BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tradisional kerap kali memosisikan guru sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang SMA adalah ilmu kimia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LATERAL MATEMATIS SISWA MELALUI PEND EKATAN OPEN-END ED

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Kemudian

2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah kumpulan ilmu pengetahuan yang berkaitan

Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

BAB II KAJIAN TEORITIK

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang Sekolah Menengah Atas

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran biologi pada Sekolah Menengah Atas berdasarkan Standar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan seorang akan menjadi manusia yang berkualitas. UU No 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Fery Ferdiansyah, Penerapan Model Pembelajaran Osborn Untuk Meningkatkan Literasi Dan Disposisi Matematis Siswa SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari aspek kehidupan manapun, kebutuhan akan kreativitas sangatlah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia IPTEK telah membawa perubahan yang besar

I. PENDAHULUAN. gejala-gejala alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kristi Novianti, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nina Indriani, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Risa Meidawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. suatu konsep baru (Semiawan, 2009: 44). Menurut Munandar (2009: 12),

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini berguna untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif.

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

BAB II KAJIAN TEORETIK

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hakekatnya adalah produk,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan menyediakan lingkungan bagi peserta

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. Rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang. pada pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

I. PENDAHULUAN. berkualitas dan satu satunya wadah yang berfungsi sebagai alat untuk. membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam meningkatkan kualitas hidup kreativitas sangatlah penting, karena

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Rodiyana, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya diikuti oleh perkembangan anak setelah dilahirkan dan tumbuh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdasan kehidupan bangsa,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menunjukkan bahwa pendidikan perlu diselenggarakan untuk

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SKRIPSI OLEH: IHDA NURIA AFIDAH K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu setiap manusia memiliki tingkat kemampuan berpikir yang berbeda-beda dan tidak ada yang sama persis baik dari tingkat berpikir kreatif secara keseluruhan ataupun kemampuan berpikir kreatif dari setiap indikatornya. Walaupun setiap orang mempunyai kemampuan berpikir kreatif yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan dikembangkan secara maksimal, maka kemampuan berpikir kreatif tersebut tidak akan bertambah, bahkan mungkin akan berkurang. Agar kemampuan berpikir kreatif seseorang dapat tercermin secara maksimal, kemampuan tersebut harus terus diasah dengan menambahkan wawasan pengetahuan yang lebih meluas (Supriadi, 2000). Kemampuan berpikir kreatif dapat meningkat dalam bidang pendidikan. Baik guru ataupun siswa harus saling bekerja sama agar peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa terus berkembang. Siswa berusaha untuk terus menambah wawasan keilmuannya sedangkan guru berusaha untuk memancing siswa agar terus mengeksplorasi kemampuan berpikir kreatifnya. Sehingga usaha meningkatkan kemampuan berpikir kreatif ini akan selaras satu sama lain, antara guru dengan siswa, yang akan semakin mempermudah pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa (Munandar, 2002).

2 Dunia yang sebenarnya, menuntut siswa agar mampu menggunakan informasi atau segala sesuatu yang ada lingkungan diluar sekolah dan agar mampu membuat pertimbangan mengenai perilaku mereka sehingga dapat menilai sebuah perilaku baik ataupun buruk. Keterampilan berpikir tingkat tinggi juga harus merupakan bagian dari kurikulum yakni termasuk pula kemampuan berpikir kreatifnya (Munandar, 2009). Kenyataanya proses belajar mengajar pada umumnya terbatas pada pembelajaran tingkat pemikiran rendah, sedangkan proses pembelajaran pemikiran tingkat tinggi jarang dilatih pada siswa. Keterampilan berpikir tingkat tinggi juga merupakan bagian dari kemampuan kognitif yang harus dikembangkan pada semua siswa (Munandar, 2009). Hal ini sangat cocok dengan kondisi sekolah yang akan diteliti, karena berdasarkan observasi yang telah dilakukan, siswa cenderung pasif sehingga pembelajaran di kelas sangat monoton dan siswa kesulitan dalam merekonstruksi ide atau gagasan yang akan mereka ungkapkan untuk memecahkan suatu permasalahan. Permasalahan diatas dapat diatasi dengan cara setiap guru sangat dianjurkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini dibedakan menjadi berpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kreatif adalah penggunaan proses berpikir untuk mengembangkan suatu ide atau hasil yang asli (orisinil), estetis, konstruktif yang berhubungan dengan pandangan, konsep, yang penekanannya ada pada

3 aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan untuk menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir (Ariani, 2006). Berpikir kreatif juga merupakan suatu proses yang digunakan ketika memunculkan suatu ide atau gagasan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Sedangkan kreativitas merupakan produk atau hasil dari berpikir kreatif. Berpikir kreatif itu sendiri diartikan sebagai suatu kombinasi berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran pikiran seseorang (Siswono, 2005). Kemahiran dalam berpikir kreatif menuntut siswa memiliki keterampilan untuk melakukan fungsi seperti analisis, Evaluation, imajinasi dan fantasi (Munandar, 2009). Cara berpikir kreatif siswa diperlukan dalam proses pembelajaran karena dengan berpikir kreatif, siswa dapat menghasilkan ide-ide baru yang imajinatif dan orisinil dengan pembelajaran yang bermakna. Proses berpikir kreatif merupakan pengaturan dan pemrosesan dari sejumlah besar informasi. Sayangnya pikiran manusia sangat terbatas dalam kemampuan untuk mengatur, menggali, dan mengurutkan informasi. Untuk itu perlu dilatih agar siswa terbiasa mengkontruksi informasi yang diperoleh lalu diimplementasikan dalam membuat sesuatu dari informasi tersebut. Aplikasi konsep dalam berpikir kreatif siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran (Nurjanah, 2009). Proses berpikir juga menyangkut tiga aspek yakni proses, person dan produk. Dengan demikian semua proses kreatif sebagai kriteria kreativitas maka

4 semua produk yang dihasilkan dari proses tersebut dapat dipandang sebagai hasil kreativitas dan siswa yang melakukannya disebut kreatif. Kepribadian yang kreatif (creative personality) terdiri dari dua dimensi yaitu sisi kognitif (bakat) dan sisi non kognitif (minat, sikap, dan kualitas tempramental). Proses berpikir kreatif seorang siswa dilakukan karena adanya dorongan untuk berbuat sesuatu yang menuntut kecakapan, mengasah keterampilan dan motivasi yang kuat dari dalam pribadinya/internal personality (Nurjanah, 2009). Wujud berpikir kreatif dapat menghasilkan suatu karya kreativitas. Hal ini merupakan bagian dari kerja kita sehari-hari dan berlangsung seumur hidup. Melalui kegiatan berpikir kreatif memiliki kemampuan memecahkan masalah, ekspresi kreatif, empati dalam hubungan sosial (Dahlan dalam Nurjanah 2009). Selain itu, berpikir kreatif ini sangat dibutuhkan dalam pengembangan di sekolah tempat penelitian akan dilakukan karena kondisi siswa di sekolah tersebut cenderung pasif. Pembelajaran di sekolah yang akan diteliti cenderung berbasis Teacher-Centered, sehingga untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan gagasan sekaligus meningkatkan kreativitas dengan melihat kemampuan berpikir kreatifnya, maka penelitian ini sangat cocok diterapkan di sekolah yang akan diteliti tersebut. Gambaran kemampuan berpikir kreatif siswa ini dapat dilihat dari bagaimana siswa dapat memberikan gagasan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang nyata. Pembelajaran ini diterapkan pada pengaplikasian materi

5 biologi Bab Pertumbuhan dan Perkembangan tumbuhan, khususnya faktorfaktor yang mempengaruhinya. Pada kenyataannya, Negara Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani. Akhir-akhir ini, banyak sekali kasus yang terjadi pada petani Indonesia yang mengalami kegagalan panen, yang disebabkan oleh banyak faktor, diantanya cuaca yang mempengaruhi kondisi tanah. Kondisi tersebut mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman yang menyebabkan kerugian yang sangat berarti bagi petani. Oleh karena itu, dengan melihat keadaan tersebut, rasa peduli siswa terhadap kepedulian sosial harus diasah semenjak dini agar di masa depan menjadi pribadi yang unggul yang dapat membantu memecahkan suatu permasalahan dengan pemikiran yang kreatif. B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu: Bagaimana Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan? Dari rumusan masalah tersebut, maka dikembangkan lagi menjadi beberapa pertanyaan penelitian yaitu:

6 1. Bagaimana profil kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan secara umum? 2. Bagaimana profil kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada setiap indikator? 3. Bagaimana profil kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan berdasarkan gender? 2. Batasan Masalah Penelitian ini akan lebih terarah dan tidak meluas, dengan membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Kemampuan berpikir kreatif memiliki lima indikator diantaranya yaitu kemampuan lancar (fluency), kemampuan luwes (flexibility), kemampuan original (originality), kemampuan merinci (elaboration) dan kemampuan menilai (evaluation) (Munandar, 2002). 2. Materi yang diambil yaitu Sub Bab faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan (Faktor eksternal dan internal). 3. Sampel yang diambil yaitu seluruh siswa SMAN 5 Garut kelas XII IPA yang berjumlah empat kelas. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui profil kemampuan berpikir kreatif siswa

7 Siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan. Adapun tujuan khususnya untuk: 1. Menganalisis kemampuan berpikir kreatif siswa Siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan secara umum. 2. Menganalisis profil kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada setiap indikator. 3. Menganalisis profil kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada berdasarkan gender. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi guru penelitian ini diharapkan yaitu memberikan informasi dan gambaran mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan. 2. Bagi siswa penelitian ini diharapkan: a) Memupuk karakter siswa agar lebih peduli pada lingkungan. b) Melatih kemampuan berpikir kreatif siswa. 3. Bagi praktikan penelitian ini diharapkan: a) Menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya. b) Memberikan gambaran tentang kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan.