ABSTRAK ABSTRACT. 1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau 2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BAHAN OLAHAN KARET (BOKAR) DI DESA SEI TONANG KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR

III. METODE PENELITIAN

Keywords: Marketing Channels, Margins, Price Transmission, Swadaya Farmers.

ANALISIS SALURAN PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA KARET (Havea brasiliensis) PADA PETANI SWADAYA DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BOKAR DI DESA LUBUK BATU TINGGAL KECAMATAN LUBUK BATU JAYA KABUPATEN INDRAGIRI HULU

ANALISIS PEMASARAN KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

ANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI KARET POLA SWADAYA DI DESA GOBAH KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BALAM MERAH KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1, Letak dan Keadaan Geogrqfls Desa Pantai Raja terletak di kecamatan Perhentian

Keyword : Palm oil, Marketing analysis, Marketing channels, Rantau Baru village of Kerinci district right Pelalawan

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

KEGIATAN II ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA BOKAR PADA PETANI DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR I.

dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS PEMASARAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT DI KECAMATAN PUTRI HIJAU KABUPATEN BENGKULU UTARA

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

ANALISIS STRUKTUR PASAR KARET PETANI EKS UPP TCSDP DI DESA BUKIT SAKAI KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS MARJIN PEMASARAN AGROINDUSTRI BERAS DI KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik pada masyarakat di masa mendatang. Pembangunan ekonomi

Analisis Pemasaran Gabah di Kecamatan Kubu Kabupaten Rokan Hilir. Analize Of Rice Marketing At Sub - District Of Kubu District Of Rokan Hilir

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA (STUDI KASUS PADA PETANI SWADAYA KECAMATAN KOTA BANGUN)

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

ANALISIS PEMASARAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT DI KECAMATAN LONG IKIS KABUPATEN PASER

BAB IV METODE PENELITIAN

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS PERKEMBANGAN PRODUKSI PENJUALAN SERTA PENAWARAN CPO DI PT AGRICINAL ANALYZING OF PRODUCTION SALES AND SUPPLY GROWTH OF CPO IN PT AGRICINAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

Sistem Tataniaga Tandan Buah Segar di Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PEMASARAN KARET PETANI EKS UPP TCSDP DI DESA HIDUP BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KELAPA (Cocos nucifera L) (Suatu Kasus di Desa Ciakar Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran) Abstrak

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG

ABSTRACT ANALYSIS OF THE POTENTIAL OF PALM SHELL WASTE WHEN USED AS ACTIVED CHARCOAL IN RIAU PROVINCE BY : EDWARD SITINDAON

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KELAPA SAWIT RAKYAT

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

EFISIENSI PEMASARAN EMPING MELINJO DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KEGIATAN II ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI KARET EKS POLA TCSDP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS PEMASARAN PADI DI DESA RAJA BEJAMU KECAMATAN SINABOI KABUPATEN ROKAN HILIR

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di subdistrito Ainaro Vila dan Suco Nugufu, distrito

Abstraksi. Rita Yani Iyan, Yusbar Yusuf dan Susi Lenggogeni

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau

J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : ISSN LEMBAGA PEMASARAN KOMODITI PALA DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KAKAO ( Studi Kasus : Desa Lau Sireme, Desa Lau Bagot, Desa Sukandebi, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi )

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU

ANALISIS PEMASARAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada. Penelitian tentang tata niaga gabah/ beras ini berusaha menggambarkan

Transkripsi:

