BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

Keterangan E = simbol untuk kelompok eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

X O 1. Keterangan : O 1 O 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan menempatkan obyek secara acak ke dalam kelompok-kelompok di mana satu atau dua variabel independen dimanipulasi. Penelitian ini berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui keefektifan diterapkannya model pembelajaran Direct Instruction terhadap hasil belajar. Dengan desain tersebut, dalam penelitian ini terdapat dua kelompok, yakni kelompok pertama yang dalam pembelajarannya menggunakan model Direct Instruction sedangkan kelompok yang kedua tidak. Selanjutnya kelompok pertama disebut dengan kelas eksperimen dan kelompok kedua dengan kelas kontrol. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Miftahul Huda, alamatnya di Kecamatan Pakis Adhi Kabupaten Jepara. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 03 Januari 0 hingga tanggal 0 Januari 0, atau berlangsung selama 8 hari. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Islam Miftahul Huda yang terdiri 3 anak kelas VII-A dan 3 anak kelas VII-B, sehingga jumlahnya adalah 6 peserta didik. Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan., hlm. 3. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 00), hlm. 7. 4

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. 3 Sebelum penentuan kelas sampel dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian populasi, yakni dengan uji normalitas, homogenitas dan kesamaan rata-rata menggunakan data nilai awal dari kelas VII-A dan data nilai awal kelas VII-B. Oleh karena itu digunakan nilai ujian akhir semester I dari kedua kelas tersebut. Kelas yang dapat terpilih sebagai sampel adalah kelas yang normal, homogen serta memiliki rata-rata yang relatif sama. Karena seluruh kelas VII memenuhi kriteria untuk digunanakan sebagai sampel, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Berikut perincian perhitungan uji normalitas, homogenitas dan kesamaan rata-rata data nilai awal kelas VII-A dan kelas VII-B. Daftar nama ada pada lampiran dan 3.. Uji Normalitas a. Uji Normalitas Kelas VII-A Langkah-langkah pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut: ) Hipotesis yang digunakan H 0 : Kelas berdistribusi normal H a : Kelas tidak berdistribusi normal ) Menentukan statistik yang dipakai Rumus yang dipakai untuk menghitung normalitas hasil belajar peserta didik yaitu chi-kuadrat. 3) Menentukan α Taraf signifikan (α) yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5 % dengan derajat kebebasan dk n-. 4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis H 0 diterima bila χ hitung < χ pada tabel chi-kuadrat Ha diterima bila χ hitung χ pada tabel chi-kuadrat hlm. 8 3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 5

5) Rumus yang digunakan: 4 χ k i ( f f ) o f h h Keterangan: χ : harga Chi-Kuadrat f o : frekuensi hasil pengamatan f h : frekuensi yang diharapkan k : banyaknya kelas interval Untuk memperoleh nilai dari Chi kuadrat ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut: a) Menentukan jumlah kelas interval Untuk pengujian normalitas chi kuadrat ini jumlah interval ditetapkan 6 b) Menentukan panjang kelas interval Panjang kelas 3,667 dibulatkan menjadi 4 c) Menyusun nilai ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk menghitung harga chi kuadrat hitung. Daftar nilai awal selengkapnya ada pada lampiran 3. 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cpta, 00), cet. 4, hlm. 333. 6

Tabel Perhitungan Uji Normalitas Data Awal Kelas VII-A Interval f o f h (f o f h ) (f o f h )² ( h)² fh 65 68 69 7 7 4 3 9,5 73 76 0 0,5-0,5 0,5 0,0 77 80 6 0,5-4,5 0,5,9 8 84 4 4 0 0 0 85-88 Jumlah 3 3 0 6,9 d) Menghitung f h (frekuensi yang diharapkan) Cara menghitung f h didasarkan pada persentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu dalam sampel). Dalam penelitian ini jumlah individu dalam sampel 3, jadi: () Baris pertama,7% 3 0,83 dibulatkan menjadi () Baris kedua 3,53% 3 4,9 dibulatkan menjadi 4 (3) Baris ketiga 34,3% 3 0,58 dibulatkan menjadi 0,5 (4) Baris keempat 34,3% 3 0,58 dibulatkan menjadi0,5 (5) Baris kelima3,53% 3 4,9 dibulatkan menjadi 4 (6) Baris keenam,7% 3 0,83 dibulatkan menjadi e) Memasukkan harga-harga f h kedalam tabel kolom f h sekaligus menghitung harga-harga (f o f h )² dan ( f o f h) f h harga ( f f ) o h adalah merupakan harga Chi Kuadrat (²)hitung. f) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kudrat tabel maka distribusi data dikatakan normal. Dari perhitungan diperoleh harga chi kuadrat sebesar 6,9 selanjutnya harga ini f h 7

dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan dk (6-) 5 dan taraf signifikan (α ) 5% maka harga chi kuadrat tabel,07. Karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel (6,9 <,07) maka distribusi data awal di kelas VII-A dikatakan berdistribusi normal. b. Uji Normalitas Kelas VII-B Langkah-langkah pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut: ) Hipotesis yang digunakan H 0 : Kelas berdistribusi normal H a : Kelas tidak berdistribusi normal ) Menentukan statistik yang dipakai Rumus yang dipakai untuk menghitung normalitas hasil belajar peserta didik yaitu chi-kuadrat. 3) Menentukan α Taraf signifikan (α) yaitu dipakai dalam penelitian ini adalah 5 % dengan derajat kebebasan dk n-. 4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis H 0 diterima bila χ hitung < χ pada tabel chi-kuadrat Ha diterima bila χ hitung χ pada tabel chi-kuadrat 5) Rumus yang digunakan: 5 χ k i ( f f ) o f h h Keterangan: χ : harga Chi-Kuadrat f o : frekuensi hasil pengamatan f h : frekuensi yang diharapkan k : banyaknya kelas interval 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 333. 8

Untuk memperoleh nilai dari Chi kuadrat ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut: a) Menentukan jumlah kelas interval Untuk pengujian normalitas chi kuadrat ini jumlah interval ditetapkan 6 b) Menentukan panjang kelas interval Panjang kelas 3,5 dibulatkan menjadi 4 c) Menyusun nilai ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk menghitung harga chi kuadrat hitung. Daftar nilai awal selengkapnya ada pada lampiran 3. Tabel Perhitungan Uji Normalitas Data Awal Kelas VII-B interval f o f h (f o f h ) (f o f h )² ( f f ) o h 64 67 3 4 4 68 7 4 4 0 0 0 7 75 6 0,5-4,5 0,5,9 76 79 0,5,5,5 0, 80 83 4 4 0 0 0 84-87 jumlah 3 3 0 7,3 f h d) Menghitung f h (frekuensi yang diharapkan) Cara menghitung f h didasarkan pada persentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu dalam sampel). Dalam penelitian ini jumlah individu dalam sampel 3, jadi: () Baris pertama,7% 3 0,83 dibulatkan menjadi () Baris kedua 3,53% 3 4,9 dibulatkan menjadi 4 (3) Baris ketiga 34,3% 3 0,58 dibulatkan menjadi 0,5 9

(4) Baris keempat 34,3% 3 0,58 dibulatkan menjadi0,5 (5) Baris kelima3,53% 3 4,9 dibulatkan menjadi 4 (6) Baris keenam,7% 3 0,83 dibulatkan menjadi e) Memasukkan harga-harga f h kedalam tabel kolom f h sekaligus menghitung harga-harga (f o f h )² dan ( f o f h) adalah merupakan harga Chi Kuadrat (²)hitung. f h harga ( f f ) o h f) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kudrat tabel maka distribusi data dikatakan normal. Dari perhitungan diperoleh harga chi kuadrat sebesar 7,3 selanjutnya harga ini dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan dk (6-) 5 dan taraf signifikan (α ) 5% maka harga chi kuadrat tabel,07. Karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel (7,3 <,07) maka distribusi data awal di kelas VII-B dikatakan berdistribusi normal. Hasil akhir dari perhitungan uji normalitas populasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Uji Normalitas Data Nilai Awal kelas VIIA dan kelas VIIB No Kelas Kemampuan χ hitung χ tabel Keterangan VIIA Nilai awal 6,9.07 Normal VIIB Nilai awal 7,3.07 Normal Dari tabel di atas diketahui bahwa populasi yang terdiri dari kelas VII-A dan kelas VII-B keduanya berdistribusi normal. f h. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui variansi dari masing-masing kelas yang berdistribusi normal apakah jika kedua kelas tersebut dipadukan mempunyai varian yang sama (homogen) atau tidak. 30

