STUDI KELAYAKAN DAN DED PLTS KOMUNAL DI KABUPATEN SIGI

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

DESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR

Latar Belakang dan Permasalahan!

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SURYA DENGAN SISTEM OFF-GRID PONDOK PESANTREN SIDROTUL MUNTAHA

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL...

Sistem PLTS Off Grid Komunal

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK

RANCANG BANGUN BATERAI CHARGE CONTROL UNTUK SISTEM PENGANGKAT AIR BERBASIS ARDUINO UNO MEMANFAATKAN SUMBER PLTS

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

Perancangan dan Realisasi Kebutuhan Kapasitas Baterai untuk Beban Pompa Air 125 Watt Menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

ANALISIS TEKNIK DAN EKONOMI POWER HIBRIDA (PHOTOVOLTAIC-PLN) DI JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK BRAWIJAYA MALANG

PEMBUATAN SUMBER TENAGA LISTRIK CADANGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL, BATERAI DAN INVERTER UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA. Skripsi.

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

ANALISIS PERBANDINGAN OUTPUT DAYA LISTRIK PANEL SURYA SISTEM TRACKING DENGAN SOLAR REFLECTOR

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review

PENGUJIAN PANEL FOTOVOLTAIK DENGAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

IMPLEMENTASI PANEL SURYA PADA LAMPU LALU LINTAS YANG DITERAPKAN DI SIMPANG LEGENDA MALAKA BATAM

BAB III METODE PENELITIAN

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. manusia.dari kebutuhan yang sifatnya mendasar seperti untuk kebutuhan rumah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI KINERJA POMPA AIR TENAGA SURYA PORTABLE BERDASARKAN INTENSITAS TENAGA SURYA

Tugas Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP

RANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN PLTS ON GRID 1500 WATT DENGAN BACK UP BATTERY DI DESA TIMAMPU KECAMATAN TOWUTI

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

PERENCANAAN PERKAMPUNGAN SURYA (SOLAR RURAL) 20 kwp SISTEM SENTRALISASI DI KABUPATEN BENGKALIS

PEMANFAATAN SEL SURYA DAN LAMPU LED UNTUK PERUMAHAN

Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA

KAJIAN KELAYAKAN SISTEM PHOTOVOLTAIK SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA LISTRIK SKALA RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI GEDUNG VEDC MALANG)

PLTS ROOFTOP ON-GRID 1,6KW

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP

Politeknik Negeri Sriwijaya

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING

Perancangan Modifikasi Air Conditioner dan Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai Sumber Catu Daya

PENGARUH PERUBAHAN INTENSITAS MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SURYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN

Sistem Pembangkit Listrik Alternative Menggunakan Panel Surya Untuk Penyiraman Kebun Salak Di Musim Kemarau

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi

NASKAH PUBLIKASI DESAIN PENYIRAM TAMAN OTOMATIS TENAGA SURYA MENGACU PADA KELEMBABAN TANAH

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM INSTALASI PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO UNDIP SEMARANG

LAMPIRAN. dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

RANCANGAN PANEL SURYA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNISNU JEPARA

Rhama Nurhian Syah, Studi Kelayakan Penggunaan Atap Sel Surya Sebagai Sumber Energi Listrik Di Stasiun Kereta Api Jember

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan penyuplai listrik di Indonesia

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA SIMULASI KINERJA SEL SURYA 10 WP DENGAN ENERGI TERBARUKAN SUMBER ENERGI CAHAYA BUATAN SEBAGAI PENGGANTI SINAR MATAHARI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi Program Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Elektro

Rumah Mandiri Energi Menggunakan Tenaga Surya dan Biogas

ANALISA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA PULAU BALANG LOMPO

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

PENGARUH PENAMBAHAN ALAT PENCARI ARAH SINAR MATAHARI DAN LENSA CEMBUNG TERHADAP DAYA OUTPUT SOLAR CELL

PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI. Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin.

