PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 23 TAHUN 2009 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 03 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SIAGA SEARCH AND RESCUE ( SAR)

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 05 Tahun 2010 TENTANG STANDAR BIAYA DALAM PENYELENGGARAAN OPERASI SAR TAHUN ANGGARAN 2010

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 06 Tahun 2010 TENTANG STANDAR BIAYA PENYELENGGARAAN SIAGA SAR TAHUN ANGGARAN 2010

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 06 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 08 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.01 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR BIAYA PENYELENGGARAAN SIAGA SAR TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 30 TAHUN 2001

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR)

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 04 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 18 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 684); 4. Peratur

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 20 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 22 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN OPERASI SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 2 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR BIAYA PENYELENGGARAAN SIAGA PENCARIAN DAN PERTOLONGAN TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 02 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR BIAYA DALAM PENYELENGGARAAN OPERASI SAR TAHUN ANGGARAN 2011

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 7 TAHUN 2015 TENTANG INSPEKTUR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN PESAWAT UDARA BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 20 TAHUN 2009 TENTANG RAPAT KERJA BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK.O4 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor: PER. KBSN-01/2008 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional sebaga

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK.02 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA PENYELENGGARAAN SIAGA PENCARIAN DAN PERTOLONGAN TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.08 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SEARCH AND RESCUE

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 02 TAHUN 2012 TENTANG DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.16 TAHUN 2011 TENTANG

KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.07 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 22 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT SIAGA PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SEARCH AND RESCUE

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 05 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN OPERASI SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Indonesia Tahun 2006 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4658); 5. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 tenta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 12 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 5 TAHUN 2014 TENTANG BASARNAS SPECIAL GROUP (BSG) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN SAR NASIONAL

Menimbang : a. dalam rangka kesiap-siagaan dan kelancaran penanggulangan terhadap

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN POTENSI SAR BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 02 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL TAHUN

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 12 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 06 Tahun 2009 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN JABATAN DAN KEPANGKATAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2014 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 21 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LATIHAN SEARCH AND RESCUE (SAR)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 12 TAHUN 2011 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR KOMPETENSI RESCUER DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

2014, No Menetapkan 2. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional; 3. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PER.KBSN.

No.1908, 2014 BASARNAS. Standar Operasional Prosedur. Perubahan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

PERATURAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR PELAYANAN OPERASI SAR PADA KECELAKAAN KAPAL

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL RESCUER DAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 250 / 11 / VI /2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 09 TAHUN 2010 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 186); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 36

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 05 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL

2017, No Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2017 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 53 Tahun : 2016

2016, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepoti

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 997 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2009

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 31 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SEARCH AND RESCUE (SAR) MENTERI PERHUBUNGAN,

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas

No.856, 2014 BASARNAS. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman.

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM.1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT PERSETUJUAN BERLAYAR (PORT CLEARANCE)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 14 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KERJASAMA LUAR NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 23 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SIAGA SEARCH AND RESCUE (SAR) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan Pertolongan perlu menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Siaga SAR dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4658); 2. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional; 3. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PER.KBSN-01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional; Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SIAGA SEARCH AND RESCUE (SAR) 1

BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: 1. Siaga SAR adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memonitor, mengawasi, mengantisipasi dan mengkoordinasikan kegiatan SAR dalam musibah dan bencana; 2. Shift siaga SAR adalah penjadwalan siaga SAR secara bergiliran selama 24 (dua puluh empat) jam; 3. Petugas Siaga SAR adalah pegawai di lingkungan Badan SAR Nasional yang melakukan Siaga SAR; 4. Regu siaga SAR adalah sekelompok petugas siaga SAR yang melaksanakan siaga SAR secara bersama-sama; 5. Pengawas Siaga adalah pejabat yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Direktur Operasi dan Latihan untuk melaksanakan monitoring pelaksanaan siaga di Kantor Pusat Basarnas beserta jajarannya dalam rangka menjaga kualitas pelaksanaan siaga SAR; 6. Basarnas adalah Badan SAR Nasional; 7. Kepala Badan adalah Kepala Badan SAR Nasional; 8. Kepala Kantor adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Basarnas; 9. Kepala Jaga Harian yang selanjutnya disebut Kajahar adalah petugas yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Direktur Operasi dan Latihan atau Kepala Kantor SAR untuk memimpin pelaksanaan siaga SAR; 10. Asisten Kajahar adalah petugas operasi yang membantu pelaksanaan tugas Kajahar di Kantor Pusat Basarnas dalam pelaksanaan siaga SAR. BAB II Pelaksanaan dan Bentuk Siaga SAR Pasal 2 Petunjuk Pelaksanaan Siaga SAR sebagaimana diatur dalam Peraturan ini merupakan acuan dalam pelaksanaan Siaga SAR di lingkungan Basarnas. 2