Statistik yang digunakan untuk uji homogenitas sampel adalah dengan uji F, dengan rumus: 6 σ terbesar σ terkecil F Hipotesis yang digunakan adalah: H o : varian homogen σ σ H a : varian tidak homogen σ σ Kedua kelas mempunyai varian yang sama apabila menggunakan α 5% menghasilkan F hitung F tabel dengan dk pembilang 3 30 dan dk penyebut 3-30. berikut: Dengan varian dari masing- masing kelas digunakan tabel sebagai Tabel 4 Perhitungan Variansi Data Awal Kelas VII-A f f ( ) ( )² f( _ ) ² 66 66-9,645 93,09 93,09 68 68-7,645 58,448 58,448 69 4 76-6,645 44,58 76,633 70 40-5,645 3,868 63,736 7 7-3,645 3,87 3,87 73 46 -,645 6,997 3,994 74 3 -,645,707 8,0 75 3 5-0,645 0,46,49 76 5 0,355 0,6 0,5 78 4 3,355 5,545,8 79 79 3,355,55,55 80 80 4,355 8,965 8,965 8 8 5,355 8,674 8,674 83 66 7,355 54,094 08,87 84 84 8,355 69,803 69,803 88 76,355 5,64 305,84 Jumlah 3 345 5,677 59,05 993,097 6 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfa Beta, 00), Cet.XVI, hlm. 40. 3

Σf n 345 3 75,645 atas diperoleh: S² Σ f Varian (S²) dirumuskan n 993,097 30 33,03 Σ f Tabel 5 n Perhitungan Variansi Data Awal Kelas VII-B f f ( _. Sehingga dari tabel di _ ) ( )² f( _ ) ² 65 65-0,94 03,908 03,908 66 66-9,94 84,5 84,5 67 67-8,94 67,34 67,34 68 3 04-7,94 5,747 55,4 70 70-5,94 6,973 6,973 7 44-3,94 0,99 0,398 74 74 -,94,45,45 75 3 5-0,94 0,037 0, 76 7 53 0,806 0,650 4,553 77 54,806 3,63 6,57 78 56,806 7,876 5,75 79 79 3,806 4,489 4,489 80 60 4,806 3,0 46,04 8 64 6,806 46,38 9,656 85 85 9,806 96,66 96,66 86 86 0,806 6,779 6,779 3

f f ( ) ( )² f( _ ) ² Jumlah 3 33-3,097 654,599 85,839 Σf n 33 3 75,94 Varian (S²) dirumuskan Σ f n. Sehingga dari tabel di atas diperoleh: S² Σ f n 85,839 30 8,47 Dari hasil perhitungan varian di kelas VII-A dan kelas VII-B diketahui bahwa S² terbesar 33,03 dan S² terkecil 8,47 sehingga: 33,03 F 8,47,64 Dengan menggunakan α 5% dan dk pembilang 30, dk penyebut 30 diperoleh F tabel,84. Karena F hitung (,64) F tabel (,84) maka H o diterima, artinya kedua kelas adalah homogen. 3. Uji Kesamaan Rata-rata 33

Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui kelas yang berdistribusi normal dan homogen sebelum dikenai treatmen apakah bertitik awal sama atau tidak. Untuk menguji ini digunakan rumus: 7 t Keterangan: s n : mean kelas VII-A : mean kelas VII-B + n : jumlah peserta didik pada kelas VII-A : jumlah peserta didik pada kelas VII-B : standar deviasi gabungan data kelas VII-A dan kelas VII-B Dengan, Keterangan: : mean kelas VII-A ( )! ( )! n n s s : mean kelas VII-B : jumlah peserta didik pada kelas VII-A : jumlah peserta didik pada kelas VII-B : standar deviasi gabungan data kelas VII-A dan kelas VII-B : variansi data kelas VII-A : variansi data kelas VII-B Hipotesis yang digunakan adalah: H 0 : # # H a : # % # 7 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 005), Cet.IV, hlm. 39 34