STUDI KOMPARASI MPPT ANTARA SOLAR CONTROLLER MPPT M10-20A DENGAN MPPT TIPE INCREMENTAL CONDUCTANCE SEBAGAI CHARGER CONTROLLER LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN SOLAR CELL DENGAN PLN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK RUMAH TINGGAL ABSTRAKSI

BAB II TINJAUAN UMUM

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SPRAYER PERTANIAN DENGAN SEL SURYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Sistem Kontrol Hibrid Energi Surya Fotovoltaik (SESF) dengan Sumber Listrik PLN Menggunakan Fuzzy Logic Controller

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

BAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH

Transkripsi:

JIMT Vol. 13 No. 1 Juni 2016 (Hal. 108 117) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X STUDI KELAYAKAN DAN DED PLTS KOMUNAL DI KABUPATEN SIGI Maryantho Masarrang 1 1 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tadulako 1 antho.masarrang@gmail.com ABSTRACT Therefore it s necessary to find solution and efforts to supply the electricily facilitics by utilizing the energy sources especially renewable energy as the power house, it is a solar power plant. Solar power plant is an alternative energy source that can convert sunlight into electrical energy by using photovoltaic. This research used load data at puro o village, Sigi regency to determine the capacity of solar power plants s system. From the analysis of calculation, the overall total electrical load to be supplied was 393,598 Wh / day or 393.59 kwh/day, and the number of solar panels used was 459 units the connected in series and in parallel with the capacity of 250 Wp, the number of batteries to be used as many as 342 units were connected in series and parallel with a capacity 12 VDC 260 Ah, need battery charge regulator (BCR) was 436.56 A, the used 11 units BCR with a capacity of 240 V 40 A.. Keywords : Alternative Energy, Photovoltaic, Solar Power Plants I. PENDAHULUAN Di Indonesia untuk kebutuhan listrik masyarakat menggunakan layanan PLN ( Perusahaan Listrik Negara ). Hampir semua masyarakat Indonesia dapat menikmati layanan listrik dari perusahaan tersebut. Kebutuhan energi yang terus meningkat dapat dijadikan sebagai indikator kemakmuran manusia, namun bersamaan dengan hal itu akan menimbulkan masalah dalam usaha penyediaanya. Untuk itu diperlukan upaya-upaya pengembangan teknologi yang mampu menyuplai kebutuhan energi dengan menggunakan energi terbarukan dan juga ramah lingkungan. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan sumber energi alternatif yang dapat mengkonversikan sinar matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan photovoltaic yang aman, bersih dan mudah digunakan dimanapun untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk peralatan rumah tangga, penerangan, komputer, dll, terutama pada daerah yang belum terjangkau jaringan listrik. Khususnya, di desa Puroo Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) itu konsepnya sangatlah sederhana, yaitu mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam hubungan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang 108

