ANGGARAN DASAR ASOSIASI PEMERINTAH PROVINSI SELURUH INDONESIA (APPSI) PEMBUKAAN Bahwa penyelenggaraan pemerintah di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-undang Dasar 1945 pada hakekatnya didasarkan atas pemberian keleluasaan kepada daerah untuk secara mandiri mengelola dan mengembangkan potensi daerahnya agar dapat berkembang dan lebih maju dari waktu ke waktu. Otonomi daerah dilaksanakan secara demokratis, dan pemberdayaan masyarakat, pemerataan serta keadilan merupakan acuan kebijakan untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. 1 / 27
Pasal 115, Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan Pasal 5 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 49 Tahun 2000 jo Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 84 Tahun 2000 tentang Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah, mengamanatkan bahwa untuk duduk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah perlu adanya Asosiasi Pemerintahan Daerah, di samping Wakil-Wakil Daerah yang dipilih oleh DPRD. Berdasarkan hal tersebut, maka Pemerintah Provinsi seluruh Indonesia sepakat untuk membentuk Asosiasi Pemerintah Provinsi sebagai wadah kerjasama antar Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia, dalam rangka mendukung suksesnya penyelenggaraan Otonomi Daerah di Indonesia. Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia dalam menjalankan fungsinya berlandaskan pada Konstitusi Negara, mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan menjaga serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam lingkungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuannya adalah mewujudkan pemerintahan daerah yang bersih, efektif, percaya diri, kreatif, dan bertanggung jawab. Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia sebagai wadah interaksi kepemimpinan pada tingkat nasional berkomitmen untuk membangun pemahaman yang sama dan tajam tentang bagaimana seharusnya Pemerintah Provinsi dikelola, dan bagaimana potensi daerah yang menyebar di seluruh provinsi di Indonesia diarahkan untuk kemajuan dan kejayaan bangsa dari generasi ke generasi. Atas dasar idealisme tersebut di atas, dengan berkat rahmat, taufik, dan hidayah Tuhan Yang Maha Esa, dengan ini kami menyatakan terbentuknya Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia sebagaimana telah dideklarasikan oleh Gubernur seluruh Indonesia pada tanggal 6 Juni 2000 di Jakarta. 2 / 27
BAB I NAMA, SIFAT, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Bagian Kesatu Nama dan Sifat 3 / 27
Pasal 1 (1) Asosiasi ini bernama Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia, yang selanjutnya disingkat APPSI, adalah organisasi kerjasama dan hubungan kemitraan antar Pemerintah Provinsi, dan sebagai penghubung antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah. (2) Dalam menjalankan tugas dan fungsinya APPSI bersifat mandiri untuk memperjuangkan kepentingan Pemerintah Provinsi dan masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagian Kedua Tempat, Kedudukan, dan Jangka Waktu Pendirian Pasal2 (1) APPSI berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia. 4 / 27
(2) APPSI dibentuk atas dasar hasil kesepakatan yang dideklarasikan oleh para Gubernur seluruh Indonesia sebagai wakil masing-masing Pemerintah Provinsi, pada tanggal 6 Juni 2000 di Jakarta dan didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya. BAB II AZAS, DASAR, MAKSUD, DAN TUJUAN Bagian Kesatu Azas Pasal 3 APPSI berazaskan Pancasila. 5 / 27
Bagian Kedua Dasar Pasal 4 APPSI berdasarkan Undang Undang Dasar Negara Repuplik Indonesia Tahun 1945 Bagian Ketiga Maksud Pasal 5 6 / 27
APPSI mempunyai maksud untuk membina kerjasama dan kemitraan antar Pemerintah Provinsi yang saling menguntungkan, dan membina hubungan yang harmonis antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah, dalam rangka mendukung suksesnya penyelenggaraan pemerintahan daerah dan otonomi daerah, serta terwujudnya kemakmuran, dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan. Bagian Keempat Tujuan Pasal 6 APPSI mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Mendorong terwujudnya penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi yang demokratis, profesional, bersih, terpercaya, dan bertanggung jawab; b. Memelihara kebhinekaan masyarakat daerah seraya memperkuat ikatan kebangsaan demi terwujudnya persatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; 7 / 27