Kriteria pengujian adalah H diterima jika menggunakan α 5 % 0 menghasilkan t tabel < t hitung < t tabel di mana t tabel di dapat dari daftar distribusi t dengan dk n + n -, dan H 0 ditolak untuk harga t lainnya. Perhitungan: Diketahui, n 3 # 75,645 & 33,03 t n 3 # 75,94 & 8,47 dk (3 + 3) 60 t tabel untuk α :5 %,000 (' ( )) ( * + (' * )) * * ' ( + ' * (,)(,,,.,)+(,)(,/0),+, /,. & 30,765 & 5,546 s n + n 75,645 75,94 5,546 + 3 3 5,546 0,45 3 + 3 0,3 Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh t hitumg sebesar 0,3. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan t tabel dengan dk 60 pada taraf signifikan α 5% adalah sebesar,000. Karena -t tabel (-,000) 35

< t hitumg (0,3) < t tabel (,000) maka dapat disimpulkan bahwa antara kelas VII-A dan kelas VII-B memiliki rata-rata nilai awal yang sama secara signifikan. Dari perhitungan uji normalitas, homogenitas dan kesamaan rata-rata di atas dapat diketahui bahwa populasi dalam keadaan normal, homogen serta memiliki kesamaan rata-rata. Sehingga dapat ditetapkan bahwa sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII-A dan VII-B SMP Islam Miftahul Huda. Karena kelas VII di SMP Islam Miftahul Huda hanya terdiri dari dua kelas maka penelitian di sini merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini telah ditentukan untuk kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-B sebagai kelas kontrol. Dalam menentukan kelas tersebut digunakan teknik simple random sampling (teknik pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu) 8, yaitu dengan membuat undian yang di dalamnya tertulis kelas VII-A dan VII-B. Telah disepakati sebelumnya bahwa undian yang keluar pertama dijadikan kelas eksperimen dan yang lain sebagai kelas kontrol. D. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. 9 Pada penelitian ini digunakan dua variabel, yaitu:. Variabel bebas (Independent Variabel) hlm. 0. 8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 9 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Cet.XVI, hlm.. 36

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya dependen variabel (terikat) 0. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Direct Instruction dan model pembelajaran konvensional, karena dengan treatment yang berbeda itu akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh. Adapun indikator dari model pembelajaran Direct Instruction dalam penelitian ini adalah:. a) Kemampuan menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik. b) Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan kepada peserta didik. c) Membimbing pelatihan peserta didik. d) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. e) Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.. Variabel terikat (Dependent Variabel). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika materi pokok himpunan dengan indikator nilai hasil belajar matematika materi pokok himpunan setelah dikenai model pembelajaran Direct Instruction pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:. Metode dokumentasi hlm. 6. R&D, hlm. 6. 0 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan 37

Menurut Margono, teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum-hukum dan lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data nilai awal peserta didik kelas VII-A dan VII-B yang diambil dari nilai ujian akhir semester I tahun ajaran 0-0.. Metode tes Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya yang berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. 3 Metode tes digunakan untuk memperoleh data nilai hasil belajar peserta didik materi himpunan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah dikenai perlakuan. a. Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pelajaran matematika pada materi pokok himpunan. b. Bentuk Tes Bentuk tes yang digunakan adalah tes obyektif bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan. Tes ini diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk menjawab hipotesis penelitian. c. Metode Penyusunan Instrumen Tes Penyusunan instrumen tes dilakukan dengan langkah sebagai berikut: ) Pembatasan terhadap bahan yang diujikan. Dalam penelitian ini telah dibatasi materi himpunan, hingga bentuk soal pengembangannya 8. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 00),hlm. 009), hlm. 66. 3 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 38

) Membuat kisi-kisi soal, sebagaimana yang tertera pada lampiran. 3) Menentukan jumlah waktu yang disediakan. Waktu yang disediakan adalah 80 menit. Menentukan jumlah butir yang disediakan. Butir soal yang disediakan adalah 0 (sebelum diuji cobakan). Soal uji coba ada pada lampiran 3. d. Analisis Instrumen Tes Sebelum instrumen diujikan kepada sampel, maka instrumen tersebut harus memenuhi kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap soal yang akan diujikan, meliputi: a. Validitas Sebuah instrumen (soal) dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Rumus yang digunakan adalah korelasi point biserial, di mana angka indeks korelasi dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: 4 8 9:; < < >?@ > A 9 B Keterangan: 8 9:; : Koefisien korelasi point biserial C 9 : Skor rata-rata hitung peserta yang menjawab benar C D : Skor rata-rata dari skor total &E D : Deviasi standar dari skor total F G : Proporsi jawaban benar : Proporsi jawaban salah Selanjutnya nilai r hitung dikonsultasikan dengan harga kritik 8 product moment, dengan taraf signifikan 5 %. Bila harga r hitung > r tabel maka item soal tersebut dikatakan valid. Sebaliknya bila harga r < r maka item soal tersebut tidak valid. Berdasarkan hitung tabel 4 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 85. 39

hasil analisis validitas butir soal pada lampiran 5, diperoleh hasil seperti pada tabel berikut. Tabel 6 Persentase Validitas Butir Soal No Kriteria No Butir Soal Jumlah Persentase Valid,, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 0,, 4, 5, 7, 9 5 75% Tidak valid 7, 3, 6, 8, 0 5 5% Total 0 00% Karena terdapat soal yang tidak valid, maka dilakukan uji validitas yang kedua dengan membuang soal-soal yang tidak valid tersebut. Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 7 Persentase Validitas Butir Soal Tahap No Kriteria No Butir Soal Jumlah Persentase Valid,, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 0,, 4, 5, 7, 9 5 00% Total 5 00% Contoh perhitungan validitas untuk butir soal nomor, dapat dilihat pada lampiran 6. Setelah diketahui soal-soal yang valid maka dapat dilanjutkan dengan menguji reliabilitas soal. b. Reliabilitas 40

Sebuah tes dapat dikatakan reliabel atau mempunyai taraf kepercayaan tinggi, apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, artinya apabila tes tersebut kemudian dikenakan pada sejumlah subyek yang sama, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Untuk mengetahui reliabilitas tes obyektif digunakan rumus K-R. 0, yaitu: 5 r Keterangan: n s pq t n st r : reliabilitas tes secara keseluruhan st : varian total F : proporsi subyek yang menjawab benar pada suatu butir G : proporsi subyek yang menjawab item salah ( q p) pq : banyaknya item : jumlah hasil kali antara p dan q Harga r yang diperoleh dikonsultasikan harga r dalam tabel product moment dengan taraf signifikan 5 %. Soal dikatakan reliabel jika harga 8 > 8 DI:JK. Dari hasil perhitungan pada lampiran 7, diperoleh nilai reliabilitas butir soal pilihan ganda r 0, 83, sedangkan dengan taraf signifikan 5% dengan N 3 diperoleh r tabel 0,43 setelah dikonsultasikan dengan r ternyata r > r. tabel Oleh karena itu instrument soal dikatakan reliabel. hitung tabel c. Taraf Kesukaran hlm. 00. 5 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 00), 4

Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran butir soal pilihan ganda adalah sebagai berikut: 6 p B JS Keterangan: F M N& berikut: : Indeks kesukaran : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar : Jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai P 0.9 sukar; 0,9 < P 0,70 sedang; P > 0.7 mudah Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran pada lampiran 5, diperoleh seperti pada tabel berikut. Tabel 8 Persentase Tingkat Kesukaran Butir Soal No Kriteria No Butir Soal Jumlah Persentase Mudah, 3, 6, 0,,, 4, 7 8 53,4 % Sedang, 5, 8, 9, 5, 9 6 40 % 3 Sukar 4 6,6 % Total 5 00 % Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal untuk butir soal nomor dapat dilihat pada lampiran 8. 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 08. 4

d. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta didik yang berkemampuan tinggi saja. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Seluruh peserta didik yang ikut tes dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. 7 Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi untuk butir soal pilihan ganda adalah: 8 D B J A A B J B B P A P B Keterangan: D J A J B B A : daya pembeda soal : jumlah peserta didik kelompok atas : jumlah peserta didik kelompok bawah : jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok atas. B B : jumlah siswa kelompok bawah menjawab soal itu dengan P A P B B J B J A A B B benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah. : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P indeks kesukaran). : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (P indeks kesukaran). 7 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 4. 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 3. 43

Klasifikasi daya pembeda soal: EO 0,00 : sangat jelek 0,00 < EO 0,0 : jelek 0,0 < EO 0,40 : cukup 0,40 < EO 0,70 : baik 0,70 < EO,00 : sangat baik Semua butir soal yang mempunyai E negatif sebaiknya dibuang saja. Berdasarkan hasil analisis daya pembeda butir soal pada lampiran 5 diperoleh hasil seperti pada tabel berikut. Tabel 9 Persentase Daya Pembeda Butir Soal No Kriteria No Butir Soal Jumlah Persentase Cukup, 3, 4, 6,,, 4, 5 8 53,4 % Baik 5, 8, 9, 0, 7, 9 6 40 % 3 Baik sekali 6,6 % Total 0 00% Contoh perhitungan daya pembeda soal untuk butir soal nomor dapat dilihat pada lampiran 9. F. Teknik Analisis Data Dalam analisis ini akan ditunjukkan uji kebenaran hipotesis yang menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran Direct Instruction lebih dari ratarata hasil belajar peserta didik yang memperoleh pembelajaran secara konvensional di kelas VII Semester II SMP Islam Miftahul Huda pada materi pokok himpunan. Untuk itu data yang dianalisis adalah hasil belajar Matematika materi pokok himpunan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk daftar nilai akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran. 44

Dalam menganalisis data digunakan rumus statistik, karena jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. 9 Statistik yang digunakan adalah statistik parametris yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. 0 Oleh karena itu sebelum dilakukan analisis data hasil belajar kelas eksperimen dan data hasil belajar kelas kontrol, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Selain dilakukan uji normalitas, akan dilakukan juga uji homogenitas untuk menentukan jenis rumus statistik parametris yang digunakan. Berikut tahapan analisisnya serta rumus yang digunakan:. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dikenai perlakuan berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah dan rumus pengujian hipotesis sama dengan langkah-langkah dan rumus uji normalitas pada analisis data awal.. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelompok mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varian yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Langkahlangkah dan rumus pengujian hipotesis sama dengan langkah-langkah dan rumus uji homogenitas pada analisis data awal. 3. Uji Perbedaan Rata-rata Uji perbedaan rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahawa rata-rata hasil belajar peserta didik yang diterapkan model pembelajaran Direct Instruction lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya secara konvensional. Untuk uji perbedaan rata-rata digunakan uji t. 8. 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, cet. 4, hlm. 0 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Cet.XVI, hlm. 3. 45

Untuk data yang keduanya berdistribusi normal dan homogen perhitungannya dengan rumus: t Keterangan: s n + n : mean sampel kelas eksperimen : mean sampel kelas kontrol : jumlah peserta didik pada kelas eksperimen : jumlah peserta didik pada kelas kontrol : standar deviasi gabungan data eksperimen dan kontrol Dengan Keterangan: : mean sampel kelas eksperimen : mean sampel kelas kontrol )! ( )! n : jumlah peserta didik pada kelas eksperimen n : jumlah peserta didik pada kelas kontrol : standar deviasi gabungan data eksperimen dan kontrol s : variansi data kelas eksperimen s : variansi data kelas kontrol Hipotesis yang digunakan adalah: H 0 : µ µ H a : µ > µ Keterangan: Sudjana, Metoda Statistika, Cet.IV, hlm. 39 46

µ : rata-rata hasil belajar matematika pada materi himpunan dengan menggunakan model Direct Instruction. µ : rata-rata hasil belajar matematika pada materi himpunan dengan model konvensional. Kriteria pengujian adalah H diterima jika menggunakan α 5 % 0 menghasilkan t hitung < t tabel di mana t tabel didapat dari daftar distribusi t dengan dk n + n -, dan H 0 ditolak untuk harga t lainnya. Sedangkan untuk data yang tidak sama (tidak homogen), namun keduanya berdistribusi normal maka perhitungannya dengan rumus: R # # ST U+T U Keterangan: : mean sampel kelas eksperimen : mean sampel kelas kontrol : jumlah peserta didik pada kelas eksperimen : jumlah peserta didik pada kelas kontrol : variansi peserta didik kelas eksperimen : variansi pesertaa didik kelas kontrol Kriteria pengujian adalah H 0 diterima jika: Dengan: V ;V V R + V R V + V < R < V R + V R V + V R R X YZ, dan R R X YZ, Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 4. 47

R[, m didapat dari daftar distribusi student dengan peluang [ dan dk m. untuk harga-harga t lainnya, H 0 ditolak. 3 3 Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 4. 48