BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. trampil cenderung pindah ke kota untuk mencari pengalaman. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari dunia usaha, banyak industri-industri

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya persaingan yang ketat khususnya dalam sektor ekonomi. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 560/382/TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Hubungan antara upah, motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada PT. Pilar Kekar Plasindo Surakarta tahun

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 238 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH SEKTORAL PROVINSI PAPUA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga barang kebutuhan sehari-hari dan tidak menutup kemunginan harga bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang signifikan. Kemajuan yang ditandai dengan canggihnya

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. produk yang dijual, maka laba yang ditargetkan akan dapat tercapai. menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan keadaan usaha yang semakin berkembang menuju era

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Tahun 2000). Sekitar satu dasa warsa lalu, jumlah. laju pertumbuhan penduduk selama 10 tahun terakhir,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGUPAHAN BURUH KONSTRUKSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, itu adalah demi mencapai sebuah cita-cita yaitu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang dialami oleh Bangsa Indonesia beberapa tahun silam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan perekonomian sangat pesat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang signifikan. Kemajuan itu ditandai dengan canggihnya tegnologi yang

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 561.4/78/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang era globalisasi yang penuh tantangan bagi negara-negara

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang dilahirkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri menyebabkan semakin banyaknya perusahaan yang didirikan baik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Ridwan Purnama, 2008 ). (Sri Dewi Anggadini, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada bulan akhir tahun dan bulan awal tahun umumnya kondisi di

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi

BAB I PENDAHULUAN. terpenting yang mampu digunakan menjalankan setiap proses di dalamnya yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Edisi Revisi, ctk. Duabelas, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 234.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995, capital market

Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016

BAB I PENDAHULUAN. terjadi antar pelaku usaha dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG UPAH MINIMUM PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2018

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/51/2007 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. terasa dampaknya, baik ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi dan lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian belum stabil seiring dengan semakin kompleksnya

3988/XII/Tahun 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. PT Jasmanindo Sapta Perkasa adalah salah satu perusahaan jasa nasional

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbuat lebih banyak dalam teknologi dan membuka diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Organisasi adalah kumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas yang dilaksanakan

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin ketat. Hal ini terjadi karena dalam era ini negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi perekonomian pada umumnya menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang menjalar ke seluruh dunia dewasa ini telah mendorong perubahan pada semua aspek kehidupan manusia. Hal ini ditandai dengan semakin tingginya teknologi yang mengakibatkan adanya perubahan dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan. Dalam bidang ekonomi, akibat kemajuan dalam teknologi telah mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk tetap exist dalam menghasilkan barang dan jasa yang unggul dan bermutu dengan biaya yang dikonsumsi cukup (efisien). Produk yang bermutu hanya dapat dihasilkan dengan menggunakan sumber daya yang optimal, efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat menguasai pasar dalam dan luar negeri. Oleh karena itu perusahaan harus dapat menata manajemen yang kuat terutama biaya produksi yang merupakan komponen terbesar dalam penentuan harga jual. Manajemen memerlukan peta biaya yang menggambarkan berbagai kegiatan yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa serta informasi sumber daya yang dikonsumsi untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Peta biaya diperlukan oleh manajemen untuk membuat kebijakan strategis terutama dari perencanaan sampai dengan pengendalian sehingga dapat bersaing dengan peusahaan yang sejenis. Persaingan hanya dapat ditempuh melalui usaha perusahaan untuk mengembangkan inovasi produk bagi konsumen, memperbaiki produktivitas, mengurangi biaya serta melakukan kalkulasi biaya yang tepat. Hal ini tidaklah mudah karena membutuhkan perhatian yang serius, yaitu tersedianya sumber daya manusia yang handal. Usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja akan sangat bergantung pada sumber daya manusia yang dimiliki karena kemampuan perusahaan untuk mencapai kinerja yang baik akan terjadi apabila sumber daya manusianya berkualitas dan mempunyai tingkat produktivitas yang memadai. 1

Bab I Pendahuluan 2 Salah satu sumber daya yang digunakan untuk menggerakkan produksi adalah manusia (tenaga kerja). Perusahaan perlu mengukur besarnya pengaruh biaya tenaga kerja terhadap hasil operasi perusahaan, pengukuran ini sangat penting karena berkaitan erat dengan produktivitas tenaga kerja, karena dengan mengetahui tingkat produktivitas maka perusahaan dapat mengetahui besar atau jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Bagi perusahaan manufaktur, masalah upah menjadi perhatian yang serius, karena untuk menghindari gejolak sosial (demonstrasi) yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu pemerintah terutama Departemen Transmigrasi dan Tenaga Kerja dan Dewan Perwakilan Rakyat terus menerus melakukan revisi undang-undang dan peraturan pemerintah lainnya yang dapat menjamin terakomodasinya tuntutan karyawan. Peraturan pemerintah itu dituangkan didalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang Upah Minimum Regional/Propinsi (UMR) yang selanjutnya disertai Keputusan Gubernur dan Bupati tentang Upah Minimum Regional (UMR) di masing-masing propinsi. Perubahan biaya tenaga kerja akibat peraturan pemerintah tersebut mempunyai dampak terhadap tingkat produktivitas kerja. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan upah, yaitu sistem upah harian, sistem upah satuan dan sistem upah borongan. Sistem upah harian, perhitungannya berdasarkan kehadiran karyawan, sistem upah satuan perhitungannya berdasarkan jumlah satuan keluaran yang dihasilkan, sedangkan sistem upah borongan ditentukan berdasarkan jumlah total yang dihasilkan. Biaya tenaga kerja merupakan salah satu biaya konversi, disamping biaya overhead pabrik yang merupakan biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Maka dalam menerapkan sistem perhitungannya haruslah tepat karena akan berpengaruh terhadap produksi. Dengan kata lain, pihak perusahaan menginginkan adanya peningkatan produktivitas kerja karyawan dengan adanya perubahan Upah Minimum Regional/Propinsi (UMR). Sehubungan dengan masalah yang diuraikan tadi, penulis berpendapat bahwa topik ini perlu dikaji untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan produktivitas kerja apabila variabel yang digunakan adalah perubahan Upah

Bab I Pendahuluan 3 Minimum Regional/Propinsi. Untuk itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tersebut dengan mengambil judul skripsi: Analisis Perbandingan Tingkat Produktivitas Kerja Sebelum dan Sesudah Perubahan Upah Minimum Regional (UMR), dengan mengambil lokasi penelitian di PT. PINTEX (Plumbon International Textile) Cirebon. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarakan latar belakang diatas penulis mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1) Bagaimana tingkat produktivitas kerja sebelum perubahan Upah Minimum Regional (UMR); 2) Bagaimana tingkat produktivitas kerja sesudah perubahan Upah Minimum Regional (UMR); 3) Apakah terdapat peningkatan yang signifikan terhadap produktivitas kerja sebelum dan sesudah perubahan Upah Minimum Regional (UMR). 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh informasi atau data yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi sebagai persayaratan untuk menempuh Sidang Ujian Sarjana di Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi di Universitas Widyatama. 1.3.2 Tujuan penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui tingkat produktivitas kerja dari biaya upah harian sesudah perubahan Upah Minimun Regional (UMR); 2) Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan yang signifikan dalam tingkat produktivitas kerja sebelum dan sesudah perubahan Upah Minimu Regional (UMR).

Bab I Pendahuluan 4 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan memperoleh informasi yang akurat yang dapat digunakan oleh: 1) Penulis Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan pemahaman dibidang akuntansi biaya khususnya mengenai Upah Minimum Regional (UMR) dan pengukuran tingkat produktivitas kerja. 2) Perusahaan Penelitian ini dapat digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, diharapkan bermanfaat dalam meningkatkan segala usaha agar tercapai produktivitas kerja yang maksimal. 3) Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menajdi bahan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. 1.5 Kerangka Pemikiran Upah merupakan kewajiban pemberi kerja kepada pekerja sebagai penukar atas jasa atau pekerjaan yang dilakukannya. Banyak istilah yang dipakai sebagai penukar atas jasa yang diberikan tersebut antara lain disebut kompensasi, imbalan jasa, renumerasi, upah atau gaji. Kebijakan mengenai pengupahan ditentukan oleh perusahaan itu sendiri, dengan mengacu pada Keputusan Pemerintah untuk dapat meningkatkan produktivitas. Selain kebijakan pengupahan mempunyai tujuan yaitu dapat menarik pekerja yang cakap, memotivasi pekerja agar dapat berpretasi dengan baik dengan tingkat produktivitas yang memadai. Upah termasuk kedalam biaya tenaga kerja langsung yang merupakan salah satu biaya konversi untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi, dimana biaya langsung itu sendiri adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satusatunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.

Bab I Pendahuluan 5 Triton P. B (2005,61) dalam bukunya Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, menjelaskan: Produktivitas adalah perbandingan antara hasil-hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan atau perbandingan jumlah produksi (output) dengan sumber daya yang digunakan (input). Pada umunya rasio ini berupa bilangan rata-rata yang mengungkapkan hasil antara angka output total dari beberapa kategori barang atau jasa (seperti biaya tenaga kerja dan bahan baku) Jadi produktivitas dapat didefinisikan sebagai suatu cara pengukuran kinerja produksi, dengan menggunakan tenaga manusia sebagai tolak ukur dan pengertian produktivits berkaitan pula dengan pengukuran suatu kinerja terhadap suatu yang dianggap standar, baik itu berkaitan dengan mesin, operasi, individu (tenaga kerja) ataupun organisasi. Didalam memproduksi suatu produk, digunakan masukan seperti bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead. Informasi mengenai biaya yang dikonsumsi sangat penting untuk menghitung dampak ekonomi usaha yang dilaksanakan. disebabkan: Tenaga kerja lazim dijadikan faktor pengukur produktivitas. Hal ini 1) Besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; 2) Masukan pada sumber daya manusia lebih mudah dihitung ketimbang masukan pada faktor-faktor lain seperti modal. Menghitung berapa jumlah karyawan (lepas dari masalah perbedaan keterampilan dan intesitas kerja) dan jumlah jam kerja mereka, jauh lebih mudah ketimbang mencari informasi mengenai faktor-faktor produksi lainnya. Disamping itu, kemajuan teknologi yang mempermudah cara pembuatan barang berasal dan berkembang dari faktor tenaga kerja. Sebelum melakukan penghitungan upah, perusahaan harus mengikuti peraturan yang ada, yaitu Peraturan Pemerintah tentang Upah Minimum Regional (UMR). Besarnya Upah Minimum Regional adalah upah bulanan terendah yang

