BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan tahunan (annual report) kepada Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna bila disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY)

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011 Peraturan Nomor X.K.2

BAB I PENDAHULUAN. keuangan setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal indonesia saat

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAH. pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) atau perusahaan go public, laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public.

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB I PENDAHULUAN. Era yang semakin maju mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atas laporan keuangan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai laporan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. (Halim, 2000). Senada dengan pernyataan Halim, Aryati (2005) menyebutkan audit

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan laporan keuangan adalah profitabilitas perusahaan. Para

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. datang akan semakin tumbuh dan bersaing secara ketat dimana masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. telah go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan penawaran saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-Undang Pasar Modal. Perusahaan Go Public wajib untuk mempublikasikan laporan keuangan dan laporan auditor independen kepada publik, yaitu paling lambat akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan. Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Laporan keuangan merupakan bagian dari siklus akuntansi yang menggambarkan kondisi perusahaan pada suatu periode tertentu dan kinerja perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan. Menurut IAI (2012) dalam PSAK No. 1 revisi 2009, laporan keuangan perusahaan secara lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif. Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta 1

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan. Karakteristik dari laporan keuangan adalah dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan, serta dapat diperbandingkan. Penyajian informasi keuangan dapat bermanfaat apabila disajikan secara akurat dan tepat waktu, sehingga para pengguna dari laporan keuangan dapat dengan cepat mengambil keputusan ekonomi yang tepat. Para pengguna laporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya, dan masyarakat. Ketepatan waktu dan keakuratan pelaporan merupakan salah satu faktor penting bagi manfaat laporan keuangan. Manajemen menyajikan laporan keuangan dengan seksama, cermat, teliti, dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku sehingga keakuratan dari laporan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Serta tepat waktu sehingga pada saat diperlukan, laporan keuangan tersebut dapat digunakan dan diperoleh dengan cepat. Laporan keuangan perlu diaudit oleh auditor independen untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang telah disajikan manajemen perusahaan dan kesesuaiannya dengan standar keuangan yang berlaku. Dalam proses audit terdapat prosedur dan standar yang harus dipatuhi oleh auditor. Prosedur audit berkaitan dengan tindakan yang harus dilakukan oleh seorang auditor, sementara standar audit berkaitan dengan ukuran mutu kinerja auditor dan pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan 2

auditnya serta dalam laporan audit yang dihasilkannya. Prosedur audit dimulai dari tahap penerimaan perikatan dengan klien, perencanaan, pengujian, penyelesaian, dan pelaporan (Arens,2012). Bersumber pada PSA (Pernyataan Standar Audit) No. 01 menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), 2011 standar auditing terdiri dari tiga, yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Menurut IAPI (2011), dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), khususnya tentang standar pekerjaan lapangan mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan seperti perlu adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman bisnis klien dan struktur pengendalian internal perusahaan yang memadai, dan pengumpulan bukti-bukti melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atau opini atas laporan keuangan suatu perusahaan yang diaudit. Perencanaan audit yang matang dan pengumpulan bukti harus dilakukan dalam proses pengauditan. Apabila auditor telah mendapatkan bukti yang memadai, maka akan mempercepat proses penyelesaian audit pada suatu perusahaan. Sebaliknya apabila temuan bukti kurang memadai, maka penyelesaian audit akan membutuhkan waktu yang relatif lama akibatnya auditor dapat menunda mempublikasikan laporan auditnya. Dalam mengumpulkan bukti-bukti auditor juga membutuhkan waktu yang tidak singkat. Hal ini dapat menjadi suatu kendala terhadap keputusan yang telah ditetapkan BAPEPAM-LK. Penyampaian laporan keuangan secara berkala 3

dari segi regulasi di Indonesia menyatakan bahwa tepat waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 1996, BAPEPAM-LK mengeluarkan lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No.80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan audit independennya kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan (Rahmawati, 2008:1). Sejak 30 September 2003, BAPEPAM-LK semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor: KEP-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan bisa mengindikasi bahwa adanya masalah di dalam laporan keuangan perusahaan. Pengguna laporan keuangan tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan untuk prediksi masa depan dan pembuatan keputusan, tetapi informasi keuangan juga harus bersifat baru. Laporan keuangan seharusnya disajikan pada interval waktu untuk menjelaskan perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan ke depan. Keterlambatan informasi dapat menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Karena laporan keuangan auditan yang didalamnya memuat informasi keuangan perusahaan akan dijadikan sebagai 4

