Bersikaplah Adil, Wahai Suami!

dokumen-dokumen yang mirip
Membatalkan Shalat Witir

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Hukum Mengubah Nazar

Tata Cara Shalat Malam

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

Di Antara Kemungkaran Pakaian Wanita Dalam Pesta Perkawinan

Lima Syarat Wajib Haji

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Hukum Bersiwak Bagi Yang Puasa Setelah Gelincir Matahari

Tata Cara Sujud Tilawah

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Bersegera Memenuhi Seruan Allah dan Rasul-Nya

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Apakah Membaca Iftitah Wajib di Setiap Raka at dalam Shalat Atau Cukup Di Awal Saja?

Waktu Shalat Malam. Dr. Muhammad bin Fahd al-furaih. Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam. (hal )

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

MENJAGA KEBERSIHAN JASMANI Bentuk Pengamalan Sunnah Nabi Shalallahu alaihi wa Sallam, Bag: 2

Membalas Kebaikan Orang Lain

Syarah Istighfar dan Taubat

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

Apakah Asal dalam Dakwah Adalah Tauqifi?

Bid ah Berkumpul Untuk Ta ziyah dan Menghidangkan Makanan Kepada yang Datang

Shalat Isya Di Belakang Imam Yang Shalat Tarawih

Kisah Nabi Sulaiman alaihissalam

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Pengobatan Dengan Ruqyah Untuk Penyakit Kejiwaan

Pemisah Antara Tarawih dan Qiyam

Hukum Sodomi Terhadap Istri

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Bacaan dalam Shalat Malam

ADAB MEMAKAI SANDAL آداب التنعل. Penyusun : Majid bin Su'ud al Usyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

BILA SYA BAN TELAH TIBA

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

HUKUM WANITA BEKERJA SEBAGAI GUIDE WISATA ح م عمل ملرأة مرشدة سياحية

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Dorongan Untuk Memanfaatkan Berbagai Sarana Informasi dengan Beberapa Syarat. Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Salaf dan Berbakti Kepada Ibu

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

Hukum Meninggalkan Haji Sunnah Untuk Memberikan Kesempatan Kepada Kaum Muslimin

Pertama Kali Wahyu Turun

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Mengangkat Kedua Tangan Saat Qunut

MUZARA'AH dan MUSAQAH

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

Cara Menyisir Rambut

Buah Keimanan. Abdul Jabbar. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Apa Yang Terjadi Pada Mayit Di Kuburnya

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

Hadits-hadits Shohih Tentang

Menghormati dan Menghargai Ulama

Doa Setelah Khatam al-qur`an

Dzikir Keluar Masuk RUMAH Serta Syarahnya

Pembunuh Sembilan Puluh Sembilan Nyawa

Hukum Hadiah yang Diberikan Oleh Pusat-Pusat Perbelanjaan

HUKUM MEMAKAI BAJU YANG TERDAPAT TULISAN DALAM SHALAT ح م لبس القميص ملكتوب عليه ف الصلاة

Salaf Dan Sabar Terhadap Musibah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Tata Cara Shalat dalam Pesawat

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Adab-adab Safar ADAB-ADAB SAFAR

PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM. Copyright 1439 H/ 2018 M Untuk Umat Muslim

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KEUTAMAAN MENGANDUNG

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

IBUNYA MARAH KALAU TIDAK MERAYAKAN HARI IBU أمه ستغضب إن لم تفل بعيد الا م

Tips dalam Memahami Ilmu

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu Seorang Orator Ulung

Bisakah Kirim Pahala BISAKAH KIRIM PAHALA

Nabi Yahya dan Lima Ajaran untuk Kaumnya

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Mengobati Rasa Gelisah Dan Sedih

Konsisten dalam kebaikan

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

ADAB MEMINTA IZIN. Penyusun : Majid bin Su'ud al-usyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Puasa Hari Asyura. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

PUASA DI BULAN RAJAB

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

Membuka Wajah Di Hadapan Kerabat Bukan Mahram

Fadhilah Siwak. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Kaum Muslimin Harus Memenuhi Syarat-Syarat Yang Telah Mereka Sepakati

Zakat Perhiasan Wanita

Transkripsi:

Bersikaplah Adil, Wahai Suami! ] إندوني [ Indonesia Indonesian Mukhtar bin Rifai Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2013-1434

اعدلوا أيها الا زواج» باللغة الا ندونيسية «بن رفا تار مراجعة: أبو ز اد إي و هار انتو 2013-1434

Muqodimah Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, bersabda, ا م م ال إ ل إ ح داه ا ر أ ا قال رسول االله ص االله عليه وسلم:» ا ن «] اه أبو داود والرتمذي وادلار وابن ماجة ق ه م اي ل ا ي و اق ي ا ة و وغ ه [ Siapa saja orangnya yang memiliki dua istri lalu lebih cenderung kepada salah satunya, pada hari kiamat kelak ia akan datang dalam keadaan sebagian tubuhnya miring. Takhrij Hadits Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2133), an-nasa i (2/157), Tirmidzi (1/213), ad-darimi (2/143), Ibnu Majah (1969), Ibnu Abi Syaibah (2/66/7), Ibnul Jarud (no. 722), Ibnu Hibban (no. 1307), al-hakim (2/186), al-baihaqi (7/297), ath- Thayalisi (no. 2454), dan Ahmad (2/347, 471) melalui jalur Hammam bin Yahya, dari Qatadah, dari an-nadhr bin Anas, dari Basyir bin Nuhaik, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhuma. 3

Di dalam Sunan at-tirmidzi, hadits di atas diriwayatkan dengan lafadz, ا ن ع د ال ج ل ام ر أ ت ان ف ل م ع د ل قال رسول االله ص االله عليه وسلم:» إ ا ب ي ه م ا ا ي و اق ي ا ة و ق ه ساق ط «[متفق عليه [ Apabila seorang laki-laki memiliki dua istri namun tidak berlaku adil di antara keduanya, pada hari kiamat kelak ia akan datang dalam keadaan sebagian tubuhnya miring. Asy-Syaikh al-albani mengatakan, Al-Hakim menghukumi hadits ini sahih berdasarkan syarat asy-syaikhain (al-bukhari & Muslim). Adz- Dzahabi dan Ibnu Daqiqil Ied sepakat dengan al-hakim, sebagaimana dinukilkan oleh al-hafizh dalam at-talkhis (3/201) dan beliau pun menyepakatinya. Al-Hafizh t menambahkan bahwa al-imam at-tirmidzi menghukumi hadits ini gharib padahal beliau sendiri menyatakannya sahih. Abdul Haq mengatakan, Hadits ini tsabit, namun ada cacatnya, yaitu Hammam sendirian meriwayatkannya. Asy-Syaikh al-albani mengatakan, Cacat semacam ini tidak membuat hadits menjadi lemah. Oleh karena itu, para ulama secara berturut-turut menyatakannya sahih. (Silsilah ash- Shahihah no. 2017, al-albani) 4

Islam Menjunjung Nilai-Nilai Keadilan Islam sangat menjunjung nilai-nilai keadilan. Bahkan, keadilan menjadi salah satu pilar penting bagi seorang hamba untuk mewujudkan bangunan Islam. Sikap adil, menurut asy-syaikh Abdurrahman as-sa di rahimahullah, adalah menunaikan hak-hak yang wajib dan memenuhi hak bagi yang memilikinya. Ada juga yang memaknai adil sebagai sikap menentukan hukum sesuai dengan Kitabullah dan sunnah Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam,, bukan semata-mata berdasarkan akal pikiran. Dalam memutuskan perkara, keadilan mesti menjadi landasan berpijak. Anas bin Malik radhiyallahu anhu menceritakan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, bersabda, قال رسول االله ص االله عليه وسلم:» إ ذ ا ح ف سلسلة الا حاديث الصحيحة رقم: [ ٤٦٩ ك م ت م ف ا ع د ل و ا «[ححه الا بلا Apabila kalian memutuskan hukum maka bersikaplah adil! (Dinyatakan hasan oleh al-albani dalam ash-shahihah [no. 469]) Bahkan, bagi orang tua, sikap adil haruslah mendasari setiap perhatian kepada anaknya. Nu man bin Basyir radhiyallahu anhu pernah bercerita, Aku pernah diberi sesuatu oleh ayahku. Amrah bintu Rawahah (ibunya) lantas berkata (kepada ayahku), Aku tidak 5

rela (dengan pemberian ini) sampai engkau meminta persaksian dari Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam,. Lantas ayahku menemui Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, dan menyampaikan, Sesungguhnya aku memberi sesuatu kepada salah seorang anakku, anak dari Amrah bintu Rawahah. Amrah menuntutku untuk meminta Anda sebagai saksi, wahai Rasulullah. Rasulullah bertanya, Apakah engkau memberi seluruh anakmu seperti yang engkau berikan kepada anak itu? Ayahku menjawab, Tidak. Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, bersabda, «[رواه قال رسول االله ص االله عليه وسلم:» ف ا ق بلخاري] و لا د م وا أ د ل وا االله و اع Bertakwalah kalian kepada Allah dan bersikaplah adil di antara anak-anak kalian! Akhirnya ayahku pulang dan mengambil kembali pemberian itu. (HR. Bukhari 5/2587) Mengenai bentuk-bentuk keadilan, asy-syaikh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin rahimahullah pernah menjelaskannya berkenaan dengan ayat Allah Subhanahu wata ala di dalam surat an-nahl, yaitu firman -Nya, 6