Pasal 3 (1) Siaga SAR dilaksanakan selama 24 (dua puluh empat) jam secara terus-menerus yang diatur dalam 2 (dua) shift; (2) Pelaksanaan siaga SAR dilaksanakan oleh 1(satu) regu siaga dalam setiap shiftnya; (3) Pelaksanaan shift siaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari 2 (dua) shift yaitu: a. Shift I (Pertama) pukul 08.00 20.00 waktu setempat; b. Shift II (kedua) pukul 20.00 08.00 waktu setempat. Pasal 4 Pelaksanaan siaga SAR pada hari libur dapat dilaksanakan oleh 1 (satu) regu siaga yang sama selama 2 (dua) shift. Pasal 5 Regu siaga yang telah melaksanakan siaga pada shift II pada hari kerja atau yang telah melaksanakan siaga selama 2 (dua) shift pada hari libur dapat diberikan istirahat 1 (satu) hari. Pasal 6 Siaga SAR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan di: a. Kantor Pusat Basarnas; b. Kantor SAR; c. Pos SAR. Pasal 7 (1) Pelaksanaan siaga SAR di Kantor Pusat Basarnas dipimpin oleh Kajahar; (2) Dalam hal keadaan tertentu Kajahar yang telah ditunjuk berhalangan melaksanakan tugas, Kepala Seksi Siaga atas nama Kasubdit Siaga, Latihan dan Standarisasi dapat menunjuk Kajahar pengganti; (3) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagai berikut: a. melaksanakan dinas di luar kantor; b. melaksanakan tugas lain sesuai perintah pimpinan; c. menderita sakit; d. melaksanakan cuti; dan. e. Karena alasan lain atas izin Kepala Seksi Siaga pada Direktorat Operasi dan Latihan. 3

Pasal 8 (1) Pelaksanaan siaga SAR di Kantor SAR di pimpin oleh Kajahar. (2) Pelaksanaan siaga SAR di Pos SAR dipimpin oleh Koordinator Pos SAR. (3) Dalam hal keadaan tertentu Kajahar yang telah ditunjuk pada Kantor SAR dan Koordinator Pos SAR berhalangan melaksanakan tugas, Kepala Seksi Operasi atau Kepala Subseksi Operasi atas nama Kepala Kantor dapat menunjuk Kajahar pengganti. (4) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagai berikut: a. melaksanakan dinas di luar kantor; b. melaksanakan tugas lain sesuai perintah pimpinan; c. menderita sakit; d. melaksanakan cuti; e. Karena alasan lain atas izin Kepala Seksi Operasi atau Kepala Subseksi Operasi. Pasal 9 Pelaksanaan siaga SAR terdiri dari: a. Siaga Rutin, yaitu pelaksanaan siaga yang dilaksanakan secara terus-menerus di lingkungan Basarnas dalam rangka kesiapsiagaan operasi SAR yang terdiri dari siaga komunikasi, siaga rescuer dan siaga Anak Buah Kapal (ABK), siaga kru pesawat udara; b. Siaga Khusus yaitu pelaksanaan siaga yang dilaksanakan selain dari siaga rutin. BAB III Petugas dan Pengawas Siaga SAR Pasal 10 Siaga SAR dilaksanakan oleh petugas siaga SAR yang tergabung dalam regu siaga yang memiliki kualifikasi sesuai dengan peraturan ini. Pasal 11 (1) Pelaksanaan siaga SAR di Kantor Pusat Basarnas yang dilaksanakan oleh petugas siaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 paling sedikit terdiri dari: a. 1 (satu) orang Pengawas Siaga; b. 1 (satu) orang Kajahar; c. 1 (satu) orang Asisten Kajahar; d. 2 (dua) orang Operator Radio; e. 2 (dua) orang Operator MCC (Mission Centre Control); f. 5(lima) orang kru untuk satu pesawat udara; g. 1 (satu) orang Petugas Keamanan. 4

