BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI PRINSIP KEHATI-HATIAN (PRUDENTIAL PRINCIPLE) PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS BMT FASTABIQ PATI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada KSPPS Tunas. Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual

BAB IV ANALISIS PERAN PEMBIAYAAN MUD}A<RABAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UMKM DI KARAH SURABAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Strategi BMT Bahtera Pekalongan dalam Mengembangkan Pembiayaan

BAB V PENUTUP. 1. Penerapan sistem bagi hasil dalam pembiayaan musyarakah. merupakan hal sangat penting dan perlu diperhatikan oleh setiap

BAB IV. A. Analisis Penerapan Referensi dalam Pembiayaan Mud{a<rabah di Koperasi. Penerapan referensi yang dilakukan di Koperasi BMT Nurul Jannah

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

BAB IV ANALISIS PRAKTEK JAMINAN DALAM AKAD PEMBIAYAAN. IJARAH AL MUNTAHIYA BITTAMLIK di KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISISIS MEKANISME PENCAIRAN DANA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN AGUNAN CAST COLLATERAL DI KSPPS ARTHAMADINA, BATANG.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI PEDAGANG KECIL DI PASAR KLIWON TENTANG PEMANFAATAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT FASTABIQ CABANG KUDUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Pembiayaan Bermasalah terhadap Rasio Likuiditas (Current Ratio)

BAB I PENDAHULUAN. orang dan ditemui disetiap kehidupan semua orang. Kredit terjadi karena adanya

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. Analisis terhadap Penyelesaian Pembiayaan Mud{a>rabah bermasalah pada

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS PRAKTEK JAMINAN DALAM AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS BAITUTTAMWILTAMZIS CABANG BANJARNEGARA

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan BMT BIMA. Peranan BMT sebagai lembaga keuangan tidak pernah terlepas dari

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN PADA PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI KJKS BMT FASTABIQ

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

TRANSKIP WAWANCARA. : AVI (Nama tidak dipublikasikan) Kode Wawancara : WA/2/26-Maret/2016 Hari/Tgl : Sabtu, 26 Maret 2016 Lokasi Wawancara : Rumah

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

ANALISIS IMPLEMENTASI PRINSIP KEHATI-HATIAN (PRUDENTIAL PRINCIPLE) PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS BMT FASTABIQ PATI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

WAKA<LAH PADA KJKS MBS

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pada keuntungan riil yang dikehendaki (margin) ataupun bagi hasil (profit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

BAB I PENDAHULUAN. syariah membawa konsekuensi adanya penghapusan bunga secara mutlak. 1. Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 130:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB IV PELAKSANANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

BAB V PENUTUP. 1. Keseluruhan faktor pembiayaan bermasalah KJKS BMT Walisongo. 1) Kelemahan dalam analisis pembiayaan. 2) Kelemahan dalam sisi agunan,

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh dana yang optimal dengan cost of money yang wajar.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Risiko Pembiayaan dengan Akad Murabahah di BTM Wiradesa

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

BAB I PENDAHULUAN. 2015, h Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba. Empat, 2013, h. 103.

BAB V PEMBAHASAN. dengan bantuan software SPSS 16.,0 for windows, maka akan dibahas tentang

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN JAMINAN. A. Analisis Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT EL Amanah Kec. KENDAL Kab.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

Transkripsi:

73 BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI PRINSIP KEHATI-HATIAN (PRUDENTIAL PRINCIPLE) PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS BMT FASTABIQ PATI A. Analisis Tentang Implementasi Prinsip Kehati-hatian (Prudential Principle) pada Pembiayaan Mudharabah di KJKS BMT Fastabiq Pati Bentuk implementasi prinsip kehati-hatian (prudential principle) yang dilakukan KJKS BMT Fastabiq Pati yaitu dengan menerapkan prinsip mengenal anggota. Prinsip mengenal anggota bukan merupakan suatu hal yang baru yang dilakukan KJKS BMT Fastabiq Pati. Dalam melaksanakan pembiayaan mudharabah, prinsip ini juga digunakan, akan tetapi untuk lebih mengenal calon anggota maupun anggota yang akan melakukan permohonan pembiayaan mudaharabah, pihak KJKS BMT Fastabiq Pati menerapkan analisis pembiayaan yang dalam dunia lembaga keuangan lebih dikenal dengan istilah analisis 6 C (character (karakter anggota), capacity (kemampuan melunasi anggota), capital (modal anggota), collateral (jaminan atau agunan anggota), condition of economy (kondisi ekonomi anggota) constraints (keadaan yang menghambat). Tetapi tidak prinsip analisis itu saja yang digunakan, KJKS BMT Fastabiq Pati menambahkan analisis bersyariah (melaksanakan syariat-syariat Islam). Karakter ini dinilai terpenting diantara prinsip-prinsip penilaian pembiayaan yang lainnya karena jika karakter seseorang itu sudah baik maka yang lain bisa

74 dipastikan akan menjadi baik pula, begitu juga sebaliknya jika karakter seseorang tidak baik, maka pembiayaan sulit untuk direlisasikan. Sesuai firman Allah dalam surat An Nahl 97! '01 234'.* %# %&'( * ',-?!@ 678&9:;<='>5 5E AB%CD AGHI F : Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Ayat di atas menjelaskan bahwa seseorang yang mengerjakan amal baik atau shaleh akan mendapatkan balasan yang baik pula dari Allah. Begitu pula dapat dikaitkan dalam analisis terhadap karakter dalam penilaian pengajuan pembiayaan mudharabah, seseorang yang berkarakter baik akan melakukan hal yang baik pula dan akan menjadikan penilaian dari KJKS BMT Fastabiq Pati kepada seseorang tersebut menjadi baik. Kemudian yang menjadi prioritas penting kedua setelah character adalah collateral (agunan). Collateral (agunan) dianggap penting karena untuk mejaga apabila terjadi gagalnya dalam pengembalian pembiayaan mudharabah, tetapi dalam pembiayaan mudharabah ini tidak semua pedagang kecil dikenakan agunan, akan tetapi hanya pembiayaan mudharabah yang nominalnya mencapai diatas 1 juta yang diwajibkan adanya jaminan atau agunan.

75 Barang yang menjadi agunan seperti: BPKB mobil, motor, sertifikat tanah. Biasannya jaminan ditaksir antara 50%-60% untuk usaha yang sudah ada, bukan usaha baru, sedangkan untuk usaha yang baru, barang jaminan ditaksir antara 30%-50% semua itu dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi resiko kerugian yang akan terjadi. Dan barang jaminan tersebut tidak serta merta dapat dicairkan jika nasabah tidak dapat mengembalikan pinjamannya, akan tetapi dinegosiasikan lagi dan diberi tenggang waktu dalam pelunasan. jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad. Hal ini sebagai konsekuensi tidak dipenuhinya akad yang telah disepakati. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 1 LMN PQE 8J:CK: 5E - 5ER 9ES 3TU V>D Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu Ayat di atas dapat menggambarkan bahwa dalam melakukan pembiayaan mudharabah semua syarat-syarat pengajuannya harus dapat terpenuhi salah satunya dengan adanya jaminan atau agunan dalam pembiayaan mudharabah yang tujuannya untuk berhati-hati atau mengurangi resiko gagalnya pengembalian pembiayaan. Selain kedua prinsip kehati-hatian di atas yaitu character dan collateral, prinsip kehati-hatian yang lain juga diterapkan dalam menganalisis pembiayaan

