BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama manajemen perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya ialah

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN LANJUTAN

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB I PENDAHULUAN. Menurut British Broadcasting Corporation pada tahun 2015 dengan dibentuknya

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan (Lusiyanti, 2014). Nilai perusahaan dapat diukur dengan Price to

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan perusahaan (stakeholder). Perusahaan seharusnya juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. tanggung jawab produk) mempengaruhi baik secara parsial maupun secara bersama sama

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

Nim : Abstrak

BAB I PERNDAHULUAN Kinerja keuangan merupakan sebagai penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya kewajiban kepada pemegang saham melainkan kewajiban kepada

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah kegiatan bisnis, tidak akan mungkin terlepas dari apa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik perusahaan. Disamping itu, terdapat stakeholder yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I. Pendahuluan. disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB V PENUTUP. ROA dan ROE pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar (listing) pada Bursa

BAB I PENDAHULUAN. sisi yang berlawanan. Artinya, selain memberikan kontibusi positif bagi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang

BAB 5 PENUTUP. perusahaan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya. tujuan manajemen keuangan adalah untuk mengambil keputusan-keputusan

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam melakukan investasi, setiap investor perlu mempertimbangkan

BAB I PENDAHULUAN. berbadan hukum yang memproduksi atau menjalankan keuntungan. perusahaan dalam jangka waktu tertentu dengan memperhatikan ketentuan

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. alam, perusahaan-perusahaan Properti dan Real Estate pun turut mendaftarkan diri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

Disusun Oleh : : Lian Ismaya NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Syntha Noviyana, SE., MMSI

Pengaruh Kinerja Keuangan dan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Bank Go Public yang Terdaftar di BEI

tingkat laba bersih sebelum bunga atau pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Preparatory Meeting of Bilateral Economic Working Groups RI-Singapura

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya pada tempat yang memiliki sisi profitable yang aman dan pasti.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia yang dikelola oleh Bursa Efek Indonesia semakin ramai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Aktivitas perusahaan atau unit bisnis tidak bisa lepas dari lingkunganya.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya persaingan yang kompetitif di pasar saat ini, tidaklah dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimasa yang akan datang. Signalling theory menjelaskan tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi juga penting bagi para investor terkait masalah keuangan didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan tidak hanya dituntut dalam mencari laba atau

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengukur tingkat kesehatan keuangan (financial health) suatu perusahaan. yaitu menggunakan analisis rasio keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan tahunan perusahaan yang go public di Bursa Efek, merupakan media UKDW

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi investor terhadap perusahaan. permintaan dan penawaran investor. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai

4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya kegiatan operasional dan berkumpulnya semua faktor pendukung kegiatan operasional. Dalam melakukan kegiatan operasionalnya, setiap perusahaan sudah tentu memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk memperoleh profit serta memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholders). Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya menentukan baik buruknya kinerja keuangan suatu perusahaan. Kinerja keuangan merupakan gambaran tentang kondisi keuangan dari suatu perusahaan. Kinerja keuangan dapat dijadikan sebagai ukuran seberapa efisien dan efektif suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Efisien mengacu pada kemampuan perusahaan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan perusahaan, sedangkan efektif berarti kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya secara tepat. Peningkatan pada kinerja keuangan perusahaan merupakan sesuatu yang diharapkan oleh para shareholders. Apabila kinerja keuangan perusahaan meningkat, maka berarti laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat. Dengan meningkatnya laba perusahaan, para shareholders tentunya akan mendapat pembagian laba yang lebih besar. Keuntungan dari semakin meningkatnya kinerja keuangan perusahaan tidak hanya dirasakan oleh para shareholder namun juga