c. Mendorong dan memfasilitasi kerjasama antar daerah, antara pemerintah daerah dengan pihak ketiga serta badan-badan kerjasama Internasional, demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan terpeliharanya hubungan yang serasi antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah, antar Pemerintah Provinsi, serta antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota; d. Memberikan informasi dan tukar menukar pengalaman dalam penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi; e. Membangun kesamaan persepsijpemahaman mengenai peran Gubernur sesuai dengan dinamika dan tantangan yang dihadapi; f. Memperjuangkan kepentingan Provinsi dalam pembangunan dan pensejahteraan rakyat daerah, memperoleh hak-hak dasar Daerah Otonom secara adil dan proporsional, baik secara langsung, maupun melalui wakil APPSI yang duduk sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah; g. Memberikan dorongan, memfasilitasi, dan membantu memperdayakan daerah melalui kegiatan pendidikan dan latihan, penelitian, konsultasi, seminar/lokakarya dan lain sebagainya, dalam upaya peningkatan kapasitas Pemerintah Provinsi. BAB III KEANGGOTAAN Pasal 7 8 / 27
Anggota APPSI adalah Pemerintah Provinsi yang diwakili oleh Gubernur. BAB IV PENGORGANISASIAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 8 Susunan organisasi APPSI terdiri dari: 9 / 27
a. Musyawarah Nasional; b. Rapat Kerja; c. Dewan Pengurus; d. Dewan Pakar; dan e. Sekretariat Jenderal. Bagian Kedua Musyawarah Nasional Paragraf 1 Kedudukan Pasal 9 (1) Musyawarah Nasional merupakan forum musyawarah yang memegang kekuasaan dan wewenang tertinggi dalam pengambilan keputusan dan penetapan garis-garis besar kewajiban 10 / 27
APPSI. (2) Musyawarah Nasional adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah Anggota APPSI. (3) Apabila Musyawarah Nasional tidak mencapai 2/3 (dua pertiga) yang hadir atau quorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 2, maka Musyawarah Nasional ditunda dan diagendakan kembali selambat-lambatnya 1 (satu) hari setelah rencana semula. (4) Musyawarah Nasional yang ditunda dan diagendakan kembali sebagaimana dimaksud dalam ayat 3, tidak terikat kepada pencapaian quorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 2, melainkan diambil keputusan melalui pemungutan suara berdasarkan jumlah suara terbanyak. Paragraf 2 Kekuasaan dan Wewenang Pasal 10 Musyawarah nasional mempunyai kekuasaan dan wewenang dalam pengambilan keputusan 11 / 27
yang meliputi substansi sebagai berikut: a. Menetapkan dan mengadakan perubahan Anggaran Dasardan Anggaran Rumah Tangga APPSI; b. Memilih dan menetapkan Ketua Umum dan Formatur; c. Mengesahkan pertanggungjawaban akhir jabatan Dewan Pengurus; d. Menetapkan program kerja APPSI; dan e. Menyatakan pembubaran organisasi; Bagian Ketiga Rapat Kerja Paragraf 1 Kedudukan 12 / 27
Pasal 11 Rapat Kerja merupakan forum rapat anggota yang memegang kekuasaan di bawah kekuasaan Musyawarah Nasional. Paragraf 2 Wewenang dan Tugas Pokok Pasal 12 Raker mempunyai wewenang dan tugas pokok: a. Membahas dan menetapkan substansi/materi kepentingan daerah yang akan diusulkan pada Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah; 13 / 27
b. Membahas dan menetapkan substansi/materi lainnya (di luar huruf b) yang akan diajukan APPSI kepada Pemerintah, Dewan Perwakilan Daerah dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; c. Membahas dan menetapkan Rencana Kerja dan AnggaranTahunan APPSI yang diajukan oleh Dewan Pengurus; dan d. Membahas dan mengesahkan laporan tahunan dan pertanggungjawaban Anggaran Penerimaan dan Belanja Tahunan APPSI yang disampaikan Dewan Pengurus. Bagian Keempat Dewan Pengurus Paragraf 1 Kedudukan Pasal 13 14 / 27
Dewan Pengurus merupakan Badan Pelaksana (eksekutif) APPSI yang menjalankan tugas operasional APPSI. Paragraf 2 Susunan Keanggotaan Pasal 14 (1) Susunan keanggotaan Dewan Pengurus terdiri dari: a. 1 (satu) orang Ketua Umum; b. 3 (tiga) orang Ketua; dan c. 5 (lima) orang Anggota Dewan Pengurus. (2) 5 (lima) orang Anggota Dewan pengurus sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf c 15 / 27
dapat ditetapkan sebagai Koordinator Wilayah oleh Dewan Pengurus. Paragraf 3 Periode Kepengurusan Pasal15 Dewan Pengurus mengemban tugas kepengurusan selama 4 (empat) tahun. Paragraf 4 Tugas dan Kewajiban 16 / 27
Pasal 16 Dewan Pengurus mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut: a. Melaksanakan keputusan dan garis-garis besar kebijakan APPSI yang ditetapkan dalam Musyawarah Nasional dan Rapat Kerja; b. Merumuskan hasil keputusan Musyawarah Nasional menjadi kebijakan pelaksanaan dalam pengelolaan APPSI; c. Menyiapkan bahan-bahan substansi yang diajukan para Anggota APPSI untuk dibahas dalam Musyawarah Nasional dan Rapat Kerja; d. Mengangkat dan menetapkan Ketua dan Anggota Dewan Pakar; e. Merumuskan dan menetapkan Anggaran Penerimaan dan Belanja APPSI setelah kebijakannya diputuskan dalam Rapat Kerja; f. Bertindak untuk dan atas nama APPSI di dalam dan di luar pengadilan untuk membela kepentingan APPSI, dan dapat menunjukkan kuasa untuk mewakilinya; g. Mengadakan perjanjian secara timbal balik dengan perkumpulan dan atau dengan badan lainnya, baik yang terdapat di dalam maupun di luar Indonesia berdasarkan persetujuan Anggota melalui mekanisme Rapat Kerja dan/atau Musyawarah Nasional. Tugas dan 17 / 27
kewenangan tersebut dapat didelegasikan kepada Sekretaris Jenderal; h. Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan keputusan Musyawarah Nasional dan Rapat Kerja serta pelaksanaan Anggaran Penerimaan dan Belanja APPSI pada setiap akhir tahun anggaran, serta pertanggungjawaban atas keseluruhan jalannya organisasi APPSI pada akhir masa jabatan kepada Musyawarah Nasional; i. Ketua Umum mewakili dalam berbagai forum yang membutuhkan keterwakilan APPSI termasuk di Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD). Bagian Kelima Dewan Pakar Paragraf 1 Kedudukan Pasal 17 18 / 27
Dewan Pakar merupakan organisasi fungsional APPSI yang berkedudukan di bawah Dewan Pengurus, dalam melaksanakan tugasnya secara teknis fungsional bertanggungjawab kepada Dewan Pengurus. Paragraf 2 Susunan Keanggotaan Pasal 18 Dewan Pakar terdiri dari Ketua dan Anggota yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus dari tenaga-tenaga ahli dan teknis fungsional yang memenuhi syarat-syarat keahlian akademik dan teknis profesional di bidangnya, sesuai dengan urgensi dan kebutuhan APPSI. 19 / 27
Bagian Keenam Sekretariat Jenderal Pasal 19 (1) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal sebagai unsur staf yang melaksanakan administrasi APPSI dan berkedudukan di bawah serta bertanggung jawab kepada Dewan Pengurus; (2) Sekretariat Jenderal APPSI berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia. BAB V KEUANGAN Pasal 20 20 / 27
(1) Sumber keuangan APPSI terdiri dari: a. Iuran wajib Anggota; b. Sumbangan sukarela dari Anggota; dan c. Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. (2) Besarnya luran Wajib Anggota ditetapkan dalam Musyawarah Nasional. BAB VI LAMBANG Pasal 21 21 / 27
(1) Lambang APPSI ditetapkan dalam Munas, yang terdiri dari: a. Logo; dan b. Panji. (2) Perubahan ukuran, bentuk, dan corak dapat diajukan oleh Anggota melalui Dewan Pengurus untuk dibahas dan ditetapkan dalam Munas. BAB VII PENGESAHAN DAN PENETAPAN ANGGARAN DASAR Pasal 22 Anggaran Dasar ditetapkan dan disahkan dalam Musyawarah Nasional yang syarat-syarat quorum dan pengesahannya sama seperti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) Pasal 10 Anggaran Dasar ini. 22 / 27
BAB VIII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 23 (1) Ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar ini hanya dapat diubah, ditambah, atau dihapus oleh Munas, atas usul 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota APPSI. (2) Keputusan perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% + 1 dari jumlah Anggota yang hadir. BAB IX PEMBUBARAN APPSI 23 / 27
Pasal 24 (1) APPSI hanya dapat dibubarkan oleh Keputusan Munas yang dilaksanakan khusus untuk maksud pembubaran tersebut. (2) Pembubaran sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), sah apabila Munas dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota, dan keputusan harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% + 1 dari Anggota yang hadir. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 (1) Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur lebih lanjut dengan 24 / 27
Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Dewan Pengurus. (2) Anggaran Dasar ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Semarang Pada tanggal 9 Desember 2011 PIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PEMERINTAH PROVINSI SELURUH INDONESIA 25 / 27
Ketua, Sekretaris, ttd. ttd. FAROEK ISHAK SOEKARWO AWANG GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR 26 / 27
Anggota ttd. KAREL ALBERT RALAHALU GUBERNUR MALUKU 27 / 27