ANALISIS SALURAN PEMASARAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PADA PETANI SWADAYA DI DESA SIMPANG KELAYANG KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU Oleh: Ardiansyah Pratama 1, Eliza 2 Ermi Tety 2, Kampus Bina Widya, Jalan H.R. Soebrantas Km 12,5 Panam-Pekanbaru Telp. (0761) 63270, Fax : 63271 Website : unri.ac.id, email : faperta.unri.ac.id (Department of Agribusiness Faculty of Agriculture, University of Riau) Ardiansyahpratama13@gmail.com, eliza@yahoo.com, ermi_tety@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: 1) saluran, marjin pemasaran dan bagian dari harga yang diterima petani. 2) sambungan atau korelasi antara harga minyak sawit yang dibayarkan kepada petani Organisasi PKS. Metode survei yang digunakan dengan purposive sampling untuk petani. Sampel dari umur tanaman 7-10. dengan mengambil 10% dari populasi sehingga sampel diambil 22 216 petani. Sampel pedagang dan PKS menggunakan metode snowball sampling. Desa Simpang Kelayang Kecamatan Kelayang terdapat tengkulak yang menjadi perantara petani-pedagang-pks. Petani harga jual ke pedagang pada bulan Februari 2015 adalah Rp. 1.326,36 / kg dan pedagang menjual ke PKS untuk Rp. 1.790,64 / kg. Margin Maret 2014- Februari 2015 adalah bulan tertinggi Januari 2015 sebesar Rp. 420,26 / Kg. Margin terendah di April 2014 sebesar Rp. 125,40 / Kg TBS pemasaran Efisiensi Dalam Februari 2015 sebesar 14,28 persen dari total marjin pemasaran dari USD 464,28 / Kg dan bagian dari petani menerima 73,03 persen. nilai korelasi harga (r) di tingkat petani dengan pedagang sebesar 0.832 Kata kunci: Marjin Pemasaran, Harga Korelasi, elastisitas, Efesiensi Pemasaran ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ABSTRACT This study aims to find and know, and analyze: 1) channels, marketing margin and part of the price received by farmers. 2) connection or correlation between the price of palm oil paid to the farmer MCC Organization. This study used survey method, with purposive sampling to farmers. Samples of plant age 7-10. with a determined 10% of the population so that the sample was taken 22 216 farmers. Samples traders and MCC using snowball sampling method. Desa Simpang Kelayang District of Kelayang there is a middleman that farmertrader-mcc. Farmer selling price to wholesalers in February 2015 is Rp. 1326.36 / kg and traders selling to the MCC for Rp. 1790.64 / kg. Margin of March 2014- February 2015 were the highest month of January 2015 amounted to Rp. 420.26 / Kg. The lowest margin in April 2014 amounted to Rp. 125.40 / Kg TBS marketing Efficiency In February 2015 amounted to 14.28 percent of total marketing margin of USD 464.28 / Kg and part of farmers received 73.03 percent. price correlation values (r) at the level of farmers with traders amounted to 0.832 1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau 2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau

Keywords: Marketing Margin, Price Correlation, elasticity, Marketing Efficiency. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------- PENDAHULUAN Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya yang tersebar luas di seluruh kawasan di Indonesia. Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang terkenal dengan sebutan negara agraris yang berarti sebagian besar masyarakat Indonesia bermata pencarian sebagai petani. Artinya pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari setengah perekonomian. Produksi Kelapa sawit di Provinsi Riau (CPO) tercatat sebesar,7.570.854 ton dan Pabrik Kerjasama Operasional (PKO) tercatat 1.761.408 ton. Perkebunan mempunyai kedudukan yang penting di dalam pengembangan pertanian baik di tingkat nasional. Tanaman perkebunan yang merupakan tanaman perdagangan yang cukup potensial di daeah ini ialah kelapa sawit, karet, kelapa, kopi dan cengkeh. Data produksi tanaman perkebunan tahun 2013 yang dikumpulkan dari dinas perkebunan atau BPS menunjukan adanya perubahan peningkatan dari tahun ke tahun dapat di lihat pada Tabel 1. Produksi perkebunan kelapa sawit 7.570.858 ton, kelapa 427.080 ton, karet 354.257 ton, dan kopi 2.603 ton dengan luas areal perkebunan kelapa sawit 2.399.172 ha, kelapa 520.260 ha, karet 505.264 ha dan kopi 5.415 ha.riau in Figures.BPS,2013. Salah satu Daerah yang memiliki lahan kelapa sawit yang cukup luas adalah Kecamatan Kelayang dapat di lihat pada lampiran 2. Sedangkan Rakit Kulim merupakan luas areal terkecil. Perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Kelayang. Tahun 2013 luas perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Kelayang seluas 3121 Ha dengan produksi 20.578.710 Kg. dan produktifitas 15,010 Kg/ha. Keberadaan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Kelayang sangat berperan aktif dalam menunjang perekonomian. Keberadaan ini ditunjang pula dengan adanya unit pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit. Pola swadaya merupakan petani yang mengusahakan atau mengelola kebun yang dilakukan secara swadaya dengan dana sendiri dan usaha mandiri mulai dari pengadaan sarana dan prasarana produksi sampai dengan pemasaran hasil panen kelapa sawit berupa TBS. Pemasaran kelapa sawit dalam bentuk TBS ke (PKS) dilakukan petani kelapa sawit swadaya melalui lembaga pemasaran yang ada baik itu melalui pedagang pengumpul maupun pedagang besar akan mempengaruhi harga yang akan di terima petani. Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana mengetahui margin pemasaran TBS kelapa sawit dan bagian harga yang diterima petani pada petani Swadaya di Desa Simpang Kelayang Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu. 2. Bagaimana korelasi atau hubungan antara harga kelapa sawit yang dibayarkan PKS dengan harga yang diterima petani Swadaya di Desa Simpang Kelayang Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu. 3. Bagaimana pengaruh perubahan harga (transmisi harga) kelapa sawit ditingkat PKS dengan harga ditingkat petani Swadaya Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau 2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau

1. Saluran, margin pemasaran TBS kelapa sawit dan bagian harga yang diterima petani Swadaya 2. Korelasi atau kaitan antara harga kelapa sawit yang dibayarkan PKS dengan harga yang diterima petani Swadaya. 3. Pengaruh perubahan harga (transmisi harga) kelapa sawit ditingkat PKS dengan harga ditingkat petani Swadaya. METODE PENELITIAN Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Simpang Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu merupakan Daerah pengembangan pertanian karena memiliki luas areal cukup besar dan jumlah produksi tinggi. Penelitian ini dilaksanakan terhitung dari bulan maret 2014 sampai dengan bulan Februari 2015 yang meliputi penyusunan proposal, pengumpulan data dan pengolahan data serta penulisan skripsi. Metode Pengambilan Sampel dan Data Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survey, pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling terhadap petani kelapa sawit pola swadaya. Adapun untuk sampel tanaman kelapa sawit yang diambil antara berumur 7-10 tahun dengan tahun tanam 2007-2010. Jumlah sampel untuk petani ditentukan sebanyak 10% (Tatang M. 2011) dari jumlah populasi yaitu 216 orang petani swadaya sehingga sampel yang diambil adalah sebanyak 22 orang petani swadaya Pengambilan sampel terhadap pedagang dan PKS melalui metode snow ball sampling dengan mengikuti saluran pemasarannya. Analisis Data Data yangdikumpulkan selanjutnya ditabulasikan dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Margin Pemasaran Analisis margin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara dengan kata lain analisis margin pemasaran dilakukan dengan mengetahui tingkat kompetisi dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam pemasaran/distribusi. Secara matematis margin pemasaran dihitung dengan formulasi sebaga berikut (Sudiyono, 2001) MP = Pr Pf Keterangan: MP = Margin Pemasaran (Rp/kg) Pr = Harga ditingkat PKS (Rp/kg) Pf = Harga ditingkat petani (Rp/kg) Bagian yang diterima Petani Bagian diterima petani merupakan perbandingan antar harga yang diterima oleh petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen. Menurut Hanafiah dalam Deni Helfira (2010), untuk menghitung bagian yang diterima petani digunakan rumus : LP Keterangan : LP= Bagian atau persentase yang diterima petani (%) HP= Harga yang diterima petani (%) HK= Harga pada konsumen (%) Analisis Koefisien Korelasi Harga(r) Koefisien korelasi dapat digunakan untuk memberikan penafsiran sampai berapa jauh pembentukan harga suatu komoditas pada suatu tingkat pasar dipengaruhi oleh pasar lainnya. Korelasi harga diukur dengan menggunakan data berkala (time series data) berupa data harga di tingkat pedagang pengumpul (Pf) dan di tingkat PKS (Pr) selama periode bulan Maret 2014 Februari 2015. Jika dari hasil perhitungan diperoleh angka korelasi harga (r) mendekati satu, maka ini menunjukkan keeratan hubungan harga pada tingkat pasar tersebut dan juga untuk

melihat sistem persaingan pasar yang terjadi. Untuk mencari korelasi antara harga yang dibayarkan PKS dengan harga yang diterima petani, dihitung dengan menggunakan rumus (Sudiyono, 2001): r Pr. Pf 2 Pr 2. Pf 0, 5 Keterangan: r : Korelasi antara harga ditingkat PKS dengan harga ditingkat petani Pr : Harga ditingkat PKS (Rp/Kg) Pf: Harga ditingkat petani (Rp/Kg) Ketentuan korelasi besaran yang dapat menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel dan dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi. Selanjutnya, besar nilai r dapat diinterpretasikan untuk memperkirakan kekuatan hubungan korelasi (Sudiyono, 2001) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Simpang Kelayang yang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kelayang. Desa Simpang Kelayang memiliki luas 3910 ha. Dengan jumlah penduduk sebanyak 23.343 orang. Pabrik Sawit (PKS) Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yaitu PT.Mas, Mitra Agung Swadaya. Pabrik Kelapa Sawit yang menjadi tempat pengolahan TBS oleh responden pada penelitian ini adalah PT. Mas, Mitra Agung Swadaya. PT.Mas, Mitra Agung Swadaya berdiri pada tanggal 13 Maret 2003 terletak di Jalan Lintas Timur KM 143 jarak antara jalan raya dengan lokasi pabrik adalah sejauh ± 1 km dengan kondisi jalan masuk pabrik berupa jalan krikil. PT.Mas, Mitra Agung Swadaya memiliki karyawan sebanyak 110 orang yang bergerak dalam bidang pengelolaan TBS sawit menjadi CPO memiliki kapasitas produksi 30-35 ton per jam dan memiliki kebun Plasma seluas 32 hektar kebun inti. Saluran Pemasaran Kelapa Sawit Petani Swadaya Saluran pemasaran yang juga disebut dengan saluran distribusi dapat digambarkan sebagai suatu rute atau alur. Saluran pemasaran TBS sawit merupakan rantai atau aliran pemasarkan TBS dari petani sebagai produsen ke pabrik kelapa sawit sebagai konsumen. Sedangkan lembaga pemasaran adalah lembagalembaga yang terlibat dalam pemasaran TBS dari petani hingga PKS. Lembaga pemasaran merupakan badan usaha atau individu yang melakukan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditas dari produsen hingga konsumen akhir. Lembaga pemasaran timbul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditas sesuai waktu, tempat, dan bentuk yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimum mungkin. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, diketahui bahwa saluran pemasaran tandan buah segar (TBS) kelapa sawit pada petani swadaya di Kelurahan Simpang Kelayang bersifat homogen atau hanya terdapat satu saluran pemasaran yaitu dari petani swadaya menjual TBS ke pedagang pengumpul (agen) dan pedagang pengumpul langsung menjualnya ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 : PETANI PEDAGANG PKS Rp 1.326,36 Kg Rp 1.790,64 Kg

Gambar 1. Saluran pemasaran TBS kelapa sawit oleh petani swadaya di Kelurahan Simpang Kelayang Pada bulan Februari 2015. Berdasarkan Gambar 1. diketahui bahwa hanya terdapat satu perantara yang menghubungkan petani dengan PKS yaitu pedagang pengumpul (agen). Saat rotasi panen tiba, pedagang pengumpul (agen) akan menjemput TBS di masing-masing TPH (tempat pengumpul hasil) pada kebun petani swadaya untuk mengambil TBS yang telah dipanen kemudian di jual ke PKS. Dalam saluran pemasaran ini, petani hanya mengeluarkan biaya upah panen yaitu sebesar Rp.133,86/kg. Adapun harga jual petani kepada pedagang pengumpul Bulan Februari 2015 adalah Rp. 1.326,36/Kg dan pedagang pengumpul menjual kepada PKS seharga Rp. 1.790,64/Kg.Sistem pembayaran dilakukan secara langsung oleh pedagang kepada petani setelah penimbangan TBS dan memberikan bon kepada petani sesuai dengan jumlah timbangan. Pedagang Pengumpul Rp.1.326,36/kg PKS Rp.1.790,64/kg. Saluran pemasaran dalam pemasaran TBS petani swadaya dilakukan untuk menjaga agar buah tidak busuk dan kualitas rendemen tetap terjaga. Pemasaran TBS, hanya yang memiliki SPB lah yang memiliki akses masuk ke dalam PKS untuk menjual TBS, petani memiliki hak penuh untuk menjual TBS kepada pedagang yang dikehendakinya. Hal ini dikarenakan tidak adanya kontrak antara petani dan pedagang.. Sedangkan PKS dalam menetapkan harga TBS didasarkan pada kesepakatan dari Tim Penentuan Harga TBS Dinas Perkebunan Provinsi Riau tiap minggunya. Berdasarkan informasi dari Dinas Perkebunan tersebut, selanjutnya PKS akan memberitahukan kepada pedagang sebagai patokan harga dalam membeli TBS dari petani swadaya. Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul antara lain adalah biaya transportasi, biaya SPB, biaya bongkar muat dan biaya penimbangan. Untuk melihat analisis pemasaran pada saluran pemasaran ini serta rincian biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.Rata-rata Biaya, Margin Pemasaran, dan Efisiensi Pemasaran Pada Petani Sawit di Desa Simpang Kelayang Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu bulan Februari NO Keterangan Jumlah (Rp/Kg) Persentase (%) 1. Petani 1. Harga Jual 1326,36 42,55 2. Upah Manen 133,86 3. Keuntungan 1.193 2. Pedagang Pengumpul 1. Harga Beli 1326,36 42,55 2. Harga Jual 1790,64 57,45 3. Biaya Pemasaran 255,79 - Transportasi 84,79 33,15 - Biaya SPB (Surat Pengantar Buah) - Biaya Bongkar Muat Dan Penimbangan 13 5,08 144 56,30

- Biaya Bongkar dipabrik 14 5,47 4. Keuntungan 208,49 3. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 1. Harga Beli 1790,64 57,45 4. Margin Pemasaran 464,28 5. Bagian yang diterima Petani 74,07 6. Efisiensi Pemasaran 14,28 Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa tingkat efisiensi saluran pemasaran TBS Bulan Februari 2015 sebesar 14,28 persen dengan total margin pemasaran Rp 464,28/Kg dan bagian yang diterima petani 73,03 persen.. Total biaya panen yang harus dikeluarkan oleh petani adalah sebesar 133,86/Kg. Sedangkan keuntungan yang diterima sebesar 1.193Rp/Kg. Adapun Rata-rata biaya yang harus dikeluarkan sebesar 255,79 Rp/Kg dengan rincian biaya transportasi Rp 84,79/Kg, biaya SPB Rp 13/kg, Biaya Bongkar Muat Dan Penimbangan Rp 144/Kg, Biaya Bongkar dipabrik Rp 14/Kg, dan Keuntungan untuk pedagang pengumpul sebesar Rp 208,49/Kg. Efisiensi Pemasaran Efisien berarti bagaimana caranya dengan biaya seminimal mungkin dan mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Sedangkan pemasaran dikatakan efisien apabila memenuhi dua syarat, yang pertama mampu menyampaikan hasil produksi kepada konsumen dengan harga yang paling murah dan mampu melakukan pembagian yang adil kepada semua pihak yang terlibat dalam proses produksi dan pemasaran produk tersebut (Sudiyono, 2001). adapun efisiensi yang didapatkan adalah 14,28 persen. Analisis Margin Pemasaran Margin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayar oleh konsumen akhir dengan harga yang diterima produsen. Komponen dari margin pemasaran adalah biaya-biaya yang diperlukan lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran (Sudiyono, 2001). Penelitian ini pembahasan mengenai biaya pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran yaitu dari Bulan Maret 2014 hingga Februari 2015.. Untuk data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 2.Harga Rata-Rata TBS Kelapa Sawit Ditingkat Petani dan Pabrik (PKS) Serta Margin Pemasaran Selama Periode Maret 2014 Februari 2015 Di Kelurahan Simpang Kelayang (Rp/Kg) NO Bulan Harga Pedagang Harga PKS Selisih (Pf) (Pr) (Pf-Pr) 1. Maret 1.208,15 1.375,55 167,41 2. April 1.262,65 1.388,05 125,40 3. Mei 1.242,67 1.390,37 147,71 4. Juni 1.270,25 1.518,05 247,80 5. Juli 1.327,69 1.475,55 147,86 6. Agustus 1.265,37 1.468,19 202,82 7. September 1.342,99 1.470,76 127,77 8. Oktober 1.270,44 1.410,82 140,38 9. November 1.287,82 1.430,70 142,88

10. Desember 1.330,30 1.620,67 290,37 11. Januari 1.317,87 1.738,13 420,26 12. Februari 1.330,35 1.745,64 415,29 Total 15.456,55 18.034,98 2.578,43 Rata-rata 1.288,05 1.502,92 214,87 Keterangan: Harga Pabrik (Pr) Harga Petani (Pf) : Harga yang dibayar pabrik ke pedagang : Harga yang dibayarkan pedagang ke petani Analisis margin pemasaran diperoleh dari rata-rata PKS kepada petani sawit di Desa Simpang Kelayang periode bulan Maret 2014 sampai dengan Januari 2015 yaitu sebesar Rp. 214,87/Kg. Margin pemasaran terbesar terjadi pada bulan Januari 2015 yaitu sebesar Rp. 420,,26/Kg. Margin terendah terjadi pada bulan April 2014 yaitu sebesar Rp. 125,40/Kg. Perbedaan margin pemasaran yang terjadi disebabkan oleh fluktuasi harga TBS setiap bulannya. Disamping itu biaya pemasaran TBS yang menjadi komponen margin pemasaran merupakan salah satu yang mempengaruhi tinggi rendahnya margin. Produksi TBS yang tidak stabil didalam Negri adalah salah satu penyebab terjadinya fluktuasi harga ditingkat petani. Fluktuasi harga yang terjadi seringkali sangat merugikan petani dari pada pedagang pengumpul, ini terjadi karena petani tidak dapat mengatur waktu penjualannya untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi. Fluktuasi harga juga memberikan kesempatan kepada pedagang pengumpul untuk mengambil keuntungan yang lebih tinggi dengan cara memanipulasi informasi harga ditingkat petani. Apabila harga naik maka pedagang lambat memberitahu kepada petani, sedangkan apabila harga turun informasi akan langsung disampaikan kepada petani dan petani akan ditekan dengan harga yang rendah. Pedagang pengumpul juga harus melihat kreteria berat TBS hingga sampai ke PKS dan menanggung apa bila penyortiran dilakukan oleh karyawan di PKS. Selain itu kualitas TBS yang dijual oleh petani juga berperan dalam menentukan margin. Margin juga merupakan salah satu cara bagi pedagang pengumpul untuk mendapatkan keuntungan. Untuk mempermudah melihat margin pemasaran TBS selama periode Maret 2014 sampai dengan Februari 2015 dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 3. Fluktuasi Harga Pemasaran TBS di Desa Simpang Kelayang Kecamatan Simpang Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu Periode Maret 2014 - Februari 2015 Berdasarkan fluktuasi Margin pemasaran TBS pada setahun kebelakang harga TBS sangat berfariasi dengan harga sawit di dalam negri. Pada bulan Mai 2014 harga TBS melonjak turun sebesar Rp 125,40 /Kg kemudian pada bulan Februari

2015 harga TBS naik sebesar Rp 464,28/Kg ini terjadi karena faktor biaya produksi dan berbagai macam lain nya yang menyangkut tinggi rendah nya harga TBS. Berbagai hal yang menyebabkan fluktuasi harga TBS kelapa sawit diantaranya dipengaruhi oleh permintaan kernel dan juga crude palm oil (CPO) perusahaan di pasar dunia disusul oleh keputusan pemerintah yang membatasi CPO. Faktor lain yang menyebabkan fluktuasi harga TBS adalah pengaruh dari harga minyak mentah di pasar dunia, faktor cuaca, dan faktor bencana alam yang terjadi serta pengaruh peringatan hari-hari penting Analisis Korelasi Harga Dari hasil perhitungan dengan menggunakan perhitungan SPSS 20 diperoleh nilai korelasi harga (r) di tingkat petani dengan harga ditingkat pedagang adalah sebesar 0,832 artinya nilai korelasi yang mendekati 1 menunjukkan keeratan hubungan sangat kuat antara harga di tingkat pedagang dengan harga di tingkat petani. Dengan nilai r < 1 (lebih kecil dari satu) juga berarti kedua pasar berintegrasi tidak sempurna. Integrasi pasar yang tidak sempurna maka struktur pasar yang terbentuk bukan merupakan pasar persaingan sempurna dan mengarah ke monopsoni. Keadaan ini sama halnya seperti yang terjadi di Desa Simpang Kelayang, dimana pedagang pengumpul bertindak sebagai satu-satunya pembeli TBS petani sehingga petani tidak mempunyai banyak opsi untuk menjual hasil panennya dan akibatnya petani selalu menerima berapapun harga yang ditetapkan oleh pedagang pengumpul atau dengan kata lain secara umum bahwa sistem pemasaran yang terbentuk tidak efisien (Suharyanto 2006). Analisis Transmisi Harga Transmisi harga digunakan untuk mengetahui respon komoditas karena perubahan harga ditingkat konsumen melalui informasi harga. Laju kenaikan harga di tingkat konsumen dapat berbeda dengan laju kenaikan harga di tingkat petani, tergantung kepada perilaku pedagang dalam melakukan transmisi harga dari konsumen kepada petani. Berdasarkan penghitungan melalui Program SPSS 20, hasil dari analisis regresi dan koefisien harga ditingkat PKS dengan harga ditingkat petani, dengan menggunakan model Pf = b0 + b1 Pr + ei (Azzaino,1982 dalam Suharyanto, 2005) Elastisitas transmisi harga merupakan perbandingan perubahan dari harga ditingkat pedagang dengan perubahan harga ditingkat petani. Apabila elastisitas transmisi harga lebih kecil dari 1 (Et<1) dapat diartikan bahwa perubahan harga sebesar 1% ditingkat pedagang akan mengakibatkan perubahan harga kurang dari 1% ditingkat petani. Apabila elastisitas transmisi harga lebih besar dari satu (Et>1) maka perubahan harga sebesar 1% ditingkat pedagang akan mengakibatkan perubahan harga lebih besar dari 1% ditingkat petani. Apabila elastisitas transmisi harga sama dengan 1 (Et=1) maka perubahan harga sebesar 1% ditingkat pedagang akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 1% ditingkat petani. Berdasarkan dari hasil analisis regresi sederhana diperoleh koefisien regresi b1 senilai 0.69. Nilai koefisien regresi ini menunjukkan nilai elastisitas transmisi harga, yaitu lebih kecil dari satu <1. Ini menunjukkan bahwa jika terjadi perubahan harga sebesar 1% ditingkat pabrik, akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 0.69% ditingkat petani. Nilai elastisitas transmisi harga (b1) sebesar 0.69 <1 (lebih kecil dari satu) juga mengindikasikan bahwa transmisi harga yang terbentuk antara pasar petani dengan pasar konsumen lemah sehingga struktur pasar yang terbentuk adalah pasar persaingan tidak sempurna. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian ini mengenai analisis pemasaran dan transmisi harga pada petani sawit pola swadaya, yang berada di desa Simpang Kelayang Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu adalah sebagai berikut.

1. Saluran pemasaran Kelapa Sawit di terdapat satu saluran pemasaran yaitu petani ke pedagang pengumpul dan pedagang pengumpul ke PKS.Margin Bulan Februari 2015 Rp 464,28/Kg dan efisiensi pemasaran 14,28%. 2. Nilai korelasi harga Kelapa Sawit di tingkat petani dengan harga ditingkat pedagang adalah sebesar 0,832 artinya menunjukkan keeratan hubungan korelasi kuat antara harga di tingkat pedagang dengan harga di tingkat petani. Dan integrasi pasar yang terbentuk tidak sempurna. 3. Transmisi harga Kelapa sawit (b1) diperoleh sebesar 0,69 menunjukan nilai elastistas transmisi harga lebih kecil dari satu (b1< 1), ini berarti bahwa jika terjadi perubahan harga sebesar 1% ditingkat PKS akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 0,69% ditingkat petani. Saran 1. Petani disarankan untuk lebih cermat dalam menyikapi fluktuasi harga dengan cara mengikuti informasi pasar yang berkembang. 2. Adanya penetapan standar kualitas TBS serta adanya pola kemitraan. Memperbaiki pengetahuan situasi pasar dan kontrak kerjasama antara petani serta pedagang sehingga dapat meningkatkan posisi petani yang selama ini hanya bertindak sebagai price taker (penerima harga) saja. 3. Pemerintah disarankan untuk membuat sebuah badan yang turun langsung ke lapangan dalam memantau perkembangan harga yang dibuat oleh pedagang pengumpul sehingga pedagang tidak sembarangan dalam menentukan harga seperti mengaktifkan UPTD (Unit Pelayanan Terpadu Dinas) yang aktif memantau pergerakan harga untuk di informasikan kepada petani. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statik. 2012. Riau Dalam Angka. Pekanbaru. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008 Dinas Perkebunan Kabupaten Indragiri Hulu. 2012.Analisis Saluran Pemasaran dan Transmisi Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Pada Petani Swadaya Di Desa Simpang Kelayang Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu. Edram dkk, 2009. Poal berbatuan terdiri dari (PIR-BUN,KKPA dan Trans-PIR), Sumber Dana Perbankkan. Kepala UPT, Kecamatan Kelayang, Kabupaten Indragiri Hulu,2014 Rahim. A dan Diah Retno Dwi Hastuti. 2007. Ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya. Depok. Sudiyono, A. 2001. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Tatang M. 2011, Pengambilan sampel secara purposive sampling dengan Jumlah sampel untuk petani ditentukan sebanyak 10%,.