diperlukan. Karena matahari bergerak, maka dengan posisi panel surya yang statis tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal. Agar dapat terserap secara maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya. Pada siang hari, panel surya menerima cahaya (sinar) matahari yang kemudian diubah menjadi energi listrik oleh sel - sel kristal melalui proses photovoltaic. Listrik yang dihasilkan oleh panel surya dapat langsung disalurkan ke beban ataupun disimpan dalam baterai ACCU. Sel Surya (Solar Cell) atau disebut juga photovoltaic cell (sel surya PV) adalah alat penghasil listrik secara langsung dari cahaya. Untuk mendapatkan tenaga listrik yang dibutuhkan, diperlukan serangkaian sel surya yang tergabung dalam bentuk panel sel surya (solar panel atau photovoltaic module). Tegangan listrik yang dikeluarkan panel sel surya ini umumnya beraliran DC. Jumlah dan kapasitas panel yang dibutuhkan tergantung pada beban alat listrik dan intensitas sinar matahari [1]. Pada umumnya kita menghitung maksimum sinar matahari sepanjang hari adalah 5-10 jam. Tenaga listrik yang dihasilkan disimpan dalam baterai, sehingga listrik bisa digunakan pada malam hari, dimana tanpa sinar matahari. Battery charge regulator (BCR) merupakan komponen di dalam sistem PLTS berfungsi sebagai pengatur arus listrik (Current Regulator). Battery charge regulator (BCR) ini berfungsi untuk memastikan bahwa baterai berkerja dalam kondisi yang seharusnya. Pengatur ini menghindari penyimpanan (charge) atau pengeluaran (discharge) baterai yang berlebihan, yang keduanya sangat merusak umur baterai. Untuk menjamin charging dan discharging baterai yang baik, pengatur tersebut menjaga informasi kondisi penyimpanan daya (State of Charge atau SoC) baterai. State of Charge (SOC) diukur berdasarkan pada tegangan sebenarnya dari baterai. Dengan mengukur tegangan baterai dan diprogram dengan tipe teknologi penyimpanan yang digunakan oleh baterai [2]. Baterai adalah alat untuk menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya yang tidak segera digunakan oleh beban. Daya yang disimpan dapat digunakan saat periode radiasi matahari rendah atau pada malam hari. Baterai juga akan mengeluarkan daya ketika penyinaran tidak cukup untuk menutupi kebutuhan beban ( karena variasi alami kondisi keikliman, awan, debu, dan lain-lain). Inverter yang berfungsi untuk merubah arus dan tegangan listrik DC (direct current) yang dihasilkan array PV menjadi arus dan tegangan listrik AC `(alternating current). Modul inverter juga dapat bekerja sebaliknya yaitu merubah listrik AC pada jaringan menjadi arus DC yang di masukkan ke dalam baterai [3]. 109

II. METODE PENELITIAN Dalam penelitian mengenai Studi Kelayakan dan Desain PLTS Komunal di Kabupaten Sigi, penulis menggunakan alat antara lain : III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Dari hasil pengambilan data, maka dapat disajikan hasil dalam bentuk tabel berupa, data intensitas cahaya matahari serta asumsi kebutuhan listrik di tempat penelitian. 110

3.1.1. Data rata-rata penyinaran matahari di Kabupaten Sigi Untuk perencanaan Konstruksi Photovoltaic di desa Puroo kabupaten Sigi diperlukan data rata-rata penyinaran cahaya matahari, agar supaya daya yang dihasilkan maksimal dan sesuai dengan sistem yang dibutuhkan. Tabel 1 : Data rata-rata penyinaran matahari (%) Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 2015 54 55 62 72 77 60 92 90 87 84 75 73 Sumber: BMKG Stasiun Meteorologi Mutiara Palu Berdasarkan data BMKG Stasiun Meteorologi Mutiara Palu, lamanya penyinaran matahari dalam satu hari diperkirakan selama 10 jam. Sehingga besarnya intensitas matahari dapat dihitung dengan mengalikan persentase penyinaran matahari dengan lamanya penyinaran matahari dalam sehari (suriadi dkk 2010). PSH = rata-rata penyinaran matahari (%) x lama penyinaran... (1) PSH = 54% x 10 = 5.4 PSH = 55% x 10 = 5.5 PSH = 62% x 10 = 6.2 PSH = 72% x 10 = 7.2 PSH = 77% x 10 = 7.7 PSH = 60% x 10 = 6.0 PSH = 92% x 10 = 9.2 PSH = 90% x 10 = 9.0 PSH = 87% x 10 = 8.7 PSH = 84% x 10 = 8.4 PSH = 75% x 10 = 7.5 PSH = 73% x 10 = 7.3 3.1.2. Menghitung Kebutuhan Energi Listrik Berdasarkan hasil survei, jumlah beban yang akan disuplai oleh PLTS Terpusat pada 225 unit rumah warga, 2 unit gedung sekolah, 3 unit gedung gereja, 1 unit gedung kantor desa, dan 1 unit gedung Poskedes adalah : 1. Jumlah pemakaian beban untuk rumah tipe A ET = Pbeban x n x lama pemakaian... (2) 10W x 1 x 10 jam = 100 Wh 8W x 1 x 5 jam = 40 Wh 8W x 1 x 5 jam = 40 Wh 10W x 1 x 3 jam = 30 Wh 10W x 1 x 4 jam = 40 Wh 160W x 1 x 6 jam = 960 Wh 111

160W x 1 x 6 jam = 480 Wh 2. Jumlah Pemakaian beban untuk rumah tipe B 10W x 1 x 10 jam = 100 Wh 8W x 1 x 5 jam = 40 Wh 8W x 1 x 5 jam = 40 Wh 8W x 1 x 5 jam = 40 Wh 10W x 1 x 3 jam = 30 Wh 10W x 1 x 4 jam = 40 Wh 160W x 1 x 6 jam = 960 Wh 160W x 1 x 3 jam = 480 Wh 3. Jumlah pemakain beban untuk gedung gereja 8W x 2 x 10 jam = 160 Wh 12W x 6 x 3 jam = 216 Wh 160W x 2 x 3 jam = 960 Wh 4. Jumlah Pemakaian beban untuk gedung sekolah dasar 8W x 3 x 10 jam = 240 Wh 8W x 7 x 3 jam = 168 Wh 160W x 2 x 5 jam = 1,600 Wh 8W x 2 x 3 jam = 48Wh 5. Jumlah pemakaian beban untuk Kantor Desa 10W x 2 x 10 jam = 200 Wh 8W x 1x 3 jam = 24 Wh 8W x1 x 3jam = 24 Wh 8W x2 x3jam = 48 Wh 160W x 2 x 3 jam = 960 Wh Setelah mengasumsikan jumlah kebutuhan listrik, maka dapat di ketahui total keseluruhan beban yang akan di suplay oleh PLTS adalah sebagai berikut : Beban untuk perumahan tipe A = ( 175 x 1.690 ) = 295.750 Wh/hari Beban untuk perumahan tipe B = (50 x 1.730) = 86.500 Wh/ hari Beban untuk gedung gereja = ( 3 x 1.336 ) = 4.008 Wh / hari Beban untuk gedung SD = 2.056 Wh/ hari Beban untuk gedung PAUD = 1.332 Wh / hari Beban untuk gedung Poskesdes = 2.696 Wh / hari Beban untuk gedung kantor desa = 1.256 Wh / hari Jadi, total beban keseluruhan adalah sebagai berikut 393.598 Wh / hari. 112

Total daya beban ( Watt ) : Daya beban untuk perumahan tipe A ( 175 x 366 ) = 64.050 Watt Daya beban untuk perumahan tipe B (50 x 374) = 18.700 Watt Daya beban untuk gedung gereja ( 3 x 408 ) = 1.224 Watt Daya beban untuk gedung SD = 416 Watt Daya beban untuk gedung PAUD = 374 Watt Daya beban untuk gedung Poskesdes = 524Watt Daya beban untuk gedung kantor desa = 372 Watt Jadi, total beban yang terpasang (Watt) adalah sebagai berikut 85.660 Watt. Berdasakan nilai intensitas cahaya matahari yang akan dipergunakan adalah nilai intensitas cahaya matahari rata-rata terendah, yaitu 5,4. Pemilihan intensitas matahari berada pada nilai yang paling rendah, agara konstruksi photovoltaic yang akan direncanakan tetap dapat memenuhi besar energi yang akan disuplai pada beban. Karena besar kebutuhan beban untuk desa Puroo yang akan disuplai oleh kontruksi Photovoltaic adalah 393.598 Wh/hari dengan total daya 85.660 Watt atau 85,6 kw dengan tegangan kerja 220 V. 3.1.3. Menghitung Jumlah Panel Surya Untuk menghitung besar total arus dan tegangan digunakan persamaan sebagai berikut (James P Dunlop,2010) : Ecrit Iarray = ηbatt x VSDC x t PSH 393.598 Iarray = = 393.598 0,9 x 220 x 5,4... (3) = 368,1 A 1.069,2 Karena desa Puroo juga merupakan daerah yang berada tepat digaris khatulistiwa serta pemasangan panel yang di rencanakan adalah posisi sejajar, maka dapat diasumsikan bahwa besar faktor pengotorannya adalah 90%. Irated = Iarray... (4) Cs Irated = 368,1 = 409 A 0,90 Untuk mengetahui jumlah panel photovoltaic yang akan di rangkai secara pararel, dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut ini : Jumlah Panel Paralel = Irated... (5) IMP Jumlah Panel Paralel = 409 = 51 unit panel (dibulatkan) 8,02 113

