Panitia Kendaraan; d. Berita Acara hasil penelitian Panitia kendaraan; e. Permohonan membeli Kendaraan dari masing-masing pejabat/pegawai calon pembeli; f. Keputusan pengangkatan pertama sebagai Pegawai Negeri/ABRI/Pejabat; g. Surat Pernyataan belum pernah membeli Kendaraan Perorangan Dinas dalam tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun. Pasal 15 Harga jual Kendaraan Perorangan Dinas ditentukan sebagai berikut : a. Kendaraan yang telah berumur 5 sampai dengan 7 tahun, harga jualnya adalah 40% (empat puluh persen) dari harga umum/pasaran yang berlaku; b. Kendaraan yang telah berumur 8 tahun atau lebih, harga jualnya 20% (dua puluh persen) dari harga umum/pasaran yang berlaku. Pasal 16 (1) Pelaksanaan Teknis penjualan Kendaraan Perorangan Dinas apabila pembayaran dilakukan dengan cara mengangsur maka setelah penetapan penjualan Kendaraan Dinas selanjutnya : a. Dibuat Surat Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Dinas yang ditandatangani Kepala Bagian Umum sebagai Pihak Kesatu ( I ), dan Pejabat Pembeli sebagai Pihak Kedua ( II ); b. Apabila ada biaya perbaikan selama 1 (satu) tahun terakhir atas kendaraan tersebut, untuk komponen kendaraan yang tidak habis pakai maka biaya dimaksud harus dibayar lunas sekaligus oleh pembeli sebelum Surat Perjanjian ditandatangani; c. Surat Perjanjian Sewa Beli harus memuat:
11 - Besarnya cicilan bulanan atas harga jual kendaraan dimaksud dengan ketentuan harus sudah dilunasi paling lambat dalam waktu 5 (lima) tahun. - Apabila dilunasi dalam waktu kurang dari 1 (satu) tahun, maka balik nama atas kendaraan tersebut sesegeranya dilaksanakan. - Selama belum dilunasi dan atau selama 1 (satu) tahun pertama dari surat perjanjian ditandatangani, kendaraan tersebut tetap dipergunakan untuk kepentingan dinas dan tidak boleh dijual/dipindahtangankan kepada pihak lain. d. Dalam hal kendaraan tersebut masih dipergunakan untuk kepentingan dinas, maka untuk biaya olie, ban dan BBM dapat disediakan Pemerintah Daerah; e. Semua harga jual dan biaya perbaikan untuk komponen kendaraan yang tidak habis pakai selama 1 (satu) tahun terakhir merupakan penerimaan Pemerintah Daerah dan harus disetor sepenuhnya pada Kas Daerah; f. Setelah harga jual Kendaraan Perorangan Dinas dilunasi, maka dikeluarkan Keputusan Kepala Daerah yang menetapkan : - Pelepasan hak Pemerintah Daerah atas Kendaraan Peorangan Dinas tersebut kepada Pembelinya. - Menghapuskan Kendaraan Perorangan Dinas dari Buku Inventaris Kekayaan Daerah. (2) Berdasarkan Keputusan Kepala Daerah sebagaimana yang dimaksud pada huruf f di atas, Pejabat pembeli Kendaraan Perorangan Dinas dapat melakukan balik nama kendaraan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 17 (1) Apabila pembayaran dilakukan secara tunai sekaligus sesuai dengan harga yang harus dibayar berdasarkan Keputusan Kepala Daerah,
12 maka setelah harga jual kendaraan dilunasi, Kepala Daerah menetapkan Keputusan : a. Pelepasan hak Pemerintah Daerah atas Kendaraan Perorangan Dinas tersebut kepada Pembelinya; b. Menghapuskan Kendaraan Perorangan Dinas dari Buku Inventaris Kekayaan Daerah. (2) Berdasarkan Keputusan Kepala Daerah sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) di atas, Pejabat pembeli Kendaraan Perorangan Dinas dapat melakukan balik nama kendaraan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bagian Kedua Kendaraan Operasional Dinas Pasal 18 (1) Pengguna Kendaraan mengusulkan kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah untuk dilakukan penghapusan kendaraan yang berada dalam lingkup unit kerjanya dari daftar inventaris milik Pemerintah Daerah dengan menyebutkan alasan penghapusan. (2) Atas usulan tersebut Sekretaris Daerah melalui Panitia Penghapusan Barang Inventaris Milik Pemerintah Daerah melakukan penelitian administrasi dan fisik terhadap kendaraan yang diusulkan untuk dihapus. Pasal 19 (1) Dalam melakukan penelitian kendaraan, Panitia Penghapusan meminta bantuan Dinas Perhubungan cq. Panitia Pengujian Kendaraan Bermotor untuk menilai kondisi masing-masing peralatan kendaraan.
13 (2) Hasil Penelitian Panitia Penghapusan dan Panitia Pengujian dituangkan dalam Berita Acara. Pasal 20 (1) Hasil kerja Panitia Penghapusan diserahkan kepada Sekda melalui Kepala Bagian Umum. (2) Sekda menyampaikan usulan untuk dilakukan penghapusan kendaraan dari daftar inventaris kepada Kepala Daerah, dengan disertai Berita Acara Penelitian Panitia Penghapusan. Pasal 21 Kepala Daerah menyampaikan permohonan penghapusan Kendaraan Operasional Dinas Perkantoran dan Kendaraan Dinas Operasional Khusus Lapangan kepada DPRD dengan dilampiri : a. Permohonan dari Pengguna; b. Berita Acara Hasil Penelitian Panitia Penghapusan; c. Berita Acara Hasil Pengujian. Pasal 22 Atas persetujuan DPRD, Kepala Daerah menetapkan Keputusan tentang Penghapusan Kendaraan Dinas dari Daftar Inventaris, yang memuat cara penjualan yang dilakukan. Bagian Ketiga Pelelangan Pasal 23 (3) Atas Keputusan Kepala Daerah tentang Penghapusan Kendaraan, Sekretaris Daerah melalui Kepala Bagian Umum meminta kepada Panitia Lelang Kendaraan untuk melakukan penjualan atas Kendaraan tersebut.
14 (4) Panitia Lelang Kendaraan dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 24 Pembayaran harga kendaraan yang dijual melalui pelelangan, dibayar secara tunai dan disetor ke Kas Daerah. BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 25 (1) Terhadap Kendaraan Dinas milik Pemerintah Daerah yang akan dihapus dan sudah dilakukan penetapan harga oleh Panitia Kendaraan/Panitia Lelang Kendaraan, maka segala perbaikan yang dilakukan atas beban dana APBD, wajib diperhitungkan kembali dan dilakukan penggantian oleh pembeli. (2) Biaya perbaikan yang diganti oleh pembeli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan Daerah dan wajib disetor ke Kas Daerah. Pasal 26 (1) Kepala Daerah dapat menetapkan kebijakan dalam penjualan kendaraan Dinas operasional perkantoran, selama Pemerintah Daerah belum dapat menyediakan penggantinya kendaraan tersebut tetap digunakan untuk operasional Dinas. (2) Kepada calon pembeli kendaraan tersebut wajib membuat pernyataan kesediaan digunakan untuk kepentingan Dinas selama Pemerintah belum dapat melakukan penggantian atas kendaraan tersebut.
15 Pasal 27 (1) Biaya Operasional untuk olie dan BBM untuk kendaraan tersebut disediakan oleh Pemerintah Daerah. (2) Diluar biaya operasional olie dan BBM dapat diberikan penggantian atas persetujuan Kepala Daerah. B A B V KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Daerah dan atau Keputusan Kepala Daerah. Pasal 29 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah. Ditetapkan di Amuntai pada tanggal 25 Juli 2006 BUPATI HULU SUNGAI UTARA, CAP TTD H. FAKHRUDDIN
16 Diundangkan di Amuntai pada tanggal 25 Juli 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA, CAP TTD H. RISNADY BAHARUDDIN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 18 SERI E NOMOR SERI 13
17 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PENGHAPUSAN KENDARAAN DINAS MILIK PEMERINTAH DAERAH I. PENJELASAN UMUM. Kendaraan Dinas merupakan salah satu sarana kerja bagi Pemerintah Daerah, dimaksudkan guna mendukung kelancaran tugas-tugas Pemerintahan. Sebagai sarana kerja, satu aspek penting yang harus diperhitungkan adalah nilai ekonomis dalam pemanfaatannya. Apabila sarana tersebut tidak efisien lagi untuk digunakan, baik dari aspek pemeliharaannya maupun dari aspek biaya operasionalnya, Pemerintah Daerah dapat melakukan penghapusan atas kendaraan tersebut. Disamping pertimbangan efisiensi, biaya operasional dan pemeliharaan, syarat mutlak untuk dilakukan penghapusan adalah dari segi usia kendaraan, yakni minimal sudah mencapai usia 5 tahun. Konsekwensi dari penghapusan ini, maka untuk Kendaraan Dinas Perorangan dapat dijual kepada yang bersangkutan melalui Panitia Penjualan Kendaraan Dinas, sedangkan untuk Kendaraan Operasional Dinas, sebagaimana yang dipegang oleh Kepala Dinas, Kepala Badan, Kepala Kantor, Kepala Bagian dan Camat, dijual melalui lelang, baik lelang umum maupun lelang terbatas. Pelelangan ini dilakukan oleh Panitia Lelang dengan harga atas penaksiran dari Panitia Penaksir pada Dinas Perhubungan yang merujuk pada standar harga resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah
18 Pusat. Hasil penjualan kendaraan ini merupakan pendapatan Daerah dan disetor secara bruto ke Kas Daerah. Guna memberikan landasan hukum yang pasti dalam prosedur, penetapan usia asset dan kegiatan teknis lainnya dalam penghapusan kendaraan dinas, maka sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 104 Tahun 2004, perlu mengatur dan menetapkannya dalam bentuk Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL Pasal 1 s/d pasal 29 : Cukup jelas