oleh manajemen perusahaan. Apabila para shareholders menganggap bahwa perusahaan tersebut profitable dan memiliki kinerja keuangan yang baik, maka mereka kemungkinan besar akan bersedia menambah investasi mereka di perusahaan tersebut dengan harapan akan mendapat return yang lebih besar atas investasi yang telah diberikan. Penambahan modal yang diberikan oleh para shareholders tersebut memberi keuntungan karena manajemen memperoleh tambahan modal untuk mendanai aktivitas bisnis perusahaan dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Dengan semakin meningkatnya kinerja keuangan perusahaan, maka semakin besar pula laba yang diperoleh perusahaan dan semakin besar pula kemungkinan bahwa kesejahteraan para karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut akan meningkat, misalnya dengan peningkatan gaji atau tunjangan yang diperoleh karyawan. Kinerja keuangan dapat dianalisis dengan menggunakan berbagai alat analisis keuangan untuk mengetahui seberapa baik kondisi keuangan perusahaan dalam suatu periode. Dalam penelitian ini, kinerja keuangan diproksikan dengan Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE). Selain kinerja keuangan, hal penting lainnya yang harus diperhatikan perusahaan adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah nilai atau harga jual perusahaan di mata calon investor. Para calon investor tentunya hanya tertarik pada perusahaan yang memiliki nilai yang tinggi. Hal ini dikarenakan tingginya nilai perusahaan menunjukkan perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik memberikan jaminan bahwa calon investor nantinya akan mendapat return yang diharapkan apabila berinvestasi di perusahaan tersebut.

Apabila banyak calon investor yang tertarik berinvestasi, hal ini tentunya juga menjadi keuntungan bagi manajamen perusahaan karena memperoleh tambahan dana untuk membiayai aktivitas bisnisnya. Dengan semakin menguntungkannya perusahaan, kesejahteraan karyawan dalam perusahaan juga akan meningkat. Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diproksikan dengan Price to Book Value (PBV). Dalam usahanya untuk mencapai tujuan, kinerja keuangan perusahaan juga sangat dipengaruhi oleh tuntutan serta kebutuhan dari para stakeholders yang terdiri dari para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), konsumen, dan lingkungan sekitar, bukan hanya shareholders. Masyarakat yang sudah semakin terdidik bersikap semakin kritis pada perusahaan-perusahaan yang hanya berorientasi dalam maksimalisasi profit dan kesejahteraan pemilik tanpa mempedulikan dampak kegiatan operasionalnya pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Perusahaan pada akhirnya harus pula memperhatikan kebutuhan atau tuntutan dari para stakeholders. Tindakan yang dilakukan perusahaan dalam upaya memenuhi tuntutan dan kebutuhan dari para stakeholders diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau disebut juga Corporate Social Responsibilty (CSR). Tjager, dkk. (2003) dalam Asmaranti (2011) menyatakan bahwa CSR merupakan tanggung jawab moral perusahaan baik terhadap karyawan di perusahaan itu sendiri (internal) dan di luar perusahaan (eksternal), karena perusahaan merupakan bagian dari lingkungan.

Agar kegiatan CSR yang dilakukan suatu perusahaan dapat diketahui secara luas oleh masyarakat dan dipertanggungjawabkan kepada para stakeholders, maka perusahaan harus melakukan pengungkapan tentang aktivitas CSR yang telah dilakukan dalam laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan. Pelaksanaan dan pengungkapan CSR oleh perusahaan merupakan suatu hal yang wajib dilakukan. Dasar hukum pelaksanaan CSR di Indonesia diatur secara khusus dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pada bab IV, bagian kedua, pasal 66 (2), poin c yang mengatur tentang laporan tahunan, disebutkan bahwa direksi harus menyampaikan laporan tahunan yang sekurangkurangnya memuat laporan pelaksanaan CSR dan lingkungan. Lebih jauh lagi, dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007, bab V tentang CSR, pada pasal 74 (1), (2), (3), dan (4) disebutkan bahwa perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan CSR, yaitu berupa biaya yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Apabila perusahaan tidak melakukan kewajiban tersebut maka akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Adanya undang-undang dan sanksi yang jelas terkait dengan pelaksanaan dan pengungkapan CSR menjadi jaminan bagi para stakeholders bahwa perusahaan akan memperhatikan kebutuhan dan tuntutan mereka. Berdasarkan paparan tersebut maka dapat dinyatakan bahwa semakin banyak perusahaan melakukan aktivitas CSR dan pengungkapan aktivitas CSR maka berarti perusahaan berani menjamin bahwa produk yang dihasilkan