Untuk mengetahui besar tegangan panel photovoltaic yang dibutuhkan maka dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Vrated = 1,2 x {(VSDC [VSDC x C%V x (Tmax Tref)]}... (6) Vrated = 1,2 x {(220 [220 x 0,004 x (47 40)]} = 271,39 V Untuk mengetahui berapa jumlah panel photovoltaic yang akan dirangkai seri, dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Jumlah Panel Seri = Vrated VMP Jumlah Panel Seri = 271,39 31,2... (7) = 9 Unit (dibulatkan) Dari hasil perhitungan di atas, maka jumlah panel surya yang akan dirangkai secara pararel sebanyak 51 unit dan jumlah panel yang dirangkai secara seri sebanyak 9 unit, sehinggal total panel surya yang digunakan adalah 459 unit dengan kapasitas 250 Wp. 3.1.4. Menghitung kapasitas dan jumlah baterai Panel Surya Waktu cadangan yang dibutuhkan pada cuaca mendung adalah selama 2 hari dan berdasarkan total kapasitas beban serta waktu hari hari otonomi maka kapasitas baterai yang dibutuhkan dapat dihitung sebagai berikut : Ecrit x ta Bout= VSDC 393.598 W hari Bout = x 2 hari 220 V... (8) = 3.578,16 Ah Karena deep of discharge (DOD) baterai yang digunakan sebesar 80%, maka total kapasitas baterai yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : Brated = Bout... (9) DOD = 4.472,7 Ah Brated = 3.578,16 0,80 Untuk mengetahui jumlah baterai yang digunakan dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Jumlah baterai = Jumlah baterai = Brated kapasistas per baterai (Ah) 4.472,7 Ah 260 Ah... (10) = 17,2 unit (dibulatkan menjadi 18 unit baterai paralel). Perhitungan tersebut merupakan jumlah baterai berdasarkan kapasitas, berikut jumlah baterai berdasarkan voltase 220 V 12 V = 18,3 unit (dibulatkan menjadi 19 unit baterai seri). Jadi, jumlah baterai yang digunakan adalah sebanyak 342 unit baterai dengan kapasitas masing-masing baterai 260 Ah, dengan tegangan 12 V. Dengan jumlah 114

baterai yang dirangkai secara paralel adalah 18 unit, jumlah tersebut merupakan hasil pembulatan dari 17,2 untuk mencukupi arus baterai yang dibutuhkan, dan baterai terangkai secara seri 19 unit, jumlah tersebut merupakan hasil pembulatan dari 18,3 untuk mencukupi tegangan baterai yang dibutuhkan. 3.1.5. Menghitung Kapasitas Baterai Charger Regulator (BCR) Untuk mendapatkan jumlah BCR yang dibutuhkan maka dilakukan perhitungan sebagai berikut : Kapasitas BCR = Jumlah Modul Surya (Paralel) x Isc... (11) Kapasitas BCR = 51 x 8,56 = 436,56 A Dari perhitungan yang dilakukan maka diketahui besar kapasitas battery charger regulator (BCR), yang digunakan adalah 436,56 A. Karena dalam perancangan ini akan digunakan BCR dengan kapasitas 40 A, sehingga di butuhkan BCR sebanyak 11 unit yang dihubung secara paralel. 3.1.6. Menghitung Kapasitas Inverter Pada pemilihan inverter di upayakan kapasitas kinerjanya mendekati kapasitas daya yang dibutuhkan agar kinerja inverter menjadi lebih maksimal. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan daya yang harus disuplay 85.660 Watt/hari dan total pemakaian (Wh) adalah 393.598 Wh / hari, sehingga dipilih inverter berkapasitas 90 kw dengan tegangan input 220 VDC dan tegangan output 380 VAC. 3.1.7. Ukuran Penghantar Untuk menentukan diameter penghantar yang digunakan, penulis mengacu pada PUIL 2000 tabel 7.3-5b (hal.305) dengan rumus sebagai berikut : a. Ukuran penghantar dari panel surya ke BCR Total arus dari panel surya ke BCR adalah sebagai berikut Ipv = Isc x Jumlah modul paralel x 125 %... (12) Ipv = 8,56 x 51 x 125 % = 545,7 A Jadi, jenis kabel yang digunakan dari panel surya ke BCR adalah kabel NAYHSY yang berdiameter 300 mm 2. b. Ukuran penghantar dari BCR ke Inverter Besar arus input dari BCR ke inverter adalah sebagai berikut : Pac Imax = Vmin x πinv = 90000 220 x 0,98 = 417,4 A... (13) 115