(2) Pelaksanaan siaga SAR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan struktur sebagaimana tercantum dalam Contoh 1. Pasal 12 (1) Pelaksanaan siaga SAR di Kantor SAR yang dilaksanakan oleh petugas siaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 paling sedikit terdiri dari: a. 1 (satu) orang Kajahar; b. 2 (dua) orang Operator Radio; c. 1 (satu) Tim Rescue; d. 1 (satu) Tim ABK; e. 1 (satu) orang Caraka; f. 1 (satu) orang Petugas Keamanan. (2) Pelaksanaan siaga SAR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan struktur sebagaimana tercantum pada dalam Contoh 2. Pasal 13 Pelaksanaan siaga SAR di Pos SAR yang dilaksanakan oleh petugas siaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 paling sedikit terdiri dari: a. 1 (satu) orang Koordinator Pos SAR; b. 2 (dua) orang Operator Radio; c. 1 (satu) Tim Rescue; d. 1 (satu) orang petugas keamanan. Pasal 14 (1) Pelaksanaan siaga SAR diawasi dan dimonitor oleh Pengawas Siaga yang bertugas di Kantor Pusat Basarnas. (2) Pengawasan dan monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk menjamin pelaksanaan siaga SAR yang baik, benar dan efektif. Pasal 15 Pengawas siaga SAR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 mempunyai tugas: a. Melaksanakan pengawasan dan monitoring pelaksanaan siaga SAR di lingkungan Basarnas; b. Bertanggung jawab atas kualitas pelaksanaan siaga SAR; c. Memberikan arahan kepada Kajahar terkait dengan pelaksanaan siaga SAR; d. Memberikan masukan kepada Direktur Operasi dan Latihan terkait dengan pelaksanaan siaga SAR; e. Melaporkan pelaksanaan siaga SAR kepada Direktur Operasi & Latihan. 5

Pasal 16 Pengawas siaga SAR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 harus memiliki kualifikasi sebagai berikut: a. Bersertifikat SAR Mission Coordinator (SMC); b. Memiliki pengalaman dalam melaksanakan operasi SAR; c. Memiliki masa kerja minimal 12 (dua belas) tahun ; d. Mampu berbahasa Inggris Pasal 17 Pengawas siaga melaksanakan tugas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan apabila terjadi penanganan musibah penerbangan, pelayaran dan bencana, pengawas siaga bertindak selaku staf pembantu asisten SC. BAB IV Kepala Jaga Harian Pasal 18 (1) Pelaksanaan siaga SAR dipimpin oleh Kajahar. (2) Kajahar melaksanakan tugas selama 1 (satu) shift dan apabila terjadi penanganan musibah dan bencana, kajahar bertindak sebagai staf pembantu asisten SC Pasal 19 (1) Kajahar yang bertugas di Kantor Pusat Basarnas ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Direktur Operasi dan Latihan; (2) Kajahar yang bertugas di Kantor SAR dan Koordinator Pos SAR ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor SAR. Pasal 20 (1) Kajahar pada Kantor Pusat mempunyai tugas: a. meneruskan berita musibah kepada Direktur Operasi dan Latihan dan/atau Kepala Subdirektorat Pengerahan Potensi & Pengendalian Operasi, dan diteruskan secara hierarki kepada Kepala Badan SAR Nasional; b. melaksanakan koordinasi pelaksanaan siaga SAR di Kantor SAR; 6

c. meneliti dan melakukan verifikasi berita musibah dengan melaksanakan Preliminary Communication (PRECOM) dan Extended Communication (EXCOM); d. memberi masukkan kepada Deputi Bidang Operasi SAR dan/atau Direktur Operasi dan Latihan tentang tingkat keadaan darurat musibah; e. melakukan plotting awal search area untuk membantu SMC atau Kantor SAR; f. mencatat semua berita / informasi kejadian musibah, dan tindakan yang diambil sesuai urutan waktu ke dalam Buku Jurnal; g. membuat laporan kronologis penanganan rutin harian atau operasi SAR pada akhir penugasannya kepada Direktur Operasi dan Latihan dan diketahui oleh Pengawas Siaga SAR; h. bertindak sebagai Staf Asisten Intelijen SAR pada SAR Coordinator (SC) pada saat pelaksanaan operasi SAR. (2) Laporan kronologis penanganan rutin harian/operasi SAR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dibuat dengan format Laporan Kajahar sebagaimana tercantum pada dalam Contoh 5. Pasal 21 (1) Kajahar pada Kantor SAR mempunyai tugas: a. melaporkan berita musibah kepada Kepala Kantor SAR melalui Kepala Seksi Operasi atau Kepala Sub Seksi Operasi; b. memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan siaga SAR di Kantor SAR; c. meneliti dan melakukan verifikasi berita musibah dengan melaksanakan PRECOM dan EXCOM; d. memberikan masukan kepada Kepala Kantor SAR tentang tingkat keadaan darurat musibah; e. mencatat semua berita atau informasi kejadian musibah, dan tindakan yang diambil sesuai urutan waktu ke dalam Buku Jurnal. f. melakukan plotting awal search area untuk membantu SMC. g. membuat laporan kronologis penanganan rutin harian atau operasi SAR pada akhir penugasannya dan diketahui oleh kepada Kepala Seksi Operasi atau Kepala Subseksi Operasi untuk dilaporkan kepada Kepala Kantor SAR. h. bertugas sebagai staf Intelijen pada saat Operasi SAR. (2) Laporan kronologis penanganan rutin harian atau operasi SAR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dibuat dengan format Laporan Kajahar sebagaimana tercantum dalam Contoh 6. Pasal 22 Pelaksanaan verifikasi berita musibah dengan Preliminary Communication (PRECOM) dan Extended Communication (EXCOM) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf c dan Pasal 21 ayat (1) huruf c dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagaimana tercantum dalam Contoh 3 dan Contoh 4. 7