Bab I Pendahuluan 6 terdiri dari upah pokok yang termasuk tunjangan tetap. Besarnya upah minimum tersebut umumnya untuk 7 jam kerja sehari atau 40 jam kerja seminggu. Fungsi dari upah minimum adalah: 1) Sebagai jaring pengaman; 2) Untuk mengangkat taraf hidup dan martabat golongan penerima upah terendah; 3) Untuk pemerataan pendapatan dalam upaya mewujudkan keadilan sosial. Didalam penerapan upah minimum dapat bersifat regional, sektoral regional atau subregional. Yang dimaksud dengan regional adalah wilayah yang dapat meliputi satu propinsi atau suatu wilayah yang oleh karena kekhususannya diatur sendiri, sektor regional adalah perusahaan pada sektor tertentu dan subsektoral regional adalah perusahaan pada subsektor tertentu dalam daerah tertentu. Ada berbagai macam cara sistem perhitungan upah pekerja dalam suatu perusahaan. Antara lain sistem upah satuan yaitu jumlah upah yang akan diterima karyawan ditentukan berdasarkan jumlah satuan produksi yang dihasilkan dikalikan dengan tarif persatuannya. Upah harian yaitu, dengan mengalikan tarif upah dengan waktu atau jam kerja karyawan. Dengan demikian untuk menentukan upah seorang pekerja perlu dikumpulkan data jumlah atau jam kerjanya selama periode waktu tertentu. Menurut UU Ketenagakerjaan tahun 2003 No.13 Pasal 77 ayat 2 huruf a dan b menerangkan waktu kerja meliputi: a. Waktu kerja siang hari 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu, atau 8 (delapan) jam 1(satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. b. Waktu kerja malam hari 6 (enam) jam 1 (satu) hari dan 35 (tiga puluh lima) jam 1(satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1(satu) minggu, atau 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan

Bab I Pendahuluan 7 35 (tiga puluh lima) jam 1(satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. Perubahan sistem perhitungan upah pekerja berpengaruh langsung terhadap biaya tenaga kerja yang merupakan komponen dari masukan, sehingga perubahan tersebut akan berdampak pada biaya yang harus dikeluarkan atau dikonsumsi untuk menghasilkan produk atau jasa. Oleh karena itu diperlukan data atau informasi, apakah biaya yang ditimbulkan dengan perubahan Upah Minimum Regional (UMR) akan mengakibatkan adanya peningkatan produktivitas dan pengeluaran biaya tenaga kerja dapat dipenuhi. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, penulis merumuskan kerangka sebagai berikut: Pemerintah 1.Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No: KEP-2261 NEN/2000 2.Keputusan Gubernur dan Keputusan Bupati Perusahaan Biaya Tenaga Kerja Upah Minimum Regional/Propinsi (UMR) Tingkat Produktivitas Kerja sebelum perubahan Upah Minimum Regional/Propinsi (Ho:µ 1 =µ 2 ) Tingkat Produktivitas Kerja sesudah perubahan Upah Minimum Regional/Propinsi (Ha:µ 1 µ 2 ) Output Input Output Input Tingkat Produktivitas Kerja Sebelum Perubahan UMR Tingkat Produktivitas Kerja Sesudah Perubahan UMR Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Bab I Pendahuluan 8 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus pada PT. PINTEX di Cirebon dan untuk pengumpulan data digunakan cara-cara sebagai berikut: 1) Data Primer, diperoleh melalui riset laporan (field research) yang terdiri dari: (a) Pengamatan (observation), penulis mengamati atau meninjau secara langsung kegiatan-kegiatan dilapangan yang berhubungan dengan topik pembahasan skripsi ini; (b) Wawancara (interview), penulis mengadakan wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berkepentingan sesuai dengan data dan informasi yang penulis perlukan; (c) Pengumpulan data lainnya berupa pengumpulan dokumen-dokumen dan catatan-catatan akuntansi perusahaan yang diperlukan. 2) Data sekunder, diperoleh melalui riset kepustakaan yaitu dengan cara membaca buku-buku (literatur), majalah-majalah dan sumber-sumber data lainnya yang berhubungan dengan topik pembahasan skripsi. Data yang diperoleh tersebut diolah dan dianalisis sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai objek yang akan diteliti dan dari hasil tersebut akan ditarik kesimpulan. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam rangka mendapatkan data-data yang digunakan untuk menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. PINTEX (Plumbon International Textile) yang berlokasi di Jalan Raya Cirebon-Bandung KM 12 Plumbon-Cirebon. Penelitian ini dilakukan paa bulan Juni 2007 sampai dengan pembuatan skripsi ini selesai.