memiliki kualitas yang baik, dikarenakan salah satu indikator pengungkapan CSR mengatur mengenai pengungkapan aktivitas CSR terkait produk yang menjelaskan mengenai dampak penggunaan produk terhadap kesehatan dan keamanan konsumen. Jaminan tersebut menyebabkan masyarakat menjadi semakin yakin untuk membeli dan mengkonsumsi produk yang ditawarkan perusahaan. Semakin banyaknya masyarakat yang membeli produk yang ditawarkan maka penjualan perusahaan akan meningkat. Peningkatan pada penjualan, yang dibarengi dengan efisiensi biaya, tentunya akan meningkatkan laba bersih perusahaan. Apabila laba bersih perusahaan meningkat, maka rasio laba bersih terhadap asetnya (ROA) juga akan mengalami peningkatan. ROA adalah rasio yang mengindikasikan seberapa efisien manajemen dalam menggunakan total asetnya dalam menghasilkan profit (Wisner, dkk., 2009), dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata total aset (Weygandt, dkk., 2013). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara pengungkapan CSR terhadap ROA, dimana semakin banyaknya pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan, maka semakin tinggi juga ROA perusahaan tersebut. Dalam penelitian yang telah dilakukan, Anwar (2010) menemukan adanya pengaruh antara pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan ROA. Begitu juga dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Saleh (2006) dan Nelling (2006) dalam Wijayanti, dkk. (2011) yang menemukan adanya pengaruh pengungkapan CSR terhadap ROA. Sedangkan dalam penelitian Wijayanti, dkk (2011), hasil pengujian yang dilakukan dengan regresi per kategori CSR menunjukan tidak

semua kategori pengungkapan berpengaruh terhadap ROA, begitu pula untuk semua kategori, secara bersama-sama tidak semua berpengaruh. Efek pengungkapan CSR terhadap ROA juga terjadi pada ROE. Semakin banyaknya pengungkapan CSR yang perusahaan lakukan memberi jaminan bagi masyarakat bahwa perusahaan menghasilkan produk yang berkualitas baik. Jaminan tersebut mendorong masyarakat untuk mau membeli produk perusahaan sehingga mengakibatkan penjualan perusahaan meningkat. Peningkatan penjualan, yang dibarengi dengan efisiensi biaya, pada akhirnya akan meningkatkan laba bersih perusahaan. Peningkatan laba bersih akan menyebabkan bagian laba bersih yang diterima shareholders meningkat relatif terhadap jumlah uang yang telah mereka investasikan (ROE). ROE merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan menggunakan modalnya sendiri (Wira, 2012), dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata total ekuitas pemegang saham (Subramanyam, dkk., 2009). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin banyaknya pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan, maka semakin tinggi juga ROE perusahaan tersebut. Bird (2006) dan Georgen (2002) dalam Wijayanti, dkk. (2011) menyatakan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh terhadap ROE. Anwar (2010) dan Wijayanti, dkk. (2011) dalam penelitiannya juga menemukan adanya pengaruh dari dilakukannya pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan ROE. Selain memperhatikan kinerja keuangannya, suatu perusahaan juga harus memperhatikan mengenai nilai perusahaan di mata masyarakat terutama investor.

Menurut Andri dan Hanung (2007) dalam Retno dan Priantinah (2012) nilai perusahaan adalah nilai jual perusahaan atau nilai tumbuh bagi pemegang saham. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Muliati (2010) menyatakan bahwa pengungkapan CSR dalam laporan keuangan perusahaan bukan sekedar memperlihatkan tanggung jawab perusahaan terhadap dampak yang diakibatkan olehnya, melainkan perusahaan ingin memperoleh nilai tambah dari pengungkapan tersebut karena pengungkapan CSR dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan image baik dari masyarakat maupun para investor. Tidak sedikit investor yang mau menanamkan modalnya hanya kepada perusahaan yang mengungkapkan CSR di laporan keuangannya (Muliati, 2010). Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diproksikan dengan menggunakan Price to book value (PBV). Tryfino (2009) dalam Mulia (2012) mengemukakan bahwa Price to Book Value (PBV) adalah perhitungan atau perbandingan antara market value dengan book value suatu saham. Dengan rasio PBV ini, investor dapat mengetahui langsung sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value-nya (Tryfino, 2009 dalam Mulia, 2012). Perusahaan yang semakin banyak melakukan pengungkapan CSR yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut yakin bahwa dirinya memiliki kinerja yang baik. Hal tersebut tentu saja akan menjadi sinyal sekaligus bahan pertimbangan bagi para investor untuk pada akhirnya memutuskan berinvestasi/membeli saham perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan terhadap saham perusahaan yang banyak melakukan pengungkapan CSR akan

meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada meningkatnya harga saham perusahaan tersebut di bursa efek karena dinilai memiliki kinerja yang baik. Peningkatan harga saham di bursa akan meningkatkan rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan (PBV). Sehingga dapat dinyatakan bahwa semakin banyaknya pengungkapan CSR yang perusahaan lakukan, maka PBV juga akan meningkat. Dalam penelitian yang telah dilakukan, Mulyati (2010) menemukan kuatnya/signifikansi pengaruh pengungkapan CSR bagi peningkatan nilai perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan PBV. Hasil tersebut didukung pula oleh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Nurlela (2008) seperti yang dikutip dalam Mulyati (2010) yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR secara langsung mempunyai pengaruh terhadap tingkat nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan dengan menggunakan daftar pengungkapan yang disusun oleh Global Reporting Initiative (GRI) mengenai indeks pengungkapan CSR/Corporate Social Disclosure Index (CSDI) serta untuk membuktikan secara empiris signifikansi dari pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan dikarenakan perbedaan-perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Wijayanti, dkk. (2011) dengan perbedaan sebagai berikut: 1. Penelitian ini menambahkan variabel dependen nilai perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan PBV mengacu pada penelitian Mulyati

(2010), sedangkan penelitian sebelumnya yang direplikasi meneliti pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan. 2. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam indeks Kompas 100 periode 2012 yang tidak termasuk dalam kategori perbankan dan jasa keuangan lainnya, sedangkan objek penelitian sebelumnya yang direplikasi adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. 3. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan ROA dan ROE, sedangkan penelitian sebelumnya yang direplikasi mengukur kinerja keuangan dengan menggunakan ROA, ROE, dan EPS. 4. Penelitian ini menggunakan pedoman dari Global Reporting Initiative dalam hal pengungkapan CSR yang dibagi dalam 6 kategori dan total berjumlah 84 item. Kategori tersebut adalah ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial, dan produk. Sedangkan penelitian sebelumnya yang direplikasi menggunakan pedoman pengungkapan CSR yang disusun oleh Sembiring dkk., terdiri atas 7 kategori pengukuran CSR yaitu lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, masyarakat, dan umum serta total berjumlah 78 item. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Kompas 100 Periode 2012). 1.2 Batasan Masalah

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh pengungkapan CSR sebagai variabel independen terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan sebagai variabelvariabel dependen. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan ROA dan ROE. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan PBV. Penelitian ini menggunakan data perusahaan go public yang terdaftar dalam indeks Kompas 100 periode 2012 dan tidak termasuk di dalam kategori perbankan dan jasa keuangan lainnya. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah pengungkapan CSR berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan ROA? 2. Apakah pengungkapan CSR berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan ROE? 3. Apakah pengungkapan CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan PBV? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan ROA. 2. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan ROE. 3. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan PBV. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi investor Dengan penelitian ini diharapkan pengungkapan pelaksanaan CSR dalam laporan tahunan dapat membantu investor dalam mengambil keputusan investasi yang tepat dan menguntungkan pada perusahaan-perusahaan yang berkinerja sekaligus memiliki reputasi yang baik. 2. Bagi manajemen perusahaan Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk melihat pelaksanaan dan pengungkapan CSR sebagai salah satu cara meningkatkan kinerja keuangan dan nilai perusahaan sehingga dapat mengambil langkah-langkah tepat yang dapat memberikan dampak positif bagi tujuan perusahaan. 3. Mahasiswa dan akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya dan turut berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 4. Peneliti Penelitian ini bermanfaat menambah pengetahuan peneliti dan menjelaskan fenomena yang ada mengenai topik yang diteliti yaitu pengaruh kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II: TELAAH LITERATUR Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka terkait topik penelitian yakni CSR, ROA, ROE, dan PBV dari berbagai literatur yang ada dan perumusan hipotesis yang akan diuji. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini berisi gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, penjabaran mengenai variabel penelitian, teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dan pengumpulan data, serta teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis. BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang deskripsi penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, pengujian dan analisis hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian. BAB V: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan, keterbatasan, dan saran yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan.