BAB I PENDAHULUAN. Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang disebut Nihon dalam bahasa Jepang. Kata Nihon berarti. "negara/negeri matahari terbit". Nama ini disebut dalam korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. Mafia merupakan sebutan dari orang Sicilia¹ untuk segala organisasi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, melahirkan berbagai macam bentuk kebudayaan. manusia (ningen no seikatsu no itonami kata). Ienaga menjelaskan bahwa

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

Jepang Abad NIHON/NIPPON I

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP YAKUZA DAN POLITIK JEPANG SETELAH PERANG DUNIA KEDUA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulan Agustus 1945 menandakan akhir dari Perang Dunia II saat Jepang

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB II KEBIJAKAN AWAL AMERIKA SERIKAT PASCA PENYERAHAN JEPANG DAN PELAKSANAAN PEMERINTAHAN PENDUDUKAN SEKUTU DI JEPANG

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. menyaingi keadidayaan Amerika Serikat dan mayoritas negara maju di benua

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

BAB I PENDAHULUAN. Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

2. PEMERINTAH PENDUDUKAN DAN KEBIJAKAN SEKUTU SERTA PELAKSANAANNYA DI JEPANG

BAB III METODE PENELITIAN

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis

Albania Negeri Muslim di Benua Biru?

PERANG SAUDARA DI RUSIA

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

PARTAI POLITIK DAN IDEOLOGI KEPARTAIAN. By FEBRIANI M.I.P

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2014 Peranan Adolf Hitler dalam perkembangan Schutzstaffel ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul

BAB V KESIMPULAN. serangan Paris oleh kaum Islamis dengan pandangan-pandangan SYRIZA terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia, (dan masyarakat) melalui

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI KERJASAMA INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1).

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh kegiatan politik berlangsung dalam suatu sistem. Politik, salah

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB I. Dalam kehidupan bernegara yang semakin komplek baik mengenai. masalah ekonomi, budaya, politik, keamanan dan terlebih lagi masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, tingkat perekonomian yang tinggi, dan masyarakat modern yang masih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehidupan manusia di muka bumi tidak dapat terlepas dari peranan

POLITIK & SISTEM POLITIK

Komunisme dan Pan-Islamisme

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Politik juga dapat diartikan sebagai aktivitas perilaku atau proses yang menggunakan kekuasaan untuk menegakkan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang sah berlaku di tengah masyarakat (http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-politikmenurut-para-ahli.html). Sehingga dapat dikatakan bahwa inti dari politik adalah kekuasaan, dan politik bersangkut paut dengan negara dan pemerintahan. Politik bertujuan untuk membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerja sama (Andrew Heywood dalam Budiardjo, 2008 : 16). Menurut Peter Merkl dalam Budiardjo (2008 : 15-16), politik dalam bentuk paling baik adalah usaha mencapai suatu tatanan sosial yang baik dan berkeadilan, sedangkan politik dalam bentuk yang paling buruk adalah perebutan kekuasaan, kedudukan, dan kekayaan untuk kepentingan diri sendiri. Politik adalah semua kegiatan yang menyangkut masalah memperebutkan dan mempertahankan kekuasaan. Hal tersebut senada dengan pendapat Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan dalam Budiardjo (2008 : 60) yang mengatakan kekuasaan adalah suatu hubungan dimana seseorang atau kelompok orang dapat

menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain ke arah tujuan dari pihak pertama. Jepang merupakan negara dengan kehidupan politik yang sangat maju. Kehidupan politik Jepang telah berlangsung lama sejak zaman Yamato yang merupakan sistem politik tradisional. Seiring perkembangan zaman, kehidupan politik Jepang berubah dan semakin berkembang. Pergantian kekuasaan, pemerintahan, kebijakan negara, pengambilan keputusan, dan proses menuju negara demokrasi merupakan rangkaian panjang sejarah politik Jepang sampai sekarang. Politik Jepang setelah perang dunia kedua didasarkan atas kebijakankebijakan yang diberlakukan antara tahun 1945 dan tahun berakhirnya masa pendudukan pasukan sekutu tahun 1952, ketika keamanan Jepang-Amerika dibentuk dan perjanjian perdamaian ditandatangani. Selama masa itu, pendudukan Amerika melaksanakan banyak perubahan dalam segala bidang dengan melaksanakan demokratisasi dan penghapusan militerisme dan fasisme. Gabungan-gabungan industri besar (zaibatsu) dibubarkan dan dilaksanakanlah reformasi sampai tuntas. Undang-Undang Dasar Jepang yang baru merupakan perlindungan hukum terhadap pembaharuan itu. Partai-partai konservatif sebelum perang kembali muncul dalam bentuk yang telah diperbaharui dan partai-partai reformis yang hanya mempunyai kekuatan kecil sebelum perang memperoleh keuntungan besar dengan adanya kebijakan demokratisasi itu. Sesudah perang, terbentuk suatu pemerintah koalisi antara partai konservatif dan sosialis yang berkuasa sampai sekarang (Fukutake, 1988 : 176).