Pasal 23 Kajahar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) harus memiliki kualifikasi sebagai berikut: a. Bersertifikat SMC; b. Memiliki pengalaman operasi SAR; c. Masa kerja minimal 5 (lima) tahun; d. Mampu berbahasa Inggris baik aktif maupun pasif. Pasal 24 Kajahar yang telah melaksanakan tugas menyerahkan kewenangan pelaksanaan siaga kepada Kajahar yang melaksanakan tugas pada shift berikutnya. Pasal 25 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Kajahar pada Kantor Pusat Basarnas dibantu oleh seorang Asisten Kajahar. (2) Asisten Kajahar melaksanakan tugas selama 1 (satu) shift dan apabila terjadi penanganan musibah dan bencana, Asiten Kajahar bertindak sebagai staf pembantu Asisten SC Pasal 26 Asisten Kajahar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 harus memiliki Kualifikasi sebagai berikut: a. Bersertifikat SAR Planner; b. Memiliki masa kerja minimal 4 (empat) tahun; c. Mampu berbahasa Inggris baik aktif maupun pasif. BAB V Prasarana dan Sarana Siaga SAR Pasal 27 Pelaksanaan Siaga SAR harus ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai. 8

Pasal 28 (1) Pelaksanaan siaga SAR di Kantor Pusat Basarnas bertempat di Indonesia Mission Control Center (IDMCC) yang merupakan Pusat Pengendali Operasi Basarnas. (2) Pelaksanaan siaga SAR di Kantor SAR dan Pos SAR bertempat di Ruang Operasi yang merupakan Pusat Pengendali Operasi di Kantor SAR Pasal 29 Ruang kerja Pengawas siaga dan Kajahar menyatu dengan ruang operasi/idmcc dengan sarana kerja terdiri dari: a. Alat Komunikasi; b. Alat Tulis Kantor; c. Komputer; d. Peta; e. Kalkulator; f. Plotting Set ; g. Meja Plotting; h. White Board; i. Jam dinding yang menunjukkan waktu setempat dan waktu UTC; j. Data unsur SAR; k. Meubelair; l. LCD dan layar monitor. BAB VI B i a y a Pasal 30 Sumber pembiayaan penyelenggaraan Siaga SAR terdiri dari: a. APBN Kantor Pusat Basarnas; b. APBN Kantor SAR. BAB VII Ketentuan Penutup Pasal 31 Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka Peraturan yang telah ada sebelumnya dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. 9

Pasal 32 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2010. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 26 Agustus 2009 KEPALA BADAN SAR NASIONAL IB. SANUBARI, SE MARSEKAL MADYA TNI Salinan peraturan ini disampaikan kepada: 1. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara; 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara; 3. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Badan SAR Nasional; 4. Para Pejabat Eselon II di lingkungan Badan SAR Nasional; 5. Para Pejabat Eselon III di lingkungan Badan SAR Nasional; 6. Para Kepala UPT di lingkungan Badan SAR Nasional. ttd Salinan ini sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN AGUNG PRASETYO, SH PEMBINA UTAMA MUDA (IV/c) 10

LAMPIRAN JUKLAK PELAKSANAAN SIAGA SAR NOMOR : PK. 23 TAHUN 2009 TANGGAL : 26 Agustus 2009 STRUKTUR ORGANISASI SIAGA SAR KANTOR PUSAT BADAN SAR NASIONAL Contoh - 1 DIREKTUR OPERASI DAN LATIHAN PENGAWAS JAGA HARIAN KAJAHAR ASS KAJAHAR OPERATOR MCC OPERATOR RADIO KEAMANAN 11

Contoh - 2 STRUKTUR ORGANISASI SIAGA SAR KANTOR SAR SIAGA SAR KANTOR PUSAT KA KANSAR KASI OPS KAJAHAR OPERATOR RADIO ABK / RESCUE BOAT RESCUER POS SAR 12

Contoh - 3 PRELIMINARY COMMUNICATION (PRECOM) Upaya menghubungi lokasi dimana pesawat / kapal yang dinyatakan hilang kemungkinan singgah di tempat lain namun tidak melapor ke petugas yang berwenang. Precom untuk kapal Mencari informasi melalui Syahbandar, Bakorkamla, TNI AL, Satpol Airud dan Bea Cukai Bila kapal dicari dengan radio diupayakan menghubungi setiap 30 menit selama 4 jam Bila tempat bertolak kapal masih termasuk dalam area pencarian maka jam berangkat harus di cek kebenarannya Buat laporan situasi (SITREP) ke Basarnas setelah precom dilaksanakan Precom untuk pesawat Bekerjasama dengan petugas pengatur lalu lintas udara/atc (Air Traffic Controller) Menghubungi bandara tujuan/cadangan untuk mendapat kepastian tidak datangnya pesawat tersebut. Menghubungi bandara tempat berangkat untuk meyakinkan bahwa pesawat telah terbang dan tidak kembali serta memeriksa Flight Plan dan briefing yg diberikan. Estimasi waktu precom 60 Menit dari waktu duga (Estimate Time Arrival) yg menggunakan instrument flight rules (IFR) 90 Menit dari waktu duga (Estimate Time Arrival) bagi yg terbang secara visual flight rules (VFR) > 90 Menit bagi pesawat yg terbang tanpa Flight Plan 13

Contoh - 4 EXTENDED COMMUNICATIOM (EXCOM) Excom dilakukan bila pada saat precom tidak menghasilkan informasi yang akurat mengenai musibah penerbangan dan pelayaran. Excom dilakukan bila tugas pencarian ditingkatkan menjadi keadaan darurat (SAR Phases) yaitu INCERFA, ALERFA, dan DESTRESFA. Excom untuk kapal Menghubungi kembali instansi yang merupakan sumber berita setiap 24 jam Menghubungi pemilik kapal, agen pelayaran, polisi setempat, tempat pengisian BBM, keluarga korban untuk melaporkan data kapal dan nama POB Bila kapal yang hilang memiliki radio dan diketahui frequensinya maka harus dihubungi setiap 4 jam selama 24 jam. Excom untuk pesawat Menghubungi seluruh Bandara dan Jaring Radar dalam radius 50 Nm dari jalur/ lintasan penerbangan yang direncanakan. Menghubungi Bandara yang memungkinkan pesawat mendarat darurat. Melaksanakan NOTAM (Notice To Air Man) pada seluruh pesawat yang melalui jalur penerbangan tersebut agar melakukan pemantauan. Excom dinyatakan selesai: A. Kapal Apabila telah menghubungi semua instansi daftar dan penyiagaan unsur. Telah dilakukan kotak radio pada frekuensi yang digunakan setiap 4 jam selama 24 jam. Telah dilakukan pengecekan terhadap tempat singgah / sandar kapal. B. Pesawat Telah dihubungi seluruh Bandara dan Jaring Radar dalam radius 50 Nm dari jalur/ lintasan penerbangan yang direncanakan. Telah dihubungi Bandara yang memungkinkan pesawat mendarat darurat. Telah melaksanakan NOTAM pada seluruh pesawat melalui jalur penerbangan tersebut untuk melakukan pemantauan. 14

Contoh - 5 Hari / Tanggal :.. Pengawas :.. Kajahar :.. Asisten :... CONTOH FORMAT LAPORAN KAJAHAR KANTOR PUSAT BADAN SAR NASIONAL No Waktu No. Berita Perihal Berita Tindakan Keterangan Mengetahui, PENGAWAS SIAGA KAJAHAR ( ) ( ) 15

Contoh - 6 CONTOH FORMAT LAPORAN KAJAHAR KANTOR SAR Hari / Tanggal Kasi/Kasubsi Kajahar :.. :.. :.. No Waktu No. Berita Perihal Berita Tindakan Keterangan Mengetahui, KASI/KASUBSI OPS KAJAHAR ( ) ( ) KEPALA BADAN SAR NASIONAL ttd IB. SANUBARI, SE MARSEKAL MADYA TNI Salinan ini sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN AGUNG PRASETYO, SH PEMBINA UTAMA MUDA (IV/c) 16