BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem lain bila semua sistem ini dibuat bersentuhan. Konsep ini sesuai

Pada akhirnya, kesuksesan pengamanan ruang server juga akan sangat tergantung dari faktor manusia. Faktor manusia perlu diatasi dengan menggunakan met

BAB I PENDAHULUAN. Cuaca adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam kehidupan

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TELEMETRI Abstrak I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. di pabrik, kebutuhan peralatan kantor, peralatan rumah tangga, traffic light, dan

BAB I PENDAHULUAN I-1

I. PENDAHULUAN. Salah satu peralatan yang sangat penting pada bagian distribusi yaitu

BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

BAB I PENDAHULUAN. Temperatur atau suhu merupakan salah satu besaran pokok fisika yang

Harris Pirngadi Suwito Setiyani Jurusan Teknik Elektro-FTI, ITS, Surabaya-60111, I. PENDAHULUAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suhu di dalam ruangan menjadi semakin panas dan tidak nyaman.

SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV UJICOBA DAN ANALISA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan berkembang dari segala bidang khususnya di negara-negara maju,

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.2 Identifikasi Masalah

Prosid i ng SNATIF K e - 4 Tahun ISBN:

RANCANG BANGUN PENGUKURAN TEMPERATUR JARAK JAUH VIA SMS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan,

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah infus, kandungan obat didalam infus sudah. menggatikan cairan tubuh yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

Digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI TEMPERATUR MULTICHANNEL MULTIBIT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 DENGAN PEMROGRAMAN BORLAND DELPHI 7 TUGAS AKHIR

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi yang sangat besar untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi di bidang industri pertanian.

BAB II LANDASAN TEORI

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sensor dengan output toggle adalah sensor yang memiliki output biner dalam bentuk pulsa.

SISTEM MONITORING PERGESERAN TANAH JARAK JAUH MELALUI WiFi DAN SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) DENGAN BORLAND DELPHI 7.0. Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Suhu Panas (hot point) pada peralatan gardu induk PLN, merupakan suatu parameter yang banyak dipantau dan dianalisa

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Aplikasi Monitoring Suhu pada Ruangan DMZ Berbasis Web dan Mobile

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI PERMUKAAN AIR DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA. Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat ditularkan melalui sentuhan fisik melalui kulit. sentuhan kulit sangatlah besar dan sering terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang mempunyai peranan yang begitu penting

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikendalikan secara manual dengan menekan tombol on/off. Perkembangan gaya

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data telah menjadi layanan utama pada sistem telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Beberapa unit

I. PENDAHULUAN. Perkembangan alat ukur yang semakin canggih sangat membantu dunia industri

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penampil hasil dari suatu pertandingan. Scoreboard khususnya

PERANCANGAN PROTOTIPE MONITORING PARAMETER PARAMETER TRANSFORMATOR DAYA SECARA ONLINE BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi mental seseorang. Bila denyut jantung atau suhu tubuh tidak normal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Realisasi Monitoring Denyut Nadi Pasien Wireless Dengan ZigBee.

DATA LOGGER SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 DENGAN PC SEBAGAI TAMPILAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

I.148 PEMBANGUNAN STASIUN PEMANTAU CUACA UNTUK MENDUKUNG PUSAT DATA PENGELOLAAN LINGKUNGAN. Devi Munandar, S.Kom

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengukuran jarak jauh merupakan suatu proses pengukuran yang

SISTEM TELEMETRI MELALUI JARINGAN KOMPUTER BERBASIS INTERNET PROTOCOL

SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO

BAB I PENDAHULUAN. sungai, salah satu faktor cuaca yang mempengaruhi debit sungai adalah hujan.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. PSTA memiliki banyak bidang dimana terdapat beberapa sub bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KOTAK HITAM SEBAGAI PENCATAT PENGEREMAN, KECEPATAN, DAN TEMPERATUR MESIN SEPEDA MOTOR DENGAN MEDIA SECURE DIGITAL CARD

BAB I PENDAHULUAN. xvi

Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi sekarang ini, kegiatan usaha

Data Logger Sensor Suhu Berbasis Mikrokontroler ATmega 8535 dengan PC sebagai Tampilan

REDESAIN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA ISUZU NEW PANTHER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2007

