BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN KEMBALI HIBAH BERSYARAT DI DUSUN MOYORUTI DESA BRENGKOK KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STRATEGI BUY ON RUMORS SELL ON NEWS DALAM PERDAGANGAN SAHAM DI BEI SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah perubahan. Sekedar contoh, dalam sejarah manusia telah terjadi

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK MERTELU LAHAN PERTANIAN CABAI MERAH DI DESA SARIMULYO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA SAWAH NGGANTUNG PARI DI DESA BECIRONGENGOR KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI UANG RUSAK (STUDY KASUS DI PASAR KAYEN PATI) SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INSTRUMEN HEDGING PADA TRANSAKSI SWAP

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB IV ANALISIS TENTANG PEMOTONGAN GAJI KULI KONTRAKTOR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, apalagi budaya konsumtif sudah semakin meluas di tengah-tengah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

Bacaan Tahlil Lengkap

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi antara pihak principal atau kontraktor dan pihak obligee atau pemilik

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Kerjasama antara Pemilik Modal. dengan Pemilik Perahu di Desa Pengambengan

BAB II JUAL BELI DAN MURAH MENURUT ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

BAB IV. disepakati diawal. Adapun perubahan harga sebelah pihak yang dilakukan. oleh si pembeli tanpa ada kesepakatan kedua belah pihak.

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Utang Piutang Dengan Jaminan. bab sebelumnya, bahwa praktek utang piutang dengan jaminan barang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada dan dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis terhadap aplikasi jual beli ikan bandeng dengan pemberian jatuh tempo. Jual beli ikan bandeng di sini menggunakan sistem jatuh tempo (Dis) yang dimaksud di sini adalah suatu bentuk jual beli ikan bandeng dengan perjanjian bahwa pihak pembeli akan mengambil ikan bandeng tersebut pada saat waktu yang telah disepakati. Jatuh tempo disini yaitu sistem pembatasan waktu tambak tersebut akan di tebas atau di jual ikannya pada masa waktu kontrak. Kata tebasan diambil dari bahasa Jawa yang artinya memborong hasil tanaman sebelum di petik dan sesudah masak. Dapat disimpulkan bahwa jual beli tebasan adalah menjual dan membeli hasil tanaman seperti, ikan, padi, buah-buahan dan lain-lain Sebagaimana yang sudah masak atau pantas di petik dan masih dalam tangkainya akan tetapi karena adanya sesuatu persetujuan harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang dilakukan dengan cara memborong. Adapun benda yang di jual atau di borongkan sudah ditentukan yaitu ikan bandeng maka yang dimaksud jual beli tebasan adalah tebasan ikan bandeng. Di mana pihak pembeli mendatangi pihak penjual dan menyatakan maksudnya untuk memborong atau menebas ikan bandeng. Akan tetapi pada 56

57 saat itu ikan bandengnya masih berusia dua bulan. Setelah pihak penjual setuju untuk menjual ikan bandeng tersebut pada usia dua bulan, kemudian dilaksanakan pernyataan ijab kabul atau yang disebut dengan akad. Cara melakukan akad biasanya dengan lisan karena perjanjian ini dilakukan atas dasar saling percaya antara kedua belah pihak. Akan tetapi pihak pembeli membawa beberapa saksi agar tidak terjadi kesalahpahaman. Setelah itu pemilik tambak memberikan kontrak selama 4 bulan kepada pembeli (penebas) untuk memakai lahan atau tambak milik penjual. Karena pada umumnya untuk memanen ikan bandeng yang sudah waktunya panen adalah pada usia 6 bulan. Setelah terjadi kesepakatan maka tambak menjadi tanggung jawab pihak pembeli selama masa perjanjian yang telah disepakati. Jika masa kontrak selesai, maka tambak tersebut harus dikembalikan kepada pemilik tambak. Setelah melakukan akad, pihak pembeli tidak langsung setuju dengan kesepakatan tersebut. Dia akan meminta untuk melihat wujud atau keadaan ikan bandeng secara langsung di tambak yang dijadikan lahan untuk memelihara ikan bandeng. Cara memperlihatkan ikan bandeng pada saat tebasan ialah dengan cara mengurangi air tambak sampai mencapai ketinggian antara 20-30 cm. Setelah ketinggian air pada batas yang diinginkan, maka pihak penjual (pemilik tambak) memperlihatkan ikan yang masih berada dalam air (tambak), untuk memperjelas keadaan ikan tersebut dengan menggunakan alat yang disebut seser (jala).