76 mudharabah di KJKS BMT Fastabiq Pati, diantaranya adalah capacity, capital, condition of economy, constraints. 1. Analisis terhadap kemampuan melunasi (capacity) Kemampuan mengembalikan pembiayaan yang dipinjamkan kepada anggota sangat diperhatikan, karena KJKS BMT Fastabiq Pati tidak akan memberikan pembiayaan mudharabah kepada calon anggota atau anggota yang tidak ada kemampuan untuk mengembalikan pembiayaan tersebut, karena itu dapat merugikan kepada pihak pengusaha atau peminjam maupun pihak KJKS BMT Fastabiq Pati sendiri. Untuk menyikapi dalam pengembalian pembiayaan agar tidak terjadi kesulitan dalam pengembalian bahkan dapat mengakibatkan pengembalian yang macet, pihak KJKS BMT melakukan beberapa cara yaitu yang pertama angsuran secara langsung dalam arti anggota langsung datang ke KJKS BMT Fastabiq Pati untuk membayar angsuran pengembalian pembiayaan mudharabah. Yang kedua, anggota tidak harus datang langsung ke KJKS BMT Fastabiq Pati, melainkan pembayaran angsuran pembiayaan dengan pemotongan saldo tabungan yang telah dibuat anggota sejak melakukan permohonan pembiyaan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al- Baqarah ayat 286 ]WU [BV\ ZQE 7EXY : W 8 ^ Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

77 Dari ayat diatas KJKS BMT Fastabiq Pati mengaplikasikan bahwa untuk mengantisipasi kemampuan calon anggota atau anggota yang berbeda dalam pengembalian pembiayaan, mereka menerapkan sistem pengembalian secara langsung dan pengembalian melalui pemotongan saldo tabungan. Selain itu, KJKS BMT Fastabiq Pati juga melihat kemampuan anggota dalam mengembalikan pembiayaan mudharabah sebelum memutuskan pembiayaan untuk direalisasikan. 2. Analisis terhadap modal (capital) dan kondisi usaha (condition of economy) Penganalisisan yang berikutnya adalah capital (modal) dan condition of economy (kondisi usaha). Dalam pembiayan mudharabah analisis modal dan keadaan usaha juga dibutuhkan karena untuk mengetahui bagaimana keadaan usaha yang akan diberi pembiayaan, usahanya anggota dinilai baik tidaknya untuk diberikan pembiayaan dengan melihat perkembangan usaha lewat laporan keuangannya 3 bulan terakhir untuk melihat pengelolaan keuangan dan usaha anggota apakah sudah baik atau tidak. Pengelolaan keuangan dalam berbisnis jual beli yang baik sebagai berikut: membuat catatan dan jadwal pembayaran kepada pemasok dan mitra bisnis, membuat catatan setiap transaksi dengan teliti dan benar, mengatur jadwal pembayaran kewajiban karyawan. 1 Para pedagang kecil di Pasar tradisional diharapkan dapat mengatur keuangannya dengan baik agar setiap transaksi dan 1 Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari ah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 149.

78 perkembangan usaha tersebut dapat dipantau dan diperhatikan untuk dijadikan bukti perkembangan usaha yang dijalankan. Selain itu KJKS BMT Fastabiq Juga menilai bahwa pembiayaan mudharabah tidak dapat diberikan kepada usaha yang tidak diperbolehkan atau diharamkan, seperti usaha yang merusak mental misalnya narkoba dan pornogrfi 3. Analisis terhadap keadaan yang menghambat (constraint) Prinsip constraints (keadaan yang menghambat usaha), mereka mempunyai pendapat bahwa suatu usaha itu tidak dapat dilakukan jika usaha tersebut akan membahayakan lingkungan sekitar misalnya pihak KJKS BMT Fastabiq Pati tidak akan memberikan pembiayaan kepada usaha pengelasan yang mana usaha tersebut jaraknya berdekatan dengan pompa bensin. Karena itu akan membahayakan pompa bensin jika suatu saat nanti dikhawatirkan akan terjadi kebakaran karena percikan api dari usaha pengelasan tersebut. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqih yang artinya menolak mafsadah didahulukan daripada meraih maslahah Kerja manusia itu ada yang membawa kepada maslahat, ada pula yang menyebabkan mafsadah. Baik maslahat maupun mafsadah, ada yang untuk kepentingan duniawiyah dan ada yang untuk kepentingan ukhrawiyah. Seluruh yang maslahat diperintahkan oleh syari ah dan seluruh yang mafsadah dilarang oleh syari ah. 2 2 A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah-kaidah Hukum Islam Dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah yang Praktis, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, Cet. I, hlm. 27.