MINI SCADA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 DENGAN KOMUNIKASI MODBUS RS 485 DAN SISTEM MONITORING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pengkondisian udara yang tepat merupakan faktor penunjang terapi pasien dan merupakan pengobatan utama [1]. Studi menunjukkan bahwa pasien dalam lingkungan terkendali umumnya memiliki penyembuhan fisik lebih cepat daripada pasien dalam lingkungan yang tidak terkendali. Lingkungan yang terkendali pada umumnya ditempatkan di rumah sakit yang terdiri dari berbagai ruangan dengan fungsi yang berbeda tergantung pada jenis penyakit atau tingkat keparahan pasiennya, dan juga tergantung perbedaan tindakan medisnya. Suatu lingkungan yang panas dengan temperature 32 o C bola kering dan kelembaban relatif 35% merupakan kondisi yang tepat untuk merawat pasien radang sendi. Kondisi kering juga dapat merupakan bahaya untuk yang sakit dan lemah dengan berkontribusi terhadap infeksi sekunder atau infeksi total yang tidak terkait dengan kondisi klinis yang menyebabkan perlu rawat inap. Pasien luka bakar membutuhkan lingkungan yang hangat dan kelembaban relatif tinggi. Bangsal untuk korban luka bakar harus memiliki kontrol temperatur yang memungkinkan penyesuaian temperatur sampai 32 o C bola kering dan kelembaban relatif hingga 95%. Sebaliknya, pasien dengan penyakit Tirotoksikosis tidak menghendaki kondisi lembab atau gelombang panas yang sangat tinggi, suatu lingkungan yang sejuk, kering dan hilangnya panas radiasi dan penguapan dari kulit yang dapat menyelamatkan jiwa pasien. Perbedaan tindakan terhadap beberapa penyakit mengakibatkan setiap ruangan membutuhkan pengkondisian udara yang berbeda-beda untuk menghindarkan penularan penyakit dan temperatur ruangan yang tepat untuk penyakit yang berbeda. Hal ini untuk mencegah berkembang biak dan tumbuh suburnya mikroorganisme tersebut, terutama untuk ruangan-ruangan seperti ruang operasi, ruang isolasi, dan lain-lain.

2 Pengkondisian udara di rumah sakit mempunyai peran yang penting guna memperoleh kenyamanan termal pasien. Pengaturan kenyamanan lingkungan dibantu dengan menggunakan sistem pengkondisian udara dimana suhu ruangan adalah faktor yang paling berpengaruh dalam parameter pengkondisian udara [1]. Faktor-faktor ketidaknyamanan termal ruangan dijelaskan dalam ASHRAE, HVAC Design Manual for Hospitals and Clinics, 2003 [2], di antaranya temperatur, kelembaban, aktivitas, pakaian, kecepatan udara, dan kualitas udara. Persepsi tentang kenyamanan termal sesungguhnya adalah sangat individual, oleh karena itu mengatur parameter kenyamanan termal dimana setiap orang akan merasa nyaman adalah tidak mungkin, tetap saja ada sejumlah orang yang merasa tidak nyaman dengan kondisi lingkungan tertentu. I.2. Perumusan dan Batasan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah setiap ruangan ber-ac akan terasa tidak nyaman jika salah satunya disebabkan oleh tidak meratanya distribusi suhu di dalam ruangan tersebut. Oleh karena itu dirancang suatu sistem monitoring respon perubahan suhu AC secara real time dengan menempatkan sensor suhu di titik zona nyaman pasien di Ruang Rawat Inap RS. Sardjito guna mengetahui keadaan pasien apakah selalu terjaga dalam zona kenyamanan termal yang mengacu pada standard ASHRAE, SNI 03-6572-2001, dan Pedoman teknis tata udara rumah sakit. Sistem monitoring suhu dirancang dengan sederhana, yang terdiri dari perangkat keras modul sensor suhu LM35 dan USB 1208 LS yang terhubung ke PC yang telah ter-install perangkat lunak Matlab/Simulink. Sensor suhu diletakan di Tiga lokasi titik yang berbeda, salah satunya diletakkan tepat di atas tempat tidur pasien, tujuanya adalah untuk mengetahui apakah daerah tempat tidur pasien termasuk dalam zona kenyamanan termal. Untuk mendapatkan pengoperasian sistem pengkondisian udara yang efisien tanpa harus mengorbankan kenyamanan ruangan, maka dalam penelitian ini penulis juga menghitungan perkiraan beban pendinginan ruangan guna

3 memperkirakan kapasitas mesin pendingin udara yang terpasang dan mengetahui efisiensinya kapasitas sistem penyejuk udara tersebut sesuai dengan kebutuhan. I.3. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sistem monitoring respon perubahan suhu pengkondisian udara pada zona nyaman pasien guna menjaga kondisi pasien di dalam ruangan setiap waktu. I.4. Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau pertimbangan bagi pihak rumah sakit dalam upaya peningkatan kenyamanan pengkondisian udara. Selain itu dapat menambah khasanah keilmuan di bidang Fisika Bangunan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Fisika yang ingin mengembangkan penelitian berikutnya.

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beberapa penelitian mengenai pemantauan suhu ruangan pasien sudah banyak diterapkan dengan berbagai macam media, di antaranya perancangan monitoring suhu berbasis web-internet, SMS, dan wireless. Harris Pirngadi (2010) sudah mengimplementasikan telemonitoring untuk pasien rawat inap di poliklinik di pedesaan melalui jaringan GSM, seorang pasien yang menjalani rawat inap akan mendapatkan pemantauan kesehatan meliputi tiga parameter meliputi suhu ruangan, detak jantung, dan level pemakaian infus. Data dari ruang pasien dikirim ke rangkaian master di ruang perawat secara periodik melalui jalur kabel menggunakan komunikasi serial RS485 dan ditampilkan ke monitor komputer. Apabila dari ketiga parameter tersebut terjadi situasi pasien memerlukan penanganan maka rangkaian master di ruang perawat akan mengirimkan pesan peringatan berupa Short Message Service (SMS) dan data rekaman pasien dengan voice dial up menggunakan modulasi Frequency Shift Keying (FSK) Andi Kurniawan (2007) telah merancang pengendalian suhu melalui USB 1208 LS berbasis Fuzzy logic untuk sistem Hipertermia dirancang agar dapat mengendalikan suhu sesuai dengan yang diinginkan. Hipertermia berarti penaikan suhu beberapa derajat celcius di atas suhu fisiologi normal. Sistem Hipertermia membutuhkan suatu pengendali agar dapat bekerja sesuai dengan suhu yang dikendalikan. Penggunaan Personal Computer (PC) dapat difungsikan sebagai pengendali suhu pada sistem ini dan juga sebagai perangkat visualnya. PC dapat menerima masukan dari sensor suhu yang terlebih dahulu dilakukan perubahan sinyal analog ke digital di dalam USB 1208 LS agar dapat dibaca oleh PC, kemudian PC melakukan pengolahan masukan [5]. II.1. Simulasi Distribusi Suhu dan Kecepatan Udara di dalam Ruangan AC dengan Metode Numeris Menggunakan CFD Fluent.

5 Penempatan saluran masuk dan keluar pada sistem pengkondisian udara menentukan pola distribusi suhu di dalam ruangan. Ruangan udara ber-ac akan terasa tidak nyaman salah satunya disebabkan oleh tidak meratanya distribusi suhu didalam ruangan tersebut. Harianto (2000) telah melakukan penelitian Tesisnya yang berjudul Simulasi Distribusi Suhu dan Kecepatan Udara di dalam Ruangan AC dengan Metode Numeris Menggunakan CFD Fluent [24]. Gambar 2.1. Pembagian geometri tipe 1, 2, 3,dan 4 saluran masuk dan keluar AC [24] Ruangan dengan luas 36 m 2 memiliki variasi suhu yang berbeda tergantung dari posisi penempatan saluran masuk dan keluar pengkondisian udara. Pada Gambar 2.1. dijelaskan bahwa ruang tipe 2 dengan saluran masuk yang diletakan pada ketinggian sampai dengan 2 meter dari bawah dan saluran keluar diletakkan tepat di bawah saluran masuk. Penempatan saluran masuk dan keluar tipe 2 mempunyai pendistribusian suhu yang paling baik. Sedangkan tipe saluran yang terpasang pada Rumah Sakit Sardjito termasuk tipe ke 3 mempunyai pendistribusian suhu terbaik kedua. Hasil simulasi dari beberapa posisi penempatan saluran masuk dan saluran keluar dapat di lihat pada Gambar 2.2.

6 Gambar 2.2 Hasil simulasi profil suhu ruangan menggunakan CFD Fluent [24] II.2. Merancang Bangun dan Melakukan Pengujian Pengkondisian Udara Pada Ruangan Hotel Chandra Thomas Saragih (2010) telah merancang bangun dan melakukan pengujian evaporator untuk pengkondisian udara pada ruangan hotel berukuran 22,932 m 2 dengan memasang sensor suhu di beberapa titik ruangan dengan lokasi penempatanya pada Gambar 2.3. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati performansi hubungan pengaruh pengisian cairan refrigrasi dengan pendingingan dalam ruangan, parameter pengujian temperatur ruangan yang terukur oleh sensor thermocouple di beberapa titik dengan mengamati respon perubahan suhu setiap waktunya [6]. Gambar 2.3 Penentuan lokasi pengukuran

7 Pada penelitian ini ditemukan bahwa pada Gambar 2.4. respon perubahan suhu udara di setiap lokasi titik ruangan berbeda-beda, di dalam suatu ruangan yang berukuran 22,932 m 2 dengan range suhu antara 22 o C s/d 25 o C, dan untuk lokasi titik pengukuran yang berdekatan memiliki perbedaan suhu yang kecil. Gambar 2.4 Grafik temperatur ruangan pada saat evaporator sudah dipasang [6]