Jepang disamping merupakan sebuah negara dengan kehidupan politik, perekonomian dan kebudayaan yang sangat maju ternyata memiliki suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Fenomena itu berupa sebuah bentuk kebudayaan dalam hal sistem organisasi sosisal masyarakat Jepang. Yakuza merupakan kelompok sosial masyarakat Jepang yang diidentikkan dengan organisasi kejahatan yang penuh dengan kekerasan dan kekejaman. Yakuza muncul pertama kali pada zaman Edo, tepatnya pada masa pemerintahan Shogun Tokugawa. Berawal dari perang saudara yang berlangsung selama berabad-abad mencapai akhir bersejarah ketika Tokugawa Ieyasu menyatukan Jepang pada 1604. Tetapi pada saat itu Jepang belum stabil. Perdamaian mengakibatkan sekitar 500.000 samurai menganggur, padahal keahlian mereka adalah di bidang ketentaraan dan seni bela diri. Akhirnya sebagian samurai berusaha mencari profesi lain untuk melanjutkan hidup seperti berdagang, atau sebagai cendikiawan dan ahli filsafat. Namun tidak semua yang berhasil dan para samurai yang tidak mempunyai pekerjaan akhirnya memilih jalan lain yaitu mengganggu masyarakat. Masyarakat menyebut samurai pengganggu ini sebagai hatamoto yakko atau kabukimono, yang berarti samurai pengembara tak bertuan yang suka berpakainan mencolok dan gemar melakukan kekerasan atau kejahatan. Kemudian muncul machi yakko, yaitu sekelompok pemuda kota yang bergabung untuk menghalau serangan para hatamoto yakko. Kelompok ini berasal dari berbagai golongan, seperti juru tulis, pemilik toko, atau seniman. Mereka cukup handal dalam menggunakan pedang dan lihai dalam hal berjudi. Mereka dianggap sebagai pahlawan kota oleh masyarakat.

Setelah kabukimono berhasil dikalahkan, para pahlawan tersebut menjadi tidak memiliki pekerjaan. Inilah awal mulanya kelompok machi yakko menjadi pengganggu bagi masyarakat dan menjadikan mereka dikenal sebagai yakuza. Yakuza tradisional terdiri dari kelompok bakuto atau penjudi, dan tekiya atau pedagang. Anggotanya kebanyakan berasal dari golongan orang miskin, orang yang tidak memiliki lahan, pelanggar hukum, dan yang dianggap berbeda oleh kaum mayoritas. Setiap kelompok yakuza tradisional menjaga wilayah kekuasaannya masing-masing tanpa menimbulkan konflik dan sampai sekarang organisasi ini masih eksis dalam masyarakat Jepang (Kaplan & Alec Dubro, 2011 : 4-16). Sebagai organisasi kejahatan yang terorganisir, yakuza melakukan berbagai tindak kejahatan dan menguasai bisnis-bisnis ilegal seperti narkoba, prostitusi, dan bisnis lainnya yang dilakukan secara ilegal. Namun yang mencolok dari yakuza tidak hanya kejahatan dan bisnis-bisnis ilegalnya. Yakuza juga terlibat dalam kehidupan politik pemerintahan Jepang sejak perang dunia kedua berakhir. Keterlibatan yakuza dalam politik pemerintahan Jepang sangat erat kaitannya dengan kelompok-kelompok ultranasionalis yang sudah ada di Jepang sejak tahun 1880. Kelompok ultranasionalis di Jepang ada dua yaitu kelompok kanan dan kiri. Kelompok ultranasionalis kanan atau yang disebut kelompok sayap kanan terdiri dari sekelompok aktivis pemuja kaisar dan antikomunis. Sedangkan kelompok ultranasionalis kiri atau kelompok sayap kiri terdiri dari orang-orang yang memiliki paham komunis dan sosialis. Kedua kelompok ini saling bertentangan dan masing-masing berusaha memperluas pengaruhnya dalam pemerintahan.

Yakuza memiliki hubungan yang cukup baik dengan kelompok sayap kanan. Hal itu dikarenakan yakuza dan kelompok sayap kanan memiliki pendapat yang sejalan, yaitu sangat meninggikan kaisar, sama-sama menginginkan Jepang menjadi kekuatan militer terbesar, dan keduanya sering melakukan tindak kekerasan untuk mencapai tujuannya. Selain itu, yakuza dan kelompok sayap kanan sangat membenci paham komunis. Hal itu kemudian yang menyebabkan sering terjadi pertikaian kedua kelompok tersebut dengan kelompok sayap kiri yang beraliran komunis dan sosialis. Kerjasama dan paham yang sejalan antara yakuza dengan kelompok sayap kanan menjadikan kedua kelompok tersebut seolah tidak ada bedanya. Masyarakat Jepang menganggap orang-orang yang ada dalam kelompok sayap kanan merupakan anggota yakuza. Yakuza mulai berpengaruh dalam kehidupan politik pemerintahan Jepang sejak perang dunia kedua berakhir, yaitu pada saat pasukan Amerika menduduki Jepang yang kalah dalam perang. Kekalahan Jepang meninggalkan kehancuran di seluruh wilayah. Bangsa Jepang harus menanggung malu dan perekonomian negara dalam keadaan kritis. Dalam waktu dua minggu setelah Jepang menyerah kalah, pasukan Amerika mulai mendarat di Jepang dan mendirikan markas besar negara-negara sekutu yang bernama SCAP (Supreme Commander for the Allied Powers). Keberadaan pasukan Amerika di Jepang bertujuan untuk membuat ulang Jepang. Pasukan sekutu kemudian menangkap para penjahat perang, jenderal militer, dan para politikus radikal sayap kanan. Selama masa pendudukan Amerika, terjadi banyak perubahan dalam segala bidang dengan melaksanakan demokratisasi dan penghapusan militerisme. Namun tujuan Amerika bukan hanya untuk membentuk suatu negara Jepang yang baru. Kekhawatiran Amerika

terhadap komunisme juga merupakan salah satu faktor penyebab pendudukan Amerika untuk mencegah masuknya pengaruh Uni Soviet di Jepang. Kekhawatiran tersebut menimbulkan terjadinya penyelewengan kekuasaan oleh Amerika. Selama masa pendudukan ternyata pasukan Amerika bekerjasama dengan yakuza untuk menyingkirkan kaum kiri. Dengan alasan memerangi komunisme, Amerika membantu dan membiayai operasi penyingkiran kelompok sayap kiri oleh yakuza. Solidnya organisasi yakuza, disamping karena kombinasi antarklan yang sangat baik juga dipengaruhi oleh sosok kepemimpinan Kodama Yoshio, godfather dari semua godfather yakuza. Kodama memiliki semua kemampuan untuk membuat yakuza semakin kuat dalam segala bidang. Kerjasama dengan intelijen Amerika, hubungan yang sangat dekat dengan para pemimpin politik Jepang, dan berhasil mempersatukan kelompok-kelompok yakuza adalah sebagian dari prestasi Kodama. Kodama bahkan memiliki beberapa anak didik yang kemudian sukses berkarir di dunia politik Jepang. Kasus besar yang sangat menarik perhatian terhadap yakuza adalah kasus suap perusahaan pembuatan pesawat Amerika, Lockheed Corporation dengan perusahaan penerbangan Jepang, All Nippon Airways yang juga melibatkan Kodama dan politikus Jepang. Kodama juga memiliki pengaruh besar dalam Jiyūminshutō (Partai Liberal Demokrat) yang merupakan partai politik paling berkuasa di Jepang sejak akhir perang dunia kedua sampai sekarang. Bantuan dana Kodama dalam proses penggabungan Jiyūtō (Partai Liberal) dan Minshutō (Partai Demokrat) menjadi Jiyūminshutō pada tahun 1955 merupakan sebuah fakta dan bukti pengaruh yakuza dalam politik pemerintahan Jepang. Banyak fakta lain yang membuktikan pengaruh

