III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 di CV. Varia Agung Jaya, Desa

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2015 bertempat di Desa Tegal Sari,

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 12 Maret--02 April 2014 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014, bertempat di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. penelitian lanjutan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Januari 2015 di

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September--09 Oktober 2013 bertempat di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 28 April 2016 di CV.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang Peralatan dan Perlengkapan Pakan dan Air Minum

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret 2014 di Peternakan Eko Jaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Kapang R. Oryzae atau C.

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat yang Digunakan dalam Penelitian.

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Peternakan Itik Eko Jaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

MATERI DAN METODE. Materi

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

III. BAHAN DAN MATERI. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu pada Desember 2014 Januari 2015,

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober sampai dengan 26

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

METODE PENELITIAN. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kandang closed house milik PT. Rama Jaya Farm,

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu, pada 12 Febuari--29 Maret 2012

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Tingkat Protein Ransum dan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

MATERI DAN METODE. Materi

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan

Transkripsi:

19 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember 2014 18 Januari 2015 di kandang ayam petelur milik CV. Varia Agung Jaya, Desa Varia Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah. Pembuatan probiotik dari mikroba lokal dilakukan 8 -- 19 Desember 2014 di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Biologi Molekuler FMIPA, Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan Penelitian Peralatan yang digunakan dalam pembuatan probiotik lokal meliputi blender untuk menghaluskan bahan, wadah plastik untuk mewadahi bahan, tampah bambu sebagai tempat untuk mewadahi adonan yang telah dipipihkan, autoklaf untuk sterilisasi bahan dan alat, inkubator sebagai tempat inkubasi mikroba, dan refigerator untuk menyimpan bahan. Peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan adalah kandang cage sebanyak 20 unit, tempat ransum yang telah disekat dengan bambu, tempat air minum, timbangan kapasitas 10 kg untuk menimbang ayam, timbangan kapasitas 500 g untuk menimbang ransum, termohigrometer untuk mengukur suhu dan

20 kelembaban kandang, dan alat-alat kebersihan untuk membersihkan selama penelitian. Sementara peralatan yang digunakan dalam pengukuran kualitas telur (tebal kerabang penurunan berat, dan nilai HU ) meliputi kaca sebagai alas saat pengukuran kualitas internal telur, pisau untuk memecah telur, jangka sorong untuk mengukur tinggi putih telur, mikrometer untuk mengukur ketebalan kerabang, dan timbangan elektrik dengan ketelitian dua desimal untuk menimbang telur. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. ayam petelur fase layer strain Isa Brown umur 44 minggu sebanyak 40 ekor yang dipelihara selama 4 minggu dengan bobot 1,64 ± 0,09 kg (koefisien keragaman sebesar 5,38 %); 2. ransum ayam petelur fase layer berbentuk mesh dengan komposisi konsentrat ( 35%), jagung (50 %), bekatul (14 %), dan premix ( 1%). Berikut kandungan nutrisi bahan penyusun ransum dan ransum yang digunakan; Tabel 1. Kandungan nutrisi bahan penyusun ransum No. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Bekatul Kosentrat Jagung 1. Kadar Air (%)* 12,54 92,12 10,51 2. Protein Kasar(%)* 8,71 31,66 6,94 3. Lemak Kasar (%)* 9,55 8,68 8,71 4. Serat Kasar (%)* 12,52 2,71 2,51 5. Abu (%) * 10,86 20,79 1,78 6. Bahan Ekstra Tanpa Nitrogen (%)* 45,94 36,13 71,56 7. Energi Metabolisme (Kkal/kg)** 2.860 1.936,36 4.453 Sumber : *: Hasil analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2014) **: Fathul dkk. (2013)

21 Tabel 2. Kandungan nutrisi ransum No. Kandungan Nutrisi Ransum Total 1. Kadar Air (%) * 39,26 2. Protein Kasar (%)* 15,77 3. Lemak Kasar (%)* 8,74 4. Serat Kasar (%)* 3,96 5. Kadar Abu (%)* 9,69 6. Bahan Ekstra Tanpa Nitrogen (%)* 54,86 7. Energi Metabolis (Kkal/kg)** 3.333,3 Sumber : *: Hasil analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2014) **: Fathul dkk. (2013) 3. 40 butir telur berasal dari ayam petelur yang dipelihara selama 4 minggu dengan bobot telur 59,64 ± 3,7 g ( koefisien keragaman sebesar 6,22%). 4. air minum diberikan secara ad libitum; 5. probiotik lokal dengan komposisi Saccharomyces sp., Mucor sp., Bacillus sp., dan Rhizopus sp; C. Metode Penelitian 1. Rancangan perlakuan Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perletakan petak percobaan secara acak, terdiri atas empat perlakuan pemberian probiotik lokal dalam ransum, setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali. P0 : Ransum basal (0 % probiotik lokal) P1 : Ransum basal + probiotik lokal 1% P2 : Ransum basal + probiotik lokal 2% P3 : Ransum basal + probiotik lokal 3%

22 2. Analisis data Data yang dihasilkan dianalisis sesuai dengan asumsi sidik ragam. Apabila dari analisis ragam menunjukkan hasil yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji polinominal ortogonal pada taraf nyata 5% (Steel dan Torrie, 1993). D. Pelaksanaan Penelitian 1. Pembuatan probiotik lokal Probiotik lokal merupakan probiotik campuran dari inokulum kamir (Saccharomyces sp.), Kapang (Rhizopus sp. dan Mucor sp.), dan Bacillus sp. Tahap pembuatan probiotik lokal menurut Kurtini dkk. (2013) sebagai berikut. a. Pembuatan inokulum kamir (Saccharomyces sp.) Langkah-langkah pembuatan inokulum Saccharomyces sp. adalah menyiapkan 2.000 g tepung beras, 66,6 g lada putih, 10 g lengkuas, 66,6 g bawang putih dan 66,6 g cabe jawa. Bahan-bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu dari bagian yang tidak dibutuhkan. Setelah itu bahan-bahan tersebut ditimbang sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan, kemudian bahan-bahan tersebut dihaluskan. Selanjutnya, dicampur menjadi satu dan ditambahkan ragi 20 g ragi tape komersial yang sudah disiapkan starter. Setelah itu, diadon dengan air perasaan jeruk nipis dan air gula sehingga dapat dibentuk bulatan-bulatan pipih. Bulatanbulatan yang sudah dibentuk kemudian diletakkan di atas nampan dan ditutup dengan plastik. Selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang selama 48 jam hingga mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak. Setelah itu, adonan yang telah

23 ditumbuhi mikroorganisme dikeringkan dengan cara dijemur oleh bantuan sinar matahari selama 2 4 jam. Inokulum yang sudah kering disimpan di tempat yang kering dan sudah siap untuk digunakan. b. Pembuatan inokulum kapang (Rhizopus sp.dan Mucor sp.) Ampas kelapa sebanyak 2000 g direbus dengan akuades hingga mendidih, kemudian ampas kelapa dipress hingga kering, selanjutnya ditaburi inokulum tempe secukupnya dan diaduk hingga merata, lalu memasukan ke dalam plastik yang sudah dilubangi sama sperti pembuatan tempe dan diinkubasi 2 3 hari pada suhu ruang, hingga kapang tumbuh. Setelah kapang tumbuh dengan padat, ampas kelapa dipotong kecil-kecil (ukuran 1 x 5 cm) agar waktu penjemuran ampas lebih singkat. Potongan yang sudah kering ditumbuk hingga halus, agar siap digunakan. c. Pembuatan inokulum Bacillus sp. Sebanyak 10 ml kultur bakteri Bacillus sp. yang berumur 24 jam ditempatkan di dalam elenmeyer yang berisi 1000 ml Nutrient Broth (NB), kemudian diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 24 jam di dalam water bath shaker. Setelah diinkubasi biakan digunakan untuk pembuatan inokulum probiotik. Inokulum kapang (Saccharomyces sp.) dan kamir (Rhizopus sp.dan Mucor sp.) yang telah dihaluskan dicampur (dengan perbandingan 1: 1) dengan inokulum Bacillus sp., dengan ukuran 50 ml / 100 g, kemudian diaduk sampai seluruhnya merata. Inokulum probiotik disimpan dalam inkubator pada suhu 39 0 C selama 3 hari sampai inokulum mengering.