Jadi, jenis kabel yang digunakan dari BCR ke Inverter adalah kabel NAYHSY yang berdiameter 240 mm 2 c. Ukuran penghantar output inverter IoutInverter = Daya maximum inverter tegangan output inverter... (14) Iout Inverter = 90.000 = 236,8 A 380 Jadi, jenis kabel yang digunakan output Inverter adalah kabel NAYSEY yang berdiameter 150 mm 2. 3.1.8. Rugi - Rugi Daya Dalam sebuah perancangan pembangkit listrik, tentu ada rugi-rugi daya yang dihasilkan. Adapun rugi rugi daya yang dihasilkan dibagi menjadi 2 jalur yaitu jaringan yang mengarah ke timur dengan panjang 500 m dan jaringan yang mengarah ke barat dengan panjang 800 m. Untuk menentukan rugi-rugi daya terlebih dahulu kita menentukan arus yang mengalir pada masing masing jaringan. 3.1.9. Sistem Grounding Penulis menggunakan system grounding nilai standar yang mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik atau PUIL 2000 (peraturan yang sesuai dan berlaku hingga saat ini) yaitu kurang dari atau sama dengan 5 (lima) ohm. Nilai sebesar 5 ohm merupakan nilai maksimal atau batas tertinggi dari hasil resistan pembumian (grounding) yang masih bisa ditoleransi. Nilai yang berada pada range 0-5 ohm adalah nilai aman dari suatu instalasi pembumian grounding. Nilai tersebut berlaku untuk seluruh sistem dan instalasi yang terdapat pembumian (grounding). Dan material untuk kabel penghantar yang digunakan adalah jenis kabel BC/BBC, yaitu memiliki luas penampang >/= 50 mm 2 (PUIL 2000 : 68). IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan potensi surya di desa Puroo Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. Dari hasil survei ke lokasi penelitian maka diketahui daya yang dibutuhkan (Watt) adalah 85.660 Watt, dan total keseluruhan pemakaian beban adalah 393.598 Wh/hari.\ 2. Total jumlah panel photovoltaic yang akan menyuplai beban adalah 51 unit dirangkai secara paralel dan 9 unit dirangkai secara seri, sehingga total panel surya yang digunakan adalah 459 unit dengan kapasitas 250 Wp. 116

3. Total jumlah baterai yang dibutuhkan adalah sebanyak 342 unit baterai dengan kapasitas masing masing baterai adalah 12 VDC 260 Ah, dimana baterai yang dirangkai secara paralel berjumlah 18 unit dan yang dirangkai secara seri 19 unit. DAFTAR PUSTAKA [1]. Alief rakhman, 2013, Jenis Sistem PLTS, http://rakhman.net/2013/04/jenis-sistem-plts.html, diakses : Tanggal 10 Agustus 2015. [2]. Anonim, 2016. www.alibaba.com/product-detail/90kw-top-quality-frequency-inverterconverter. Diakses : 23 Februari 2016. [3]. Asy ari, H, Jatmiko, & Angga. 20102. INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA urusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta. [4]. Dunlop, P.J, 2010. Photovoltaic Systems, second edition. American Technical Publisheks. [5]. Mohammad Sidik Boediyono.2012, POTENSI DAN PERANAN PLTS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF MASA DEPAN DI INDONESIA, Volume 14, No.2, Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 117