tersebut, diantaranya beberapa pemimpin yakuza yang berhasil memenangkan pemilu, kabinet pemerintahan yang beberapa diantaranya diduduki oleh orangorang yakuza, bahkan beberapa perdana menteri Jepang pun terlibat dengan yakuza. Kerjasama dan keterlibatan yakuza dalam politik pemerintahan Jepang merupakan fakta yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan politik Jepang. Hal inilah yang menjadi alasan penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Yakuza Dalam Politik Pemerintahan Jepang Setelah Perang Dunia Kedua. 1.2 Rumusan Masalah Yakuza dianggap mewakili kejahatan terorganisir di Jepang karena yakuza memiliki struktur organisasi yang tersusun dengan rapi untuk mengatur segala aktivitas anggotanya. Loyalitas yang tinggi dalam organisasi membuat yakuza dapat bertahan sampai sekarang dan mampu menjalankan kegiatan-kegiatan ilegal dengan rapi. Selain karena faktor kordinasi yang baik antarklan, hubungan yang terjalin antara yakuza dengan tokoh-tokoh politik dalam pemerintahan Jepang juga sangat berpengaruh terhadap keberadaan yakuza sampai sekarang. Yakuza mengetahui siapa yang berkuasa dan ingin membentuk aliansi dengan pemegang kekuasaan. Tokoh politik sayap kanan, anggota parlemen, dan petinggi partai berkuasa di Jepang merupakan target utama yakuza dalam menjalin kerjasama. Meskipun yakuza kebanyakan dikenal sebagai organisasi kejahatan, mafia, atau gangster yang sering membuat kekacauan dan menjalankan bisnis ilegal, namun keberadaan yakuza sebagai organisasi kejahatan yang mampu masuk ke dalam kehidupan politik Jepang terutama setelah perang dunia kedua merupakan fakta yang terjadi saat itu.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang akan dibahas pada skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keadaan politik pemerintahan Jepang setelah perang dunia kedua? 2. Bagaimana pengaruh yakuza dalam politik pemerintahan Jepang setelah perang dunia kedua? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Agar penelitian lebih teratur maka ruang lingkup pembatasan harus dibatasi. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga masalah yang akan dibahas dapat lebih terarah. Dalam penulisan skripsi ini, ruang lingkup yang akan dibahas difokuskan pada pengaruh yakuza dalam politik pemerintahan Jepang setelah perang dunia kedua sampai sekarang. Untuk mendukung pembahasan ini, penulis juga akan menjelaskan mengenai gambaran umum yakuza dan keadaan politik pemerintahan Jepang setelah perang dunia kedua. 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka Politik menurut Budiardjo (2008:15) adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis. Di dalam politik terdapat unsur kekuasaan (power) serta wewenang (authority). Kedua

unsur ini diperlukan baik untuk membina kerjasama maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses politik. Kekuasaan (power) menurut Barbara Goodwin dalam Budiardjo (2008:60) adalah kemampuan untuk mengakibatkan seseorang bertindak dengan cara yang oleh yang bersangkutan tidak akan dipilih, seandainya ia tidak dilibatkan. Dengan kata lain memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendaknya. Yakuza merupakan contoh dari suatu kelompok yang mampu mempengaruhi seseorang untuk bertindak dan melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Yakuza merupakan organisasi kejahatan yang mampu berpengaruh dalam kehidupan politik pemerintaan Jepang setelah perang dunia kedua. Yakuza mengetahui siapa yang berkuasa dalam pemerintahan dan ingin membentuk aliansi dengan pemegang kekuasaan. Sampai saat ini, peran yakuza dalam dunia politik Jepang masih berlanjut, yaitu sebagai penyedia uang dan sebagai penjahat bayaran (Kaplan & Alec Dubro, 2011 : 34-59). Zairun (1982:3) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu proses bangunan lembaga yang merupakan hasil proses pembagian dan penyatuan usaha yang ditujukan ke arah tercapainya suatu tujuan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Winardi (2003 : 11) mengatakan bahwa organisasi merupakan sebuah sistem yang terdiri dari aneka macam elemen atau subsistem, dan manusia adalah subsistem terpenting, dan dimana terlihat bahwa masing-masing subsistem saling berinteraksi dalam upaya mencapai sasaran-sasaran atau tujuan-tujuan organisasi yang bersangkutan.