د بنل ع ال االله تعاىل: ن ٱ ي أ م ر ي ا نن ييت ن و ٱ ن ن ن ع ن و ذ ي ٱل ق ر ٩٠ [نلحل: ٩٠ ] عن ل ذ ك ر ون ٱم ٱ ح ش ا ا ي ن و ي ٱ ي ر ن و نر ن Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberi kepada kaum kerabat. Dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (an- Nahl: 90) Beliau menerangkan, Kewajiban hamba adalah bersikap adil terhadap diri sendiri, keluarga, dan orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya. Bersikap adil terhadap diri sendiri artinya tidak memaksakan diri untuk melakukan hal-hal yang tidak diperintahkan oleh Allah Subhanahu wata ala. Bahkan, ia pun harus memerhatikan diri sendiri saat melakukan kebaikan, dengan cara tidak melakukannya melebihi batas kemampuan. Oleh sebab itu, saat Abdullah bin Amr bin al-ash radhiyallahu anhuma menyatakan, Aku akan berpuasa terus dan tidak akan berbuka. Aku akan shalat malam terus dan tidak akan tidur, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, memanggilnya dan melarang hal itu. Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda, 7

Sesungguhnya dirimu sendiri memiliki hak, Rabbmu juga memiliki hak, dan keluargamu pun memiliki hak. Maka dari itu, berikanlah hak masing-masing. Demikian juga seorang suami, ia harus bersikap adil di tengahtengah keluarga. Siapa saja yang memiliki lebih dari satu istri, ia harus bersikap adil di antara para istrinya. Sebab, seorang suami yang lebih cenderung kepada salah satu istri, ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan miring sebelah tubuhnya. Sikap adil juga wajib diwujudkan di antara anak-anak. Jika Anda memberi satu real kepada salah seorang di antara mereka, berikan juga senilai itu kepada yang lain. Jika engkau memberi dua real kepada anak laki-laki, berikanlah satu real kepada anak perempuan. Jika engkau memberikan satu real kepada anak laki-laki, berikanlah setengah real kepada anak perempuan. Bahkan, ulama salaf memerhatikan sikap adil di antara anak-anak dalam hal ciuman. Jika ia mencium anaknya yang masih kecil sementara kakaknya ada di situ, ia pun menciumnya juga. Jadi, ia tidak membeda-bedakan di antara mereka dalam hal ciuman. Demikian juga dalam hal berbicara, Jangan sampai Anda berbicara dengan seorang anak dengan nada yang kasar, sedangkan kepada anak yang lain dengan nada yang lembut. Sikap adil harus juga 8

dijunjung kepada orang-orang yang berhubungan dengan kita. Jangan Anda berpihak kepada seseorang hanya karena ia adalah kerabat, orang kaya, orang fakir, atau seorang teman. Jangan berpihak kepada seseorang, semua orang sama kedudukannya. Sesungguhnya para ulama rahimahumullah mengatakan, Harus bersikap adil kepada dua orang yang sedang berseteru, jika mereka berhukum kepada seorang hakim, dalam hal tutur kata, perhatian, pembicaraan, tempat duduk, dan cara masuknya. Jangan engkau memandang kepada salah satunya dengan pandangan marah, namun kepada yang lain dengan pandangan senang. Jangan engkau berbicara dengan nada lembut kepada salah seorang di antara mereka, namun kepada yang lain sebaliknya. Jangan sampai Anda bertanya kepada salah seorang di antara mereka, Apa kabarmu? Apa kabar keluargamu? Bagaimana kabar anak-anakmu?, namun orang kedua engkau biarkan tanpa pertanyaan. Bersikaplah adil di antara keduanya. Sampai serinci ini. Demikian juga dalam hal tempat duduk. Jangan Anda mempersilakan salah seorang darinya duduk dekat di sebelah kananmu sementara yang lain berada jauh darimu. Namun, posisikan mereka berdua di hadapanmu dalam garis yang sama. Bahkan, jika ada seorang muslim bertengkar dengan orang kafir di hadapan seorang hakim, ia harus bersikap adil 9

di antara keduanya dalam pembicaraan, cara memandang, dan posisi duduk. Jangan sampai ia mengatakan kepada si muslim, Kemarilah! sementara si kafir diposisikan jauh. Namun, ia harus memberikan tempat yang sama. Kesimpulannya, sikap adil harus dijunjung dalam segala hal. (Syarah Riyadhus Shalihin, al-utsaimin) Bersikap Adil kepada Istri Asy-Syaikh Abdul Muhsin al-abbad menerangkan makna hadits di atas, Dengan bersikap adil kepada para istri dalam hal giliran bermalam, nafkah, dan pergaulan. Adapun perasaan yang ada di dalam hati, hal ini di luar kemampuan manusia dan dikembalikan kepada Allah Subhanahu wata ala. Meski demikian, seorang suami tidak boleh bersikap lebih cenderung kepada istri yang paling ia sayangi dan cintai. Ia harus bersikap adil dalam hal giliran bermalam, nafkah, dan segala sesuatu yang ia mampu. Adapun perasaan di hati, tidak ada yang mampu menentukannya selain Allah Subhanahu wata ala. Akan tetapi, tidak sepantasnya seorang suami lebih condong kepada salah seorang istrinya. Yang seharusnya ia lakukan adalah memenuhi hak masing-masing tanpa menyakiti istri yang lain. Membagi di antara istri dilakukan sebatas kemampuan yang ia miliki. Jika ada kecenderungan kepada salah seorang istri, 10

hendaknya ia tetap bertakwa kepada Allah Subhanahu wata ala agar sikap tersebut tidak mendorongnya untuk menghilangkan atau mengurangi hak istri lainnya, atau hanya memberikan sedikit saja dari hak mereka padahal ia mampu. Kewajiban suami adalah bersikap adil dan seimbang di antara para istri. Asy Syaikh Abdu l Muhsin melanjutkan, Abu Dawud membawakan hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu di atas untuk menunjukkan bahwa balasan yang diperoleh seorang hamba sesuai dengan jenis amalan yang ia perbuat. Pada hari kiamat kelak, ia datang dengan sebelah tubuh yang miring karena saat di dunia ia lebih condong kepada salah seorang istri. Hal ini berlaku pada hal-hal yang sebenarnya ia mampu untuk bersikap adil, namun ia justru bersikap tidak sepantasnya. Orang semacam ini akan datang pada hari kiamat kelak dengan sebelah tubuh yang miring. (Syarah Abu Dawud, al-abbad) Oleh sebab itu, seorang muslim yang memiliki lebih dari seorang istri harus benar-benar berjuang untuk bersikap adil. Alangkah beratnya hukuman dari Allah Subhanahu wata ala yang harus dijalani pada hari kiamat nanti apabila sikap adil tersebut tidak diupayakan dengan maksimal. Dalam hal-hal yang dapat 11

diberlakukan sikap adil, seorang suami harus mampu memberikannya. Apabila kepada salah seorang istri ia dapat bersikap romantis dengan kata-kata dan wajah berseri, kepada istri yang lain pun harus bersikap demikian. Memberikan waktu senggang untuk berbincang-bincang harus dapat terwujud kepada semua istri. Hadiah tidak hanya diberikan kepada salah seorang istri, namun kepada seluruh istri. Demikian pula halnya perhatian kepada anakanaknya, haruslah sama antara anak dari istri yang satu dengan istri lainnya. Perhatikanlah teladan dari Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam! Betapa pun dirasa berat, beliau tetap berjuang untuk bersikap adil. Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, tetap memerhatikan waktu menggilir meskipun beliau sedang sakit. Padahal keadaan beliau benar-benar payah. Al Imam al Bukhari rahimahullah meriwayatkan dari Aisyah Rhadiyallahu anhum bahwa pada saat sakit yang berujung wafatnya, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam selalu menanyakan, Di manakah aku besok? Di manakah aku besok? ا غ دا ن ا غ دا ن ن ن 12

Beliau berharap di rumah Aisyah radhiyallahu anha. Istri-istri beliau yang lain pun mengizinkan Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam berada di rumah Aisyah radhiyallahu anha sampai meninggalnya. Aisyah radhiyallahu anha berkata kepada Urwah bin az-zubair rahimahullah, Dahulu, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam tidak melebihkan salah seorang di antara kami (para istri) dalam jadwal giliran bermalam. Dahulu, kebiasaan Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, jarang sekali hari berlalu kecuali beliau pasti berkeliling di antara kami semua. Beliau mendekati tiap istri tanpa berhubungan sampai pada istri yang memiliki giliran lalu menginap (bermalam) di sana. Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, Kami tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat di antara ulama tentang wajibnya menggilir dan kesamaan waktu untuk menggilir di antara para istri. Adapun dalam hal besar kecilnya rasa cinta dan ketertarikan untuk berhubungan badan, hal ini di luar kemampuan hamba. sebagaimana tercelanya orang yang memakai dua potong pakaian kedustaan(al-minhaj, 14/336) Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam memberikan permisalan seperti dalam hadits di atas agar para perempuan menjauhi perbuatan tersebut, karena akibat yang ditimbulkannya tidaklah remeh. Perbuatan itu bisa merusak hubungan suami dengan 13

si madu yang dipanas-panasi dan bisa membuat kebencian di antara keduanya, sehingga perbuatan tersebut seperti sihir yang bisa memisahkan antara suami dan istrinya. (Fathul Bari 9/394 395) Wallahu ta ala a lam bish-shawab. 14