24 2. Persiapan kandang Kegiatan awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pembersihan lokasi kandang sebelum memulai penelitian. Kandang dibersihkan dengan cara membersihkan kotoran pada kandang dan melakukan desinfeksi dengan mengurangi gangguan kesehatan pada ayam penelitian. Kandang yang telah dibersihkan dibagi sesuai perlakuan penelitian untuk memudahkan dalam pengamatan. Dilakukan dengan pemberian sekat pada tempat ransum, sehingga ransum tidak tercampur. Kandang yang digunakan yaitu sistem kandang panggung dengan setiap kandang cage berisi 2 ekor ayam. Suhu dan kelembapan diukur sebelum memulai penelitian dengan menggunakan thermohigrometer yang diletakan pada bagian tengah kandang yang digantung sejajar dengan tinggi kandang cage teratas. Suhu dan kelembapan diukur setiap hari pukul 06.00, 12.00, dan 18.00 WIB (Tabel 21). 3. Persiapan ransum Persiapan ransum dilakukan dengan menghitung kebutuhan ransum selama sebulan dan mempersiapkan ransum sesuai perlakuan. Ransum basal yang digunakan berbentuk mesh dan pemberian ransum sebanyak 110 g/ekor/hari. Ke dalam ransum tersebut ditambahkan probiotik lokal sesuai dengan perlakuan. Pemberian ransum dilakukan dua kali sehari pada pukul 07.00 WIB dan 14.30 WIB.

25 4. Kegiatan penelitian Tahapan yang dilakukan: a. memasukkan ayam penelitian ke dalam 20 petak kandang, dengan dua ekor ayam pada masing- masing petak ; b. prelium (masa adaptasi) untuk ayam selama 5 hari dengan tujuan adaptasi ransum perlakuan; c. memberikan ransum sesuai dengan perlakuan 2 kali sehari yakni pada pukul 07.00 WIB dan 14.30 WIB; d. memberikan air minum secara ad libitum ; e. melakukan pemeliharaan selama 4 minggu; f. pada minggu ketiga pemeliharaan, telur yang dihasilkan tiap petak dikumpulkan dan diletakkan pada egg tray; g. telur yang akan diteliti dibawa ke ruang penyimpanan; h. telur disimpan pada suhu ruang selama sepuluh hari ( dengan rataan suhu 28,03 ±1,56 0 C dan rataan kelembapan 62,13 ± 8,07 %); i. pemeriksaaan kualitas telur, meliputi tebal kerabang, penurunan berat dan nilai HU. E. Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut. 1. Tebal kerabang. Tahapan yang dilakukan dalam mengukur ketebalan kerabang: a. menyisihkan kerabang dari telur;

26 b. membersihkan kerabang dari selaput putih yang melapisi di bagian dalamnya; c. mengukur ketebalan kerabang dengan mikrometer scrup dan mencatat hasilnya. Mengukur ketebalan kerabang dengan menggunakan micrometer scrup. Gambar 3. Mikrometer Scrup Menurut Abadi dan Chasanah (2010), cara membaca skala mikrometer sekrup adalah a. membaca skala utama yang berimpit dengan tepi selubung luar; b. membaca garis selubung luar yang berhimpitan tepat dengan garis mendatar skala utama; c. menjumlahkan kedua hasil yang telah dibaca sebelumnya dengan satuan mm. 2. Penurunan berat telur Tahapan yang dilakukan dalam mengukur penurunan berat telur : a. menghidupkan timbangan elektrik; b. menimbang bobot telur sebelum dilakukan penyimpanan, kemudian mencatat hasilnya; c. menyimpan telur selama sepuluh hari, kemudian menimbang kembali serta mencatat hasilnya.

Menurut Hintono (1997) menghitung penurunan berat telur dengan menggunakan rumus: Penurunan berat telur = A-B x100% A Keterangan : 27 A B = berat telur awal sebelum disimpan = berat telur akhir setelah disimpan 3. Nilai haugh unit (HU) Tahapan yang dilakukan dalam mengukur Nilai Haugh Unit (HU) : a. menimbang telur dan mencatat hasilnya; b. menyiapkan kaca bersih; c. memecahkan telur secara hati-hati tepat di tengah permukaan kaca tersebut; d. mengukur tinggi albumen dengan menggunakan jangka sorong dan mencatat hasilnya; Tinggi putih telur diukur menggunakan jangka sorong. Menurut Abadi dan Chasanah (2010), cara membaca skala jangka sorong: a. membaca skala utama yang berimpit dengan satu tanda nonius; b. membaca garis nonius yang berimpit tegak dengan satu garis skala utama; Gambar 2. Jangka Sorong c. menjumlahkan kedua hasil yang telah dibaca dengan satuan cm.

28 Menurut Nesheim dkk. (1997), menghitung nilai Haugh Unit (HU) dengan mengunakan rumus: Nilai HU = 100Log (H+7,57-1,7 W 0,37 ) Keterangan : HU H W = Haugh Unit =Tinggi putih telur (mm) = berat telur (gram)