1.4.2 Kerangka Teori Dalam melakukan dan menyusun sebuah penelitian, dibutuhkan kerangka teori yang memuat pokok-pokok persoalan, namun tidak menyimpang dan melebar. Hal ini untuk memberi arah dan acuan sementara terhadap jalannya suatu penelitian. Dalam mengerjakan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian historis (Historical Research). Menurut Sumadi Suryabrata (1983 : 16) tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta mensistesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan kuat. Penulis menggunakan pendekatan ini dikarenakan pengaruh yakuza dalam politik pemerintahan Jepang merupakan bagian dari perjalanan panjang sejarah yakuza sejak dulu sampai sekarang. Keseluruhan peristiwa di dalamnya sudah terjadi (historis). Penulis juga menggunakan pendekatan penelitian sosiologis, karena pembahasan dalam pendekatan ini mencakup golongan sosial yang berperan, jenis hubungan sosial, konflik berdasarkan kepentingan, pelapisan sosial, peranan dan status sosial, dan sebagainya (Dudung Abdurrahman, 1999 : 11). Penulis menggunakan pendekatan ini untuk mengetahui bagaimana hubungan sosial yang terjalin antara yakuza dengan politikus Jepang dan untuk mengetahui konflik yang terjadi sebagai akibat dari adanya pengaruh yakuza dalam politik Jepang.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keadaan politik pemerintahan Jepang setelah perang dunia kedua. 2. Untuk mengetahui pengaruh yakuza dalam politik pemerintahan Jepang setelah perang dunia kedua. 1.5.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini yaitu: 1. Dapat menambah wawasan mengenai sejarah dan perkembangan yakuza di Jepang. 2. Dapat menambah wawasan mengenai perkembangan dan keadaan politik pemerintahan Jepang terutama setelah perang dunia kedua. 3. Dapat memberikan dan menambah informasi sejauh mana pengaruh yakuza dalam politik pemerintahan Jepang terutama setelah perang dunia kedua. 4. Dapat dijadikan sumber ide dan tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti organisasi yakuza lebih jauh. 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian adalah prosedur atau tatacara yang sistematis yang dilakukan seorang peneliti dalam upaya mencapai tujuan seperti memecahkan masalah atau menguak kebenaran atas fenomena tertentu (Siswantoro, 2005 : 55 ).

Dalam mengerjakan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan peristiwa atau gejala apa adanya. Menurut Koentjaraningrat (1976 : 30), penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu dalam memecahkan masalah penelitian, mengumpulkan, menyusun, mengklarifikasikan, mengkaji, dan menginterpretasikan data. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati objek masalah yang terjadi, kemudian mengumpulkan data berdasarkan fakta-fakta yang ada, kemudian mengembangkan data yang telah didapat sesuai dengan informasi dan data yang sesuai dan berhubungan dengan masalah dalam skripsi ini. Data-data yang berhubungan dan dibutuhkan dalam penelitian ini didapat dan dikumpulkan melalui metode Penelitian Kepustakaan atau Library Research. Menurut Nasution (1996 : 14), metode kepustakaan atau Library Research adalah mengumpulkan data dan membaca referensi yang berkaitan dengan topik permasalahan yang dipilih penulis. Kemudian merangkainya menjadi suatu informasi yang mendukung penulisan skripsi ini. Studi kepustakaan merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Beberapa aspek yang perlu dicari dan diteliti meliputi : masalah, teori, konsep, kesimpulan serta saran. Metode kepustakaan merupakan metode yang mengutamakan pengumpulan data dari beberapa buku atau referensi yang berkaitan dengan pembahasan untuk mencapai tujuan penelitian (Mulyadi dalam Syahwani, 2006 : 13).

Data dihimpun dari berbagai literatur buku yang berhubungan dengan masalah penelitian yang terdapat di Perpustakaan Pusat USU, Perpustakaan Sastra Jepang USU, Perpustakaan FISIP USU, serta jurnal maupun artikel dan berbagai situs internet.