58 Cara menawarkan harga, setelah melihat kondisi ikan yang akan di tebas pihak penjual menawarkan harga yang dijadikan patokan, tentunya disesuaikan dengan jumlah pembibitan dan harga pasaran. Kemudian pihak pembeli akan mempertimbangkan penawaran yang diberikan oleh penjual. Jika pembeli setuju dengan harga yang ditawarkan penjual, maka terjadilah kesepakatan harga dalam tebasan. Adapun cara pembayaran setelah terjadi kesepakatan harga, ada dua cara yaitu dengan cara tunai (kontan) dan cara mencicil, di mana pihak pembeli biasanya akan membayar 70% dari harga kesepakatan pada saat melakukan akad, untuk selebihnya akan di bayar pada saat panen (pengembalian lahan). Setelah terjadi kesepakatan pada saat penawaran harga, pihak pembeli melakukan penyerahan ikan yang di tebas kepada pihak pembeli. Di Desa Bangkok Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan dalam melakukan penyerahan ikan pada tebasan ini tidak sebagaimana umumnya jual beli, yaitu setelah adanya kesepakatan antara pemilik tambak dan penebas, ikan bandeng masih berada dalam tambak sampai pada batas waktu yang telah disepakati (jatuh tempo). Dalam hal ini pemilik tambak menyerahkan sepenuhnya kepada penebas untuk memelihara dan memanen ikan bandeng tersebut sendiri tanpa campur tangan pihak penjual (pemilik tambak). Ini merupakan suatu adat kebiasaan yang terjadi dalam cara jual beli tebasan di desa tersebut.

59 Adapun sikap penjual dalam menawarkan harga calon pembeli terdiri dari bahasa penjual, tingkat bahasa penjual dan juga cara membahasakannya. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa sikap penjual adalah lemah lembut dan kasar, tetapi secara mayoritas adalah bersikap lemah lembut dan bahasanya tidak menunjukkan bahwa ada unsur paksaan di dalamnya. B. Analisis Hukum Islam terhadap aplikasi jual beli ikan bandeng dengan pemberian jatuh tempo Jual beli merupakan bidang mu amalah yang dihalalkan oleh agama untuk dilakukan oleh setiap manusia, Adapun arti jual beli di sini berarti menjual, mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Para ulama Fiqh mengatakan bahwa hukum asal jual beli itu adalah mubah (boleh) 1 karena jual beli tersebut didasari suka sama suka dan tidak ada paksaan. Seperti ayat al-qur'a>n surat An-Nisa>' (4):29 ي ا أ يه ا ا لذ ين ا م ن وا لا ت ا آ ل وا أ م و ال ك م ب ي ن ك م ب ال ب اط ل إ لا أ ن ت ك ون ت ج ار ة ع ن ت ر اض م ن ك م و لا ت ق ت ل وا أ ن ف س ك م إ ن ال له آ ان ب ك م ر ح يما Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bat}il, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. 2 1 Nasron Haroen, Fiqh Mu amalah, h, 114 2 Al-Qur'a>n dan Terjemahannya, h 84

60 Pada dasarnya jual beli itu diperbolehkan asalkan memenuhi rukunrukun dan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam Islam. Dari sini penulis akan menganalisis mengenai praktek jual beli ikan bandeng dengan pemberian jatuh tempo ini. Apakah praktek tersebut sudah memenuhi rukun dan syarat jual beli yang ditetapkan oleh hukum Islam. Dilihat dari segi akad, dalam Islam jual beli belum dapat dikatakan sah sebelum ijab kabul dilakukan. Hal ini karena ijab kabul menunjukkan kerelaan kedua belah pihak. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda : ع ن أ ب ى ه ر ي ر ة ر ض ى االله ع ن ه ع ن ال نب ى ص لى االله ع ل ي ه و س لم ق ال : لا ي غ ت ر ق ن إ ث نا ن إ لا ع ن ت ر اض Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW beliau bersabda: Dua orang yang berjual beli belumlah boleh berpisah sebelum mereka berkerelaan 3 Pada dasarnya ijab kabul itu harus dikatakan dengan lisan. Akan tetapi, kalau tidak mungkin, misalnya karena bisu, jauhnya barang yang di beli, atau penjualnya jauh, boleh dengan perantara surat menyurat yang mengandung arti ijab kabul itu. Syarat sah ijab kabul : a. Tidak ada yang membatasi (memisahkan) si pembeli tidak boleh diam saja setelah si penjual menyatakan ijab, atau sebaliknya. b. Tidak diselingi oleh kata lain 3 Abi Daud, Sunan Abi Daud, h 500

61 c. Tidak ditak likkan. Umpamanya, jika bapakku telah meninggal, maka barang ini akan aku jual kepadamu Dan lain-lainnya. d. Tidak dibatasi waktunya. Umpamanya, aku jual barang ini kepadamu untuk sebulan ini saja, dan lain-lain. 4 Sedangkan yang terjadi dalam praktek jual beli ikan bandeng dengan pemberian jatuh tempo di Desa Bangkok ialah akadnya menggunakan lisan karena perjanjian ini dilakukan atas dasar saling percaya antara kedua belah pihak. Walaupun pihak pembeli membawa beberapa saksi, ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak. Dan ketetapan harga terjadi setelah adanya kesepakatan harga antara pihak penjual dan pembeli. Hal ini sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh hukum Islam. Adapun mengenai adanya batasan waktu, dalam transaksi ini batasan waktu ditujukan untuk pembatasan pada pemakaian lahan atau tambak, karena pihak penjual bukan menjual tambaknya melainkan hanya menjual ikan yang ada di tambak tersebut. Jadi jika masa kontrak telah habis maka pihak pembeli harus mengembalikan tambak tersebut kepada pemilik tambak (penjual). Ini juga tidak menyimpang dari ketentuan hukum Islam. Jika ditinjau dari orang yang berakad, Islam memberikan syarat harus Balig (berakal) agar tidak mudah ditipu orang, beragama Islam, dengan 4 Ibnu Mas ud, Fiqh Madzhab Syafi ih, h 27

62 kehendak sendiri (bukan dipaksa) dan orang yang melakukan akad adalah orang yang berbeda, yakni seseorang tidak dapat bertindak sebagai pembeli dan penjual dalam waktu yang bersamaan, tanpa adanya pihak kedua atau pihak lain. Sedangkan dalam praktek jual beli bandeng ini yang melakukan akad (penjual dan pembeli) adalah orang yang sudah balig dan berakal dan keduanya melakukan atas kehendak sendiri ini terlihat dari sikap dan bahasa yang digunakan oleh penjual ketika menawarkan harga dengan bersikap lemah lembut dan bahasanya tidak menunjukkan bahwa ada unsur paksaan di dalamnya. Dan dalam transaksi ini yang melakukan akad adalah orang yang berbeda, yaitu dengan adanya penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Jadi dapat dikatakan bahwa orang yang melakukan akad dalam transaksi ini sudah memenuhi syarat jual beli yang ditentukan oleh Islam. Dilihat dari barang yang diperjualbelikan yaitu ikan bandeng adalah merupakan barang yang suci atau dapat di sucikan dan dapat memberi manfaat menurut syara', yaitu bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Akan tetapi pada saat akad, usia bandeng masih dua bulan sehingga belum bisa dimanfaatkan dan belum layak jual. Menurut pendapat penulis bahwa jual beli ini sama dengan jual beli ijon, yaitu menjual hasil pertanian sebelum tampak atau menjualnya ketika masih kecil. Sedangkan menurut hukum Islam, jual beli ijon merupakan jual beli yang dilarang. Sebagaimana hadis Nabi yang disampaikan oleh Anas r.a:

63 ع ن أ ن س رض ق ا ل الم ح اض ر ة و الم ل ام س ة و الم ن اب ز ة ن ه ى ر س و ل ا الله ع ن الم ح اق ل ة و الم ز اب ن ة (رواه البخارى) و Artinya : dari Anas r.a, ia berkata: Rasulullah SAW. Melarang jual beli muhaqallah, mukhadharah, mulammasah, munabazah, dan muzabanah (Riwayat Bukhari) Adapun syarat lain mengenai barang yang di perjualbelikan adalah dapat diserahkan pada saat akad walaupun dalam melakukan penyerahan ikan pada tebasan ini tidak sebagaimana umumnya jual beli, yaitu barangnya masih berada dalam air (tambak) akan tetapi barang itu sudah pasti keberadaanya. Hal Ini diperbolehkan karena cara seperti ini merupakan salah satu adat yang terjadi di Desa Bangkok, dan adat ini tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Sedangkan suatu adat yang tidak bertentangan dengan syara', itu dianggap boleh. Sebagaimana dalam kaidah fikih yang berbunyi : ح ك م ة عا د ة م ا ل Artinya : Adat kebiasaan dapat dijadikan (pertimbangan) hukum 5 Syarat lain mengenai barang yang di perjualbelikan adalah milik penjual sendiri dan tidak ada keraguan, yaitu ikan bandeng dapat dilihat dan diketahui banyak, berat, dan jenisnya. Ini terjadi ketika memperlihatkan ikan bandeng pada saat tebasan yaitu dengan cara mengurangi air tambak sampai mencapai ketinggian antara 20-30 cm. setelah ketinggian air pada batas yang 5 Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih, h.78

64 diinginkan, maka pihak penjual (pemilik tambak) memperlihatkan ikan yang masih berada dalam air (tambak), untuk memperjelas keadaan ikan. Jadi jual beli ini bukan merupakan jual beli gara>r karena sudah ada kepastian mengenai wujud dan jumlah ikan yang akan dijual. Hal ini juga dibenarkan dalam Islam. Dilihat dari segi nilai tukar bahwa jual beli tebasan ikan bandeng menggunakan uang sebagai alat tukarnya. Dan harga yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah jelas jumlahnya, yaitu misalnya, ketika pihak penjual menyatakan bahwa harga dari ikan yang di tebas seharga Rp 7.000.000, maka pihak pembeli menyetujui dan akan membayar harga tersebut. Mengenai cara pembayaran, ada 2 cara yaitu dengan cara tunai (kontan) dan cara mencicil, di mana pihak pembeli biasanya akan membayar 70% dari harga kesepakatan pada saat melakukan akad, untuk selebihnya akan di bayar pada saat panen (pengembalian lahan). Hal ini sejalan dengan ketentuan hukum jual beli yakni dapat diserahterimakan pada saat waktu akad (transaksi), jika barang tersebut dihutang, maka waktu pembayarannya harus jelas. Setelah mengkaji dan menganalisis praktek jual beli ikan bandeng dengan pemberian jatuh tempo (Dis), penulis menyimpulkan bahwa praktek jual beli tebasan ini terdapat salah satu rukun yang menyimpang dari ketentuan hukum Islam yaitu ada cacat dari segi barang yang di

65 perjualbelikan. Sehingga bisa di golongkan sebagai jual beli yang batal karena tidak memenuhi salah satu rukun dan syarat jual beli dalam Islam.