salah satu dasar dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi atau menjual kepemilikan sahamnya kepada investor. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal laporan audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyesaian proses audit yang dilakukan oleh auditor. Dalam audit, perbedaan waktu ini disebut Audit delay. Dalam Kartika (2009) beberapa faktor yang mempengaruhi audit delay telah banyak diteliti oleh para peneliti sebelumnya antara lain Carslaw dan Kaplan (1991), Countis (1976), Dyer dan Mc Hugh (1975), Halim (2000), Givoly (1982), dan Na im (1999). Beberapa faktor yang mempengaruhi audit delay telah banyak dilakukan dalam beberapa penelitian sebelumnya yaitu diantaranya seperti ukuran perusahaan, total revenue, tingkat profitabilitas, lamanya menjadi klien KAP, tahun buku perusahaan. Arah hubungan faktor tersebut adalah berhubungan positif sangat kuat dengan audit delay. Beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi audit delay adalah Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Laba/(rugi) Operasi. Sedangkan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi audit delay adalah Opini Auditor. Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang diukur dari total asset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Menurut Dyer dan MC. Hugh (1975) dalam Kartika (2009), perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Biasanya perusahaan besar juga memiliki sistem manajemen yang baik dan juga dipantau oleh beberapa pihak 5

seperti pemerintah dan para investornya. Sehingga manajemen perusahaan akan dengan cepat menginformasikan laporan keuangannya. Hal tersebut dapat mengurangi audit delay. Ukuran perusahaan yang besar menandakan jumlah aset yang dimiliki perusahaan banyak dan tersebar di berbagai anak perusahaan. Auditor perlu untuk memperluas ruang lingkup penelusuran terhadap aset perusahaan tersebut. Sehingga dapat membuat proses audit delay semakin lama. Febrianty (2011) melakukan penelitian pada perusahaan sektor perdagangan dan berhasil membuktikan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Semakin besar perusahaan, maka akan mengurangi audit delay. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang maupun jangka pendeknya. Dalam penelitian ini solvabilitas diukur menggunakan debt to equity ratio (DER). DER merupakan perbandingan antara total hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin kecilnya nilai DER pada suatu perusahaan, mengartikan bahwa kemampuan modal perusahaan lebih besar dibandingkan dengan hutang dalam kegiatan pendanaan perusahaan. Hal tersebut menggambarkan kondisi perusahaan yang baik, maka manajemen perusahaan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam menginformasikan laporan keuangannya. Oleh karena itu, audit delay akan semakin singkat. Tingkat DER yang tinggi menggambarkan tingkat kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan banyak. Auditor memerlukan 6

waktu yang lama untuk melakukan penelusuran terhadap seluruh kewajiban perusahaan tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam penelusuran terhadap kewajiban, dapat melalui konfirmasi kepada kreditur-kreditur. Dalam proses konfirmasi kewajiban diperlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu dapat mempengaruhi proses audit delay. Menurut penelitian Kartika (2011) pada perusahaan manufaktur, solvabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay. Yuni (2011) melakukan penelitian pada sektor pertanian dan menunjukkan hasil bahwa DER berpengaruh pada audit delay. Sukmawati (2012) juga melakukan penelitian pada perusahaan infrastruktur dengan menunjukkan hasil bahwa DER tidak berpengaruh terhadap audit delay. Kemampuan modal perusahaan yang besar dalam memenuhi seluruh kewajibannya akan mempersingkat audit delay. Laba/(rugi) operasi adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keutungan atau bahkan mengakibatkan kerugian dalam suatu periode perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya. Laba merupakan kabar baik yang perlu dipublikasikan kepada pablik dengan segera. Perusahaan yang mengalami laba tentunya akan dengan cepat dalam menginformasikan laporan keuangannya, sehingga kemungkinan untuk terjadi audit delay semakin kecil. Berdasarkan pada penelitian Purnamasari (2012) laba/rugi operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Perusahaan yang mengalami laba akan mengurangi audit delay. 7

Opini auditor adalah pendapat auditor atas laporan keuangan suatu perusahaan yang diauditnya, dalam hal laporan keuangan perusahaan tersebut telah disajikan dengan wajar dan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Dalam menentukan opini, auditor harus dapat memperoleh keyakinan yang memadai dan didukung juga dengan bukti-bukti yang memadai. Apabila kondisi perusahaan baik, laporan keuangan disajikan dengan wajar dan sesuai dengan standar akuntansi, serta bukti yang diperoleh telah memadai, maka auditor dapat meyakinkan dirinya untuk memberikan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) terhadap laporan keuangan perusahaan yang diauditnya. Oleh karena itu, dengan auditor menyatakan pendapat unqualified, maka proses audit delay semakin singkat. Sugiarto (2012) membuktikan bahwa perusahaan yang menerima qualified opinion menunjukkan audit delay yang lebih panjang dibandingkan yang menerima unqualified opinion. Menurut penelitian Kinanti dan Herry (2012) pada perusahaan Property and Real Estate, opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian Whittred (1980) dalam Kartika (2009), membuktikan bahwa audit delay yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat qualified opinion. Fenomena ini terjadi karena proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior dan perluasan ruang lingkup audit. Perusahaan yang menerima unqualified opinion akan mengurangi audit delay. 8

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Kartika (2009) dengan pengembangan sebagai berikut: 1. Menambah satu variabel independen yaitu solvabilitas yang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER). Variabel solvabilitas mengacu pada penelitian Sukmawati (2012). 2. Tidak menggunakan variabel tingkat profitabilitas dan reputasi auditor karena kedua variabel ini tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay. 3. Pada penelitian ini, objek penelitian akan dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI. Objek penelitian sebelumnya adalah Perusahaan LQ 45. 4. Penelitian ini akan meneliti pada periode 2010-2012. Periode penelitian yang digunakan pada penelitan sebelumnya adalah 2001-2005. Berdasarkan uraian tersebut dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis akan mengangkat penelitian dengan judul PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, SOLVABILITAS, LABA/(RUGI) OPERASI, OPINI AUDITOR TERHADAP AUDIT DELAY (STUDI PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2012). 9

1.2 Batasan Masalah Penelitian ini akan meneliti mengenai faktor internal dan eksternal perusahaan terhadap audit delay. 1. Audit delay diukur dalam satuan hari yang dimulai dari tanggal laporan keuangan sampai dengan tanggal laporan audit. 2. Ukuran perusahaan diproksikan dengan logaritma total aset. 3. Solvabilitas diproksikan dengan Debt to Equity Rasio (DER). 4. Laba/rugi operasi menggunakan variabel dummy. Dummy 1 untuk perusahaan yang mengalami laba dan dummy 0 untuk perusahaan yang mengalami rugi. 5. Opini auditor menggunakan variabel dummy. Dummy 1 untuk unqualified opinion dan dummy 0 untuk non-unqualified opinion. 6. Sampel menggunakan perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah dijelaskan pada sub bab 1.2, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma total aset berpengaruh terhadap Audit Delay? 2. Apakah solvabilitas yang diproksikan dengan DER berpengaruh terhadap Audit Delay? 10

3. Apakah laba/(rugi) operasi berpengaruh terhadap Audit Delay? 4. Apakah opini auditor berpengaruh Audit Delay? 5. Apakah ukuran perusahaan, solvabilitas, laba/rugi operasi perusahaan, dan opini auditor secara simultan berpengaruh terhadap Audit Delay? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh dari ukuran perusahaan terhadap Audit Delay. 2. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh dari solvabilitas terhadap Audit Delay. 3. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh dari laba/(rugi) Operasi Perusahaan terhadap Audit Delay. 4. Untuk mendapatkakn bukti empiris pengaruh dari opini auditor terhadap Audit Delay. 5. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh dari ukuran perusahaan, solvabilitas, laba/rugi operasi perusahaan, dan opini auditor terhadap Audit Delay. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Berikut beberapa manfaat dari penelitian ini: 11

1. Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan Penulis mengharapkan dengan hasil dari penelitian ini perusahaan dapat lebih baik dalam mengelola sumber dayanya dan dalam menyajikan laporan keuangan yang menggambarkan kondisi perusahaannya. Laporan keuangan disajikan secara wajar dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Serta menginformasikannya dengan tepat waktu. b. Bagi Auditor Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan yang perlu dipertimbangan oleh auditor dalam melaksanakan proses audit agar dapat menyelesaikan laporan audit tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh BAPEPAM-LK. c. Bagi Peneliti selanjutnya Diharapkan dapat menjadi refensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay di masa yang akan datang. d. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pengimlementasian pengetahuan yang dimiliki penulis tentang Auditing, Analisa Laporan Keuangan, serta Audit Delay. 12

2. Manfaat Teoritis Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi Audit Delay pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.6 Sistematika Penulisan Bab 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang mengapa penulis mengambil topik faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay dalam menulis skripsi. Karena masalah mengenai Audit Delay begitu luas dan kompleks, maka dibuat batasan masalah agar tujuan pembahasan ini terarah sesuai dengan sasaran. Dari batasan masalah tersebut, maka timbul rumusan masalah yang akan dibahas dalam bab isi. Serta mencantumkan tujuan serta manfaat dari penelitian yang dilakukan ini. Bab 2 TELAAH LITERATUR Bab ini berisi teori-teori pendukung dari penelitian yang akan dilakukan dan hipotesis alternatif. Teori mengenai audit, audit delay, ukuran perusahaan, solvabilitas, laba/(rugi) operasi, dan opini auditor. Bab 3 METODE PENELITIAN 13

Bab ini berisi tentang metode-metode penelitian yang akan dilakukan. Jenis penelitian yang akan dilakukan, waktu penelitian, populasi dan sampel yang akan diteliti, penjelasan mengenai variabel-variabel yang akan diteliti (variabel dependen dan independen penelitian), teknik pengumpulan data yang digunakan, serta teknik pengujian dari variabel-variabel tersebut (pengujian hipotesis-hipotesis). Bab 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil-hasil dari penelitian yang telah dilakukan melalui data-data yang telah dikumpulkan, pengujian statistik, dan analisis hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian. Bab 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan, keterbatasan, dan saran yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan. 14