79 Kaidah di atas digunakan sebagai dasar prinsip constraint yang mana suatu usaha itu tidak dapat diberi pembiayaan karena ada sesuatu yang menghambat. Oleh karena itu, KJKS BMT Fastabiq Pati menerapkan prinsip constraint ini dengan tujuan untuk mengurangi bahkan menghindari resiko yang akan ditimbulkan dalam pembiayaan mudharabah. Prinsip constraint juga diterapkan jika sebuah usaha itu tidak dapat dibiayai ketika kedaan yang menghambat usaha tersebut, misalnya KJKS BMT Fastabiq Pati tidak dapat memberikan pembiayaan kepada pedagang es buah jika saat itu adalah musim penghujan dikarenakan nantinya usaha itu tidak dapat memberikan keuntungan karena terhambat kondisi cuaca musim penghujan yang mana tidak dimungkinkannya seorang konsumen membeli es buah karena cuaca yang dingin. Dengan keadaan itu peminjam tidak dapat mendapatkan keuntungan yang maksimal, dan akan mengalami kesulitan dalam pengembalian pembiayaan. Sedangkan analisis sikap bersyariah, pada dasarnya bersyariah ini masuk kedalam analisis karakter dari calon anggota maupun anggota yang akan mengajukan pembiayaan mudharabah di KJKS BMT Fastabiq Pati. Akan tetapi pihak KJKS BMT Fastabiq Pati lebih mengkhususkan prinsip bersyariah ini kedalam penilaian tersendiri. Dalam penilaian bersyariah ini mereka menilai dengan bagaimana tingkah laku sehari-hari calon anggota maupun anggota yang beragama Islam sedangkan untuk calon anggota yang beragama non Islam untuk pengajuan pembiayaan ini akan dinomorduakan. Bagi calon anggota atau anggota yang beragama Islam penilaiannya apakah rajin dalam menjalankan syariat-syariat

80 agama Islam seperti: shalat lima waktu, puasa, zakat dan lain-lain. Sebagaimana firman Allah dalam surat An Nur ayat:37 W _.08 b? Xc8- ]W _` a h U gqe ;Vf eev*d SQk:U.,ij>E 9b: F -: m. f&<>e 4p TUV>E %3- okuk A;HI jbdqre Artinya: laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. Ayat diatas menjelaskan bahwa perdagangan tidak boleh melalaikan diri dari ibadah kepada Allah dengan dzikir, mengerjakan shalat dan zakat. Jadi seorang pedagang itu diharapkan tidak hanya memikirkan tentang bagaimana perkembangan usahanya saja, tetapi juga tidak lupa akan kewajibannya kepada Allah yaitu beribadah. Tetapi dalam aplikasi empat prinsip ini, pihak survey dari KJKS BMT Fastabiq Pati sendiri menggunakan logika, karena lebih dari 70% pembiayaan mudharabah di salurkan kepada pedagang kecil di pasar tradisional di daerah Pati. Konsistensi penerapan prinsip kehati-hatian (prudential principle) pada pembiayaan mudharabah di KJKS BMT Fastabiq Pati dapat dilihat dari rasio pembiayaan bermasalah ( non performing finance / NPF ) antara tahun 2009 sampai 2010 yang mengalami penurunan dari 4 07 persen menjadi 2,74 persen.

81 Dalam arti penurunan presetase non performing finance / NPF tersebut menandakan bahwa pembiayaan yang macet atau bermasalah menjadi berkurang.